Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.1.1 Tujuan Hidup Muslim
Manusia sebagai makhluk di muka bumi disebut juga sebagai makhluk
sosial, makhluk yang berakal, makhluk agamis, dan makhluk yang
monodualistik (perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia
terletak pada peranan yang diembannya yaitu sebagai khalifah fil-ardh atau
khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan pembeda yang jelas dengan
makhluk ciptaan allah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan, hewan,
tumbuh-tumuhan, dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia.

Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah swt


kepada manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu hal yang sulit dan
berat, karena Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada
seseorang melainkan ssuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh
Allah Swt. dan dengan akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai sesuatu.
Memungsikan akal dapat kita pahami sebagai upaya manusia dalam
menetapkan langkah-langkah yang terarah dan terukur dan menentukan tujuan
hidup serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata manusia.

Karena akal bukanlah benda yang statis, maka akal haruslah dilatih,
dikembagkan, dan disempurnakan kemampuannya. Mengembangkan akal
adalah auatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, aya
nalar, daya analisa,daya cipta, rasa, dan karsa manusia dapat tumbuh dan
bersemi dalam diri seseorang. Pemanfaatan potensi atau berbagai macam daya
yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dapt dijadikan sebagai criteria dalam
menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah Allah Swt..
Mengambil peran itu pada hakikatnya adalah bagian dari usaha mencapai
tujuan penciptaan manusia di muka bumi.

1
Dalam AlQur’an dijelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah
Swt. Hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara
sungguh-sungguh (hanif) merencanakan, melaksanakan perintah-nya, dan
menjauhkan larangan-nya. Perintah itu bisa berupa ibadah mahdhah dan bisa
juga ibadah ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada dasarnya tidak
dapat dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribai seorang muslim.
Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh, dan saling
mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim.

Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan


kemampuan dan tuntunan yang benar dari Rasulullah Saw akan memberikan
dampak yang positif dalam membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak
tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan pengamalan ibadah manusia dan
sesuai pula dengan kehendak Allah Swt.. Namun demikian, realitas kehidupan
kita menunjukkan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk
memisahkan ibadah dengan kehidupan duniawi. Mereka berpendapat bahwa
yang dikatakan ibadah hanyalah sebatas ibadah mahdhah saja seperti shalat,
puasa, zakat, haji, dan lain-lain , sedangkan ibadah yang berhubungan dengan
kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas yang bukan termasuk dalam
ruang lingkup atau ranah (domain ) ibadah kepada Allah Swt..

Kecenderungan seperti ini sudah mendarah daging bahkan telah


mengakar secara salah kaprah di kalangan kita, dan pemahaman eperti ini
cenderung diwariskan dari satau generasi ke generasi berikutnya secara
tradisional. Hal ini mengakibatkan kita jauh tertinggal dari kehidupan duniawi
sebagai wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah Swt..
Pada zaman Rasulullah saw dan para sahabat, umat islam berusaha
melaksanakan ajaran atau isi AlQur’an secara benar dan menyeluruh dalam
segala segi kehidupan seorang muslim berapapun keilnya, disetiap saat dan
disetiap tempat. Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual (mahdhah) maka
akan memberikan kekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan selanjutnya
akan meningkatkan kekuatan lahiriyah untuk memperbaiki kualitas kehidupan
duniawinya. Dengan perkataan lain, seorang muslim seyogyaya memandang
bahwa kehidupan duniawi ini sebagai sesuatu medan peperangan yang harus
dimenangkan olehnya dan sekaligus sebagai lading menumbuhkan amal
shalih untuk bekal kehidupan akhirat,

2
Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt.. Dan sekaligus mengharapkan ridho-nya
adalah tujuan mereka. Demikian pula, membentuk dan mengembangkan
kekuatan ruhaniah sebagai tenaga pendorong (driving force) dalam
menyelesaikan setiap problematika kehidupan duniawi juga merupakan tujuan
hidup manusia. Setelah manusia berupaya sekuat tenaga dalam
mempersembahkan ibadahnya kepada sang pencipta, maka hasil dari semua
ibadah itu diserahkan kepada Allah Swt.. Setelah segenap potensi dan
kemampuan manusia telah dicurahkan secara baik, benar, terarah, dan terukur,
maka kita tinggal bertawakkal, berserah diri dan menerima apapun yag
dikaruniakan-nya.

Mengembalikan pemahaman umat islam secara benar haruslah diulai


dengan meluruskan dan membenarkan terlebih dahulu penetapan atau
perumusan tujuan hidupnya. Mengapa demikian? Pertanyyaan ini dapat kita
jawab secara sederhana karena sudah terlalu banyak ahli filsafat dan pemikir-
pemikir islam yang telah menyimpang dari inti ajaran AlQur’an dan sunnah
Rasulullah saw. Mereka mendefinisikan berbagai macam tujuan hidup
manusia dengan rumusan-rumusan yang cenderung berorientasi pada
materialisme, eksistensialisme, ataupun hedonisme sebagaimana tercermin
dalam konsep pahala dan dosa.

Ditengah-tengah ketidak sengajaan menyerap bahkan


mendarahdagingkan tujuan hidup yang telah dirumuskan oleh para filsuf, para
pemikir islam, dan diri kita masing-masing, maka islam telah merumuskan
tujuan hidup itu yang lebih universal, sempurna , dan menyeluruh untuk setiap
pemeluknya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mengetahui
tujuan hidup manusia secara utuh, jelas, dan gambling akan dapat membawa
umat islam kepada tingkat kualitas kehidupan tertinggi di dunia dan di akhirat.
Karena juga akan memberikan kehidupan yang penuh dengan ketenagan,
keberuntungan, kebahagiaan yang hakiki dan sesuai dengan harapan kodrat
kemanusiaan itu sendiri.

3
Tujuan hidup manusia dalam pandagan slam telah tercantum dalam
ayat suci AlQur’an. Bukan hanya rumusan tujuan hidupnya saja yang
dicantumkan, akan tetapi bagaimana cara mencapainya pun juga secara jelas
disebutkan. Pada kesempatan ini melalui modul bahan diskusi, kita mencoba
untuk memahami dengan cara menganalisis tujuan hidup muslim dalam
AlQur’an dan merumuskan bagaimana cara mengaplikasikan ayat tersebut
dalam kehidupan nyata kita sehari-hari.

1.1.2 Fungsi Hidup Muslim


Sebagaimana yang telah kita bicarakan pada sesi pertama diskusi
tentang “Tujuan Hidup Muslim”, maka pada pertemuan kedua ini kita akan
mengkaji apa fungsi hidup muslim itu? Secara sederhana, fungsi dapat
didefinisikan sebagai suatu akibat atau konsekuensi dari dilakukannya suatu
sebab. ‘Akibat atau konsekuuensi’ itu kadang-kadang dapat kita kenali dengan
jelas dan gamblang, sebagaimana jelanya pemahaman kita mengenai fungsi
utama air sebagai penghilang rasa haus atau dahaga. Sebaliknya, ‘akibat atau
konsekuensi’ bisa juga terkesan samara dan tidk dapat segera kita kenali
dengan baik dan benar karena keterbatasan pemahaman kita.

Sebagai contoh misalnya bagi seorang anak yang masih kecil dengan
tigkat pemahaman terbatas, akan sangat sulit megenali apa sebenarnya fungsi
dari seorang ayah dbandingkan dengan ibinya. Dalam kasus seorang ayah
menyuruh anaknya belajar atau kalau perlu memaksanya belajar , maka si
anak bertanya-tanya apakah memang fungsi seorang ayah selalu berkaitan
dengan sesuatu hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan perkataan lain
pada saat itu si anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah tangga.
Namun, ketika ia mulai besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan
pemahaman dan penalaran si anak, maka ia baru mengetahui apa fungsi
seorang ayah tersebut. Misalnya, ia akan menjawab sendiri pertanyaan berikut
: ‘Ooh ya, kalau begitu tindakan dan sikap ayah dahulu kepadaku ketika aku
masih kecil berfungsi untuk menyadarkan aku dari kemalasanku atau dari
kenakalanku yang lain’.

Manusia sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh
Allah Swt.untuk bertindak sesuai hak dan kewenangannya itu. Namun
demikian, penggunaan hak dan wewenang yang dimiliki oleh seseorang akan

4
memunculkan suatu konsekuensi di kemudian hari berupa pertanggung
jawaban dari penggunaan hak dan wewenang tersebut. Apakah dalam
pelaksanaan tugasnya atau wewenangnya sudah sesuai dengan tuntutan dan
tuntunan yang memberikannya (Allah Swt.) atau sebaliknya hanya menurut
selera manusia itu sendiri yang berlandaskan pada akal dan pikirannya semata
yang bersifat terbatas dan nisbi (relatif).

Jika manusia lebih cenderung meletakkan akal pikirannya semata di


atas norma agama yang hak dan bersifat absolute karena memang berasal dari
Sang Maha Pencipta Allah Swt., maka kehancuran dan malapetaka yang akan
terjadi kemudian. Kita sering menyaksikan adanya suatu penindasan,
penjegalan, dan perampasan hak, ketidakadilan, dan kedholiman di
permukaan bumi, karena semata-mata system kehidupan manusia di bumi
yang serba kompleks ini secara dominant hanya dikelola berlandaskan
kemampuan akal fikiran manusia yang terbatas. Ini bukan berarti bahwa akal
pikiran manusia sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat, tetapi seharusnya
penggunaan akal fikiran itu sinergi dengan tuntutan Sang Pencipta.

Allah Swt. Menempatkan manusia setingkat lebih tinggi di atas


makhluk lain di muka bumi, karena manusia diharapkan menjadi pelindung
dan pemakmur bumi dengan memanfaatkan segala potensinya yang ada
untuk memudahkan manusia dalam melaksanakan peranan hidupnya. Fungsi
yang cukup besar dan mulia itu merupakan anugerah yang tak ternilai
harganya. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian, maka manusia akan
didorong untuk lebih giat dankuat dalam merencanakan sesuatu dan
melaksanakan rencana ynag telah dibuatnya. Ringkasnya, tidak ada istilah
santai apalagi bermalas-malasan dalam berbuat bagi siapa saja yang
mengetahui fungsi hidupnya secara utuh dan benar.

Kebanyaan kita tidak menyadari tentang fungsi hidupnya, dan


sebagian lagi mungkin tidak mngetahuisama sekali tentang itu. Akibat
ktidaktahuannya tentang ungsi hidupnya menyebabkanseseorang tidak
memiliki gairah hidup. Bahkan yang lebih mngerikan lagi adalah adanya
anggapan bahwa hidup ini sebagai suatu beban yang amat berat yang harus
segera diakhiri. Namun, tidaklah demikian bagi kita yang menyadari secara
benar tentang fungsi hidupnya. Hidup ini sebenarnya sagatlah menarik dan

5
menggairahkan karena memang sebagai salah satu anugerah utama dan sangat
berharga dari Allah Swt. Kepada manusia. Bahkan diantara kita ada yang
bercita-cita ingin hidup selamanya untuk memfungsikan dirinya sebagaimana
yang diharapkan oleh Allah Swt. Marilah kita lihat, apa sebenarnya fungsi
hidup seorang muslim itu dalam pandagan AlQuran?

1.1.3 Peranan Hidup Muslim


Baru saja kita membahas tentang ‘Fungsi Hidup Muslim’ yang sangat
berkaitan dengan peranan hidupnya. Jika fungsi hidup lebih banyak
ditekankan pada aspek konsekuensi yang diterjemahkan ke dalam wewenang
dan tanggung jawab, maka peranan lebih difokuskan pada segi aplikasi dalam
kehidupan seorang muslim. Secara sederhana peranan dapat diartikan sebagai
apa yang diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya dilakukan oleh
seseorang. Pihak lain yang dimakud disini adapat berarti Tuhan (Allah Swt.)
dansecara kolektif dapat berupa masyarakat, lembaga social kemasyarakatan,
atau bahkan individu (perorangan).

Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat
hidup sendirian karena secara kodrati manusia meman sebagai makhluk social
dalam kenyataan sehai-hari banyak ditemui orang-orang yang secara sengaja
atau tidak sengaja membiasakan hidupnya melawan sunnatullah atau
melawan arus, yaitu dengan membuayakan pola hidup individualistis
sebagaimana kita saksikan di Negara-negaa ‘maju’ (sekuler) atau di koa-kota
besar di Indonesia. Pola hidup seperti ini justru membuat mereka sres,
terpojok, bahkan menyulitkan dirinya sendiri. Mengapa demikian?
Jawabannya adalah karena mereka melawan itrah hidupnya sebagai makhluk
yang memerlukan orang lain atau karena mereka melawan tuntutan social atau
harapan sosialnya.

Pada kesempatan diskusi ketiga ini, kita mencoba menenali apa ang
diharapkan diperankan leh seoran muslim yng tercermin dari sikap perilaku
(conduct), keragaan (appearance), dan prestasi (achievement). Dengan
demikian, maka kita bersama-sama bertanya dan sekaligus menjawab apa
peranan seorang muslim menurut pandangan AlQuran?

6
BAB II
CAPAIAN KOMPETENSI

2.1 Tujuan Instruksional Khusus

2.1.1 Tujuan Hidup Muslim


Adapun tujuan diskusi atau kuliah aktif mengenai topik Tujuan Hidup Muslim
adalah agar mahasiswa :
a. Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahaman terhadap
Al -Qur’an.
b. Dapat menjelaskan perbedaan antara tujuan hidup muslim dengan tujuan
hidup manusia lainnya.
c. Dapat menjelaskan pengertian ibadah kepada Allah swt.

2.1.2 Fungsi Hidup Muslim


Adapun tujuan diskusi atau kuliah aktif mengenai topik Fungsi Hidup Muslim
adalah agar mahasiswa :
a. Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim.
b. Mampu menjelaskan pengertian ”rahmatan lil ’alamin”.
c. Mampu menghayati fungsi hidupnya sebagai pembawa rahmat bagi sekalian
alam.

2.1.3 Peranan Hidup Muslim


Adapun tujuan diskusi atau kuliah aktif mengenai topik Peranan Hidup Muslim
adalah agar mahasiswa :
a. Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan di
dunia sesuai dengan tuntunan Al Qur’an.
b. Mampu merumuskan pengertian ”khalifah fil ardh” dalam hubungannya
dengan pengelolaan potensi alam raya ini.
c. Mampu menjelaskan cara pendekatan yang digunakan untuk menyadarkan
umat sebagai khalifah di muka bumi.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Diskusi


3.1.1 Tujuan Hidup Muslim
Adapun hasil diskusi/jawaban dari pertanyaan yang didiskusikan pada kuliah
aktif mengenai topik Tujuan Hidup Muslim adalah sebagai berikut :
a. Dengan memperhatikan Surat Adz-Zaariyaat (51) : 56, Al-Fatihah (1) : 5-
7, Al-Baqarah (2) : 83-84, Al-A’raaf (7) : 73-74, Huud (11) : 50-52 dan
61. Apakah tujuan hidup seorang muslim ?

QS Adz-Zaariyaat (51) : 56
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku”

QS Al-Fatihah (1) : 5-7


“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan
jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.”

QS Al-Baqarah (2) : 83-84


“Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah
kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi
janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.
Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu
tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak
akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu,

8
Kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu
mempersaksikannya.”

QS Al-A’raaf (7) : 73-74


“Dan kepada kaum Samud kami utus saudara mereka Saleh. Dia berkata
“Wahai Kaumku! Sembahlah Allah Tidak ada tuhan sembahan bagimu
selain dia. Sesungguhnya Allah telah datang kepadamu dengan bukti
yang nyata dari Tuhanmu. Ini seekor unta betina dari Allah sebagai tanda
untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, jangan disakiti, anti
akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih. Dan ingatlah
ketika ia menjadikanmu khalifah-khalifah setelah kaum Ad dan
menempatkan di bumi di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana
dan di bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-
nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.”

QS Huud (11) : 50-52


“ Dan kepada kaum Ad kami utus saudara mereka, Hud, Ia berkata
Wahai Kaumku! Sembahlah Allah! Tiada Tuhan bgimu selain Dia.
Selama ini kamu hanyalah mengada-ada. Wahai Kaumku! Aku tidak
meminta imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.
Tidakkah kamu mengerti?. Dan Hud berkata Wahai Kaumku! Mohonlah
ampun kepada tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia
menurunkan hujan yang sangat deras. Dia akan menambah kekuatan di
atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang
berdosa.”

QS Huud (11) : 61
“Dan kepada kaum Samud kami utus saudara mereka Saleh. Dia berkata
“Wahai Kaumku! Sembahlah Allah Tidak ada tuhan sembahan bagimu
selain dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi dan menjadikanmu
pemakmurnya, karena itulah mohonlah ampunan kepada-Nya kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat dan
memperkenankan doa Hambanya.”

Jadi, dapat disimpulkan dari ayat-ayat diatas, Tujuan hidup seorang


muslim yang utama adalah beribadah kepada Allah SWT.

9
b. Dengan memperhatikan Surat Adz-Zaariyaat (51) : 55-58, maka
bagaimana Anda dapat menghubungkan atau merumuskan relasi
(hubungan) antara berdzikir dan beriman pada ayat 55, rizki pada ayat 57-
58, dan kekuatan tangguh pada ayat 58 dengan beribadah kepada-Ku pada
ayat 56 ?

QS Adz-Zaariyaat (51) : 55-58


“dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak
menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah pemberi
rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”

Muslim yang taat adalah muslim yang beriman kepada Allah. Beriman
ialah percaya dengan diucapkan oleh lisan, dibenarkan oleh hati dan
dibuktikan dengan perbuatan /amalan. Ibadah membutuhkan iman yang
kuat dan kekuatan yang tangguh, dan untuk menguatkan iman kita, kita
harus berdzikir untuk mengingat Allah swt. Semakin tinggi iman kita,
maka semakin kuat ibadah kita untuk Allah, maka Allah akan
memudahkan rezeki kepada orang yang beriman dan bertaqwa kepada-
Nya.

Berdzikir adalah salah satu amalan yang kita lakukan untuk selalu
mengingat Allah di mana pun kita berada sehingga hati kita pun menjadi
tenang, (Q.S Ar’radu 13 :28), serta Allah pun akan selalu merahmati,
memberi petunjuk, dan meridhai setiap langkah kita dalam mencari
rezeki-Nya. Allah tidak akan meminta apapun dari ciptaan-Nya. Allah
SWT yang maha mempunyai kekuatan yang kokoh, tangguh, dan pemberi
rezeki. Allah memerintahkan ciptaan-Nya untuk beribadah kepada-Nya.
Walaupun demikian, tidak akan pernah berkurang kekuatan dan kekuasaan
Allah.

c. Juga memperhatikan “laa ta’buduuna illallaah” dalam ayat 83 surat Al-


Baqarah dengan berbuat baik kepada Ibu Bapak, kaum kerabat, anak

10
yatim, dan orang miskin (manusia seluruhnya), kemudian baru tunaikan
shalat dan tunaikan zakat. Bagaimana Anda dapat menjelaskan pengertian
beribadah kepada Allah Swt. dalam ayat ini dengan prestasi manusia ?
kemenangan yang dihasilkan dari usaha seseorang dapat diartikan sebuah
prestasi. Prestasi manusia di sisi Allah adalah tingkat keimanan dan
ketaqwaan-Nya terhadap Allah swt. Prestasi manusia di sisi Allah
dibuktikan dengan sejauh mana ibadah yang telah kita lakukan terhadap-
Nya. Ibadah terbagi menjadi dua yaitu ibadah madhah/khusus,dan ibadah
ghairu madhah/umum. Kedua ibadah ini harus dilakukan secara seimbang
dan saling melengkapi, supaya terbentuk karakter muslim yang taat
kepada-Nya. Berbuat baik kepada Ibu Bapak, kaum kerabat, anak yatim,
dan orang miskin merupakan suatu contoh dari ibadah ghairu madhah
yaitu ibadah terhadap sesama makhluk hidup; sedangkan menunaikan
shalat dan menunaikan zakat merupakan suatu contoh dari ibadah madhah
ibadah langsung terhadap Allah swt.

d. Dengan memperhatikan ayat 50 dengan 51 dan 52 surat Huud (11), Allah


Swt. menghubungkan beribadah kepada Allah Swt. dengan menurunkan
rahmat (dalam ayat ini misalnya berupa hujan) dan menambah kekuatan
(manusia) sekaligus Allah Swt. menyuruh kita agar jangan berbuat dosa.
Dengan demikian, maka apakah benar pengertian ibadah kepada Allah
Swt. lebih banyak ditekankan pada pencapaian prestasi (ahsanu ‘amala
atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakul karimah) manusia di
dunia ?

Benar. Jika ibadah kepada Allah lebih ditekankan pada pencapaian suatu
prestasi karena kita beribadah kepada Allah merupakan suatu kewajiban
kita sebagai makhluk Allah untuk mendapatkan kemenangan yang
sesungguhnya ,berupa surga-surga yang mengalir sungai dibawahnya, di
Yaumil Akhir kelak. Dan juga ibadah kepada Allah bisa ditekankan pada
tingkah laku (akhlaq) manusia di dunia, karena aqidah yang baik akan
mendorong pelaksanaan syariat islam yang baik yang akan tercermin
dalam tingkah laku kehidupan muslim tersebut. Dapat dikatakan bahwa
akhlaq merupakan buah dari keimanan seseorang.

11
3.1.2 Fungsi Hidup Muslim
Adapun hasil diskusi/jawaban dari pertanyaan yang didiskusikan pada kuliah
aktif mengenai topik Fungsi Hidup Muslim adalah sebagai berikut :
a. Apa fungsi hidup seorang muslim ? Perhatikan surat Al-Anbiya (21) : 107
dan An-Nahl (16) : 89.
QS Al-Anbiya (21) : 107
“ dan kami tidak mengutus Engkau Muhammad melainkan untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam.”

QS An-Nahl (16) : 89
“ dan (ingatlah) pada hari (ketika) bangkitkan pada setiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan engkau
(Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami turunkan kitab
(AlQuran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai
petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri
(Muslim).”

Fungsi hidup seorang muslim adalah menjadi/pembawa rahmatan lil


’alamin yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam dengan berpedoman
terhadap Al-Qur’an nur karim. Dengan cara melindungi dan
memakmurkan bumi beserta isinya serta tidak berbuat kerusakan di muka
bumi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut manusia harus terdorong untuk
melakukannya atas dasar menjadi seorang khalifah di muka bumi karena
Allah SWT.

b. Apa pengertian dari “rahmatan lil’alamin” ? Periksalah secara seksama


dan tarik kesimpulan dari surat An-Naml (27) : 17-19.
QS An-Naml (27) : 17-19.
” dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia,
dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka
sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “ Wahai semut-semut!
Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

12
Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena mendengar
(perkataan semut itu). Dan dia berdoa, “ Ya Tuhanku anugerahkan aku
ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepad a kedua orang tuaku, dan agar aku mengerjakan
kebajikan yang Engkan ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu
ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Pengertian rahmatan lil ’alamin adalah (menjadi) rahmat bagi semesta


alam. Definisi rahmat di sini ialah menjadi pembawa kedamaian,
kebaikan, dan keselamatan untuk semesta alam. Mnusia juga harus
melindungi dan menjaga alam semesta serta tidak membuat kerusakan di
muka bumi. Dalam menjalankan kehidupan di bumi ini, manusia tidaklah
sendiri, kita hidup berdampingan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Sebagai pembawa rahmat tidaklah pantas bila kita merusak dan berbuat
semena-mena terhadap alam dan lingkungan sekitar. Hal yang seharusnya
kita lakukan ialah menjaga dan memelihara serta memanfaatkan segala
potensi di bumi dengan bijaksana, meskipun terhadap makhluk sekecil
semut pun, karena manusia telah dianugerahkan kelebihan berupa akal
yang harus dioptimalkan dengan baik dan benar. Tidak hanya untuk
dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan semua ciptaan Allah swt
yang ada di semesta alam ini, meskipun terhadap makhluk sekecil semut
pun.

c. Bagaimana mewujudkan fungsi tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari


di dunia ini ? Perhatikan surat Al-Baqarah (2) : 218, An-Nisaa (4) : 175,
Al-An’am (6) : 154, Al-A’raf (7) : 56, Yusuf (12) : 53-57, dan Yunus
(10) : 21-24.
QS Al-Baqarah (2) : 218
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan
rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

QS An-Nisaa (4) : 175


“ adapun oran g-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh
kepada (agama-Nya), maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam

13
rahmat dan karunia dari-Nya (surga), dan menunjukkan mereka jalan
yang lurus kepada-Nya.”

QS Al-An’am (6) : 154


“ kemudian kami telah memberikan kepada Musa kitab (Taurat) untuk
menyempurnakan (nikmat kami) kepada orang yang berbuat kebajikan,
untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat,
agar mereka beriman akan adanya petemuan dengan Tuhannya.”

QS Al-A’raf (7) : 56
“ dan tetaplah untuk kami kebaikan di dun ia ini dan di akhirat. Sungguh,
ka i kembali(bertobat) kepada Engkau. (Allah),” Sikaku akan aku
timpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmatku meliputi segala
sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang
bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami.”
QS Yusuf (12) : 53-57
“ dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan),karena
sesungguhmya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali
(nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku, Maha
Pengampun, Maha Penyayang.” Dan raja berkata, “ bawalah dia (Yusuf)
kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.”
Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia, dia (raja) berkata,
“sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” Dia (Yusuf)
berkata, “ jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan
berpengetahuan.” Dan demikianlah kami meberi kedudukan kepada
Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal dimana saja yang dia
kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang kami kehendaki
dan kami tidak menyianyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
beriman dan selalu bertakwa.”

QS Yunus (10) : 21-24

14
“Dan apabila kami memberikan suatu rahmat kepada manusia, setelah
mereka ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya
(menentabng) ayat-ayat kami. Katakanlah, “ Allah lebih cepat
pembalasannya (atas tipu daya itu).” Sesungguhnya malaikat-malaikat
kami mencatat tipu dayamu. Dialah tuhan yang menjadikan kamu dapat
berjalan di daratan, (dan berlayar) di lautan. sehingga ketika kamu
berada di dalam kapal, dan meluncurkan (kapal) itu membawa mereka
(orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik,
dan mereka bergembira karenanya;tiba-tiba datanglah adai dan
gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah
terkepung (bahaya) maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada
allah semata (seraya berkata), “sekiranya Engkau menyelamatkan kami
dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.”
Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat
kedzaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia!
Sesungguhnya kedzaliman mu bahayanya akan menimpa dirimu
sendiri;itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada kamilah
kembalimu kelak akan kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya
seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah
tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), diantaranya ada
yang di makan manusia dan hewan ternak.hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahanya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa
mereka pasti menguasainya ( memetik hasilnya), datanglah kepadanya
azab kami pada waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanaman)
nya seperti tanaman yang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah
tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan
kami) kepada orang yang berfikir.”

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, dapat di simpulkan, Cara mewujudkan


fungsi kita sebagai muslim adalah :
 Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT (QS Yusuf: 56)
 Berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT (QS Al Baqarah: 218)
 Berpegang teguh pada agama Allah (QS An-Nisa: 175)
 Berbuat kebaikan (QS Yusuf:57)
 Tidak berbuat kerusakan di muka bumi (QS Al A’raf: 56)

15
 Berdoa kepada Allah dengan penuh takut dan rasa harap (QS Al
A’raf: 56)
 Tidak berbuat zalim (QS Yunus: 23)
 Bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan (QS Yunus: 21-24)
 Beriman akan adanya pertemuan dengan Allah swt (QS Al-An’am:
154)
 Mempelajari, memahami dan mengamalkan Al-Quran
 Tidak merasa diri terbebas dari kesalahan (QS Yusuf: 53)

3.1.3 Peranan Hidup Muslim


Adapun hasil diskusi/jawaban dari pertanyaan yang didiskusikan pada kuliah
aktif mengenai topik Peranan Hidup Muslim adalah sebagai berikut :
a. Dalam surat Al-Baqarah (2) : 30, Alah Swt. menegaskan akan menjadikan
manusia sebagai khalifah di muka bumi.

QS Al-Baqarah (2) : 30
“ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi, Mereka berkata, “apakah engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di
sana, edangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”
Dia berfirman, (sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

a.1.Jika kita perhatikan lanjutan surat tersebut dalam ayat 31, 32, 33, 34,
dan seterusnya maka apakah hubungan antara khalifah dengan asmaa’
(nama-nama) dan aliimun hakiim (Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana)
?
Hubungan antara khalifah dengan asmaa’(nama-nama) dan aliimun hakiim
(Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana) ialah Allahlah yang maha
mengetahui dan maha bijaksana. Dia lah yang maha memiliki pemikiran
dan kebijaksanaan tersendiri, tanpa ada yang mengetahui apa yang ia
ketahui. Ia memilih dan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka
bumi, bukan jin, iblis bahkan malaikat. Allah SWT menjadikan manusia
khlaifah di muka bumi karena manusia telah diberi akal pikiran yang dapat
mengelola bumi ini beserta isinya dan juga diperkenalkan pada nama-
nama yang ada di bumi. Allah lah yang maha memilki ilmu yang
memberikan pengetahuan kepada manusia. Ia memberikan manusia

16
pengetahuan segala nama-nama/hal/benda yang ada di bumi agar manusia
dapat menjalankan peranannya sebagai khalifah di bumi dengan sebaik-
baiknya.

a.2.Juga apa hubungan antara khalifah dengan hudan (petunjuk) pada ayat
38 ?
QS Al Baqarah (2) ; 38
“Kami berfirman “turunlah kamu semua dari surga kemudian jika benar-
benar datang petunjuku kepadamu, maka barang siapa mengikuti
petunjukku, tidak ada rasa takut pada merek dan mereka tuidak bersedih
hati.”adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami,
mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”

Dalam melaksanakan peranannya sebagai khalifah di bumi, manusia


memerlukan petunjuk untuk melaksanakan amanat ini. Petunjuk yang
Allah SWT berikan ialah berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah. Petunjuk
diberikan kepada manusia agar manusia dalam melaksanakan
kekhalifahaannya tidak diperbudak atau memperbudak orang lain.

a.3.Apa peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang


muslim ?
Peranan yang diharapkan dari seorang muslim, yaitu menjadi khalifah di
bumi yang akan memakmurkan dan menjaga kelestariaan bumi, sebagai
pemimpin di muka bumi; yang mampu mengelola segala potensi kekayaan
alam raya; yang mampu berbijaksana terhadap sesama manusia; yang
mampu mengatur dirinya/memimpin dirinya sendiri, memimpin orang
lain, keluarganya, makhluk ciptaan Allah lainnya.
b. Dalam surat An-Naml (27) : 60-61, Allah Swt. menegaskan penciptaannya
dan memberikan berbagai rahmat, kemudian mempertanyakan : Apakah di
samping Allah Swt. ada tuhan yang lain ? Demikian juga dalam ayat 62,
Allah Swt. menegaskan bahwa Dia memperkenankan do’a, dan
menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi juga mempertanyakan :
Apakah di samping Allah Swt. ada tuhan yang lain ? Kemudian
disebutkan bahwa : Amat sedikitlah kamu berdzikir. Demikian juga dalam

17
ayat 63 dan 64. Bagaimana anda dapat menghubungkan atau mencari
relasi mengenai hal-hal yang ditegaskan oleh Allah Swt. tentang :
“Penciptaan langit dan bumi dan pemberian rahmat-Nya,
memperkenankan do’a, dan menjadikan kamu sebagai khalifah” di satu
sisi dengan pertanyaan : “Apakah di samping Allah Swt. ada tuhan lain ?
Dan amat sedikitlah kamu berdzikir ?” di sisi yang lain.

QS An-Naml (27) : 60-64


“ bukanlah Dia Allah yang menciptakan langit dan bumi dan yang
menurunkan air dari langit untukmu, lalu kami tumbuhkan dengan air itu
kebun-kebun yang berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu
menundukkan pohon-pohonnya. Apak di samping Allah ada tuhan yang
lain? Sebenarnya mereka adalah rang-orang yang menyimpang dari
kebenaran. Bukankah dia Allah telah menjadikan bumi sebagai tempat
berdiam,yang menjadikan sunga-sungai di celah-celahnya, yang
menjadikan gunung-gunung untuk mngukuhkannya, adan yang
menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada
Tuhan yang lain? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Bukankah dia Allah yang memperkenankan doa orang yang dalam
kesulitan apabila dia berda kepadanya, dan menghilangkan kesusahan
dan menjadikan kamu manusia sebagai khalifah pemimpin di bumi?
Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain? Sedikit sekali nikmat
Allah yang Kamu ingat. Bukankah dia Allah yang memberi petunjuk
kepada kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan mendatangkan
angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmatnya?Apakah
disamping Allah ada Tuhan yang lain? Maha tinggi Allah terhadap apa
yang mereka persekutukan. Bukankah Dia Allah yang menciptaan
makhluk dari permulaannya, kemudian mengulanginya lagi dan yang
memberikn rezeki kepadamu dari langit dan bumi. Apakah disamping
Allah ada Tuhan yang lain? Katakanlah, “kemukakanlah bukti
kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.”

Jawaban dari pertanyaan point b ini adalah bahwa tiada ila (Tuhan) selain
Allah. Allah SWT merupakan Tuhan Yang Maha Esa. Dia lah yang
menciptakan alam semesta beserta isinya, dengan berbagai keluarbiasaan
yang ada..subhanallah... Namun, banyak dari umat manusia yang tidak

18
menyadari bahwa hanya Ia lah yang maha pencipta (Al-Khaliq), Ia lah
maha pemberi rahmat, Ia lah yang maha memperkenankan doa dari
hambanya, dan Ia lah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka
bumi. Kelalaian banyak dilakukan oleh manusia, manusia yang lupa akan
segala kenikmatan Allah dan segala rahmat yang telah Allah berikan.
Janganlah kita menjadi orang yang tidak mensyukuri segala nikmat yang
telah diberikan-Nya dan janganlah kita menyekutukan-Nya, serta selalu
berdzikirlah dalam setiap keadaan agar kita senantiasa tenang dan tentram,
ingatlah hanya mengingat Allah hati akan tenang (Q.S Ar’Radu 13:28).
Kita berdoa merupakan salah satu bentuk keimanan dan rasa syukur
kepada Allah. Selain itu, berdoa juga berfungsi untuk mendapatkan
petunjuk dari Allah. Mengingat Allah juga harus senantiasa kita lakukan
sebagai salah satu khalifah di bumi.

c. Dalam surat Hud (11) : 61, Nabi Shaleh As. Meminta kaummnya untuk
beribadah kepada Allah Swt. dan menegaskan bahwa Dia telah :
c.1. Menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah).
c.2. Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur
bumi.
c.3. Menyuruh manusia selalu beristighfar dan bertaubat.
c.4. Menyatakan dekat dengan manusia dam memperkenankan doa.
Kemudian perhatikan surat Al-An’am (6): 165, di situ kita temui
pertanyaan Dia menjadikan khalifah di muka bumi dan menegaskan
sebagian manusia derajatnya lebih tinggi dari sebagian yang lain.
Mengapa sebagian manusia yang sama-sama berperan sebagai khalifah di
muka bumi derajatnya bisa lebih tinggi dari yang lain ? Perhatikan surat
Al-An’am (60) : 160-162, dan Hud (11) : 61, apa hubungan antara berdoa
dan berdzikir, beristighfar, dan bertaubat serta memakmurkan bumi (QS.
An-Naml 27 : 62-63 ) agar manusia mampu berperan sebagai khalifah
Allah Swt. di muka bumi ?

QS Al-An’am (60) : 160-162


“Barang siapa berbuat kebaikan mendapat alasan sepuluh kali lipat
amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang
kejahatannya. Mereka sedikit tidak dirugika (dzalimi). Katakanlah
Muhammad, “sesungguhnya tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan

19
yang lurus, agama yang benar, agam Ibrahim yang lurus. Di ibrahim
tidak termasuk orang-orang yang musyrik. Katakan lah muhammad, “
sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allh, Tuhan seluruh alam.”

QS Al-An’am (60) : 165


“dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi dandia
mengangkat derajat sebagian kamu diatas yang lain, untuk mengujimu
atas karunia yang diberikannya. Sesungguhnya tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, dia maha pengampun,Maha
Penyayang.”

QS Hud (11) : 61
“Dan kepada kaum Samud kami utus saudara mereka Saleh. Dia berkata
“Wahai Kaumku! Sembahlah Allah Tidak ada tuhan sembahan bagimu
selain dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi dan menjadikanmu
pemakmurnya, karena itulah mohonlah ampunan kepada-Nya kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat dan
memperkenankan doa Hambanya.”

QS An-Naml 27 : 62-63
Bukankah Dia Allah yang memperkenankan doa orang yang dalam
kesulitanapabila dia berdoa kepada-Nya dan menghilangkan kesusahan
dan menjadikan kamu manusia sebagai khalifah di bumi? Apakah
disamping Allah ada Tuhan yang lain? Sedikit sekali nikmat Allah yang
kamu ingat. Bukankah dia Allah yang memberi petunjuk kepada kamu
dalam kegelapan di daratan dan lautan dan mendatangkan angin sebagai
kabar gembira sebelum kedatangan rahmatnya?Apakah disamping Allah
ada Tuhan yang lain? Maha tinggi Allah terhadap apa yang mereka
persekutukan.

Kedudukan manusia di mata Allah SWT semua sama. Yang


membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah tingkatan iman
dan ketakwaannya. Alasan mengapa Allah menjadikan sebagian manusia
yang sama-sama berperan sebagai khalifah di muka bumi derajatnya bisa

20
lebih tinggi dari yang lain adalah karena manusia diharapkan menjadi
pelindung dan pemakmur bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang
ada untuk memudahkan melaksanakan peranan hidupnya dan untuk
menguji manusia tentang segala apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Dalam menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi, manusia harus selalu
ingat (berdzikir) kepada Allah akan segala rezeki dan karunia yang telah
diberikan, kemudian di saat kita ditimpa kesulitan hendaklah berdoa
meminta pertolongan kepada-Nya. Selain itu, manusia adalah makhluk
yang dhoif, yang sering berbuat kesalahan baik disadari maupun tanpa
disadari sehingga seyogyanya kita harus senantiasa beristighfar dan
bertaubat untuk memohon ampun kepada Allah. Jika manusia selalu
berdoa, berdzikir, beristighfar, dan bertaubat maka hidupnya akan menjadi
tenang nan tentram sehingga dapat menjalankan tugasnya untuk
memakmurkan bumi sebagaimana mestinya. Sebagian manusia yang ada
di muka bumi derajatnya bisa lebih tinggi dari manusia lain di karenakan
amal perbuatannya, tingkat keimanan dan ketaqwaannya, serta tingkat
ilmu pengetahuan yang ia miliki.
d. Rumuskan beberapa langkah bagaimana cara mengefektifkan peranan
hidup seorang muslim berdasarkan hasil analisis dan sintesis pada butir a,
b, dan c ?
Langkah-langkah dalam mengefektifkan peranan hidup seorang muslim
ialah:
 Mengenali (ma’rifatullah) dan mencintai Allah dengan sebaik-baiknya
 Imanilah Ia dengan perkataan, pembenaran dalam hati, dan
pengamalannya dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya
 Meneladani, mencintai, serta mengimani Rasulallah SAW, karena
beliau adalah uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) bagi seluruh
umat manusia.
 Senantiasa selalu berdoa memohon kepada Allah SWT, karena doa
ialah senjata orang mukmin.
 Senantiasa beristighfar memohon ampun kepada-Nya.
 Berbuat baik terhadap sesama manusia serta alam dan lingkungan
sekitar.
 Senantiasa memikirkan ciptaan Allah SWT yang sungguh subhanallah
dalam keadaan terbaring, duduk dan berdiri. Agar terbentuk jiwa-jiwa
ilmuwan yang akan merubah peradaban dunia.

21
 Menyadari bahwa tugas dan tujuan kita untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT
 Senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT
3.2 PEMBAHASAN
Keistimewaan manusia terletak pada peranan yang diembannya yaitu
sebagai khalifah fil-ardh atau khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan
pembeda yang jelas dengan makhluk ciptaan allah yang lain seperti malaikat,
jin, iblis, setan, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk lainnya yang tidak
diketahui oleh manusia.
Tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah swt kepada manusia
untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu hal yang sulit dan berat, karena
Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada seseorang melainkan
ssuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah Swt. dan dengan
akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai sesuatu. Memungsikan akal
dapat kita pahami sebagai upaya manusia dalam menetapkan langkah-langkah
yang terarah dan terukur dan menentukan tujuan hidup serta
merealisasikannya dalam kehidupan nyata manusia.

Lalu, sebenarnya apakah tujuan hidup seorang muslim?


Berdasarkan Surat Adz-Zaariyaat (51) : 56, Al-Fatihah (1) : 5-7, Al-
Baqarah (2) : 83-84, Al-A’raaf (7) : 73-74, Huud (11) : 50-52 dan 61 maka
dapat disimpulkan bahwa Tujuan hidup seorang muslim yang utama adalah
beribadah/menyembah kepada Allah SWT. Perintah itu bisa berupa ibadah
mahdhah dan bisa juga ibadah ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada
dasarnya tidak dapat dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorang
muslim. Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh, dan
saling mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim.
Seorang muslim mempunyai fungsi hidup yang harus dijalankan.
Secara sederhana, fungsi hidup seorang muslim berdasarkan Al-Anbiya (21) :
107 dan An-Nahl (16) : 89 adalah menjadi rahmatan lil’alamin. Pengertian
rahmatan lil ’alamin adalah (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Definisi
rahmat di sini ialah menjadi pembawa kedamaian, kebaikan, dan keselamatan
untuk semesta alam. Dalam menjalankan kehidupan di bumi ini, manusia
tidaklah sendiri, kita hidup berdampingan dengan alam dan lingkungan
sekitar. Sebagai pembawa rahmat tidaklah pantas bila kita merusak dan

22
berbuat semena-mena terhadap alam dan lingkungan sekitar. Hal yang
seharusnya kita lakukan ialah menjaga dan memelihara ciptaan Allah di bumi
dengan bijaksana, meskipun terhadap makhluk sekecil semut pun, karena
manusia telah dianugerahkan kelebihan berupa akal yang harus dioptimalkan
dengan baik dan benar. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk
orang lain dan semua ciptaan Allah swt yang ada di semesta alam ini,
meskipun terhadap makhluk sekecil semut pun.
Jika fungsi hidup lebih banyak ditekankan pada aspek konsekuensi
yang diterjemahkan ke dalam wewenang dan tanggung jawab, maka peranan
lebih difokuskan pada segi aplikasi dalam kehidupan seorang muslim. Secara
sederhana peranan dapat diartikan sebagai apa yang diharapkan oleh pihak
lain yang seharusnya dilakukan oleh seseorang. Pihak lain yang dimakud
disini adapat berarti Tuhan (Allah Swt.) dansecara kolektif dapat berupa
masyarakat, lembaga social kemasyarakatan, atau bahkan individu
(perorangan).
Jika dilihat dari surat Al-Baqarah (2) : 30, Alah Swt. menegaskan akan
menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Peranan yang diharapkan
dari seorang muslim, yaitu menjadi khalifah di bumi yang akan
memakmurkan dan menjaga kelestariaan bumi, sebagai pemimpin di muka
bumi; yang mampu mengelola segala potensi kekayaan alam raya; yang
mampu berbijaksana terhadap sesama manusia; yang mampu mengatur
dirinya/memimpin dirinya sendiri, memimpin orang lain, keluarganya,
makhluk ciptaan Allah lainnya. Dalam melaksanakan peranannya sebagai
khalifah di bumi, manusia memerlukan petunjuk untuk melaksanakan amanat
ini. Petunjuk yang Allah SWT berikan ialah berupa Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
Ada Langkah-langkah dalam mengefektifkan peranan hidup seorang
muslim antara lain ialah:
 Mengenali (ma’rifatullah) dan mencintai Allah dengan sebaik-baiknya
 Imanilah Ia dengan perkataan, pembenaran dalam hati, dan
pengamalannya dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya
 Meneladani, mencintai, serta mengimani Rasulallah SAW, karena
beliau adalah uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) bagi seluruh
umat manusia.
 Berbuat baik terhadap sesama manusia serta alam dan lingkungan
sekitar.

23
 Senantiasa memikirkan ciptaan Allah SWT yang sungguh subhanallah
dalam keadaan terbaring, duduk dan berdiri. Agar terbentuk jiwa-jiwa
ilmuwan yang akan merubah peradaban dunia.
 Senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT.
 Menyadari bahwa tugas dan tujuan kita untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah semata.

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan diskusi aktif yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tugas hidup seorang muslim adalah menyembah kepada Allah Swt. Fungsi
Hidup seorang muslim adalah sebagai rahmatan lil alamin yaitu rahmat bagi
seluruh alam. Dan peranan hidup seorang muslim adalah menjadi khalifah di
bumi.
2. Untuk menjalankan tugas, fungsi, dan peranan yang diberikan Allah Swt harus
berpedoman pada AlQur’an dan Al Hadist.
3. Manusia sebagai seorang muslim mempunyai tugas, fungsi, dan peranan hidup
yang harus dijalankan

4.2 Saran
1. Agar kita dapat menjalankan hidup sesuai dengan apa yang Allah harapkan.
kita harus mengetahui apakah tugas, fungsi, dan peranan hidup kita
2. Senantiasa memikirkan ciptaan Allah SWT , Mengenali (ma’rifatullah) dan
mencintai Allah dengan sebaik-baiknya dan Berbuat baik terhadap sesama
manusia serta alam dan lingkungan sekitar.
3. Semakin banyak membaca dan memahami AlQuran dan Al Hadist karena
itulah pedoman dan petunjuk bagi kita untuk melaksanakan tugas,fungsi, dan
peranan hidup kita.

25
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemahannya. 1990. Departemen Agama RI dan Kerajaan Saudi


Arabia. 1133 hlm.

Aziz, M.A. 1995. Memahami dan Mendalami Ajaran Al Quran Jilid I A. Bangkit
Daya Insana. Cijantung, Jakarta. 132 hlm.

26

Anda mungkin juga menyukai