Anda di halaman 1dari 5

A.

RINGKASAN/ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan permanen
dan kematian secara mendadak akibat penyakit ikutannya seperti stroke, gagal ginjal dan
lainnya. Perawatan hipertensi di rumah didapati masih sangat kurang. Tindakan
sederhana dan perawatan dapat membantu menjaga tekanan darah. Meren dam air hangat
dapat menurunkan tekanan darah dalam 15 menit, sekali sehari selama 5 hari berturut-
turu.
Di Negara Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi
hipertensi sebesar 25,8%, prevalensi tertinggi terjadi di Bangka Belitung sebesar 30 %
dan yang terendah di Papua sebesar 16,8%. Sementara itu, data Survei Indikator
Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 menunjukkan peningkatan prevalensi
hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4%. Selain itu, menurut data
BPJS Kesehatan, biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya,
yakni Rp. 2,8 triliun pada tahun 2014, Rp. 3,8 triliun pada tahun 2015, dan Rp. 4,2 triliun
pada tahun 2016. Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon (Signed Ranks Test)
tahun 2017 menunjukkan nilai rata ± rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan
intervensi rendam kaki dengan menggunakan air hangat adalah 147,06 mmHg, lebih
tinggi dari nilai rata ± rata tekanan darah sistolik sesudah dilakukan intervensi rendam
kaki dengan menggunakan air hangat yaitu 135,69 mmHg, yang berarti nilai rata ± rata
tekanan darah sistolik mengalami penurunan, dimana hal ini menunjukkan adanya
penurunan tekanan darah sistolik setelah dilakukan intervensi rendam kaki dengan
menggunakan air hangat.
Penelitian yang ditelaah dalam artikel meneggunakan desain True Eksperiment
(Eksperiment Murni) dengan rancangan Pre and post test control group design . Yang
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
B. PENDAHULUAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg secara
kronis. Hipertensi telah menjadi kasus kesehatan di indonesia yang sering di temukan
dipelayanan. Menurut Profil Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2010
hipertensi adalah penyakit yang masuk sepuluh besar penyakit rawat inap dan rawat
jalan. Jika penyakit ini tidak terkontrol dan ditangani secara seksama maka akan
meningkat secara perlahan dan cepat di masa yang akan datang yang berdampak pada
kecacatan permanen dan kematian secara mendadak akibat dari penyakit ikutannya
seperti stroke , gagal ginjal akut, dan penyakit jantung lainnya (Palmer, 2007) dalam
(Purnawan, 2015).
Hipertensi Umumnya terjadi ketika usia diatas 40-an tahun. Studi yang telah
dilakukan oleh lembaga kesehatan di inggris mengungkapkan bahwa secara umum
hipertensi dialami oleh pria dan wanita yang berusia 48½ tahun ke atas, meskipun ada
sebagian orang berusia muda yang mengalami hipertensi, tetapi persentasenya hanya
kecil. Dengan begitu, hipertensi tergolong dalam kelompok yang bukan penyakit karena
bawaan dan sebagian besar (90-95%) hipertensi terjadi dengan faktor penyebab yang
belum jelas, atau yang disebut hipertensi primer (Lanny, 2012).
Metode farmakologi sebenarnya efektif dalam menurunkan tekanan darah namun
efek samping dari lama konsumsi obat anti hipertensi harus tetap di perhitungkan seperti
sakit kepala,pusing dan lemas. Dari hasil penelitian tentang alternative untuk mengobati
hipertensisecara non farmakologi dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi rendam
kaki dengan air hangat yang dapat dilakukan setiap saat, karena efek dari rendam kaki ini
sama dengan berjalan tanpa menggunakan alas kaki selama 30 menit (Santoso, 2015)
dalam . Terapi rendam kaki dengan air hangat adalah terapi dengan cara merendam kaki
hingga batas 10- 15 cm diatas mata kaki menggunakan air hangat . Secara ilmiah terapi
merendam kaki dengan air hangat dapat memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan
vasodilatasi . Efek dari rendam kaki menggunakan air hangat menghasilkan energi kalor
yang bersifat mendilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah juga
meransang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga
menyebabkan perubahan tekanan darah.
C. METODE
Dalam jurnal intervensi yang pertama metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian Quasy Eksperiment Design dengan rancangan One Group
Times Series, dilakukan observasi yaitu pengukuran tekanan darah sebelum intervensi
kemudian melakukan intervensi Rendam kaki dengan menggunakan air hangat dan
setelah itu pengukuran tekanan darah kembali sebanyak 3 kali. (Arafah, 2019)
Dalam jurnal intervensi yang ke dua menggunakan metode pra eksperimen
dengan one group pretest-postest design. Metode pra eksperimen yaitu dilakukannya
intervensi kepada setiap responden yang telah menyetujui untuk pelaksanaan penelitian
agar peneliti dapat mengetahui apakah terdapat perubahan perubahan pada objek
penelitian yang telah diberikan intervensi (Arikunto 2010, hlm. 98). Pada desain
penelitian ini tekanan darah sebelum dilakukan rendam kaki dengan air hangat disebut
pre- test, dan sesudah dilakukan rendam kaki dengan air hangat disebut post- test
(Riyanto, 2011). (Hutajulu & Malinti, 2017)
Dalam jurnal intervensi yang ke tiga menggunakan metode desain True
Eksperiment (Eksperiment Murni) dengan rancangan Pre and post test control group
design . Yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi rendam kaki
dengan air hangat terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi (Farmana,
siringoring, & Safruddin, 2020)
D. RINGKASAN STUDY
Penelitiaan yang ditelaah dalam penelitian ini seluruhnya menggunakan kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol untuk mengetahui efek dari terapi rendam kaki terhadap
penurunan tekanan darah.
E. IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK
Penelitian yang ditelaah dalam studi ini menunjukkan bahwa pengaruh rendam
kaki terhadap penurunan tekanan darah Hal ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi
perawat atau tenaga kesehatan untuk meberikan metode rendam kaki sebagai alternatif
untuk menurunkan tekanan darah . Peran perawat sangat penting untuk dalam menunjang
hal tersebut. Perawat dapat bertindak sebagai konsultan maupun edukator bagi kliennya
dan berperan aktif dalam usaha lain yang bertujuan untuk mencegah hipertensi.
F. SARAN
1. Peran serta keluarga dibutuhkan dalam upaya untuk melakukan metode rendam kaki
menggunakan air hangat pada penderita hipertensi.
2. Perlu dilakukan adanya penelitian dengan tema yang sama pada penyakit hipertensi
yang ada di Indonesia.
3. Perlu dilakukannya sosialisasi secara langsung kepada kader maupun keluarga
tentang manfaat rendam kaki menggunakan air hangat untuk menurunkan tekanan
darah yang bisa dilakukan mandiri dirumah bersama keluarga.
No Penulis, Tahun Perlakuan Kontrol Sampel Metode Hasil
Yang diukur Temuan
1 Salmah Arafah Kuisioner 10 sampel Quasi 1. Brain gym perlakuan >
usia 70 experiment 2. kuisioner kontrol
design
2 Penilaian SPMSQ 10-15 menit brai 18 sampel Quasi 1. Brain gym Perlakuan >
gym setiap hari dengan experiment 2. Penilaian kontrol
purposing design SPMSQ
sampling
3 Penilaian MMSE 10-15 menit brai 30 sampel Educational 1. Brain gym Perlakuan
gym setiap hari dengan konocilogy 2. Senam lebih besar
lansia kontrol

Anda mungkin juga menyukai