Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan
gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. (Keliat, 2011 )
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita
gangguan jiwa bertambah.
Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep
(2013) , ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa.
WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami
masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh
dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius.
Fenomena yang terjadi saat ini, jika ada seorang anggota keluarga yang
dinyatakan sakti jiwa, maka anggota keluarga lain dan masyarakat pasti akan
menyarankan untuk dibawa ke RS Jiwa atau psikolog dan lebih parahnya lagi
orang sakit jiwa tersebut diasingkan atau dipasung supaya tidak menjadi aib
bagi keluarga. Tindakan memasung ini akan berdampak buruk pada pasien,
selain itu nantinya akan sulit untuk sembuh dan dapat mengalami kekambuhan
yang sangat sering. Hal ini perlu adanya dukungan dari keluarga dalam proses
penyembuhan.
Peran dan keterlibatan keluarga dalam proses penyembuhan dan perawatan
pasien gangguan jiwa sangat penting, karena peran keluarga sangat mendukung
dalam proses pemulihan penderita gangguan jiwa. Keluarga dapat
mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku anggota keluarga.
Disamping itu, keluarga mempunyai fungsi dasar seperti memberi kasih sayang,
rasa aman, rasa memiliki, dan menyiapkan peran dewasa individu di
masyarakat. Keluarga merupakan suatu sistem, maka jika terdapat gangguan

1
jiwa pada salah satu anggota keluarga maka dapat menyebabkan gangguan jiwa
pada anggota keluarga ( Nasir & Muhith, 2011 ).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian recovery ?
2. Bagaimana model recovery dalam keperawatan jiwa ?
3. Apa saja terapi penyembuhannya ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Recovery

Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan


transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya
(USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana
seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh
dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan
gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).

Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery
didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan
kesehatan jiwa dan orangorang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart,
2010). Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang
didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang
kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan jiwa
merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif
yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri
(Stuart, 2013)

Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan


meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan
pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang
gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen
pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja
dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial,
konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus,
pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan

3
perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas
(Stuart, 2013)

2.2 Model Teori Recovery Dalam Keperawatan Jiwa

Recovery Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus pada pengobatan,


tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup beradaptasi dengan sakit
jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih menekankan kepada hubungan
sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup.

Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya


hubungan interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-
patient menjadi nurse-partner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam
Varcarolis 2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan
keluarga dalam proses recovery. Caldwell et al (2010 dalam Varcarolis 2013)
menegaskan perawat jiwa harus mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang konsep
recovery dan menyarankan cara memberdayakan pasien dan memajukan proses
recovery.

Models, Theories, and Therapies in Current Practice

No. Teori Model / Teori Focus Keperawatan


1. Dorothy Johnson Behavioral system Membantu pasien
kembali pada
keadaan seimbang
ketika mengalami
stess melalui
pengurangan atau
menghilangkan
sumber stress dan
mendukung proses
adaptif (Johnson,
1980)

4
2. Imogene King Goal attainment Membangun
hubungan
interpersonal dan
membantu pasien
untuk mencapai
tujuan nya
berdasakan peran
nya dalam konteks
sosial (King, 1981)
3. Betty Neuman System Model Membangun
hubungan perawat-
pasien untuk
membantu
menghadapi respon
stres (1982)
4. Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi defisit
perawatan diri dan
mendorong pasien
untuk terlibat
secara aktif pada
perawatan diri
mereka (Orem,
2001)
5. Hildegard Peplau Interpersonal Relations Relations
Menggunakan
hubungan
interpersonal
sebagai alat
terapeutik untuk
menyembuhkan

5
dan mengurangi
kecemasan (Peplau,
1992)
6. Jean Watson Transpersonal Caring Caring merupakan
prosedur dan tugas
penting;
membangun
hubungan perawat-
pasien sehingga
menghasilkan
Therapeutic
Outcome (Watson,
2007)

2.3 Pemberian Terapi pada Proses Penyembuhan

Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien gangguan


jiwa yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan
gangguan jiwa dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif.
Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik
tolak terapi atau penyembuhan dengan memberikan berbagai macam terapi
Generalis maupun Spesialis.

2.3.1 Terapi Generalis


1. Terapi Psikofarmakologi

Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan dalam


menangani penyakik-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dpat
berjalan sendiri dalam menangani masalah personal, social atau komponen
lingkungan klien atau respon terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut
membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan komperensif dalam
merawat individudan gangguan jiwa.

6
 Peran perawat dalam psikofarmakologi
a. Pengkajian Klien
Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting melakukan
pengkajian dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik dan asil laboratorium
, evaluasi kesehatan jiwa, pengkajian social budaya dan yang paling utama
adalah riwayat pengobatan untuk dilengkapi pada setiap klien sebelum
diberikan pengobatan.
b. Kordinasi Tritmen Modalitas
Perawat memiliki peran penting dalam merancang program tritmen yang
komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada setiap klien bersifat
individu dan merupakan gambaran dari rencana tritmen
c. Pemberian Obat
Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien dalam
mendapatkan pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa pelayanan
perawat bertugas menentukan jadwal dosis berdasarkan dosis kebutuhan
obat seta kebutuhan klien, mengatur pemberian obat dan selalu waspada
terhadap efek serta penanganan efek obat.
d. Monitor Efek Obat
Perawat berperan penting dalam memantau efek obat psikofarmaka. Peran
dalam memantau efek obat seperti membuat standarisasi pengukuran efek
obat terhadap target gejala, mengevaluasi dan meminimalisasi efek
samping, mengatasi reaksi berlawanan dan mencatat efek obat terhadap
konsep diri klien, kepercayaan serta keyakinannya terhadap perawatan.
e. Edukasi Pengobatan
Edukasi meliputi pemberian informasi lengkap kepada klien dan keluarga
sehingga mereka dapat memahami, mendiskusikan dan menerimanya.
Edukasi tentang obat merupakan kunci penting agar efektif dan aman dalam
mengonsumsi obat-obat psikotropika, kolaborasi klien dalam
merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap regimen terapi obat.
2. Terapi Kejang Listrik (Elektroconvulsive Therapis)

7
Terapi Kejang listrik (elektroconvulsive therapis / ECT ) adalah pengobatan
dengan pemberian kejang yang cukup berat melalui alat yang diindukdi
pada klien yang yang dibius dengan memeberikan arus listrik melalui
elektroda yang dipasang pada klien (Manked et al,2010).
Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner dan Falcone,2011).
Beberapa ahli menganggap terapi ini digunakan sebagai standar emas untuk
mengatasi kodisi depresi yang bertahan (Nahas dan Anderson,2011).
Tingkat respon terhadap ECT 80% atau lebih untuk sebagian besar klien
lebih baik daripada tingkat respon terhadap obat antidepresan, sehingga
terapi dianggap sebai antidepresan yang paling efektif (Keltner dan
Boschini,2009).
 Peran perawat
Asuhan keperawatan diberikan kepada klien dan keluarga setelah dijelaskan
bahwa ECT merupakan pilihan program tritmen. Peran paling penting
perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk untuk
mengespresikan perasaan, termasuk masalah yang terkait dengan mitos atau
yang berkaitan dengan ECT. Perawat dapat mengajarkan klien dan keluarga,
mempertimbangkan ansietas, kesiapan untuk belajar, dan kemampuan
untuk memahami penjelasan yang diberikan.
3. Terapi Tindakan Pada Keluarga
Peran Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan
keluarga yang sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling
sportif, dan rujukan untuk terapi dan dukungan. Perawat sudah dipersiapkan
dengan baik untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam pengaturan klinis
tradisional dan nontradisional.
 Advokasi Keluarga
merupakan model bekerja dengan orang tua dan anggota keluarga
untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat dengan dan atas
nama anggota keluarga yang memiliki ketidakmampuan
 Praktik yang berorientasi pada keluarga

8
Praktik yang berorentasi pada keluarga mengacu pada tindakan
tertentu pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas
untuk tindakan yang mencakup asuhan keperawatan yang berpusat
pada keluarga.
 Ilmu tindakan keluarga
Ilmu tindakan keluarga merupakan area keilmuan yang
didefinisikan dengan penelitian dalam mengubah perilaku keluarga.
2.3.2 Terapi Spesialis
4. Guided Imagery
Guided Imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran dengan
memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, fokus pada kondisi
untuk mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta suasana hati
(Stuart, 2013). Klien yang menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang
lebih tinggi dan tingkat depresi, ansietas dan stres yang lebih rendah
dibandingkan dengan klien yang tidak menerima GI (Apostolo dan Kolcaba,
2009). Selain itu teknik imagery telah digunakan dalam berbagai kondisi
dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua kondisi di mana teknik imagery
telah membantu baik pada orang dewasa ataupun anak-anak (Lindquist,
2014).
5. Music Intervention

Intervensi musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat


membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian
individu ke musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau
rangsangan lingkungan lainnya (Lindquist, 2014).

6. Humor
Humor terapi telah didefinisikan sebagai setiap intervensi yang
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan merangsang ekspresi.
Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai terapi komplementer,
memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik, emosi, kognitif,
sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014)

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan
dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa
untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai
potensi yang dimilikinya. Dalam recovery memiliki beberapa model
teori seperti model teori dari Dorothy Johnson, Imogene King, Betty
Neuman, Dorothes Orem, Hildegard Peplau dan terakhir teori dari Jean
Watson. Dalam recovery ada beberapi terapi ,ada terapi secara generalis
contohnya terapi psikofarmakologi, terapi kejang listrik, terapi tindakan
pada keluarga. Sedangkan dari terapi spesialis ada beberapa terapi salah
contohnya guided imagery, terapi music, dan terakhir terapi humor.
3.2 Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

http://edoc.site/queue/recovery-gangguan-jiwa-pdf-free.html

www.scribd.com/document/360301190/materi-keperawatan-jiwa

11

Anda mungkin juga menyukai