Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II FISIOLOGIS

PADA NY. K USIA 22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 23+5 MINGGU


DI PMB SANIS MELIANAWATI
A. Pengkajian
Tanggal : 26 September 2020
Jam : 15.10 WIB
Tempat : PMB Sanis Melianawati.
B. Identitas Pasien:
Nama : Ny. K Nama : Tn. O
Umur : 22 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Bancar 1/2 Alamat :Bancar 1/2
C. Data Subyektif
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengalami sulit BAB sejak 4 hari yang lalu.
Uraian Keluhan Utama.
Ibu mengatakan Ibu mengalami sembelit sejak 4 hari yang lalu, BAB
menjadi tidak teratur sejak 4 hari lalu,
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti jantung, hipertensi, anemia, DM, asma serta penyakit
menular seperti TBC, HIV, dan hepatitis.
b. Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, anemia,
DM, asma dan penyakit menular seperti TBC, HIV, hepatitis serta tidak
ada riwayat kembar baik dari ibu, suami, maupun keluarga.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun Siklus: + 28 hari,
Warna darah : merah tua Lama: 7 hari
Nyeri haid : Tidak
Leukorea : kadang-kadang, tidak berbau, tidak gatal, dan tidak
berwarna
3
Banyaknya : Hari ke 1-3 ganti pembalut 3 x sehari, penuh.
4
1
Hari ke 4-5 ganti pembalut 2x sehari, penuh.
2
Hari ke 6-7 ganti pembalut 2 x sehari, bercak cokelat
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Hamil ke-1, usia kehamilan 23+5 minggu
2) HPHT : 13 April 2020
HPL : 20 Oktober 2020
3) Gerakan janin
 Quickening : usia kehamilan ±20 minggu
 Gerak janin dalam 12 jam : 11x/12 jam.
4) Tanda bahaya : tidak ada
5) Kekhawatiran khusus : tidak ada
6) Imunisasi TT : TT 2, saat usia kehamilan ±20
minggu..
7) ANC : 6 kali.
Ibu mengatakan belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan
sebelumnya.
Tabel 4.1 Riwayat ANC
Tanggal Tempat Keluhan Pemberian Nasehat yg diberikan
Suplement
25 Mei PMB Sanis Telat B6, Asam KIE ketidaknyamanan
2020 Melianawat menstruasi, folat TM I dan cara
i mual. mengatasi
12 Juni Puskesmas Tidak ada B6, Asam Hasil pemeriksaan
2020 keluhan folat laboratorium:
a. Hb:11,5 gr%
b. HbsAg: NR.
c. HIV: NR
d. Sifilis: NR.
e. Urin
protein:negative
f. Urin glukosa:
negative.
KIE makan porsi
sedikit tapi sering.
8 Juli PMB Sanis Tidak ada Fe, Asam KIE cara minum Fe.
2020 Melianawat keluhan folat Kebutuhan nutrisi ibu
i hamil
25 Puskesmas Tidak ada Fe, Licokalk Imunisasi TT 2
Agustus keluhan
2020

c. Riwayat Kehamilan, persalinan dan Nifas yang Lalu.


Ibu mengatakan belum pernah hamil, bersalin, dan nifas sebelumnya.
Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Keadaa
n anak
Kehamilan Persalinan Nifas
sekaran
Tahu
g
n
Asi
Frek. Keluhan/ Penolon JK/B Penyuli IM Penyuli
UK Jenis Eksklusi
ANC penyulit g B t D t
f
- - - - - - - - - - - -

5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun sebelumnya.
Setelah melahirkan, ibu masih bingung dalam memilih kontrasepsi.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil
1) Makan

a) Frekuensi makan pokok : 3x perhari

b) Komposisi :

 Nasi : 3 x @ 1 piring (sedang)

 Lauk : 3x @ 1 potong (sedang),


jenisnya ikan, ayam, telur, tahu, tempe, bervariasi

 Sayuran : 2 x @ ½ mangkuk sayur ;


jenis sayuran bayam, kangkung, sawi, pakchoy, bervariasi.

 Buah : 5x/seminggu; jenis pisang,


melon, pepaya, kurma, bervariasi.

 Camilan : 2x sehari; jenis biskuit,


keripik

c) Pantangan : tidak ada.


2) Minum

a) Jumlah total ±8 gelas perhari; jenis air putih, teh

b) Susu 0 gelas perhari; jenis -

Selama hamil pada trimester II:


1) Makan
Ibu mengatakan porsi makan ibu berubah menjadi bertambah dengan
frekuensi menjadi ±4x/hari.
2) Minum
Ibu mengatakan kurang lebih minum ±9 gelas air putih, 1 gelas teh
pada pagi hari, dan kadang-kadang minum 1 gelas susu pada malam
hari. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam mengkonsumsi
minuman tersebut.
b. Pola Eliminasi
Sebelum hamil

1) Buang air kecil :

 Frekuensi perhari ±4-5x ; warna kuning jernih

 Keluhan/masalah : tidak ada.


2) Buang air besar :

 Frekuensi perhari : 1x/hari ; warna kuning kecoklatan,


konsistensi lembek

 Keluhan/masalah : tidak ada.

Selama hamil Trimester II:


BAK menjadi lebih sering akhir-akhir ini sebanyak ±6x sehari dan
BAB 1x/ 3-4 hari dengan konsistensi keras, warna coklat kehitaman.

c. Personal hygiene

Sebelum Hamil:

 Mandi 2x sehari

 Keramas 3x seminggu

 Gosok gigi 2x sehari

 Ganti pakaian 2x sehari; celana dalam 3x sehari

 Kebiasaan memakai alas kaki : Ibu memiliki kebiasaan


menggunakan sandal bila keluar rumah.

 Ibu selalu mengeringkan genitalia setiap sehabis cebok dari arah


depan ke belakang.

Selama hamil Trimester III:

Ibu mengatakan belum ada perubahan selama hamil.

d. Hubungan seksual

Sebelum hamil:

 Frekuensi 3-4x seminggu

 Contact bleeding : sewaktu awal-awal berhubungan setelah


menikah.
 Keluhan lain : tidak ada.
Selama hamil Trimester II:
Ibu mengatakan frekuensi aktivitas seksual menjadi ±1x/2 minggu.

e. Istirahat/tidur

Sebelum hamil
 Tidur malam ±6-7 jam

 Tidur siang 0 jam

 Keluhan/masalah : tidak ada.

Perubahan selama hamil Trimester II:

Ibu mengatakan selama hamil menjadi memiliki kebiasaan tidur siang


dengan lama ±1 jam/hari.
f. Pola Aktivitas
1) Sebelum hamil

 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) :

Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibu


mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci,
dan mengepel setiap hari sendiri.

 Olah raga : jenisnya lari pagi

Frekuensi ±1 x seminggu
2) Selama hamil
Ibu mengatakan masih melakukan pekerjaan rumah tangga, namun
selama hamil ini ibu dibantu oleh ibunya dan suami. Semenjak hamil
ibu menjadi jarang berolahraga.

g. Pola Hidup Sehat

Kebiasaan yang merugikan kesehatan :

1) Merokok : pasien tidak pernah merokok.

2) Minuman beralkohol : pasien tidak pernah konsumsi alkohol.

3) Obat-obatan : pasien tidak konsumsi obat selain dari


dokter/bidan.

4) Jamu : pasien tidak konsumsi jamu.


7. Data Psikososial dan Spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah 21 tahun.
2) Pernikahan ini yang ke 1, sah lamanya ±1 tahun.
3) Hubungan dengan suami : baik.
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;

Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :


Keluarga merespon baik dan mendukung terhadap kehamilan ini
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu mengatakan bila mengalami masalah, ibu akan bercerita kepada
orang terdekat.
d. Ibu tinggal serumah dengan suami.
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga adalah suami,
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.

f. Orang terdekat ibu: suami, ibu dari Ny. K


Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC adalah suami.
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat yang dilakukan berkaitan dengan
kehamilan.
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Ibu ingin bersalin di fasilitas kesehatan dengan penolong bidan.
i. Penghasilan perbulan Rp 4.000.000,00 dan mencukupi kebutuhan
sehari-hari dan persiapan persalinan.
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini.

Ibu tidak memiliki kebiasaan puasa selama kehamilan ini.

2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :


 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : .....................................................
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu:
Ketidaknyamanan TM I dan cara mengatasi, Kebutuhan nutrisi ibu
hamil, KIE makan porsi sedikit tapi sering , Cara minum Fe.

Hal-hal yang ingin diketahui ibu:


Cara mengurangi sembelit pada ibu hamil.
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran : composmentis

3) Tensi : 120/80 mmHg

4) Nadi : 80x/menit

5) Suhu : 36,5°C

6) RR : 20x/menit

7) BB Sebelum/ Sekarang : 52 / 57 kg

8) TB : 158 cm

9) LILA : 24,4 cm

10) IMT : 20,8 kg/m2


b. Status Present
Kepala : simetris, tidak ada luka, rambut tidak mudah rontok, tidak ada
benjolan.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : simetris, normal, tidak ada polip, bersih.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, fungsi normal.
Mulut : bibir lembab, bersih, tidak ada gusi berdarah, dan tidak ada
karies gigi.
Leher : tidak ada bendungan vena di leher, tidak ada pembesaran
kelenjar gondok, ataupun pembesaran kelenjar limfe.
Ketiak : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi napas
vaskuler.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi.
Lipat paha: tidak ada nyeri tekan.
Vulva : tidak ada oedema.
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, reflek
baik, kapiler refill normal.
Bawah : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak ada
varises, reflek baik, kapiler refill normal, reflek patella
Kanan +2/ Kiri +2.
Punggung: tidak ada lordosis, kifosis, maupun skoliosis.
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi dan Palpasi
Muka : tidak ada chloasma gravidarum
Mamae : tidak ada masa abnormal, ukuran payudara kanan dan kiri
simetris, puting payudara menonjol, ada hiperpigmentasi
areola, kolostrum ASI belum keluar.
Abdomen : tidak ada striae gravidarum, ada linea nigra.
Vulva : tidak ada infeksi, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
cairan abnormal.
2) Palpasi Leopold
Leopold I : teraba ballotement. TFU setinggi pusat.
Leopold II : belum dapat dilakukan.

Leopold III : belum dapat dilakukan.


Leopold IV : belum dapat dilakukan.
TFU: 21 cm TBJ: belum dapat dilakukan
3) Auskultasi
DJJ: +130x/menit, teratur, jumlah 1, punctum maksimum disebelah
kanan bawah pusat.

2. Pemeriksaan Penunjang
Pada kunjungan ANC kali ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang karena
tidak ada indikasi.

E. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan.
Ny. K umur 22 tahun G1P0A0 hamil 23+5 minggu janin tunggal, hidup
intrauterine dalam kehamilan trimestser II fisiologis.
2. Masalah.
Konstipasi.
3. Diagnosa Potensial.
Tidak Ada.
4. Tindakan Segera.
Tidak ada.

F. Penatalaksanaan
Tanggal : 26 September 2020 Jam: 15. 15 WIB
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu
dalam keadaan sehat dan janin dalam kondisi terpantau sehat.
Hasil: ibu merasa bahagia dengan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang dialaminya adalah
ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan TM II.
Hasil: Ibu mengatakan kekhawatiran sedikit berkurang karena mengetahui
keadaan yang dialami merupakan hal yang normal.
3. Memberitahu ibu penyebab susah BAB yang dialaminya adalah fisiologis
karena peningkatan hormone progesterone, penekanan rectum, kurang
serat, mengonsumsi tablet Fe dan kurang olahraga.
Hasil: Ibu mengerti penjelasan penyebab sembelit yang dialami.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi makanan tinggi serat.
Seperti pisang, jambu, papaya dan sayur-sayuran serta memperbanyak
mengonsumsi air putih.
Hasil: Ibu bersedia untuk mengonsumsi makanan yang disarankan.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe setiap hari.
Hasil: Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk tetap mengonsumsi tablet
tambah darah.
6. Memberikan suplemen berupa FE 60 mg X (1x1), LC 500mg X (1x1) dan
Vit C 50 mg X (1x1), menjelaskan cara mengkonsumsinya.
Hasil: ibu bersedia mengonsumsi suplemen yang telah diberikan.
PMB Sanis Melianawati, NO.RM
Amd.Keb Nama Pasien: Ny.S
Nama Bidan : Bidan Sanis/Nismasari
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal dan Jam CATATAN Nama
PERKEMBANGAN (SOAP) dan
Paraf
5 Oktober 2020 S= Pasien mengatakan keluhan konstipasi
09.00 sudah berkurang. Pasien sudah bisa BAB lebih
rutin ±1-2x/hari dengan konsistensi yang tidak
lembek .

O= TD: 120/80 mmHg.


S : 36,5°C
N : 81x/menit.
RR: 20x/menit

A= Ny. K umur 22 tahun G1P0A0 hamil 25


minggu janin tunggal, hidup intrauterine,
letak memanjang, punggung kanan, preskep
dalam kehamilan trimester II fisiologis.

P=
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
bahwa keadaan Nn.K baik.
Hasil: Nn. K terlihat bahagia setelah
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan konseling tanda bahaya
kehamilan seperti muntah terus menerus
dan tidak mau makan, demam tinggi,
tekanan darah tinggi, kaki, tangan, dan
wajah bengkak, gerakan janin berkurang
dibandingkan sebelumnya, perdarahan
pada hamil muda dan tua, air ketuban
keluar sebelum waktunya.
Menganjurkan ibu untuk segera
mengunjungi tenaga/fasilitas kesehatan
bila mengalami ≥1 tanda bahaya yang
telah disebutkan.
Hasil: pasien memahami penjelasan
yang diberikan dan mampu
menyebutkan 3 tanda bahaya bagi ibu
hamil. Ibu bersedia mengikuti saran
apabila mengalami tanda bahaya yang
telah disebutkan.
3. Menganjurkan ibu untuk mencukupi
kebutuhan istirahat.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap
memenuhi kebutuhan nutrisi
Hasil: pasien bersedia mengikuti
anjuran.
5. Menganjurkan ibu untuk datang 1 bulan
lagi atau jika ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia mengikuti anjuran.
6. Mendokumentasikan tindakan.
Hasil: tindakan telah tercatat.
11 Oktober 2020/ S= Pasien mengatakan tidak ada keluhan
08.30 WIB
O= TD: 120/80 mmHg.
S : 36,5°C
N : 80x/menit.
RR: 20x/menit

A= Ny. K umur 22 tahun G1P0A0 hamil 25+6


minggu janin tunggal, hidup intrauterine,
letak memanjang, punggung kanan, preskep
dalam kehamilan trimestser II fisiologis.
.
P=
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
bahwa keadaan Ny.K baik.
Hasil: Ny. K terlihat bahagia setelah
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan konseling mengenai P4K
dan menganjurkan ibu untuk
menempelkan stiker P4K di pintu atau
jendela depan rumah.
Hasil: Ibu akan mendiskusikan kembali
bersama suami mengenai hal-hal yang
tercantum pada stiker P4K dan ibu
bersedia untuk menempelkan stiker
sesuai anjuran.
3. Memberikan konseling mengenai cara
menghitung gerakan janin.
Hasil: pasien memahami penjelasan
yang diberikan dan mengatakan akan
rutin menghitung gerakan janin.
4. Menganjurkan ibu untuk mencukupi
kebutuhan istirahat.
Hasil: pasien bersedia mengikuti
anjuran.
5. Menganjurkan ibu untuk datang 1 bulan
lagi atau jika ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia mengikuti anjuran.
6. Mendokumentasikan tindakan.
Hasil: tindakan telah tercatat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan ibu
hamil trimester II pada Ny. K usia 22 tahun G 1P0A0 usia kehamilan 23+5 minggu
dengan konstipasi secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian data
sampai dengan evaluasi sebagai langkah terakhir. Dalam pembahasan ini akan
dijelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta
kesenjangan antara teori dan praktek langsung di lapangan juga alternatif dari
permasalahan yang ada.
I. Asuhan Kebidanan Kunjungan Awal
A. Pengkajian
Pengkajian data merupakan tahap awal untuk menentukan langkah
berikutnya, dari penilaian keadaan umum ibu secara menyeluruh baik yang
bersifat subjektif yang berasal dari keterangan pasien dan keluarga, serta yang
bersifat objektif yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan kebidanan dan
pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga dapat menentukan diagnosa pada
langkah selanjutnya. Selama melakukan pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan karena adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara penulis
dan pasien.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 26 September 2020
ibu mengeluh sejak 4 hari yang lalu susah BAB. Keluhan yang dialami oleh Ny.
K merupakan salah satu ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester II
akibat progesteron yang menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan konstipasi. Selain itu juga karena perubahan pola makan.
Peningkatan kadar progesteron menyebabkan peristaltik usus lambat, penurunan
mobilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus, penyerapan air dari calon
meningkat tekanan pada usus yang membesar karena uterus yang ukurannya
semakin besar terutama pada akhir kehamilan (Widatiningsih&Dewi, 2017:178).
Dari tinjauan kasus, masalah ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada ibu hamil
TM II dan merupakan hal normal. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati
(2013), tentang Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester II salah satunya
keluhan yang dialami Ny. K yaitu susah BAB.
Ny. K memiliki riwayat pendidikan terakhir SMA, sehingga dalam proses
asuhan kebidanan yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi
gambaran kemampuan baca-tulisnya selain itu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu taraf atau taraf kemampuan berpikir ibu, sehingga bidan bisa
menyampaikan atau memberikan penyuluhan atau KIE pada pasien dengan lebih
mudah (Marmi,2014 : hal 155).
Berdasarkan riwayat kesehatan dari ibu maupun keluarga ibu mengatakan
tidak memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan ibu dan kehamilan ibu
seperti TBC, PMS/ HIV/ AIDS, Hepatitis, jantung, Diabetes Mellitus, hipertensi
dan asma, sehingga resiko kehamilan ibu yang dapat diperparah oleh penyakit
tersebut dapat menurun.
Ny. K telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4x. Frekuensi
ANC ini telah sesuai dengan standar ANC yaitu minimal 4x, yaitu satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga (Kementrian Kesehatan RI, 2015) tetapi harus tetap dilakukan secara rutin
agar terjadi pemantauan dan deteksi dini yang baik.
Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil harus diberikan imunisasi TT
sesuai status imunisasinya, pemberian imunisasi pada ibu hamil harus didahului
dengan screening untuk mengetahui jumlah dosis dan status imunisasi TT yang
telah diperoleh selama hidupnya (Kemenkes, 2013). Status imunisasi TT pada
Ny. K adalah TT 2 dimana dilakukan saat usia kehamilan 20 minggu.
Pemberian suplementasi preparat Fe, pada sebagian wanita menyebabkan
sembelit. Penyulit ini dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum,
menambah komsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia dan
agar- agar ( Arisman, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Yelni&Mandasari (2017) menyatakan bahwa hasil penelitian yang mayoritas
menunjukkan bahwa yang mengalami konstipasi sebanyak 25 responden (73%)
sedangkan responden yang kurang mengalami konstipasi 1 responden (3%). Jadi
nilai p<0,05 artinya bahwa hasil penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna
tentang hubungan konsumsi tablet FE dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil.
ibu hamil masih banyak mengalami konstipasi karena kurangnya pengetahuan
ibu hamil tentang cara mengkonsumsi tablet fe dengan baik, dan juga dipicu ibu
hamil kurang minum air putih dan mengkonsumsi serat seperti buah-buahan serta
sayur-sayuran. Buah dan sayur yang mengandung vitamin c dapat meningkatkan
penyerapan, dan baik untuk pencernaan ibu hamil.
Dari pengkajian pola eliminasi buang air besar didapatkan hasil, bahwa feses
Ny.K berwarna coklat kehitaman dengan konsistensi keras dan frekuensi BAB 3-
4 hari sekali, hal tersebut merupakan efek samping dari konsumsi tablet zat besi.
Sedangkan pada pola buang air kecil ibu mengatakan sering kencing, berbeda
dengan sebelum hamil yang hanya 4-5 kali/hari. Pada pola eliminasi Ny. N tidak
ada kesenjangan dengan teori.
Pelayanan antenatal yang diberikan oleh Ny. N sudah sesuai dengan standar
pelayanan antenatal 10 T berdasarkan kebijakan daerah menurut Kementrian
Kesehatan RI, 2015 yaitu menimbang berat badan, tinggi badan, tekanan darah,
pengukuran LILA, TFU, penentuan presentasi janin dan DJJ, skrinning imunisasi
TT, pemberian tablet Fe,pemeriksaan laboraturium (Hb, tes protein urin, glukosa
urin), temu wicara (konseling).
Ny. K mendapatkan standar pelayanan antenatal yaitu berupa pengukuran
tinggi badan yaitu 158 cm, BB yaitu 57 kg, TFU yaitu ballotement. Berdasarkan
program pemerintah , pemberian tablet Fe minimal diberikan sebanyak 90 tablet
selama hamil dan Ny. K telah mendapatkan Tablet Fe sesuai kebutuhan. Status
imunisasi TT Ny. K adalah TT 2 karena Penghitungan status imunisasi TT 1
yang dimulai saat WUS sebelum menikah karena ditakutkan WUS lupa
mengenai riwayat imunisasinya sehingga disesuaikan dengan peraturan
Kabupaten Purbalingga, sehingga masih perlu dilakukan pemrograman sesuai
jadwal agar status imunisasi Ny.K terpenuhi. Pemrograman imunisasi
selanjutnya akan dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 16 minggu (Rukiyah,
et al, 2009).
Hasil pengukuran LILA Ny. K yang diukur pada saat kunjungan Awal
yaitu 24,4 cm. Jika ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm maka
interprestasinya adalah kurang energy kronis (KEK). (Widatiningsih,dkk
2017:180). Kurang gizi pada ibu hamil dapat menimbulkan masalah baik pada
ibu hamil atau pada janin. Pada kasus tidak terlihat kesenjangan dengan teori
sehingga resiko masalah yang dapat terjadi bisa diminimalisir.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh data, kesadaran umum : baik, kesadaran:
composmentis. Tekanan darah: 120/80 mmHg, pernafasan: 20x/menit, nadi: 80
x/menit, Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi : tidak ada luka, auskultasi:
detak jantung janin: 130 x/ menit, bayi tunggal, tinggi fundus uteri 21 cm, hasil
leopold I: teraba ballotement.

B. Interpretasi Data
Pada langkah data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan
dalam kasus ini yaitu Ny. K usia 25 Tahun, G1P0A0, usia kehamilan 23+5 minggu,
janin tunggal, hidup intra uterin, ballottement dalam kehamilan Trimester II
fisiologis.
Dasar ini bersesuaian dengan gejala yang dialami Ny. K sehingga penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Faktor penghambat pada
langkah ini tidak ada dan faktor pendukung dalam interpretasi data ini adalah
data yang diberikan pada pasien, sehingga memudahkan untuk mengelompokkan
data dan menegakkan diagnosa kebidanan.
Jika hasil analisa data menunjukkan bahwa ibu mengalami masalah yang
memerlukan penanganan namun tidak dapat dimasukkan dalam kategori
diagnosa, maka tuliskan sebagai masalah. (Widatiningsih, dkk., 2017:186).
Misalnya ketidaknyamanan pada trimester II seperti perut kembung, varises pada
kaki, panas perut, konstipasi, dan lainnya. (Sulistiyawati, 2009:123-127). Pada
kasus ibu memiliki keluhan sulit BAB, sehingga dalam kasus ini terdapat
masalah berupa konstipasi.

C. Diagnosa Potensial
Kasus pada Ny. K dengan konstipasi adalah hal yang fisiologis, maka tidak
dibutuhkan penanganan segera. Selain itu tidak terdapat masalah yang
membutuhkan tindakan kegawatdaruratan dan kolaborasi atau rujukan serta
penanganan secara team, sehingga diagnosa potensial tidak ditegakkan.
D. Antisipasi
Tidak ditegakkannya diagnosa potensial, maka tidak dilakukan tindakan
antisipasi dalam langkah keempat ini.
E. Rencana Tindakan
Langkah ini adalah merencanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal
trimester II dengan konstipasi secara menyeluruh dengan didukung berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya. Rencana tindakan tersebut adalah :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan
sehat.
2. Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang dialaminya adalah
ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan TM II.
3. Memberitahu ibu penyebab susah BAB yang dialaminya adalah fisiologis
karena peningkatan hormone progesterone, penekanan rectum, kurang serat,
mengonsumsi tablet Fe dan kurang olahraga.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi makanan tinggi serat. Seperti
pisang, jambu, papaya dan sayur-sayuran serta memperbanyak mengonsumsi
air putih.
5. Menjelaskan kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi yang diperlukan pada ibu
hamil
6. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe setiap hari.
7. Memberikan pendidikan kesehatan mengenaik tanda bahaya pada kehamilan
trimester II
8. Memberikan tablet Fe dan kalk
9. Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya atau
bila ada keluhan.
F. Implementasi
Dari semua rencana tindakan sebagian besar dapat diterapkan dan dilaksanakan
dengan baik, karena adanya kerjasama yang baik antara ibu dan penulis.
Implementasi yang telah dilakukan :
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu dalam
keadaan sehat dan janin dalam kondisi terpantau sehat.
Membicarakan hasil temuan kepada ibu/keluarga (perkiraan usia kehamilan,
kondisi ibu dan janin, serta masalah yang dialami jika ada) merupakan salah
satu penatalaksanaan yang dilakukan pada setiap kunjungan (Widatiningsih,
dkk., 2017:186-189).
2. Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa kondisi yang dialaminya adalah
ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan TM II.
Hal ini sesuai dengan teori dari Kusmiati, Yuni, dkk (2009) tentang
Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester II yaitu konstipasi, gusi
berdarah, cholasma/ perubahan warna areola, flatus, keputihan dan sakit
punggung atas/bawah.
2. Memberitahu ibu penyebab susah BAB yang dialaminya adalah fisiologis.
Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan konstipasi. Selain itu juga karena perubahan pola makan.
Peningkatan kadar progesteron menyebabkan peristaltik usus lambat,
penurunan mobilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus, penyerapan
air dari calon meningkat tekanan pada usus yang membesar karena uterus
yang ukurannya semakin besar terutama pada akhir kehamilan
(Widatiningsih&Dewi, 2017:178)
3. Menganjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi makanan tinggi serat. Seperti
pisang, jambu, papaya dan sayur-sayuran serta memperbanyak mengonsumsi
air putih.
Serat makanan adalah komponen dalam tanaman yang tidak tercerna secara
enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat terserap di saluran pencernaan.
Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai
substansi yang kebanyakan adalah karbohidrat kompleks. Rata-rata negara di
dunia ini menetapkan sebanyak 30 gram kebutuhan akan serat setiap harinya
( Akmal,dkk, 2010 ).
Komponen terbesar buah-buahan adalah air. Oleh karena itu, kandungan serat
pangan dalam buah-buahan lebih rendah. Komponen terbesar dari serat
pangan pada buah-buahan adalah senyawa pektin dan lignin sel buah.
Kandungan serat pangan berbagai jenis buah seperti nanas, pepaya, mangga,
lemon, jeruk, pisang, apel, stroberi, semangka, jambu biji, anggur, pir, persik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ardhiyanti (2017) diperoleh hasil
terdapat pengaruh antara pretest dan postest dengan konstipasi pada ibu hamil
dengan konsumsi buah pepaya (OR : 0,008; 95% CI : 4,80 – 2,21).
Penelitian yang dilakukan oleh Ningtias, dkk (2017) menyatakan bahwa
pemberian jus jambu memiliki pengaruh yang cukup signifikan untuk
mengurangi konstipasi pada ibu hamil, untuk itu ibu hamil yang mengalami
konstipasi dapat diberikan terapi untuk mengkonsumsi jus jambu satu kali per
hari. Di dalam jus jambu mengandung banyak serat, vitamin-vitamin, mineral
dan elektrolit yang dapat meningkatkan kadar air dalam feses sehingga
menghasilkan feses yang lembut dan menurunkan kontraksi otot
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Indah dan rohmania (2017)
diperoleh hasil bahwa adan pengaruh signifikan antara mengkonsumsi pisang
raja terhadap terjadinya konstipasi. Terdapat pengaruh antara minum air
mineral terhadap terjadinya konstipasi. Terdapat pengaruh signifikan antara
jalan-jalan pagi dengan terjadinya konstipasi. Sementara pengaruh yang
paling dominan dari tiga variabel yang diteliti yaitu mengkonsumsi pisang
raja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hang Tuah (2017) terdapat pengaruh
antara pretest dan postest dengan konstipasi pada ibu hamil dengan konsumsi
buah pepaya (OR : 0,008; 95% CI : 4,80 – 2,21).
4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe setiap hari.
Pada teori menyebutkan berikan terapi atau suplemen tablet Fe sesuai
kebutuhan (Sulistyawati, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Mu’alimah (2019) diperoleh hasil Nilai Coeffessient Correlasi antara asupan
cairan dengan kejadian konstipasi adalah 0,331 sedangkan konsumsi tablet fe
dengan kejadian konstripasi adalah 0,782 yang berarti bahwa asupan cairan
dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III mempunyai kekuatan
hubungan sedang dan konsumsi tablet fe dengan kejadian konstripasi pada ibu
hamil trimester III mempunyai hubungan sangat kuat. Hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
5. Menganjurkan ibu agar melakukan kunjungan ulang 1 minggu berikutnya atau
bila ada keluhan.
Kunjungan ulang yaitu kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
pertama. Karena dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik sudah lengkap pada
kunjungan antenatal pertama, kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian
komplikasi kehamilan (early detection), mempersiapkan kelahiran (birth
preparation), kesiapan menghadapai kegawatdaruratan. (complication
readiness) (Marmi, 2014:199).
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan manajemen asuhan
kebidanan, dan bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang
diberikan. Berdasarkan data yang didapatkan setelah penulis melakukan
kunjungan ulang, nyeri punggung yang dirasakan ibu sudah berkurang setelah
ibu melakukan kompres hangat pada daerah punggung. Hasil akhir yang
diharapkan akan bisa terwujud, kehamilan berjalan normal dan tidak terjadi
komplikasi.
II. Asuhan Kebidanan Kunjungan Ulang
Pada kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2020. Usia
kehamilan Ny.K 25 minggu dihitung dari HPHT. Hasil pengkajian, ibu
mengatakan konstipasi sudah mulai berkurang setelah mengonsumsi makanan
tinggi serat dan memperbanyak minum air putih. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah pemeriksaan TTV dan palpasi leopold seperti pada kunjungan awal, hasil
pemeriksaan tidak ada kesenjangan. Asuhan yang diberikan sama seperti
kunjungan awal, ibu dianjurkan tetap mencukupi kebutuhan nutrisi ditambah KIE
tanda bahaya kehamilan agar ibu bisa melakukan deteksi dini secara mandiri bila
mengalami tanda bahaya selama kehamilan.
Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2020. Usia kehamilan
Ny.K 25+6 minggu dihitung dari HPHT. Ibu mengatakan sudah tidak susah BAB
lagi. Pemeriksaan yang dilakukan sama dengan pemeriksaan yang dilakukan
pada kunjungan pertama dan kedua, tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
Asuhan yang diberikan berdasarkan data tersebut adalah mengingatkan KIE yang
telah diberikan pada kunjungan awal serta memberikan KIE mengenai P4K ibu
hamil dan cara menghitung gerak janin.

Anda mungkin juga menyukai