No RM : 00466678
Tanggal : 5 mei 2020 Jam 14.00 WIB
Nama : Ny. R
Alasan Datang : Penyakit Trauma
Tanggal Lahir : 38 tahun
Cara Masuk : Sendiri Rujukan
Jenis Kelamin :P
Status Psikologis : Depresi Takut
: Agresif Melukai diri sendiri
PRE-HOSPITAL (jika ada)
E
o o o o o
Suhu > 40 C atau < 36 C Suhu 37,5-40 C/32-36,5 C Suhu 36,5 – 37,5 C
VAS = 7 – 10 (berat) VAS = 4 – 6 (sedang) VAS = 1 – 3 (ringan)
EKG : mengancam nyawa EKG : resiko tinggi EKG : resiko rendah-normal
TRIASE
MERAH KUNING HIJAU
HITAM ( Meninggal )
Petugas Triase
CATATAN : TRIASE KUNING
……………………………………………………………… (GESTI)
No RM : 00466678
Tanggal : 5 mei 2020 Jam 14.00 WIB
Nama : Ny. R
Keluhan Utama : lemas
Tanggal Lahir : 38 tahun
Anamnesa : pasien datang ke IGD dengan keluhan
lemas, pasien post partus 1 hari yang lalu, kemudian Jenis Kelamin :P
pasien mengeluhkan perdarahan yang terus menerus
setelah melahirkan.
Airways
PRIMARYSURVEY
Paten Tidak Paten ( Snoring Gargling Stridor Benda Asing ) Lain-lain .............................
Breathing
Irama Nafas Teratur Tidak Teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler Wheezing Ronchi
Pola Nafas Apneu Dyspnea Bradipnea Tachipnea Orthopnea
Penggunaan Otot Bantu Nafas Retraksi Dada Cuping hidung
Jenis Nafas Pernafasan Dada Pernafasan Perut
Frekuensi Nafas 19 x/menit
Circulation
Akral : Hangat Dingin Pucat : Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak CRT : <2 detik >2 detik
.........
..........
Tekanan Darah : / 115/70 Nadi : Teraba 78 x/m Tidak Teraba
Perdarahan : Ya .................. cc Lokasi Perdarahan : vagina Tidak
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam jumlah besar : Diare Muntah Luka Bakar Perdarahan
Kelembaban Kulit : Lembab Kering
Turgor : Baik Kurang
Luas Luka Bakar : ........ ...... % Grade : ............... Produksi Urine : .................. cc
Resiko Dekubitus : Tidak Ya, lakukan pengkajian dekubitus lebih lanjut
Exposure
Pengkajian Nyeri
Onset :-
Provokatif/Paliatif :-
Qualitas :-
Regio/Radiation :-
Scale/Severity :-
Time :-
Apakah ada nyeri : Ya, skor nyeri NRS : - Tidak Lokasi Nyeri
VAS : -
NRS :
VAS :
Fahrenheit
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningakatan vena
jugularis, tidak ada nyeri telan.
a) Dada : Paru – paru
I : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada jejas
pada dada
P : pergerakan dada teraba simteris.
P : sonor
A : vesikuler
b) Jantung
Ekstremitas : (atas) tidak terdapat deformitas atau fraktur, terpasang infus pada tangan kanan, akral
teraba dingin, tidak ada edema.
(bawah) tidak terdapat deformitas, tidak ada fraktur, akral teraba dingin , tidak ada edema.
Genitalia : terpasang DC no. 16 dengan produksi urin 500 cc/ 5 jam.
PROGRAM TERAPI
Tanggal/Jam : 16 april 2020 / jam 14.00
NO NAMA OBAT DOSIS INDIKASI
Untuk memenuhi cairan dan
mengganti cairan pasien yang
RL 1000 cc hilang
untuk merangsang kontraksi
yang kuat pada dinding rahim
oksitosin 20 unit atau uterus
untuk mencegah dan
menangani perdarahan post
methergin 200 mcg/8jam partum
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan post partum
2. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan aktif post partum
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
DX NOC INTERVENSI RASIONAL
……………………………………………. gesti
Judul video dan link perdarahan post partum dengan atonia uteri dan
https://www.youtube.com/watch?v=Uv8tmJtaY1w
Judul artikel dan link P2A0 Post Partum Hemorrhagic Post Partum Et Causa Inversio Uteri,
Syok Hemoragik dan Anemia Berat dan
http://repository.lppm.unila.ac.id/5111/1/Agromedicine%202017%20-
.pdf
Tindakan keperawatan resuistasi cairan pada perdarahan post partum
Pengertian Perdarahan Post Partum adalah perdarahan pasca persalinan yang
melebihi 500 ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi mengganggu
hemodinamik ibu
Tujuan Menghentikan perdarahan.
Prosedur Tindakan 1. Pasien dengan Perdarahan Post Partum.
2. Memanggil bantuan Tim dan konsul dokter jaga.
3. Pasien posisi trendelenberg.
4. Petugas menilai Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan.
5. Pastikan jalan nafas bebas.
6. Beri O2
7. Pasang intravena line.
8. Ambil darah periksa lab dan lakukan pemeriksaan: kadar
hemoglobin (pemeriksaan hematologi rutin) dan penggolongan
ABO. Jika kadar Hb< 8 g/dl di rujuk.
9. Lakukan resusitasi cairan kristaloid ( Nacl/RL ).
10. Memeriksa penyebab perdarahan.
a. Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan,
parut luka, dan tinggi fundus uteri.
b. Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat
perdarahan dan laserasi (jika ada, misal: robekan serviks
atau robekan vagina).
c. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
11. Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin
dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk. Catatan:
produksi urin normal 0.5-1 ml/kgBB/jam atau sekitar 30
ml/jam)
12. Tatalaksana perdarahan atoni uteri :
a. Lakukan pemijatan uterus.
b. Pastikan plasenta lahir lengkap.
c. Berikan 20-40 unit Oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9% / Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan
10 unit IM.
d. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml
larutanNaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
e. Bila tidak tersedia Oksitosin atau bila perdarahan tidak
berhenti, berikan Ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat),
dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan
pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila
diperlukan. Jangan berikan lebih dari 5 dosis (1 mg).
f. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit).
g. Lakukan pasang kondom kateter atau kompresi bimanual
internal selama 5 menit.
h. Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
sebagai antisipasi bila perdarahan tidak berhenti.
Perlu Diingat :
1) Jangan berikan lebih dari 3 liter larutan intravena yang
mengandung oksitosin.
2) Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan
hipertensi berat/tidak terkontrol, penderita sakit
jantung dan penyakit pembuluh darah tepi
Pembahasan Perdarahan post partum didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi
segera setelah persalinan melebihi 500 mL pada persalinan pervaginam
atau lebih dari 1000 mL. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa,
memerlukan penilaian cepat dan intervensi segera dan evaluasi.
Rekomendasi perlu diperhatikan dalam pemberian resusitasi cairan pada pasien.