Anda di halaman 1dari 40

dr. Neneng.H,Sp.

M
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
FK Universitas Tadulako Palu
2017
Pemeriksaan Oftalmologi
1. Pemeriksaan mata RUTIN :
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis mata
 Penilaian fungsi penglihatan

2. Pemeriksaan Mata KHUSUS :


ANAMNESIS
Tujuan : menelaah riwayat sakit secara teliti
 Dua cara :
Autoanamnesis (langsung pd penderita 
kooperatif)
Alloanamnesis (pengantar penderita/bukan
penderita  non kooperatif)
Informasi yang dikumpulkan :
1. Umum : Identitas (nama, umur, jenis kelamin, alamat,
jenis pekerjaan)
2. Khusus :
a. keluhan utama : penglihatan kabur, penglihatan
kembar, rasa tidak enak, sakit, rasa berpasir, ada
kotoran, pusing-pusing dll.
b. gambaran klinik lain  berhubungan dgn kel.utama :
onset, progresifitas, lamanya, kekambuhan, adanya air
mata, tahi mata, gangguan gerakan bola mata,
riw.trauma, riw. KM, peny. Sistemik (DM, HT), dll.
PEMERIKSAAN FISIS MATA
1. Inspeksi  segmen anterior BM
2. Illuminasi oblik  segmen anterior BM
3. Palpasi  finger tension
 nyeri tekan (uveitis)
 massa tumor
 adenopati (klj. Preaurikuler)
4. Tekanan Intra Okuler
5. Lapangan Pandang
6. Funduskopi/Oftalmoskopi
7. Visus
8. Refraksi
1. Inspeksi
Tidak perlu alat
Pemeriksa melihat langsung ke mata penderita (ruangan
cukup iluminasi)
Struktur yg dievaluasi :
Palpebra : supersilia, silia, kulit, fisura, plica, kantus,
konjungtiva (palp.dieversi dulu)  bandingkan mata kanan –
kiri
Segmen anterior BM :
1.konj. Bulbi : injeksio konj., Inj.perikorneal,
hiperemis, kemosis, hemorragik, laserasi, benda
asing, dll.
Sklera : warna, penipisan, penonjolan, intak (trauma), dll
Kornea : diameter, kurvatur, jernih, intak (trauma), dll.
Bilik mata depan (BMD) : isi, dalamnya.
Iris : warna, kripte
Pupil : bentuk, letak, warna, pinggir, jumlah
Lensa : kejernihan, posisi lensa (trauma)

Pd Inpeksi juga bisa dievaluasi POSISI & GERAKAN BM


(mekanisme muskuler)
2. Pemeriksaan Iluminasi Oblik
Alat : sinar lampu senter
Tehnik : sorotkan lampu senter dari arah oblik 45 0 dari
bidang wajah, nasal atau temporal mata. Hsl > baik
pd ruang agak gelap.
Struktur yg terlihat : lbh detil dr inspeksi
(bisa ditambah dengan loupe + 1.00D sampai
+5.00D)
Iluminasi Oblik
Struktur yg dpt dievaluasi antara lain :
1. Palpebra : sama dgn inspeksi
2. Segmen anterior BM : lebih jelas drpd
inspeksi ;
a. Kornea : sikatriks nebula, benda asing kecil, blood
stain
b. Iris : kripte, sinekia
c. BMD : isi (hifema, hipopion)
d. Pupil : refleks cahaya lgs & tdk lags, regularitas
pinggir pupil
e. Lensa : iris shadow & pseudo iris shadow
Senter : bisa untuk pemeriksaan :
Tes Hirschberg (strabismus)
Tes Light perception (visus = 1/)
Tes Light projection (fungsi retina)

3. Pemeriksaan Palpasi
Alat : tanpa alat kec. jari-jari tangan
Tujuan : untuk menilai :
1. Massa tumor
2. Pembesaran kelenjar (preaurikuler)
3. Nyeri tekan (iridosiklitis/uveitis)
4. Finger tension (TIO palpasi)
Massa Tumor : menilai konsistensi, nyeri tekan,
adanya pulsasi.

Pembesaran kelenjar (preaurikuler)  raba dengan


ujung jari 1 cm di depan tragus :
- metastase tumor ganas
- infeksi mata kausa virus
TIO Palpasi : tehnik :
1. Pasien melihat kebawah (mata terbuka, tdk tunduk)
2. Dua jari telunjuk di palpebra superior 1 cm dari silia (jari-
jari yg lain rapat disekitar mata
 cegah mencederai mata bila pemeriksa / pasien tiba-
tiba terdorong)
3. Satu jari telunjuk memfiksasi, jari yang lain indentasi 
nyeri ?
Hasil : 5 kemungkinan :
Tn ………..TIO normal
Tn – 1 ……TIO rendah
Tn – 2 . …..TIO sangat rendah
Tn + 1…….TIO tinggi
Tn + 2…….TIO sangat tinggi
4. Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler
TIO diketahui dgn 2 cara : langsung (direct) & tidak
langsung (Indirect)

Cara langsung :
Memasukkan canula ke BMD yg dihubungkan dgn
manometer ( pemeriksaan TD via a.jugularis)
Hanya utk penelitian atau binatang percobaan
Cara tidak langsung :dengan 2 metode
1. Tanpa alat (finger tension)
2. Dengan alat Tonometer : kontak dan non
kontak.
a. Tonometer tipe kontak (menyentuh kornea
pasien)
b. Tonometer tipe non kontak (tidak menyentuh
kornea memberikan pendataran kornea melalui
perantara)
Tonometri
Alat : Tonometer Schiotz
Teknik
1. Pasien baring dalam posisi supinasi
2. Teteskan anstesi topikal ke kornea (R/ Pantocain
0,5%, 2%)
3. Sambil menunggu keadaan anestesi kornea, lakukan
desinfeksi memakai kapas alkohol 70% yang diperas
terhadap bagian tonometer yang akan bersentuhan
kornea pasien.
4. Setelah anestesi kornea tercapai, perintahkan pasien
melihat lurus keatas sehingga kornea posisinya rata.
Pakai satu tangan membuka palpebra. Hindari
adanya tekanan ke bola mata.
5. Satu tangan lainnya memegang Handle tonometer
denga jari tengah dan ibu jari, kemudian letakkan
tonometer vertikal menyentuh kornea, seluruh
cekungan kaki silinder tonometer rapat
kepermukaan cembung kornea.
6. Gerakkan Handle kebawah hingga berada antara
kaki dan puncak silinder dan baca banyaknya skala
identasi yang ditunjuk oleh pointer penunjuk
tonometer.

7. Handle boleh-boleh saja sampai menyentuh kaki


silinder, tapi begitu dia menyentuh kaki jangan
ditekan lagi dengan tangan kebawah karena bisa
timbul rasa sakit.
Hasil Pemeriksaan
Ditulis dalam bentuk 2 angka
 Angka pecahan (tanpa satuan) : sebagai pembilang
adalah skala dan beban sebagai penyebut.
 Angka desimal : dapat diperoleh pada tabel yang
ada pada tonometer dengan cara menarik garis
hayal horisontal.
5. PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG
Tujuan yaitu menentukan batas luar persepsi
penglihatan oleh retina perifer.

Batas luar lapangan pandang normal :


Batas nasal/medial = 60 0
Batas Temporal = 90 0
Batas Atas = 70 0
Batas Bawah = 50 0
Adanya defek lapangan pandang berkaitan
erat dengan :
a. Diagnosis penyakit
b. Letak lesi pada visual pathway dari retina
sampai dengan korteks visual di lobus
ocipital

Teknik Pemeriksaan yang sering dilakukan :


1. Konfrontasi
2. Amsler grid (kisi-kisi Amsler)
3. Perimetri
4. Tangent Screen (Kampimeter)
Uji konfrontasi
Alat : tidak perlu alat
Membandingkan lapang pandang pemeriksa
dengan pasien.(asumsi pemeriksa : normal)
Duduk berhadapan jarak 1 meter, mata kanan
pasien diperiksa (mata kiri ditutup) melihat ke
mata kiri pemeriksa (mata kiri pemeriksa
ditutup) dengan suatu benda kecil (pensil, jari
pemeriksa) diletakkan diantara pemeriksa.
Benda digerakkan ke temporal sampai tidak
terlihat oleh penderita (batas lap.pdg)
Dilakukan hal yang sama untuk arah nasal,
superior, inferior.
 Hasil : sama, lebih luas atau lebih sempit daripada
pemeriksa.
Pemeriksaan dengan Amsler Grid
Perimetri
6. FUNDUSKOPI
7. PEMERIKSAAN VISUS
Visus (Visual Acuity): kemampuan mata untuk melihat
obyek secara detil.
Klasifikasi : berdasarkan jarak baca :
1. Visus jauh : jarak min. 20 feet (5 meter)
2. Visus jarak sedang/intermediate
3. Visus dekat : jarak baca (1/3 meter)
Pemeriksaan Visus jauh
Sinonim : visus sentral
Alat :
1. Reading chart (obyek baca)
a. Snellen chart (huruf, nomor)
b. E chart (bentuk huruf E)
c. Allen chart (gambar benda2 yg mudah dikenali)
2. Jarak min 5 meter
3.Iluminasi ruangan cukup
Tehnik pemeriksaan :
1. Pasien disuruh membaca obyek yg diletakkan
setinggi mata, mata ditutup/ diperiksa satu
persatu, disuruh melihat mulai dari obyek yang
terbesar.
2. Dicatat baris obyek terkecil yg mampu dilihat
3. Bila obyek terbesar tidak terlihat, jarak diperkecil.
4. Bila tak terbaca pada jarak terdekatpun  obyek
diganti.
Penggantian obyek baca : berturut-tururt :
1. Counting Finger (CF) ; hitung jari-jari
nilai baca : 60
2. Hand movement/hand motion (HM) ;
gerakan/ lambaian tangan, nilai baca 300
3. Light perception (LP) ; sinar lampu senter,
nilai baca  ( bila tak terbaca nilai 0)
Hasil pemeriksaan visus jauh :
- bentuk angka pecahan (5/40, 1/60, 1/300, dll)
- bentuk desimal ( 1,0 ; 0,5 ; 0,1)

Contoh : VOD : 1/60 artinya visus mata kanan hanya


mampu melihat obyek sejauh 1 meter dimana orang
normal melihat dalam 60 meter.
8. PEMERIKSAAN REFRAKSI
Untuk mengetahui kelainan refraksi : Myopia,
Hipermetropia, astigmat
Alat : Snellen Chart & Trial Lenses
Terapi : kacamata, lensa kontak, LASIK
Pemeriksaan Khusus
1. SLITLAMP BIOMIKROSKOP
2. EKSOFTALMOMETER HERTEL
3. USG MATA

Anda mungkin juga menyukai