B DENGAN MASALAH
OPEN FRAKTUR 1/3 DISTAL HUMERUS
DISUSUN OLEH:
YASINTA FEBRIANTI KHARIMAH
1901031015
NIM : 1901031015
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan fraktur tulang
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi
musculoskeletal
3. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Menyetujui,
Ns. Cipto Susilo, S.Pd., M.Kep. Ns. Cipto Susilo, S.Pd., M.Kep.
NIDN. 0715077001 NIDN. 0715077001
Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners
FIKES UNMUH Jember
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait dengan tulang humerus adalah
sebagai berikut:
Gambar 5 (a) Anterior, (b) Posterior Humerus dan (c) Humerus dengan tiga saraf
utama yaitu n. axillaris, n. radialis dan n. ulnaris.
Gambar 4. Anterior dan Posterior Humerus. Tempat insersi otot-otot berhubungan
dengan pergerakan humerus.
3. Vaskuler Humerus
3. Tomografi
Pemeriksaan ini menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur
yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan
kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur
saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
4. Arthrografi
Pemeriksaan ini menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak
karena ruda paksa.
5. Computed Tomography-Scan (CT-Scan)
Pemeriksaan ini menggambarkan potongan secara transversal dari
tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
6. Pemeriksaan Laboratorium
a) Kalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
b) Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
c) Enzim otot seperti kreatinin kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-
5), Aspartat Amino Transferase (AST), aldolase yang meningkat
pada tahap penyembuhan tulang.
I. Penatalaksanaan Fraktur Humerus
Penatalaksanaan fraktur humerus secara umum sebagai berikut
(Purwadianto, 2000):
1. Bila terjadi trauma, dilakukan primary survey terlebih dahulu.
2. Sebelum penderita dibawa ke rumah sakit, pasang bidai untuk
mengurangi nyeri, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan lunak
dan makin buruknya kedudukan fraktur. Bila tidak terdapat bahan
untuk bidai, maka bila lesi di anggota gerak bagian atas untuk
sementara anggota yang sakit dibebatkan ke badan penderita.
3. Terapi konservatif atau operatif. Tujuan pengobatan fraktur yaitu
mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu
sesingkat mungkin.
a) Reduksi fraktur berarti pengembalian fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode yang digunakan
dalam reduksi adalah reduksi tertutup, traksi dan reduksi
terbuka, yang masing-masing di pilih bergantung sifat fraktur.
b) Reduksi tertutup, dilakukan untuk mengembalikan fragmen
tulang ke posisinya (ujung-ujung saling behubungan) dengan
manipulasi dan traksi manual.
c) Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan
imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot
yang terjadi.
d) Reduksi terbuka, dengan pendekatan pembedahan, fragmen
tulang direduksi. Alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat,
sekrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk
mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai
penyembuhan tulang yang solid terjadi.
e) Imobilisasi fraktur
Setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di imobilisasi
atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar
sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan
fiksasi eksternal atau internal. Fiksasi eksternal meliputi
pembalutan, gips, bidai, traksi kontinui, pin dan teknik gips atau
fiksator eksternal. Fiksasi internal dapat dilakukan dengan
memasang implan logam yang berperan sebagai bidai interna
untuk mengimobilisasi fraktur
4. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, upaya diarahkan pada
penyembuhan tulang dan jaringan lunak, yaitu:
a) mempertahankan reduksi dan imobilisasi
b) meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan
c) memantau status neurologi
d) mengontrol kecemasan dan nyeri
e) latihan isometrik dan setting otot
f) berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
g) kembali ke aktivitas sehari-hari secara bertahap.
Penatalaksanaan fraktur humerus sesusai dengan jenis fraktur humerus (Egol et al,
2010; Reksoprodjo, 2009).
Nyeri akut
Pre op Intra op Post op
Spasme otot
pembedahan
Rangsang diteruskan ke
korteks serebri
kerusakan Resiko
integritas kulit infeksi
Nociceptor menerima
rangsang gips
Hambatan
Kurang Trauma Port d’entry penatalaksanaan
Mobilitas Fisik
pengetahuan Pelepasan jaringan konservatif
mediator kimia traksi
Resiko syok
Kurang paparan
Luka terbuka
informasi Degranulasi sel
perdarahan
mast
Perubahan status
kesehatan Cedera sel
Deficit perawatan diri
FRAKTUR Keterbatasan
Rentan fraktur Ekstermitas Atas pergerakan fisik Hambatan
mobilitas fisik
Absorbs kalsium menurun
Digiulio, Mary, Donna Jackson dan Jim Keogh. (2014). Keperawatan Medikal
Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Kneale, Julia dan Peter Davis. (2011). Keperawatan Orthopedik & Trauma.
Jakarta: EGC.
Wiarto. Giri. 2017. Nyeri Tulang dan Sendi. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
A. Identitas
Klien
Nama : An. B Suami/Istri/Orang Tua :
Umur : 9 tahun Nama : ……………………..
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : ……………………..
Agama : Islam Alamat : ……………………..
Suku/Bangsa : Jawa ……………………...
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Menikah
Alamat : Bululawang, Malang
…………………………………..
B. Kasus Trauma
→ Subyektif
1. Keluhan Utama
P: nyeri setelah terjatuh dari bamboo, tangan kiri lemas dan tidak bisa digerakkan
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
R: Nyeri pada bagian tangan kiri atas
S: sakala 8
T:.hilang timbul nyeri bertambah jika digerakkan
2. Mekanisme Trauma
Nyeri yang di rasakan di tangan sebelah kiri bagian atas setalah jatuh dari anak tangga
dari bamboo. Ibu pasie mengatakan, anaknya pulang sekolah lalu bermain di tangga
bamboo bangunan yang sedang direnovasi tidak lama kemudian anknya jatuh dari
tangga, hidung sebelah kiri keluar darah, tangan kri tidak bisa di geraka dan merasa
nyeri, mata bengkak dan langsung di bawa ke IGD RSSA Malang.
→
Obyektif
1. Airway
Paten, tidak ada obstruksi jalan nafas
2. Breathing
Nafas spontan, RR : 25 x/menit, pola nafas takipnea
Melihat 3 M :
a. Nafas terasa
b. Tidak ada suara nafas tambahan
c. Pergerakan dinding dada normal
3. Circulation
Akral hangat
Nadi : 70 x/menit
Tekanan darah : 120/70 mmHg
CRT 3 detik
4. Disability
GCS 456, tangan bagian kiri mengalami patah tulang terbuka, reflek cahaya (+)
5. Exposure/Environtmental Control
Klien dalam posisi supine, dengan ekstremitas lurus.
7. Give Comfort
Menutup tirai pada tempat tidur klien untuk menjaga privasi.
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Radiologi/USG/CT-Scan/MRI
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Elektrokardiografi
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Mahasiswa,
NIM. 1901031015
ANALISA DATA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut yang berhubungan dengan fraktur tulang , spasme otot, edema,kerusakan
jaringan lunak ditandai dengan close fraktur humerus
2 Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi musculoskeletal
ditandai dengan imobilitas
3 Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. 23 April Nyeri akut yang Tujuan: 1. Lakukan manajemen nyeri 1. Manajemen nyeri :
2020 berhubungan dengan akut : a. Menjaga kenyamanan
diskontinuitas jaringan dan Nyeri akutklien dapat berkurang a. Posisikan klien dengan klien
setelah diberikan asuhan nyaman b. Mencegah pergerakan
fraktur ditandai dengan
keperawatan selama 1 x 24 jam b. Lakukan pembidaian yang dapat
klien meringis kesakitan c. Ajarkan teknik nafas meningkatkan rasa
dan skala nyeri 8 dalam nyeri
2. Lakukan monitoring dan c. Teknik nafas dalam
Kriteria Hasil: evaluasi : dapat mengurangi rasa
a. TTV nyeri
a. Keadaan umum cukup. b. Keadaan umum 2. Monitoring dan evaluasi :
b. Wajah tidak meringis c. Skala nyeri a. Mengetahui kondisi
c. Mampu mengontrol rasa nyeri 3. Berikan edukasi pada klien dan
d. Skala nyeri turun 6-7 keluarga mengenai mempermudah
e. TTV dalam batas normal: manajemen nyeri perencanaan tindakan
TD: 110-120/80-90 4. Kolaborasi dengan dokter : b. Keadaan umum
N: 60-100 ×/menit Pemberian analgetik menggambarkan
tingkat nyeri klien
S: 36,5-37,5 oC c. Skala nyeri sebagai
RR: 16-24 ×/menit tolak ukur adanya
penurunan pada nyeri
yang dirasakan
3. Klien dan keluarga
mengerti pentingnya
manajemen nyeri
4. Mengurangi rasa nyeri
secara farmakologi.
KH:
5. Pasien meningkat dalam
aktivitas fisik
6. Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
7. Memverbalisasikan
perasaan dalam
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan
berpindah
8. Memperagakan
penggunaan alat bantu
untuk mobilisasi
(walker)
RENCANA KEPERAWATAN KEPERAWATAN
O a. TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,5oC
b. Tidak ada tanda infeksi
c. wajah klien tampak lebih rileks
d. klien belum dapat beraktifitas
A Nyeri Akut
Ansietas
P a. Ukur TTV
b. Kolaborasi pemberian analgetik
c. Kolaborasi pemberian antibiotik
d. Rawat luka
e. Pendkes pada keluarga klien tentang manajemen nyeri, rawat luka
dan membantu aktivitas klien
I a. Mengukur TTV
b. Melakukan manajemen nyeri
c. Memberikan pendkes
d. Melaksanakan kolaborasi dengan dokter
E a. Nyeri akut teratasi sebagian
b. Risiko infeksi teratasi sebagian
c. Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian