Anda di halaman 1dari 7

PROSEDUR COOLING THERAPY

Persiapan Alat dan Pasien


a. Syarat pasien 1) bukti asidosis metabolik atau campuran
dengan cooling (pH <7.0) pada pemeriksaan darah tali
therapy, memenuhi pusat;
1 dari 4 kriteria:
2) nilai Apgar 0 - 3 pada menit ke-5;
3) manifestasi neurologis, seperti kejang,
hipotonia atau koma (ensefalopati
neonatus); dan
4) disfungsi multiorgan, seperti gangguan
kardiovaskular, gastrointestinal,
hematologi, respirasi, atau renal
b. Indikasi Terapi 1) Usia Gestasi ≥35 minggu
Hipotermia
2) Dimulai sebelum bayi berusia 6 jam
3) EHI derajat sedang atau berat
a) Tanda dan gejala sesuai EHI
derajat sedang atau berat, dan /
atau
b) Tanda ensefalopati pada
amplitudo EEG (aEEG)
4) Bukti asfiksia peripartum (minimal 1)
yaitu:
a) Nilai APGAR ≤5 pada menit ke-
10, atau
b) Bayi masih membutuhkan
ventilasi mekanik (balon/T-piece
resuscitator dengan sungkup atau
intubasi endotrakeal) atau
resusitasi pada menit ke-10
c) pH darah tali pusat <7,0 atau pH
arteri <7,0 atau defisit basa ≥16
dalam 60 menit pertama setelah
lahir
c. Kontraindikasi 1) Jika Hipotermia terapeutik tidak dapat
Terapi Hipotermia dimulai pada usia <6 jam
2) Berat lahir <1800-2000 gram
(tergantung kemajuan dan kesiapan
masing-masing pusat kesehatan)
3) Kebutuhan FiO2 >80%
4) Kelainan kongenital mayor
5) Koagulopati berat secara klinis
6) Ancaman kematian tampaknya tidak
dapat dihindari
7) Atresia ani (dapat dipertimbangkan

1
pemasangan probe suhu di esofagus)
d. Alat (blanketrol) 1) Pastikan air mesin terisi cukup (7,5liter Pada pusat
aqua bides dapat digunakan selama 1 pelayanan
bulan). kesehatan dengan
Bila sudah 1 bulan dari pemakaian fasilitas terbatas
terakhir maka keluarkan air dari mesin alat blanketrol
melalui selang “drain hose” dibawah digantikan dengan
ini: sarung tangan
yang diisi air
dingin atau gel
pack

Isi Kembali air melalui bagian ini:

2) Sambungkan dengan aliran listrik, tekan


tombol “ON”:

3) Bila kontrol air menyala, isi air sesuai


batas air/ketentuan:

4) Matras

2
Terdapat 2 matras 1 yang besar untuk
alas dan yang kecil untuk selimut bayi.
Sambungkan selang matras ke mesin.
Selang ujung besar, tarik ujung selang
lalu masukan ke mesin dengan selang
ujung kecil.

e. Probe suhu rektal 5) Probe Pengukuran suhu


ukuran 9Fr Terdapat 2 probe: skin dan rectal. aksila tidak
(termistor rektal) Kemudian sambungkan ke mesin. Probe dianjurkan karena
skin akan terbaca dimonitor, sedangkan berkaitan dengan
probe rectal di mesin blanketrol. variasi suhu yang
Probe rectal ujungnya lurus. besar serta tidak
Probe rectal harus terbebas dari feses mewakili suhu
kering. inti.

Probe skin Pada pusat


pelayanan
kesehatan dengan
fasilitas terbatas,
probe suhu rektal
dapat diganti
dengan
termometer yang
mampu mengukur
suhu hingga 32°C

Probe rectal

3
Probe rectal yang dimasukkan ke anus

6) Nyalakan tombol untuk mengetahui


suhu rectal sebelum dilakukan cooling
therapy

e. Monitor
Kardiorespirasi
f. Radiant warmer

4
Terapi Hipotermia ada 3 fase dengan menggunakan matras penghangat (Blanketrol)
1. Fase Induksi/Inisiasi
Merupakan fase awal terapi hipotermia
Pada fase ini suhu normal tubuh bayi diturunkan hingga mencapai 32-34°C dengan
kecepatan 3°C/jam, sehingga diharapkan target suhu akan tercapai dalam waktu kurang
lebih 60-90 menit.
a. Matikan radiant warmer dan pajankan bayi ke suhu ruangan (passive cooling)
Passive cooling dapat dilakukan sejak di ruang persalinan. Setelah itu bayi dapat
dipindahkan ke unit perawatan intensif dan diletakkan di bawah radiant warmer bed
yang dimatikan
b. Bayi dalam keadaan telanjang, tanpa popok, topi ataupun selimut
c. Perawatan bayi dalam ventilator, jaga suhu humidifier di suhu normal 36,5-37,5°C
d. Lakukan pemantauan tekanan darah kontinu dengan memasang arterial line (umbilikal
lebih disukai ) untuk 72 jam cooling dan 12 jam rewarming. Akses ini juga dapat
digunakan untuk analisis gas darah (AGD) karena lebih baik daripada AGD kapiler
(yang mungkin terpengaruh oleh penurunan perfusi perifer akibat cooling)
e. Lakukan pemeriksaan laboratorium:
AGD
Laktat
Darah perifer lengkap (DPL)
PT, APTT
Glukosa
SGOT, SGPT
Ureum, kreatinin
Elektrolit (Na, K, Cl, Ca ion)

1) Pemeriksaan ini diulang selama 3 hari pertama (hari 0, hari 1, hari 2)


2) Pada hari ke 3 pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah DPL, AGD, glukosa,
elektrolit, ureum, kreatinin, PT, APTT
3) Lakukan USG kepala hari 0, hari 1, hari 2, dan hari 3
2. Fase Maintenance
Target suhu dipertahankan selama 72 jam, dengan toleransi suhu berkisar antara 0,1-0,5°C.
Masukkan probe rektal ke anus sedalam minimal 5 cm (fiksasi menggunakan plester,
sekitar 10 cm ke paha atas bagian dalam), kedalaman ini penting untuk pengukuran suhu
inti secara akurat.
Probe tidak perlu dikeluarkan untuk dibersihkan berkala. Hubungkan probe rektal ke mesin
pengukur suhu. Jika suhu rektal lebih dari 35,5°C, nyalakan blanketrol dengan target suhu
33-34°C (active cooling)
Jika bayi tampak tidak nyaman, pertimbangkan morfin dan / atau midazolam (bila
menggunakan ventilator) atau parasetamol (dapat diberikan per rektal, walaupun terpasang
probe rektal)

5
a. Setting suhu Tekan tombol
blanketrol 1. Suhu blanketrol, setting di suhu 34
2. Tombol ke-2 memastikan interval suhu
rectal dan suhu air tidak melebihi 10°C
3. Tombol ke-3 mesin akan mengontrol
suhu. Setiap 30 menit

1
2
3

Cooling therapy dilakukan selama 72 jam


dengan suhu rectal mencapai suhu setting
blanketrol. Selama cooling therapy harus
dipantau suhu blanketrol, suhu rectal, suhu
air dan suhu kulit.
b. Observasi 1) Bradikardia sinus, laju nadi <80
kali/menit, pastikan dengan EKG tidak
ada AV block
2) Pemanjangan interval QT
3) Aritmia yang memerlukan intervensi
medis atau penghentian cooling
4) Hipotensi (MAP <40), yang
memerlukan inotropic
5) Anemia (Hb <10 g/dL, Ht <30%)
6) Leukopenia (<5000/uL)
7) Trombositopenia (<150.000/uL)
8) Koagulopati
9) Hipoglikemia
10) Hipokalemia
11) Peningkatan laktat (>2 mmol/L
12) Penurunan fungsi ginjal, monitoring
diuresis
13) Sepsis
14) Kejang
15) Retriksi cairan 40-60cc/kgbb

6
4. Fase Rewarming
Yaitu tubuh bayi dihangatkan kembali hingga mencapai suhu normal (36,5-37,5°C), dengan
peningkatan suhu tubuh tidak boleh terlalu cepat yaitu 0,5°C tiap 1-2 jam agar tidak terjadi
efek samping.
Rewarming dimulai setelah cooling dilakukan selama 72 jam. Rewarming harus dilakukan
dengan perlahan. Rewarming yang terlalu cepat dapat mengakibatkan penurunan tajam
tekanan darah atau gangguan elektrolit. Jika kondisi bayi tampak tidak baik, penurunan
suhu dapat diperlambat.
a. Setting suhu Dimulai dengan suhu 34,5°C naikkan set
blanketrol suhu 0,5°C setiap 2 jam sampai tercapai
suhu kulit 36,5°C dan suhu rektal 37°C
b. Observasi 1) Hipotensi
2) Gangguan elektrolit
3) Hipoglikemia (karena peningkatan
metabolisme)
4) Kejang
5) Peningkatan konsumsi oksigen dan
produksi CO2

Bila terdapat keadan diatas, suhu rewarming


dikembalikan ke suhu sebelumnya dan suhu
rewarming naik 0,2°C – 0,3°C setiap 4 – 8
jam.
Rewarming memerlukan waktu 6-12 jam.
Setelah suhu rewarming mencapai target,
lakukan observasi selama 12 jam dengan
menggunakan pemantauan suhu rektal.

Anda mungkin juga menyukai