SYOK
Laki-laki usia 41 tahun mengalami penurunan kesadaran setelah menjalani operasi ORIF Fraktur
Femur 1/3 distal. Penurunan kesadaran mulai terlihat 3 jam sebelum dibawa ke IGD RS. Keluarga
pasien mengaku pasien tampak lemas, tampak mengantuk, dan sulit diajak berkomunikasi.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma dan alergi. Hasil
pengkajian didapatkan GCS E3M3V3, Tekanan darah 80/50 mmHg, Nadi 120 x/menit, RR 32
x/menit, CRT memanjang, suhu 35.6oC. Pada wajah ditemukan konjungtiva anemis, napas cuping
hidung (fase ekspirasi memanjang), akral dingin dan sianosis sentral serta nilai ankle brachial 0.8
dan terdapat bruit femoral. Pada leher tidak ditemukan pembesaran ven jugularis. Pada
pemeriksaan pulmi ditemukan bunyi vesikuler menurun dan terdapat ronki basah pada basal
kedua paru. Pada pemeriksaan jantung, ictus cordis terlihat pada ICS V dan teraba di linea axilaris
anterior sinistra setinggi ICS V. Batas atas pada ICS II linea midclavicularis sinistra, batas kanan
pada ICS IV linea parasternal sinistra, batas kiri pada ICS V linea axilaris anterior sinistra dan tidak
ditemukan murmur atau gallop. Hasil pemeriksaan didapatkan hasil spirometri KV menurun 25%.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7.6 g/dL, hematocrit 22.2%, leukosit
17.000/mm3, eritrosit 2.6 juta/mm3. Pada pemeriksaan kimia darah didapatkan AST (SGOT) 17
U/L, ALT (SGPT) 10 U/L, ureum 13,2 mg/dL, GDS 122 mg/dL. Pada pemeriksaan radiologis, foto
rontgen AP ditemukan susp kardiomegali dan terdapat edema pulmo. Pasien mendapat terapi
cairan infus RL 500cc, Firmahes 500cc, urine output 20 cc (BB 65 kg), O2 5 liter/menit, injeksi
dobutamin 10 mEq, injeksi dexametason 5 mg, injeksi Lasix 20 mg/24 jam dan transfuse Packed
Red Cell 2 kolf.