Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rifqoh Trikurnia

NIM : 04011181520008

Learning Issue Bells Palcy

a. Definisi
Bells palcy adalah paralisis nervus fasialis (VII) yang bersifat akut, unilateral,
perifer, dan mempengaruhi lower motor neuron. Dikenal juga dengan nama
paralisis facial idiopatik (idiopathic facial paralysis).

b. Epidemiologi
Bells palcy merupakan salah satu kelainan neurologis nervus kranial
tersering dan merupakan penyebab paralisis wajah tersering di dunia. Bells palcy
diperkirakan merupakan penyebab 60-75% dari total kasus paralisis fasial
unilateral akut. Bells palcy lebih sering terjadi pada orang dewasa, penderita
diabetes melitus, pasien imunokomromais, dan perempuan hamil

c. Komplikasi

Sekitar 5% pasien setelah menderita Bells palsy mengalami sekuele berat


yang tidak dapat diterima. Beberapa komplikasi yang sering terjadi akibat Bells
palsy, adalah2,5,9 (1) regenerasi motor inkomplit yaitu regenerasi suboptimal
yang menyebabkan paresis seluruh atau beberapa muskulus fasialis, (2)
regenerasi sensorik inkomplit yang menyebabkan disgeusia (gangguan
pengecapan), ageusia (hilang pengecapan), dan disestesia (gangguan sensasi atau
sensasi yang tidak sama dengan stimuli normal), dan (3) reinervasi yang salah
dari saraf fasialis. Reinervasi yang salah dari saraf fasialis dapat menyebabkan (1)
sinkinesis yaitu gerakan involunter yang mengikuti gerakan volunter, contohnya
timbul gerakan elevasi involunter dari sudut mata, kontraksi platysma, atau
pengerutan dahi saat memejamkan mata, (2) crocodile tear phenomenon, yang
timbul beberapa bulan setelah paresis akibat regenerasi yang salah dari serabut
otonom, contohnya air mata pasien keluar pada saat mengkonsumsi makanan dan
(3) clonic facial spasm (hemifacial spasm), yaitu timbul kedutan secara tiba-tiba
(shock-like) pada wajah yang dapat terjadi pada satu sisi wajah saja pada stadium
awal, kemudian mengenai sisi lainnya (lesi bilateral tidak terjadi bersamaan).

Beberapa komplikasi yang sering terjadi akibat Bell's palsy:


Nama : Rifqoh Trikurnia

NIM : 04011181520008

a. Kontraktur otot wajah.


Kontraktur ini tidak tampak pada waktu wajah dalam keadaan istirahat,
tetapi akan terlihat jelas waktu wajah berkontraksi, dan
keadaan ini ditandai dengan lebih dalamnya lipatan
nasolabial dan alis mata tampak lebih rendah dibandingkan dengan alis
mata tampak lebih rendah dibandingkan dengan sisi yang sehat
b. Crocodile tear phenomenon.
Crocodile tears yaitu keluamya air mata secara involunter dari mata
sisi yang terkena pada saat penderita mengunyah makanan. Disini
terdapat regenerasi saraf otonom yang salah, menimbulkan hubungan
fisiologis antara fleksus sampai yang mensarafi kelenjar ludah dan N.
petrosus suprafasialis mayor yang mensarafi kelenjar lakrimalis, Letak
kelainan pada daerah sekitar ganglion genikuli
c. Sinkenesis.
Adanya gerakan asosiasi karena regenerasi serabut saraf mencapai
serabut otot yang salah
d. Spasme otot wajah.
Spasme otot terjadi bila penyembuhan yang terjadi inkomplit,
dapat timbul dalam beberapa bulan sampai 1 - 2 tahun, setelah
awitan Bell's palsy
e. Neuralgia Genikulatum.
Neuralgia dari N. fasialis berasal dari N. intermedius dan
ditandai dengan rasa nyeri paroksismal didalam dan disekitar telinga

Analisis Masalah

1. Mata tidak bisa dipejamkan, dahi tidak bisa diangkat dan sudut mulut
tertinggal pada sisi kiri. Makanan dulit dikunyah pada sisi kiri mulut, dan bila
makan disertai keluar air mata, tidak ada demam.
a. Bagaimana hubungan antar keluhan pada kasus?
Nama : Rifqoh Trikurnia

NIM : 04011181520008

Hubungan antar keluhan yang dialami pasien sebenarnya hanya


menunjukkan makna klinis dari bells palcy.
b. Apa makna tidak ada demam pada kasus?
Riwayat demam sebelum terjadinya kelumpuhan otot wajah dapat berarti
kemungkinan kelumpuhan disebabkan oleh adanya infeksi virus. Beberapa
teori mengemukakan bahwa ada kaitan antara infeksi virus dengan
kelumpuhan otot wajar yang bersifat perifer, biasanya berkaitan dengan
infeksi virus herpes.
2. Pemeriksaan neurologis
a. Apa perbedaan gejala parese N. VII tipe perifer dan sentral?
Inti nervus fasialis juga dapat dibagi menjadi kelompok atas dan bawah.
Inti bagian atas mensarafi otot wajah bagian atas dan inti bagian bawah
mensarafi otot wajah bagian bawah. Inti nervus fasialis bagian bawah
mendapat innervasi kontralateral dari korteks somatomotorik dan inti
nervus fasialis bagian atas mendapat inervasi dari kedua belah korteks
somatomotorik. Oleh karena itu, pada paresis nervus fasialis UMN
(karena lesi di korteks atau kapsula interna) otot wajah bagian bawah saja
yang jelas paretik, sedangkan otot wajah atas tidak jelas lumpuh.
Sebaliknya, pada kelumpuhan nervus fasialis LMN (karena lesi
infranuklearis), baik otot wajah atas maupun bawah, kedua-duanya jelas
lumpuh.
Nama : Rifqoh Trikurnia

NIM : 04011181520008

Daftar Pustaka

Clarke, C., Lemon, R. 2009. Nervous System Structure and Function. In: Clarke,C.,
Howard, R., Rossor, M., Shorvon, S., eds. Neurology: a Queen Square
textbook. Balckwell Publishing Ltd.
Djamil Y, A Basjiruddin. 2009. Paralisis Bell. Dalam: Harsono, ed. Kapita selekta
neurologi : 297-300. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.

Tanto, kris dkk.2014. Kapita Selekta Kedokteran Essentials of Medicine Edisi


IV.Jakarta:Media Auscalapius
Nama : Rifqoh Trikurnia

NIM : 04011181520008

Anda mungkin juga menyukai