Anda di halaman 1dari 83

PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

ANAMNESIS

• Tujuan : menelaah riwayat sakit secara


teliti
• Dua cara :
– Autoanamnesis (langsung pd penderita 
kooperatif)
– Alloanamnesis (pengantar penderita/bukan
penderita  non kooperatif)
Informasi yang dikumpulkan :
1. Umum : Identitas (nama, umur, jenis kelamin,
alamat, jenis pekerjaan)
2. Khusus :
a. keluhan utama : penglihatan kabur,
penglihatan kembar, rasa tidak enak, sakit,
rasa berpasir, ada kotoran, pusing-pusing dll.
b. gambaran klinik lain  berhubungan dgn
kel.utama : onset, progresifitas, lamanya,
kekambuhan, adanya air mata, tahi mata,
gangguan gerakan bola mata, riw.trauma, riw.
KM, peny. Sistemik (DM, HT), dll.
PEMERIKSAAN VISUS

Visus (Visual Acuity): kemampuan mata untuk


melihat obyek secara detil.
Klasifikasi : berdasarkan jarak baca :
1. Visus jauh : jarak min. 20 feet (5 meter)
2. Visus jarak sedang/intermediate
3. Visus dekat : jarak baca (1/3 meter)
Pemeriksaan Visus jauh
Sinonim : visus sentral
Alat :
1. Reading chart (obyek baca)
a. Snellen chart (huruf, nomor)
b. E chart (bentuk huruf E)
c. Allen chart (gambar benda2 yg mudah dikenali)
2. Jarak min 5 meter
3.Iluminasi ruangan cukup
Penggantian obyek baca : berturut-tururt :
1. Counting Finger (CF) ; hitung jari-jari
nilai baca : 60
2. Hand movement/hand motion (HM) ;
gerakan/ lambaian tangan, nilai baca 300
3. Light perception (LP) ; sinar lampu senter,
nilai baca  ( bila tak terbaca nilai 0)
Hasil pemeriksaan visus jauh :
- bentuk angka pecahan (5/40, 1/60, 1/300, dll)
- bentuk desimal ( 1,0 ; 0,5 ; 0,1)
PEMERIKSAAN REFRAKSI
• Untuk mengetahui kelainan refraksi : Myopia,
Hipermetropia, astigmat
• Alat : Snellen Chart & Trial Lenses
• Terapi : kacamata, lensa kontak, LASIK
PEMERIKSAAN FISIS MATA
1. Inspeksi  segmen anterior BM
2. Illuminasi oblik  segmen anterior BM
3. Palpasi  finger tension
 nyeri tekan (uveitis)
 massa tumor
 adenopati (klj. Preaurikuler)
4. Tekanan Intra Okuler
5. Lapangan Pandang
6. Funduskopi/Oftalmoskopi
7. Visus
8. Refraksi
1. Inspeksi
• Tidak perlu alat
• Pemeriksa melihat langsung ke mata penderita
(ruangan cukup iluminasi)
• Struktur yg dievaluasi :
– Palpebra : supersilia, silia, kulit, fisura, plica, kantus,
konjungtiva (palp.dieversi dulu)  bandingkan mata
kanan – kiri
– Segmen anterior BM :
1.konj. Bulbi : injeksio konj., Inj.perikorneal,
hiperemis, kemosis, hemorragik, laserasi, benda
asing, dll.
• Sklera : warna, penipisan, penonjolan, intak
(trauma), dll
• Kornea : diameter, kurvatur, jernih, intak (trauma),
dll.
• Bilik mata depan (BMD) : isi, dalamnya.
• Iris : warna, kripte
• Pupil : bentuk, letak, warna, pinggir, jumlah
• Lensa : kejernihan, posisi lensa (trauma)

Pd Inpeksi juga bisa dievaluasi POSISI &


GERAKAN BM (mekanisme muskuler)
2. Pemeriksaan Iluminasi Oblik
• Alat : sinar lampu senter
• Tehnik : sorotkan lampu senter dari arah
oblik 450 dari bidang wajah, nasal atau
temporal mata. Hsl > baik pd ruang agak
gelap.
• Struktur yg terlihat : lbh detil dr inspeksi
(bisa ditambah dengan loupe + 1.00D
sampai +5.00D)
Iluminasi Oblik
Struktur yg dpt dievaluasi antara lain :
1. Palpebra : sama dgn inspeksi
2. Segmen anterior BM : lebih jelas drpd
inspeksi ;
a. Kornea : sikatriks nebula, benda asing kecil,
blood stain
b. Iris : kripte, sinekia
c. BMD : isi (hifema, hipopion)
d. Pupil : refleks cahaya lgs & tdk lags,
regularitas pinggir pupil
e. Lensa : iris shadow & pseudo iris shadow
Senter : bisa untuk pemeriksaan :
• Tes Hirschberg (strabismus)
• Tes Light perception (visus = 1/)
• Tes Light projection (fungsi retina)

3. Pemeriksaan Palpasi
Alat : tanpa alat kec. jari-jari tangan
Tujuan : untuk menilai :
1. Massa tumor
2. Pembesaran kelenjar (preaurikuler)
3. Nyeri tekan (iridosiklitis/uveitis)
4. Finger tension (TIO palpasi)
Massa Tumor : menilai konsistensi, nyeri
tekan, adanya pulsasi.

Pembesaran kelenjar (preaurikuler)  raba


dengan ujung jari 1 cm di depan tragus :
- metastase tumor ganas
- infeksi mata kausa virus
TIO Palpasi : tehnik :
1. Pasien melihat kebawah (mata terbuka, tdk
tunduk)
2. Dua jari telunjuk di palpebra superior 1 cm
dari silia (jari-jari yg lain rapat disekitar mata
 cegah mencederai mata bila pemeriksa /
pasien tiba-tiba terdorong)
3. Satu jari telunjuk memfiksasi, jari yang lain
indentasi  nyeri ?
• Hasil : 5 kemungkinan :
Tn ………..TIO normal
Tn – 1 ……TIO rendah
Tn – 2 . …..TIO sangat rendah
Tn + 1…….TIO tinggi
Tn + 2…….TIO sangat tinggi
4. Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler
TIO diketahui dgn 2 cara : langsung (direct) &
tidak langsung (Indirect)

Cara langsung :
• Memasukkan canula ke BMD yg dihubungkan
dgn manometer ( pemeriksaan TD via
a.jugularis)
• Hanya utk penelitian atau binatang percobaan
Cara tidak langsung :dengan 2 metode
1. Tanpa alat (finger tension)
2. Dengan alat Tonometer : kontak dan
non kontak.
a. Tonometer tipe kontak (menyentuh
kornea pasien)
b. Tonometer tipe non kontak (tidak
menyentuh kornea memberikan
pendataran kornea melalui perantara)
Tonometri Schiotz
Aplanasi Goldmann
Hasil Pemeriksaan

Ditulis dalam bentuk 2 angka


• Angka pecahan (tanpa satuan) : sebagai
pembilang adalah skala dan beban sebagai
penyebut.
• Angka desimal : dapat diperoleh pada tabel
yang ada pada tonometer dengan cara
menarik garis hayal horisontal.
Pemeriksaan GBM
5. PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG
Tujuan yaitu menentukan batas luar persepsi
penglihatan oleh retina perifer.

Batas luar lapangan pandang normal :


Batas nasal/medial = 60 0
Batas Temporal = 90 0
Batas Atas = 70 0
Batas Bawah = 50 0
Adanya defek lapangan pandang berkaitan
erat dengan :
a. Diagnosis penyakit
b. Letak lesi pada visual pathway dari retina
sampai dengan korteks visual di lobus ocipital

Teknik Pemeriksaan yang sering dilakukan :


1. Konfrontasi
2. Amsler grid (kisi-kisi Amsler)
3. Perimetri
4. Tangent Screen (Kampimeter)
Uji konfrontasi
• Alat : tidak perlu alat
• Membandingkan lapang pandang pemeriksa dengan
pasien.(asumsi pemeriksa : normal)
• Duduk berhadapan jarak 1 meter, mata kanan pasien
diperiksa (mata kiri ditutup) melihat ke mata kiri
pemeriksa (mata kiri pemeriksa ditutup) dengan
suatu benda kecil (pensil, jari pemeriksa) diletakkan
diantara pemeriksa.
• Benda digerakkan ke temporal sampai tidak terlihat
oleh penderita (batas lap.pdg)
• Dilakukan hal yang sama untuk arah nasal,
superior, inferior.
• Hasil : sama, lebih luas atau lebih sempit
daripada pemeriksa.
Pemeriksaan dengan Amsler Grid
Perimetri
6. FUNDUSKOPI
STRUKTUR YANG DINILAI

1. Vitreus
2. Optik Disk
3. Makula
4. Pembuluh darah
5. Retina Perifer
REFLEKS FUNDUS
DISKUS OPTIK

CUP/DISC ratio : 0,1 - 0,3


• Diameter : 1,5mm
• Kuning
• Arah nasal
EVALUASI PEMBULUH DARAH

• A/V ratio : 2/3


• Bentuk
• Diameter
• Warna
MAKULA
• Area khusus retina
• Diameter 5,5 mm
• Lokasi : diantara diskus
optik dan arkade
vaskular temporal
• Warna : gelap, kaya
akan pigmen
Letters indicate:
• 4 zona : foveola,fovea, borders of: a= umbo; b =foveola; c =fovea; d =
parafovea; e = perifovea. !Courtesy of Hermann o
parafovea, perifovea Schubert, MD.)
Oftalmoskop Direk
Indirect Ophtalmoscope
Indirect Ophthalmoscopy
• Kelebihan
– Portable
– Binokuler
– Stereopsis
– Lapang pandang luas
• Kekurangan:
– Membutuhkan
keterampilan yang
lebih.
– Pembesaran rendah
(3x  lensa 20)
– Membutuhkan pupil
dilatasi
– Inverted dan horizontal
transposed
Fundus Biomicroscopy
• Field of View &
Magnification:
• Tergantung dari lensa yg
digunakan
• Gambar Inverted dan
horizontal transposed
• Stereopsis
• Dilated pupil
• Butuh keterampilan
PEMBAHASAN
• Ofthalmoscope Direct
• Ofthalmoscope Indirect
• Indirect Slit-Lamp Biomicroscope
• Fluorescein Angiography (FA)
• Optical Coherence Tomography (OCT)
• Ultrasonography
SEJARAH
• 1850  Hermann Ludwig
von Helmholtz
• Helmholtz menyebut
instrumen tersebut
Augenspiegel (eye mirror)
untuk melihat fundus
• Maklumat publik pertama
kali pada pertemuan
Society for Scientific
Medicine of Königsberg
tahun 1851
• Kelebihan
– Portable
– Mudah digunakan
– Bayangan tegak
– Pembesaran  15x
– Dapat digunakan dengan atau
tanpa dilatasi
• Kekurangan
– Lapang Pandangan sempit
– tidak stereopsis
– Bila ada kekeruhan media refrakta
dapat menurunkan kualitas
bayangannya (misal, katarak,
corneal scar)
Fundus Biomicroscopy
• Field of View &
Magnification:
• Tergantung dari lensa yg
digunakan
• Gambar Inverted dan
horizontal transposed
• Stereopsis
• Dilated pupil
• Butuh keterampilan
Retinal drawing
FUNDUS FLUORESCEIN ANGIOGRAPHY

Memberikan 3 informasi utama :

a. Aliran pada pembuluh darah seiring


pengaliran dan sirkulasi zat warna yang
melalui retina dan koroid.
b. Merekam detail dari pigmen epitelium dan
sirkulasi retina yang tidak selalu visibel.
c. Memberikan gambaran yang jelas tentang
pembuluh darah retina dan menilai
integritasnya.
PRINSIP DASAR
SODIUM FLUOROSCEIN  Stabil & larut dalam air
 Metabolisme : hati
 Ekskresi : ginjal
Prosedur & Tehnik Pengambilan Gambar
• Memeriksa mata yang prioritas untuk
di foto
• Persiapan pasien
• Mengambil fotograf fundus berwarna
• Menyuntikan dengan cepat fluoresein
secara intravena ( 5 ml dari 10%) di
vena antecubital
• perjalanannya :
1. 8-12 detik setelah penyuntikan
mengisi pembuluh darah melalui
a.oftalmika
2. 10-15 detik mencapai pembuluh
darah di retina dan koroid
3. Setelah 1 menit, kadar fluoresens
mulai berkurang
Efek Samping dan Komplikasi
• Urine dan kulit berubah warna
• Nausea
• Vomiting
• Reaksi vasovagal: bronchospasm, edema laring,
syncope

Kontraindikasi: severe renal impairment,


pregnancy (1st trimester), previous FA anaphylaxis
INDOCYANINE GREEN ANGIOGRAPHY
(ICG)
PRINSIP DASAR
Menilai sirkulasi koroid

molekul ICG besarProtein serum bound


→ koriokapiler berfenestra

Menggunakan angiografi dgn filter infrared


TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
• Sediaan ICG dicampur dengan Aquades sehingga
memberikan kandungan 40 mg dalam 2 cc larutan
• Pasien duduk didepan alat fundus dengan satu lengan
diluruskan

• Diambil gambar fotografi

• ICG diinjeksikan 25-40 mg secara intravena

• Kemudian dilakukan seri fotografi cepat segera


setelahnya kemudian setelah 3 menit, 10,30 menit
EFEK SAMPING

-Urin & tinja berwarna,


-mual,&muntah,
-Gatal, erupsi kulit
-pingsan,
-Demam,
-nyeri punggung
-nekrosis kulit → daerah
injeksi

Kontraindikasi : kehamilan, alergi iodine


• Optical coherence tomography (OCT) merupakan
alat diagnostik dengan teknik pencitraan. Lapisan
anatomi retina dapat dibedakan dan ketebalan
retina dapat diukur.

• OCT pertama kali pada tahun 1991 oleh dr. David


Huang dan Prof. Fujimoto
• Time Domain OCT (Stratus Domain) : Gambaran 2
dimensi
• Fourier Domain OCT (spectral Domain) :
Gambaran 3 dimensi
Non invasive, imaging noncontact

Pengukuran aksial (longitudinal ) pada posisi


transversa yang berbeda

OCT
Gambar bentuk cross-sectional

Gambar dengan 2 dimensi , 3 dimensi: gray-


scale dan false color scale

Menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi


PRINSIP KERJA OCT

• merah dan putih : serabut saraf, RPE dan choriocapiler


• Biru dan hijau : fotoreseptor
• Hitam : jaringan koroid
GAMBARAN OCT RETINA NORMAL
Ultrasonography

• USG memberikan informasi yang sangat


penting mengenai keadaan lensa, korpus
vitreus, retina, koroid dan sklera yang tidak
dapat dievaluasi dengan menggunakan
slitlamp maupun funduskopi sehingga
diagnosis yang tepat dapat ditegakkan dan
membantu dalam menentukan terapi maupun
tindakan selanjutnya.
• Jenis : USG A-scan dan B-scan
A-Scan B-Scan
Indikasi USG B Scan
Media okuler keruh
Media okuler jernih
• Segmen  Segmen Anterior
Anterior  Lesi di iris
– Kekeruhan kornea  Lesi di korpus siliaris
– Hifema
 Segmen Posterior
– Katarak
 Evaluasi tumor dan massa
– Miosis
 Deteksi dan diferensiasi
• Segmen ablasio retina (regmatogen
Posterior / eksudat)
– Perdarahan vitreus  Deteksi dan diferensiasi
– Evaluasi retina benda asing intra okuler
koroid
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Pasien dalam posisi baring terlentang
2. Sebaiknya memulai pemeriksaan dengan
menggunakan gain maksimal (80 dB)
3. Beri anastesi bila probe ingin diletakkan di
sklera.
4. Probe USG diletakkan berlawan dari bagian
mata yang akan diperiksa.
Interpretasi
• Corpus Vitreus echolucent
• retina biasanya bergabung
dengan echo dari khoroid
dan sklera
• Dapat terlihat retinal
detachment, retinal tear,
retinoschisis dan keadaan
patologi retina lainnya
• Koroid
• Sklera  mendeteksi
penebalan pada sklera
• N.optik
Penutup
• Pemeriksaan segmen posterior dapat
membantu dalam mendiagnosa dan
menentukan terapi
• Masing-masing pemeriksaan memiliki
kelebihan dan kekuragan
• Alat-alat untuk menilai segmen posterior
masih dan terus berkembang mengikuti
kemajuan teknologi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai