Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TUGAS DISKUSI

PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Dosen Pembimbing : Tuty Yuniarti, SST, M.Kes

OLEH :
FARIYA AZZURI RAHMAN
200603037
Kelas B

PROGRAM STUD S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2020
Tugas:

1. Saat ini remaja rentan terhadap perilaku menyimpang berupa kenakalan remaja.
Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh lingkungan pergaulan yang buruk, pengaruh
internet, dan pola asuh orang tua yang keliru. Bagaimana pendapat anda peran orang
tua untuk mencegah gejala sosial tersebut, Jelaskan ?

Jawaban:
Peran orang tua untuk mencegah gejala sosial tersebut adalah dengan
menerapkan pola asuh yang benar. Dimana penerapan pola asuh tersebut dapat
menghasilkan karakter anak yang tidak baik dan menjauhkan dari perilaku
menyimpang. Menurut saya, dalam mengasuh anak sebaiknya orang tua menerapkan
pola asuh Demokratis (Authoritative Parenting)
Menurut Hasan (2013) Pola asuh Demokratis (Authoritative Parenting) yaitu
orang tua yang menerapkan perlakuan untuk membentuk kepribadian anak dengan
cara memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional atau pemikiran.
Menurut Tridhonanto (2014) bahwa pola asuh ini ditandai dengan :
a. Diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal
b. Diakui secara pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan
keputusan
c. Menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak. Saat orang tua,
menggunakan hukuman fisik, dan diberikan jika terbukti anak secara sadar
menolak melakukan apa yang telah disetujui bersama, sehingga lebih bersikap
edukatif
d. Memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka
e. Bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap berlebihan yang
melampaui kemampuan anak
f. Memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu
tindakan
g. Pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis ini akan membentuk anak
dengan sikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri,
sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai arah/
tujuan hidup yang jelas, berprestasi. Orang tua juga dapat menerapkan pemberian
reward dan punishment kepada anak sesuai dengan perbuatannya.

2. Sejak kecil Ade suka bermain boneka dan menata rambut kedua kakak
perempuannya. Saat remaja ia mulai merasa krisis jati diri, Ade mulai suka
berpenampilan seperti perempuan. Perilaku Ade tersebut dianggap masyarakat
sebagai penyimpangan sosial. Jelaskan seperti apa menurut anda dampak perilaku
pada Ade dan jelaskan bagaimana pola asuh yang baik menurut anda untuk Ade (anak
laki-laki) ?

Jawaban:
Dampak perilaku pada Ade adalah krisis jati diri saat remaja yang disebabkan
oleh kebiasaan sejak kecil yang suka bermain boneka dan menata rambut dengan
kedua kakak perempuannya. Sebaiknya, sejak kecil Ade tidak dibiasakan bermain
terlalu sering dengan kedua kakak perempuannya, lebih baik dibiarkan untuk bermain
dengan anak laki-laki lainnya di sekitar lingkungan rumah. Orang tua seharusnya
memberikan perbedaan bentuk pola asuh antara anak laki-laki dan perempuan sejak
kecil, seperti :
a. Memisahkan kamar tidur anak laki-laki dan perempuan
b. Tidak membiarkan anaknya telanjang saat keluar kamar
c. Memberikan sex education sejak dini
d. Membiarkan anak laki-laki bermain di luar rumah dengan teman laki-laki
sebayanya dengan tetap memberikan aturan-aturan saat keluar rumah seperti tidak
bermain terlalu jauh atau bermain di rumah teman
e. Membelikan mainan sesuai gender
f. Memberikan edukasi kepada kakak perempuannya untuk tidak mengajak adik
laki-lakinya saat sedang bermain permainan untuk perempuan
g. Membelikan permainan yang bisa dimainkan perempuan dan laki-laki seperti
balok kayu, ular tangga, dll

3. Sebagai orang tua yang memiliki lebih dari dua orang anak, dimana yang satu
memiliki keunggulan yang lebih. Bagaimana tindakan anda dalam menyikapi hal
tersebut sebagai orang tua dan pola asuh seperti apa yang akan anda berikan?
Jawaban:
Pola asuh yang diberikan adalah :
a. Orang tua tidak membeda-bedakan anaknya dan tetap memberikan kasih sayang
yang sama kepada kedua anaknya
b. Tetap memberikan reward yang sama kepada kedua anaknya
c. Tidak memberikan punishment hanya kepada salah satu anaknya
d. Memberikan kebebasan kepada kedua anaknya untuk memilih sesuai dengan
kemampuan masing-masing
e. Mengajarkan untuk tidak saling mengejek atau menjatuhkan satu sama lain ketika
salah satu anak tersebut tidak menerima atau melakukan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai