No RM : 00466678
Tanggal : 18 april 2020 Jam 14.15 WIB
Nama : Tn. K
Alasan Datang : Penyakit Trauma
Tanggal Lahir : 59 tahun
Cara Masuk : Sendiri Rujukan
Jenis Kelamin :L
Status Psikologis : Depresi Takut
: Agresif Melukai diri sendiri
PRE-HOSPITAL (jika ada)
E
o o o o o
Suhu > 40 C atau < 36 C Suhu 37,5-40 C/32-36,5 C Suhu 36,5 – 37,5 C
VAS = 7 – 10 (berat) VAS = 4 – 6 (sedang) VAS = 1 – 3 (ringan)
EKG : mengancam nyawa EKG : resiko tinggi EKG : resiko rendah-normal
TRIASE
MERAH KUNING HIJAU
HITAM ( Meninggal )
Petugas Triase
CATATAN : TRIASE MERAH
……………………………………………………………… (GESTI)
Airways
PRIMARYSURVEY
Paten Tidak Paten ( Snoring Gargling Stridor Benda Asing ) Lain-lain .............................
Breathing
Irama Nafas Teratur Tidak Teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler Wheezing Ronchi
Pola Nafas Apneu Dyspnea Bradipnea Tachipnea Orthopnea
Penggunaan Otot Bantu Nafas Retraksi Dada Cuping hidung
Jenis Nafas Pernafasan Dada Pernafasan Perut
Frekuensi Nafas 26 x/menit
Circulation
Akral : Hangat Dingin Pucat : Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak CRT : <2 detik >2 detik
.........
..........
Tekanan Darah : / 150/110 Nadi : Teraba 86 x/m Tidak Teraba
Perdarahan : Ya .................. cc Lokasi Perdarahan : ...................................... Tidak
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam jumlah besar : Diare Muntah Luka Bakar Perdarahan
Kelembaban Kulit : Lembab Kering
Turgor : Baik Kurang
Luas Luka Bakar : ........ ...... % Grade : ............... Produksi Urine : .................. cc
Resiko Dekubitus : Tidak Ya, lakukan pengkajian dekubitus lebih lanjut
EMERGENCY DEPARTMENT | Program Profesi Ners
PRIMARYSURVEY
Disability
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Coma
Nilai GCS : E ..4.V ................ M ......6 V 5 Total : 15
Pupil : Isokhor Miosis MidriasisDiameter 1mm 2mm3mm4mm
Respon Cahaya : + -
Penilaian Ekstremitas : Sensorik Ya Tidak kekuatan
Motorik Ya Tidak otot
Exposure
Pengkajian Nyeri
Onset : lebih dari 20 menit
Provokatif/Paliatif : nyeri dirasa jika untuk bernafas atau mengambil nafas
NRS :
VAS :
Fahrenheit
12
.6
g/ 14-
40-45%
Hb dL 18 Ht 38%,
3.500
-
leuko 16.140 10.50
sit /uL 0 Creatinin 0.95, 0.6-1.2
Creati
nin
Kinas 403 20-
e u/L, 200 BUN 29 8-20
Tropo T 0.168
nin ng/ml 0-0.4
Creati
nin
Kinas
e
Myoc
ardial 20-
Band 43 u/L, 200
EMERGENCY DEPARTMENT | Program Profesi Ners
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : kepala pasien mesocephal, tidak terdapat jejas pada kepala, tidak
ada hematoma, pusing, rambut beruban, conjuctiva ananemis, pada hidung tidak
terdapat polip, pada telinga terjadi penumpukan serumen.
SECONDARY SURVEY
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningakatan vena
jugularis, tidak ada nyeri telan.
a) Dada : Paru – paru
I : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada jejas
pada dada
P : pergerakan dada teraba simteris.
P : sonor
A : vesikuler
b) Jantung
Ekstremitas : (atas) tidak terdapat deformitas atau fraktur, terpasang infus pada tangan kanan, akral
teraba hangat, tidak ada edema.
(bawah) tidak terdapat deformitas, tidak ada fraktur, akral teraba hangat , tidak ada edema.
Genitalia : terpasang DC no. 16 , tidak ada kelainan atau benjolan, produksi urin 100 cc.
PROGRAM TERAPI
Tanggal/Jam : 16 april 2020 / jam 14.00
NO NAMA OBAT DOSIS INDIKASI
Untuk memenuhi cairan dan
mengganti cairan pasien yang
NaCl 0.9% 2 kolf/24 jam hilang
obat antiplatelet untuk
mengurangi resiko penyakit
Plavix 1x75 mg jantung
untuk mengencerkan darah
dan mencegah terjadinya
gumpalan darah pada
Aspilet 1x8 mg pembuluh darah
mencegah dan mengobati
angina pada penyakit jantung
ISDN 3x 50 mg koroner
Simvastatin 1 x 20 mg menurunkan kolestrol
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MECHANISM PROBLEM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya oksigen kedalam jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
DX NOC INTERVENSI RASIONAL
S:-
19.20 10. memonitor saturasi oksigen O : saturasi oksigen pada pasien 96 %,
pada pasien pasien masih terpasang binasal kanul 3
lpm
20.00 11. memonitor TTV dan S:-
kesadadaran pasien O : kesadaran pasien apatis, ku sedang,
TD 90/70 mmHg, Nadi 101 x/m, RR 30
x/m, suhu 36,6 C.
18/4/2020 1 S : pasien menagtakan masih nerasakan nyeri pada dada sebelah kiri menjalar
Jam 20.00 samapai dada tengah dan punggung, terasa panas, nyeri datang kalau untuk
bernafas, hilang saat istirahat, skala nyeri 6, hilang timbul, datang kalau sampai
20 menit.
O : pasien tampak merasakan nyeri, tampak memegangi dada, terpasang
oksigen 3 lpm dengan binasal kanul, tampak berkerinhat, terengah engah, TD
140/90 mmHg, Nadi 92 x/m, RR 28 x/m, Suhu 36.5C., sudah diberikan edukasi
nafas dalam untuk mengurangi nyeri, pasien mendapat terapi Plavix 1 x 75
mg, Aspilet 1 x 80 mg, ISDN 3 x 50 mg, Simvastatin 1 x 20 mg
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
Indicator Awal Tujuan Akhir
Skala 1 3 1
nyeri
mampu 2 3 2
nafas
dalam
P : lanjutkan intervensi
1. observasi tingkat nyeri pada pasien
2. anjurkan pasien untuk istirahat
3. anjurkan pasien untuk minum obat secara teratur
4. gunakan nfas dalam jika nyeri datang lagi
18/4/2020 2 S : pasien mengatakan kadang masih terasa nyeri pada dada sebelah kiri,
Jam 20.00 menjalar smapi tengah dada sampai punggung, kadang terasa mual dan
keringat dingin.
O : pasien tampak berkeringat, tampak terengah engah, dyspnea, RR 26 x/m,
mendapat terapi Plavix 1 x 75 mg, Aspilet 1 x 80 mg, ISDN 3 x 50 mg,
Simvastatin 1 x 20 mg, hasil EKG acute anterior extensive + RV infark. Hasil
laboratorium: Troponin T 0.168 ng/ml, Creatinin Kinase 403 u/L, Creatinin
Kinase Myocardial Band 43 u/L, Hb 12.6 g/dL, Leukosit 16.140 /uL, Ht 38%,
Creatinin 0.95, BUN 29. Hasil angiografi coroner menunjukkan LM no
significant stenosis, LAD total occlusion proximal part, LCX no significant
stenosis, RCA no significant stenosis
A : masalah keperawatan resiko penurunan curah jantung belum teratasi
Indicator Awal Tujuan
ttv dbn 1 3 2
lab normal 1 2 1
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV pada pasien
2. monitor hasil laboratorium
3. kurangi aktivitas dan kurangai konsumsi yang mengandung lemak
RENCANA TINDAK LANJUT
1. monitor status pernafasan pada pasien
2. monitor TTV pasien
3. monitor tingkat nyeri pasien
4. jika stabil pasien dipindahkan ke ruang rawat
……………………………………………. gesti
Judul video dan link tata cara terapi benson dan https://youtu.be/vR8kgA2_YX4
Judul artikel dan link Penerapan Relaksasi Benson Terhadap Pengurangan Skala Nyeri Pada
Pasien Dengan Kegawatan Acute Myocardial Infarct dan
http://repository.itspku.ac.id/137/1/2016011970.pdf
Tindakan keperawatan terapi relaksasi benson
Pengertian Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang
sedang mengalami nyeri dengan tidak menggunakan tegangan otot
sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri dada pada kasus AMI.
Tujuan mengurangi skala nyeri pada pasien AMI
Prosedur Tindakan persiapan
1. Posisikan pasien pada posisi duduk yang paling nyaman
2. Instruksikan pasien memejamkan mata
3. Instruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-otot
tubuh dari ujung kaki sampai dengan otot wajah dan rasakan
rileks
4. Instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat
hidung, tahan 3 detik lalu hembuskan lewat mulut disertai
dengan mengucapkan do’a atau kata yang sudah dipilih
5. Instruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif, dan
tetap fokus pada nafas dalam dan do’a atau kata-kata yang
diucapkan
6. Lakukan selama kurang lebih 10 menit
7. Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan tetap
menutup mata selama 2 menit, lalu membukanya dengan
perlahan
Pembahasan Iskemia sendiri merupakan suatu keadaan transisi dan reversible pada
miokard akibat dari ketidakseimbangan suplay oksigen yang
menyebabkan hipoksia miokard. Kerusakan ini akan mengganggu
fungsi utama jantung dalam mekanis, biokimiiawi, dan listrik
sehingga jantung tidak lagi mampu memompa darah secara adekuat
untuk dialirkan ke otak dan organ lain yang akkan berlanjut (Sunaryo,
2014). Keluhan yang khas pada AMI adalah nyeri dada retrosternal
(di belakang sternum), seperti diremasremas, ditekan, ditusuk, panas
atau ditindih barang berat.Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang bahkan kepunggung dan epigastrium. Nyeri
dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar, dan pasien sering tampak ketakutan. Salah
satu intervensi keperawatan yang digunakan untuk mengurangi nyeri
adalah relaksasi Benson. Relaksasi Benson merupakan pengembangan
metode respons relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien,
yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal yang tenang
sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan
kesejahteraan lebih tinggi (Sunaryo, 2014). Kelebihan dari latihan
teknik relaksasi dibandingkan teknik lainnnya adalah lebih mudah
dilakukan dan tidak ada efek samping apapun (Solehati & Kosasih,
2015).
Rekomendasi perawat sebagai tenaga kesehatan yang selalu mendampingi pasien,
hendaknya memberikan edukasi terkait dengan terapip benson,
sehingga pasien mampu untuk melakukan secara mandiri disaat terjadi
nyeri berulang.