Anda di halaman 1dari 46

A N AT O M I ,

F I S I O LO G I &
M O R F O LO G I KU L I T
DISUSUN OLEH :
Fr y l i e Fr e m i a t i ( 2 0 1 4 7 3 0 0 3 4 )
PEMBIMBING:
D r. H . D i n d i n B u d h i R a h a y u , S p . K K

KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Jakarta
2019
ANATOMI
KULIT
Adalah organ tubuh yang terletak paling luar
dan membatasinya dari lingkungan luar.

Luas kulit orang dewasa 1, 5 m 2, berat kira-kira


15 % BB.
ANATOMI KULIT
SECARA
HISTOPATOLOGIK

Lapisan dermis Lapisan subkutis


Lapisan epidermis
(korium, kutis vera,
atau kutikel ( hipodermis )
true skin)
LAPISAN
EPIDERMIS
EPIDERMIS
STRATUM
KORNUEM
Lapisan kulit yang
paling luar dan terdiri
atas beberapa lapis sel-
sel gepeng yang telah
mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah
berubah menjadi
keratin (zat tanduk)
EPIDERMIS
STRATUM
LUSIDUM
lapisan sel-sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma yang berubah
menjadi protein yang disebut
eleidin. bersifat translusen
sehingga dapat dilewati sinar
(tembus cahaya).
Lapisan tersebut tampak lebih
jelas di telapak tangan dan kaki.
EPIDERMIS
STRATUM
GRANLOSUM
2 atau 3 lapis sel-sel gepeng
dengan Granula sitoplasma
berbutir kasar, ada inti 
terdiri atas Keratohyalin.
Stratum granulosum juga
tampak jelas di telapak tangan
dan kaki.
EPIDERMIS
STRATUM
SPINOSUM
- Bentuk poligonal : besarnya berbeda-beda
- Protoplasma jernih, inti ditengah
- Diantara sel spinosum tdpt sel langerhans
- Stratum spinosum saling terikat dengan
filamen; yang berfungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan)
antar sel
EPIDERMIS
STRATUM
BASALE
Terdiri atas sel-sel berbentuk
kubus (kolumnar) yang tersusun
vertical pada perbatasan dermo-
epidermal bergaris seperti pagar
(palisade). Sel-sel basal ini
mengadakan mitosis dan
berfungsi reproduktif
Lapisan terdiri atas 2 jenis sel : Sel-sel
kolumnar, Melanosit
LAPISAN DERMIS
DERMIS
• bagian yang menonjol ke epidermis , berisi
Pars. ujung serabut saraf dan pembuluh darah
Papillare

• bagian dibawahnya yang menonjol ke arah


subkutan, lebih tebal. Terdiri atas serabut-
Pars. serabut penunjang seperti serabut kolagen,
Retikulare elastin dan retikulin

Dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung


rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
LAPISAN SUBKUTIS
Terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel- sel lemak
(panikulus adiposa).

Sel lemaknya membentuk


kelompok yang dipisahkan
oleh trabekula yang fibrosa
Panikulus adiposa terdapat
ujung- ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan kel.
getah bening
Vaskularisasi diatur oleh
pleksus superfisial (di atas
dermis) & pleksus profunda
( subkutis ).
ADNEKSA • Terdapat diseluruh permukaan

KULIT
kulit terbanyak di telapak
tangan dan kaki, dahi dan
Kelenjar aksila
ekrin
Glandul • Dipengaruhi kolinergik, panas,
a stres dan emosional
Sudorif
• Terdapat di aksila, aerola
KELENJ era
Kelenjar mammae, pubis, labia
AR apokrin minora, saluran telinga luar.
KULIT Glandul • Dipengaruhi oleh saraf
adrenergik
a
Sebase • Terdapat di seluruh permukaan kulit
a kecuali di telapak tangan dan kaki
• Terdapat di samping akar rambut dan
muaranya terdapat pada folikel rambut
KUKU

Matriks kuku :
Dasar Kuku/nail
pembentuk
bed: Bagian kulit
jaringan kuku yg
yg ditutupi kuku
baru

Alur kuku/nail
Akar Kuku/nail
grove: Celah
root: bgn
antara dinding
proximal kuku
dan dasar kuku
KUKU
Lunula : bgn lempeng
Lempeng kuku/nail
kuku yg berwarna
plate : bgn tengah
putih di dekat akar
kuku yang dilindungi
kuku berbentuk bulan
oleh dinding kuku
sabit

Eponikium : dinding
Hiponikium : dasar
kuku bgn proximal
kuku
kulit
RAMBUT
DA RI LUA R KE D A LA M
DIBAGI MENJADI 3 RA M BU T D I BA G I ME N J A D I 3
GOLONGAN YAITU : YA IT U :
a. Rambut lanugo: rambut halus, tidak a. Kutikula : lapisan keratin  kekeringan
mengandung pigmen dan terdapat pada bayi dan perlindungan lain dari luar
b. Rambut terminal : rambut kasar yang b. Korteks : serabut polipeptida yg
mengandung banyak pigmen, mempunyai memanjang dan saling berdekatan dan
medulla. Terdapat di kepala, alis, bulu mata, banyak mengandung pigmen.
ketiak dan genitalia eksterna c. Medula : 3-4 lapis sel kubus yg terdiri
c. Rambut velus : rambut halus yang sedikit atas keratohialin, badan lemak dan
mengandung pigmen terdapat hampir didahi roangga udara. Rambut velus tidak ada
dan badan lain. medula.
FISIOLOGI
FUNGSI KULIT
Fungsi Fungsi Fungsi
proteksi absorpsi ekskresi

Fungsi Fungsi
Fungsi pengatura pembentu
persepsi n suhu kan
tubuh pigmen
Fungsi
Fungsi Fungsi
pembentu
keratinisas ekspresi
kan
i emosi
vitamin D
FUNGSI
PROTEKSI
Menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisis / mekanis, misal:

tekanan gesekan / gangguan


tarikan kimiawi

gangguan perlindung
yang an
bersifat terhadap
panas infeksi
FUNGSI
ABSORBSI
Dipengaruhi
Penyerapan
berlangsung
oleh :
tebal tipisnya
melalui:
kulit celah antar sel
hidrasi
kelembaban menembus sel-
sel epidermis
metabolisme
muara saluran
jenis vehikulum kelenjar
FUNGSI
EKSKRESI
Zat-zat yang
diekskresi
berupa :
• NaCl, urea, asam
urat, dan amonia
FUNGSI PERSEPSI
Oleh ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
Rangsang panas
subkutis:
• badan Ruffini (dermis dan
subkutis)
Dingin

• badan Krause (dermis)

Rabaan

• badan taktil Meissner (dermis)


• badan Menkel Ranvier
(epidermis)
Tekanan

• badan Vater Paccini (epidermis)


FUNGSI TERMOREGULASI
Dengan
cara :
• Pengeluaran
keringat
• Vasokontriksi
pembuluh darah
FUNGSI PEMBENTUKAN PIGMEN

Oleh melanosit yang terletak di lapisan basal

Jumlah & besarnya butir pigmen (melanosom)

Menentukan warna kulit


• Warna kulit dipengaruhi oleh
• melanosom
• tebal tipisnya kulit
• reduksi Hb / OksiHb
• karoten
FUNGSI
KERATINISASI
Proses ini diperkirakan mulai dari :
Pembelahan sel basal

Beralih ke bentuk sel spinosom

Makin gepeng dan bergranul (sel granulosom)

Inti menghilang

Sel tanduk yang amorf

Proses berlangsung kira kira 14- 21 hari.


FUNGSI PEMBENTUKAN
VITAMIN D

7 dihidroksi kolesterol Vit. D


(dengan bantuan sinar matahari)

Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak


cukup hanya dari hal tersebut, sehingga
pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan.
EFLORESENSI KULIT
EFLORESENSI PRIMER

MAKULA PA PU L

• kelainan kulit berbatas tegas berupa • Penonjolan diatas permukaan kulit,


perubahan semata. sirkumskip, berukuran diameter lebih kecil
dari ½ cm, dan berisikan zat padat.
Efloresensi Primer

ER IT EM A NODUS

• Kemerahan pada kulit disebabkan • Massa padat sirkumskrip, terletak di kutan


pelebaran pembuluh darah kapiler atau subkutan, dapat menonjol, dengan
yang reversible. diameter lebih dari 1 cm.
Efloresensi Primer

V ES IK EL BUL A

• gelembung berisi cairan serum, • Vesikel yang berukuran lebih besar,


beratap, berukuran dengan misalnya pada pemfigus, luka bakar.
diameter kurang dari 1cm dan
mempunyai dasar, vesikel berisi
darah disebut vesikel hemoragik.
Efloresensi Primer

PUSTULA URT I KA R I A

• Vesikel yang berisi nanah, bila • Penonjolan diatas kulit akibat edema
nanah mengendap dibagian bawah setempat dan dapat hilang perlahan-lahan,
vesikel disebut vesikel hipopion. misalnya pada dermatitis medikamentosa,
dan gigitan serangga.
Efloresensi Primer

PLAK T E L A N G I E K TA S IS

• Peninggian di atas permukaan kulit, • Pelebaran pembuluh darah kecil


permukaaannya rata dan berisi zat superficial (kapiler, arteriol, dan
padat ( biasanya infiltrat), venul) yang menetap pada kulit
diameternya 2 cm atau lebih
Efloresensi Primer

KI S TA T UM O R

• ruangan berdinding dan berisi • Penonjolan di atas permukaan kulit


cairan, sel, maupun sisa sel. berdasarkan pertumbuhan sel maupun
jaringan
Efloresensi Sekunder

S KUA MA KR US TA

• Lapisan stratum korneum yang • Cairan badan yang mengering.


terlepas dari kulit.
Efloresensi Sekunder

EROSI U L KU S
• Kelainan kulit yang disebabkan • Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari
kehilangan jaringan yang tidak melampaui ekskoriasi.
stratum basal.
Efloresensi Sekunder

E K S K O R IA S I FISTURA
• Kerusakan kulit yang disebabkan oleh • Hilangnya kontinuitas permukaan kulit
hilangnya jaringan sampai dengan atau mukosa secara linier yang dihasilkan
stratum papilare sehingga kulit tampak
dari tegangan yang berlebihan atau
merah disertai bintik-bintik perdarahan.
turunnya elastisitas jaringan.
Efloresensi Sekunder

J A R I N G A N PAR UT
( S I K AT R I KS ) AT R OF I
• Parut (sikatriks) adalah pembentukan • Berkurangnya ukuran sel, jaringan, organ
jaringan baru yang sifatnya lebih banyak atau bagian tubuh. Berkurangnya sel
mengandung jaringan ikat untuk menganti epidermal menyebabkan penipisan
jaringan yang rusak akibat penyakit atau epidermis.
trauma dermis yang lebih dalam.
Efloresensi Sekunder

L IK E N IF IK A S I S T R I AE ( S T R E T C H M A R K
• Penebalan kulit sehingga garis-garis • Depresi linear kulit yang biasanya
lipatan atau relief kulit tampak lebih jelas berukuran panjang beberapa sentimeter
seperti pada neurodermatitis. dan hasil dari perubahan ke colagen
reticular yang terjadi dengan peregangan
kulit cepat.
Efloresensi Sekunder
• Abses adalah kumpulan nanah dalam jaringan, bila mengenai
kulit berarti didalam kutis atas subkutis.

• Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmen berlebihan sehingga


kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma dan
pasca inflamasi.
• Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi
lebih putih dari sekitarnya, misal pada scleroderma dan vitiligo.
MORFOLOGI KULIT
MORFOLOGI KULIT UKURAN

Ukuran
Miliar sebesar kepala jarum pentul
Lentikular sebesar biji jagung
Numular sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah
Plakat lebih besar dari uang logam 100 rupiah/numular
MORFOLOGI KULIT (BENTUK)
Bentuk
Teratur : bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya
Tidak teratur : tidak mempunyai bentuk teratur

Linear: seperti garis lurus Arsinar: seperti bulan sabit

Sirsinar atau anular: seperti lingkaran Polisiklik: seperti pinggriran yang


sambung menyambung

Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya.


MORFOLOGI KULIT Penyebaran
UKURAN
Sirkumskrip berbatas tegas
Difus tidak berbatas tegas
Generalisat tersebar pada sebagian besar bagian tubuh
a
Regional mengenai daerah tertentu pada tubuh
Universalis seluruh atau hampir seluruh tubuh ( 90%-100%)
Solitar hanya satu lesi
Simetrik mengenai kedua belah tubuh yang sama
Bilateral mengenai kedua belah tubuh
Unilateral mengenai sebelah tubuh
Diskret terpisah satu dengan yang lain
proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh
Serpingiosa
penyembuhan pada bagian yang di tinggalkan
eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel
Irisformis
warna yang lebih gelap ditengahnya
Konfluens dua atau lebih lesi yang menjadi satu
Herpetiform vesikel berkelompok seperti pada herpes zoster
is
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai