Anda di halaman 1dari 85

OBSTETRIC GYNECOLOGY

TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI


BANDAR LAMPUNG
2017
TINGGI FUNDUS dan USIA GESTASI
Bunyi Jantung Anak
• Dapat didengar pada akhir bulan ke-
V DJJ ANAK
• Dengan doptone → pada akhir bulan
ke-III • Dopler : 10-12 mg
• Frek. : 120-140x/menit • USG : 5-7 mg
• Paling jelas terdengar di punggung
anak dekat pada kepala • Laenec : 18 mg (16-19)
• Menandakan : tanda pasti
kehamilan, anak hidup
• Dapat memperkirakan: presentasi
anak, posisi anak, sikap anak, dan
adanya anak kembar
Taksiran Persalinan
PERSALINAN
Tanda in-partu :
 Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
 Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
 Dapat disertai ketuban pecah dini.
 Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan
serviks.
• Dibagi dalam 4 kala :
 Kala I : mulai dari his persalinan sampai pembukaan cervix lengkap
 Kala II : dari pembukaan lengkap sampai lahir bayi
 Kala III : dari lahir bayi sampai lahir plasenta
 Kala IV : masa 1 jam setelah plasenta lahir
4 kala persalinan.
• Kala 1 persalinan :dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap.
• 1. fase laten
 dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm
 kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
• 2. fase aktif
 kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
 lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
 pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm)
 terdapat penurunan bagian terbawah janin
• Kala 2:
 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
 Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga
sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses
Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam
• Kala 3: Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
• Kala 4: dari lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
• Melihat tanda dan gejala kala II
• Menyiapkan pertolongan persalinan
• Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
• Menyiapkan ibu dan keluarga untuk proses pimpinan
meneran
• Persiapan pertolongan kelahiran bayi
• Menolong kelahiran bayi
• Penanganan bayi baru lahir
• Menilai perdarahan
• Melakukan prosedur pasca persalinan
Memastikan pembukaan lengkap dengan
keadaan janin baik :
• Dengan menggunakan teknik aseptik,
melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap.
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi
PROM/PPROM
 Premature rupture of membranes (PROM)
 Rupture of the chorioamnionic membrane (amniorrhexis) prior to the
onset of labor at any stage of gestation
 Preterm premature rupture of membranes (PPROM)
 PROM prior to 37-wk. gestation
 Risk Factors:
 Prior PROM or PPROM
 Prior preterm delivery
 Multiple gestation
 Polyhydramnios
 Incompetent cervix
 Vaginal/Cervical Infection
 Gonorrhea, Chlamydia, GBS, S. Aureus
 Antepartum bleeding (threatened abortion)
 Smoking
 Poor nutrition
 History
 “Gush” of fluid
 Steady leakage of small amounts of fluid
 Physical
 Sterile vaginal speculum exam
 Minimize digital examination of cervix, regardless of gestational age,
to avoid risk of ascending infection/amnionitis
 Assess cervical dilation and length
 Obtain cervical cultures (Gonorrhea, Chlamydia)
 Obtain amniotic fluid samples
 Findings
 Pooling of amniotic fluid in posterior vaginal fornix
 Fluid per cervical os
 Test
 Nitrazine test
 Fluid from vaginal exam placed on strip of nitrazine paper
 Paper turns blue in presence of alkaline (pH > 7.1) amniotic fluid
 Fern test
 Fluid from vaginal exam placed on slide and allowed to dry
 Amniotic fluid narrow fern vs. cervical mucus broad fern
Pada usia kehamilan > 37 minggu :
• Pengelolaan aktif → terminasi kehamilan
Bila belum didapatkan tanda persalinan →
misoprostol intravaginal dan tetes oksitosin; SC
bila usaha pervaginam tidak berhasil
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Kehamilan Ektopik : kehamilan yang terjadi di luar
kavum uteri, paling sering di tuba (90-95%) →
kehamilan ektopik terganggu bila telah terjadi
ruptur tuba dan memberikan gejala-gejala, antara
lain :
• Nyeri perut
• Amenorrhea
• Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak)
• Syok karena hipovolemia perdarahan (tergantung
beratnya perdarahan)
• Diagnosis : • Tatalaksana :
• Nyeri pada palpasi perut, • Atasi Shock
perut tegang • Penghentian perdarahan
• Nyeri goyang portio segera → laparotomi
• Urine b-hCG (+) salpingektomi (memotong
• Kuldosentesis (+) : darah bagian tuba yang
pada kavum douglas (warna terganggu)
merah tua, tidak membeku
setelah diambil
• USG
• Diagnosis pasti : laparotomi
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
• Hipertensi Gestasional :
Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan,
tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu
pasca persalinan.
• Preeklamsi :
Kriteria minimum: Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20
minggu, disertei dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+
• Eklamsi :
Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma
• Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi :
Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
• Hipertensi kronik :
Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
• Obat pilihan pada hipertensi dalam kehamilan
– Lini 1: metildopa
– Lini 2 (bila tidak responsif atau HT berat):
• Labetalol: dpt menyebabkan IUGR
• Nifedipin: penurunan TD terlalu drastis
• Hidralazin: dapat menyebabkan trombositopenia neonatus
• HCT: dapat menyebabkan hipovolemia dan gangguan
elektrolit
• ACE-I (kaptopril) dan ARB (losartan, valsartan)
dikontraindikasikan karena bersifat teratogen
(defek pada jantung, agenesis ginjal)
DYSFUNCTIONAL UTERINE BLEEDING
• Abnormal bleeding from the uterus and can be characterized
clinically by amount, duration, and periodicity :
 Oligomenorrhea: menstruation occurring with intervals of more than 35
days
 Polymenorrhea: menstruation occurring regularly with intervals of less
than 21 days
 Metrorrhagia: menstrual bleeding occurring at irregular intervals or
bleeding between menstrual cycles
 Menorrhagia: regular menstrual cycles with excessive flow (technically
more than 80 mL of volume) or menstruation lasting more than 7 days
 Menometrorrhagia: menstrual bleeding occurring at irregular intervals
with excessive flow or duration
• DUB is broadly characterized clinically as ovulatory or anovulatory
• Ovulatory DUB → presents as menorrhagia
• Risk Factors :
 Adolescence
 Perimenopause
 Obesity: DUB in overweight women results from altered estrogen-to-
progesterone ratios and increased peripheral conversion of androgens
to estrogens. The estrogen-driven endometrial proliferation eventually
leads to endometrial overgrowth and abnormal bleeding patterns.
Weight loss in obese patients presumably restores regular menstrual
cycles by decreasing the adipose tissue available for conversion of
androgens to estrogen
 Polycystic ovary syndrome (PCOS)
 Cigarette smoking
ABORTUS
Definisi :
• Perdarahan dari uterus yang disertai dengan
keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi
pada usia kehamilan < 20-24 minggu dan atau
Berat < 500gr
Patofisiologi :
• Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam
desidua basalis + nekrosis jaringan sekitarnya →
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
(benda asing dalam uterus) → uterus
berkontraksi untuk mengeluarkannya.
DIAGNOSIS PERDARAHAN SERVIKS BESAR UTERUS GEJALA LAIN
Abortus Sedikit-sedang Tertutup Sesuai usia kehamilan • Plano test (+)
iminens Lunak · Kram ringan
· Uterus lunak

Abortus Sedang-banyak Terbuka Sesuai atau • Kram sedang/kuat


insipiens Lunak lebih kecil · Uterus lunak

Abortus Sedikit-banyak Terbuka  usia kehamilan •Kram kuat


inkomplit Lunak . Keluar jaringan
•Uterus lunak

Abortus Sedikit-tidak ada Tertutup/ter  usia kehamilan • Sedikit/tanpa


komplit buka kram
Lunak • Keluar jaringan
· massa kehamilan
(+/-)
· Uterus agak kenyal

Abortus Perdarahan Lunak Membesar, nyeri tekan - Demam


Septic berbau - Leukosistosis
Missed Abortion
• Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama
 8 Mg.
Etiologi: diduga Hormon progesteron
Gejala
• Diawali dengan abortus imminens yang kemudian
menghilang spontan atau setelah terapi.
• Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae
mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-). Sering
disertai gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia.
Terapi
• Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis ibu. Jika
< 12 Mg → DC, jika > 12 Mg → infus oksitosin 10 IU/D5
500 cc atau Prostaglandin E
GINEKOLOGI
Kista Bartholin Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah
vagina,di belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara
kelenjar e.c trauma atau infeksi
Kista Nabothi (ovula) Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks
diganti dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit
menonjol dengan permukaan licin (tampak spt beras)
Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai,
ukuran bbrp mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai
menonjol dari kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai
introitus. Tangkai mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip
mengalami peradangan dengan metaplasia skuamosa atau ulserasi
dan perdarahan.
Karsinoma Serviks Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-
benjol, rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal
menunjukkan suatu displasia atau lesi in-situ hingga invasif.
Mioma Geburt Mioma korpus uteri submukosa yang bertangkai, sering mengalami
nekrosis dan ulserasi.
PERDARAHAN POST PARTUM
• Definisi Lama
– Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam
– Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC)
• Definisi Fungsional
– Setiap kehilangan darah yang memiliki potensi untuk
menyebabkan gangguan hemodinamik
• Perdarahan setelah bayi lahir : perdarahan segera
• Perdarahan setelah 24 jam persalinan : perdarahan lanjut
• Insidens
– 5% dari semua persalinan
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

•Uterus tidak berkontraksi dan lembek •Syok Atonia uteri


•Tidak ada penonjolan uterus supra simfisis
•Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan
pascapersalinan dini)
•Perdarahan segera setelah bayi lahir •Pucat Robekan jalan lahir
•Darah segar •Lemah
• Uterus kontraksi baik •Menggigil
•Plasenta lengkap •Presyok
•Teraba diskontinuitas portio atau dinding vagina
•Plasenta belum lahir setelah 30 menit •Tali pusat putus akibat traksi Retensio plasenta
•Perdarahan segera berlebihan
•Uterus kontraksi baik •Inversio uteri akibat tarikan
•Perdarahan lanjutan
•Sub-involusi uterus •Anemia Sisa fragmen
•Nyeri tekan perut bawah •Demam (bila terinfeksi) plasenta /
•Perdarahan post partum lanjut Endometritis
(terinfeksi)
•Tidak terdapat penonjolan suprasimfisis ataupun •Neurogenik syok Inversio Uteri
pada perut bawah •Pucat dan limbung
•Uterus tidak teraba saat palpasi
•Lumen vagina terisi massa kenyal dengan
penampakan plasenta bagian fetal dan tali pusat
(bila belum lepas)
Sisa Plasenta
• Penemuan secara dini: dengan melakukan kelengkapan
plasenta setelah dilahirkan
• Pada Pasca-persalinan lanjut: pasien akan kembali 6-10
hari setelah persalinan dengan keluhan perdarahan dan
sub-involusi uterus
• Tatalaksana :
 Antibiotika : ampisilin kombinasi dengan metronidazole
 Ekplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan
darah atau jaringan
 Bila serviks tertutup, lakukan evakuasi dengan aspirasi vakum
manual atau dilatasi/kuretase
 Transfusi bila Hb<8 gr%
ATONIA UTERI
• Kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi
dan memendek
• Hampir 95% dari perdarahan post partum adalah karena atonia uteri
• Biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan.
• Faktor resiko : overdistensi uterus (gemeli, makrosomia, polihidramnion,
paritas tinggi), umur terlalu muda/tua, multipara dengan jarak kelahiran
pendek, partus lama, malnutrisi, penanganan salah dalam melahirkan
plasenta
• Gejala :
 Kontraksi uterus lemah/tidak berkontraksi, lunak
 Perdarahan per vaginam warna merah tua
 Fundus uteri tinggi
 Tanda-tanda syok
• Pencegahan : manajemen aktif kala III dengan oksitosin injeksi 10U IM
Atonia Uteri

Rangsang dan Pijat Uterus


Oksitosin 10 IU IM dan infus 40 IU dalam 500 ml NS/RL 40 tetes
Infus untuk restorasi cairan dan jalur obat esensial
Transfusi

Perdarahan terus berlangsung

Uterus tidak berkontraksi

Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
Tekan segmen bawah atau aorta abdominalis
Beri misoprostol 400 mg rektal

Tidak berhasil

Atonia persistens

Ligasi arteri uterina dan


ovarika
Kehamilan Kembar (Gemelli)
• Diagnosis :
• Penyulit:
• Hidramnion
• Fundus uteri lebih tinggi dari usia • Partus prematurus
kehamilan • Hipertensi dalam kehamilan
• Teraba 3 bagian besar atau lebih, • Anemia
atau 2 bagian besar berdampingan • Gangguan pertumbuhan
• Terdapat 2 ballotement • Malpresentasi
• Terdengar bunyi jantung pada 2 • Perdarahan antepartum
tempat yang sama jelasnya, apalagi
terdapat perbedaan frekuensi • Resiko perdarahan postpartum
• Ro : 2 kerangka anak Penanganan selama kehamilan:
• USG • Perjalanan jauh dihindari
• Anamnesis subjektif ibu: lebih berat,
sesak napas, bengkak kaki, • Coitus dihindari terutama
pergerakan anak lebih sering terasa pada 3 bulan terakhir
• Koreksi anemia
• Diet tinggi protein/mineral
KONTRASEPSI PIL HORMONAL
Mekanisme Kerja :
• ESTROGEN :
1. MENCEGAH OVULASI (MENEKAN FSH)
2. MENCEGAH IMPLANTASI (PENGARUH PADA ENDOMETRIUM)

• PROGESTERON
1. MENCEGAH OVULASI ( MENEKAN LH)
2. MENCEGAH SPERMA MASUK KE CERVIX (PERUBAHAN LENDIR CERVIX)
3. MENCEGAH IMPLANTASI (ENDOMETRIUM)

• Pil KB berisi hormon (bisa kombinasi estrogen atau progesteron atau


progesteron saja).
• Pil kontrasepsi pada dasarnya memiliki tingkat efektivitas tinggi untuk
mencegah kehamilan (pil kombinasi memiliki kegagalan 1 dalam 1000).
• Jadi, jika terjadi kehamilan mungkin saja cara pemakaiannya salah.
Aturan Minum :
• Biasanya dimulai di hari ke 1 atau ke 5 haid.
• Minum pil KB sebaiknya diminum pada waktu yang sama
sehingga tidak kelupaan. Tidak harus jam yang sama selama
tidak lebih dari 12 jam.
• Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2
tablet langsung pada saat ingat.
• Namun jika lupa lebih dari 1 hari bisa saja dilanjutkan
namun efektifitas berkurang sehingga perlu dikombinasikan
dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim.
• Jika mengkonsumsi pil KB 21 tablet dan lupa melanjutkan
pada blister yang baru maka mens tidak akan terjadi. Hal
ini karena efek dari lanjutkan hormon estrogen dan
progesteron pada pil KB tersebut. Bila hentikan pil KB maka
dalam beberapa hari mens akan terjadi.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna
kuning) maka harus minum 2 butir pil hormonal segera
setelah Anda mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal
(berwarna kuning), maka dalam 7 hari gunakan
kondom apabila melakukan hubungan seksual atau
hindari hubungan seksual selama 7 hari
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna
putih) maka buang pil pengingat yang terlupakan
• Bila lupa minum pil dalam dua hari, segera minum dua
pil sekaligus ketika ingat.
Kontap (Kontrasepsi Mantap)
• Keywords: Wanita, 36 tahun, ingin KB, anak 3,
riw TIA, TD 150/100
• Riwayat TIA, hipertensi  kontraindikasi KB
hormonal (pil KB, implant)
• Usia > 35 tahun, sudah memiliki 3 anak 
disarankan untuk tidak hamil lagi  Kontap
• Pasien dengan faktor risiko kardiovaskular /
cerebrovascular merupakan kontraindikasi penggunaan
kontrasepsi hormonal.
• Tubektomi merupakan kontrasepsi mantap dan akan
sulit lagi dilakukan reanastomosis tuba kembali apabila
masih ingin memiliki anak
• Kondom dapat terjadi kegagalan seperti karet yang
bocor dan pemakaian yang tidak tepat sehingga
pencegahan kehamilan tidak dapat diprediksi
• IUD atau AKDR dapat bertahan 5-8 tahun dan mudah
untuk kembali ingin mempunyai anak (hanya dengan
mengeluarkan AKDR dari rahim) sehingga perencanaan
kehamilan dapat diprediksi
Kontrasepsi
• Alamiah: koitus interuptus & pantang senggama
(metode kalender tengah siklus haid, lendir servix
lebih kental, dan peningkatan suhu basal)
• Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun).
IUD Cu-T dengan reaksi peradangan menghambat
fertilisasi dan implantasi ke endometrium
• Hormonal: pil, suntik, implan, patch: bisa
progresteron saja, bisa kombinasi dengan
estrogen
• Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi
(untuk usia wanita >35 tahun)
PENGGUNAAN KONTRASEPSI BERDASARKAN TUJUAN

38
Malpresentasi/ Malposisi
LETAK MUKA
• Sebab tersering : Panggul sempit dan anak besar
• Tatalaksana :
 Diperiksa apakah ada kelainan panggul
 Dalam persalinan : dapat lahir spontan asalkan
tidak ada CPD; biasanya partus lebih lama
dengan kemungkinan ruptur perineum lebih
besar; apabila dagu tidak dapat berputar ke
depan, dilakukan SC
 Apabila tidak ada gawat janin dan persalinan
berlangsung dengan kecepatan normal, maka
cukuplah dilakukan observasi terlebih dahulu
hingga terjadi pembukaan lengkap.
 Apabila setelah pembukaan lengkap dagu
berada di anterior, maka persalinan vaginal
dilanjutkan seperti persalinan dengan
presentasi belakang kepala.
 Bedah sesar dilakukan apabila setelah
pembukaan lengkap posisi dagu masih
posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi,
atau atas indikasi obstetric lainnya.
Letak Sungsang
Hiperemesis Gravidarum
Grade :
• Definisi, keluhan mual,muntah • Tingkat 1 :
pada ibu hamil yang berat hingga lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri
mengganggu aktivitas sehari-hari. epigastrium, nadi↑,turgor kulit
• Biasanya mulai setelah minggu berkurang,TD sistolik↓, lidah kering,
mata cekung.
ke-6 dan baik dengan sendirinya • Tingkat 2 :
sekitar minggu ke-12 apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering
• Etiologi : Kemungkinan kadar dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang
BhCG yang tinggi atau faktor suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium
dalam hawa pernafasan.
psikologik
• Tingkat 3 :
• Predisposisi :primigravida, mola KU lebih lemah lagi, muntah-muntah
hidatidosa dan kehamilan ganda. berhenti, kesadaran menurun dari
• Akibat mual muntah → dehidrasi somnolen sampai koma, nadi lebih
cepat, TD lebih turun. Komplikasi fatal
→ elektrolit berkurang, ensefalopati Wernicke : nystagmus,
hemokonsentrasi, aseton darah diplopia, perubahan mental.Ikterik
meningkat → kerusakan liver
Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat
Abnormalitas Ringan Berat

Tekanan darah diastolik <100 mmHg 110 mmHg atau lebih

Proteinuria Terdeteksi hingga 1+ Persisten 2+ atau lebih

Sakit kepala Tidak ada Ada

Gangguan visual Tidak ada Ada

Nyeri abdomen atas Tidak ada Ada

Oliguria Tidak ada Ada

Kejang (eklampsia) Tidak ada Ada

Kreatinin serum Normal Meningkat

Trombositopenia Tidak ada Ada

Peningkatan enzim hati Minimal Nyata

Restriksi pertumbuhan janin Tidak ada Jelas

Edema paru Tidak ada Ada


Perdarahan Antepartum
Plasenta Previa
• Darah warna merah segar,
tidak nyeri, janin tidak distress
(DJJ baik). Perdarahan 100 cc
yg keluar darahnya 100cc. Ibu
tidak kesakitan. Sering terjadi
pada hamil muda (30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak
bisa hidup diluar, indikasi
mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika
perdarahan tidak boleh VT,
inspekulo terlebih dahulu
Perdarahan Antepartum
Solutio Plasenta
• Darah warna
gelap/kecokelatan
• Perdarahan banyak namun
tidak bisa keluar
• Ibu tampak sangat sakit
perut dan pucat
• DJJ janin dapat tidak
ada/distress, tidak teraba
bagian janin
• Harus SC cito
• Early postpartum hemorrhage (< 24 jam
postpartum)
• Late postpartum hemorrhage (>24 jam
postpartum) disebabkan oleh retensio
plasenta dan trauma jaringan.
Haemorragic Postpartum (HPP)
4T
• Tone: Atonia uteri kontraksi uterus lemah.
Tatalaksana: uterotonika (oxytocin, metergin)
• Tissue: Sisa plasenta  jaringan plasenta
tidak lengkap. Th/ kuret
• Tear: Laserasi jalan lahir  darahnya merah
segar
• Thrombocyte: Gangguan koagulasi  HELLP
Th/ kompresi bimanual, balon, ligasi arteri
hipogastrik, histerektomi
Analisis Sperma
Amenore
Infeksi Puerperalis
Radang Panggul (PID)
• Radang panggul adalah penyakit yang diakibatkan
infeksi ascending dari vagina atau serviks ke
endometrium, tuba falopii dan/atau struktur di
sekitarnya.
• Pada penyakit radang panggul pemberian
antibiotik spektrum luas menjadi penting
walaupun patogen belum dapat teridentifikasi
secara objektif.
– Kombinasi cephalosporin generasi ke-3 atau
amoxicillin ditambah dengan tetracycline dan
metronidazol dapat menjadi pilihan utama.
KONTRASEPSI HORMONAL
• Mekanisme
• Estrogen
1.Mencegah ovulasi (menekan FSH)
2.Mencegah implantasi (pengaruh pada endometrium)
• Progesteron
1.Mencegah ovulasi ( menekan LH)
2.Mencegah sperma masuk ke cervix (perubahan lendir
cervix)
3.Mencegah implantasi (endometrium)
4.Merangsang Hormon Prolaktin
• Kontra indikasi
•Thrombophlebitis
•Penyakit cerebrovaskuler atau coronaria
•Diabetes dengan kelainan vaskuler
•Hypertensi
•Kanker buah dada
•Gangguan fungsi hati
• Hamil
• KOMPLIKASI IUD
Perforasi uterus
Abortus
Kram uterus
Perdarahan
Menorrhagia
Infeksi
• KONTRA INDIKASI IUD
Kehamilan
Infeksi pelvis
Kelainan Bentuk Uterus
Genital actinomycosis
Cervicitis dan vaginitis
Ca Serviks
• Cervical dysplasia:
abnormal changes in the cells on the surface of the cervix
that are seen underneath a microscope
Histology
cervical intraepithelial neoplasia (CIN) I (mild) a benign
viral infection
CIN II (moderate),
CIN III (severe).
Cytology
low-grade SIL (squamous intraepithelial lesion) low-grade
lesions
high-grade SIL (HSIL) high-grade dysplasia
Choriocarsinoma
OAT dan Kontrasepsi
Giant Baby
• Giant baby / Big baby syndrome / Makrosomia
• Didiagnosis apabila bayi lahir dengan berat
badan lebih dari 4000 gram, tanpa melihat
usia gestasional
Hidramnion
Hidramnion
• Hidramnion atau poli hidramnion  jumlah
air ketuban melebihi dari batas normal
• Volume ketuban normal: 1-2 liter
• Oligohidramnion  kekurangan air ketuban
• Gejala hidramnion:
– Pembesaran uterus dengan kesulitan meraba
bagian kecil janin / mendengar denyut janin
– Akibat overdistensi  dispnea, edema ekstremitas
bawah, vulva
Hidrops fetalis
• Adalah suatu kondisi edema pada janin
• Gambaran klinis: abnormalitas akumulasi cairan
dalam rongga tubuh (pleural, percardial dan
peritoneal) dan jaringan lunak tubuh dengan
ketebalan dinding lebih dari 5 mm
• Sering berhubungan dengan hidramnion dan
penebalan plasenta ( > 6 mm) pada 30 – 75%
kasus
• Terjadi akibat gangguan keseimbangan cairan 
akumulasi cairan lebih banyak dibandingkan
dengan yang diabsorbsi
• Dengan USG tampak gambaran:
– Edema anasarka
– Penumpukan cairan dalam rongga tubuh seperti
pleura – perikardium dan rongga peritoneal
– Hidramnion
– Plasenta yang tebal
Ruptur Uteri
• Keywords: Hamil 9 bulan, sesak nafas berat,
pucat. TD 70/palpasi, nadi 140 kali/menit
lemah, terdapat perdarahan pervaginam,
nyeri suprasimfisis, dan bagian janin teraba
• Diagnosis: C. Ruptur uteri
Ruptur uteri
• Robeknya uterus
– Komplit: isi uterus masuk ke rongga abdomen, biasa
disertai syok hipovolemik
– Inkomplit: dinding peritoneum tetap intak, jadi tidak ada
yang ke abdomen
• Penyebab
– Kelemahan pada dinding uterus, mis. riw. SC dan
myomektomi, grande multipara, makrosomia, gemeli
– Intervensi saat persalinan: induksi, mendorong fundus
terlalu kuat, ekstraksi forceps
• Gejala: nyeri abdomen, pendarahan pervaginam, tanda
syok, fetal bradikardia, bagian janin teraba dari kulit
Ruptur uteri
Psikosis postpartum
• Keywords: Wanita baru saja melahirkan anak
pertamanya 3 hari lalu, terus menangis, tidak
mau menyusui bayinya, dan mengatakan
bahwa bayinya adalah jelmaan roh jahat.
Keluhan sama sebelumnya (-).
• Diagnosis: Psikosis postpartum
Psikosis postpartum
• Psikosis postpartum adalah sindrom yang
ditandai oleh depresi berat dan waham yang
terjadi setelah melahirkan
• Umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama
dan biasanya kasus terjadi 2-3 hari setelah
melahirkan
• Gejala: delusi, halusinasi, gangguan saat tidur dan
obsesi mengenai bayinya, perubahan mood
secara drastis
• Tatalaksana dengan mood stabilizer,
dikombinasikan dengan anti psikotik dan
benzodiazepine
Baby blues syndrome
• Adalah gangguan afek ringan yang sering
terjadi dalam 14 hari pasca persalinan, yang
ditandai dengan gejala depresi seperti cemas,
menangis dan takut
• Diperkirakan dialami oleh 50-70% ibu yang
melahirkan
Endometritis
• Endometritis: inflamasi atau iritasi endometrium
• Akibat infeksi, seperti chlamydia, gonorrhea,
tuberculosis, atau bakteri normal vagina
• Sering terjadi setelah abortus atau kelahiran (terutama
persalinan lama atau SC), atau prosedur yang
melibatkan uterus (histeroskopi, IUD)
• Gejala: distensi abdomen, perdarahan pervaginam,
keputihan, demam, nyeri perut bawah
• Terapi: antibiotik
• Mastitis
– Peradangan jaringan payudara, akibat infeksi maupun
noninfeksi
– Penyebab: Staphylococcus aureus, Streptococcus, E. coli
– Faktor risiko
• Metode menyusui salah
• Pakaian ketat  gesekan, iritasi pada puting
• Trauma pada payudara atau puting (digigit bayi atau papanya
bayi)
• Sumbatan pada puting
• Berhenti menyusui tiba-tiba
• Riwayat mastitis
– Tanda/gejala: tanda peradangan di payudara tetapi tidak
teraba massa
– Dapat berkembang menjadi abses mammae
– Tata laksana: lanjutkan dan perbaiki metode menyusui,
antibiotik
• Fibroadenoma mammae (FAM)
– Massa kenyal, berbatas tegas, mobile, tanpa tanda
peradangan
• Tumor Phyllodes
– Berasal dari sel periduktal
– 80-85% jinak, sisanya ganas
– Massa keras, berbatas tegas, mobile, kulit permukaan tipis
dan mengkilat, vena dapat terlihat, ukuran bisa mencapai 30
cm
• Ca mammae
– Massa keras, permukaan tidak rata/bernodul, tidak berbatas
tegas, immobile, peau d’orange, retraksi puting, nipple
discharge, ulserasi
• Fibrokistik (fibrocystic breast changes)
– Akibat hiperproliferasi jaringan ikat
– Massa kenyal, permukaan rata, batas tegas, muncul berkaitan
dengan siklus menstruasi

Anda mungkin juga menyukai