Anda di halaman 1dari 3

KELUARGA PASANGAN BARU MENIKAH

1. Pengertian
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang belum
mempunyai anak (baru menikah).
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

2. Tugas Perkembangan Membentuk hubungan intim


1) Belajar hidup dengan pasangan
2) Memulai sebuah keluarga
3) Mengatur rumah tangga
4) Memutuskan dan bekerja menghadapi tujuan bersama
5) Menetapkan pedoman kekuasaan dan masalah pembuatan keputusan
6) Membuat standar untuk interaksi diluar keluarga
7) Membuka hubungan dengan orang lain untuk kehidupan sosial
8) Memilih nilai, moral, dan ideologi yang dapat diterima oleh keduanya
9) Mendiskusikan untuk mempunyai anak

3. Masalah yang sering muncul


 Bahaya Fisik
 Penyakit
Pada keluarga baru menikah penyakit yang mungkin timbul adalah penyakit menular
seksual
 Bahaya Psikologis
 Percekcokan dalam rumah tangga

Pada keluarga baru menikah butuh waktu untuk penyesuaian diri, dan sering menimbulkan
percekcokan atau perbedaan pendapat.

 gangguan penyesuaian dengan anggota keluarga pasangan


 Bahaya Peran seksual
Ketidak mampuan keluarga (suami/istri) memenuhi kebutuhan sek pada kelurga yang baru
dibina

 Bahaya dalam Konsep Diri


 Selalu ingin tampil cantik di hadapan pasangan
 Bahaya Hubungan Keluarga
 gangguan penyesuain keuangan

Kondisi yang menyumbang terhadap kesulitan dalam penyesuaian perkawinan

 Persiapan yang terbatas untuk perkawinan


Walaupun dalam kenyataan sekarang penyesuaian seksual lebih mudah, ketimbang pada masa
dulu. Karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik dirumah, disekolah, di
universitas dan di perguruan tinggi, dan ditempat-tempat lain, kebanyakan pasangan suami istri
juga menerima sedikit persiapan dibidang ketrampilan domestik, mengasuh anak, dan
manajemen uang.
 Peran dalam perkawinan
Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan konsep
yang berbeda tentang peran ini yang menganut kelas sosial dan kelompok religius yang berbeda
penyesuaian dalam perkawinan sulit sekarang daripada di masa ketika peran masih begitu ketet
dianut.
 Kawin muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai oarangtua sebelum oarang muda menyelesaikan
pendidikan mereka dan secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dipunyai teman-teman yang tidak kawin atau
oarang-oarang yang telah mandiri sebelum kawin. Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan
menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan.
 Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit/tanpa pengaman
kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna perkawinan berkenaan
pekerjaan, deperesi, pemberian uang, atau perubahan pola hidup.
 Perkawinan campuran
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari piahak istri
dan sebaliknya, jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bila keduanya berasal
dari latar belakang budaya yang sama.
 Pacaran yang dipersingkat

Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang atau ketimbang masa dulu, dan karena itu
pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian
sebelum mereka melangsungkan perkawinan

 Konsep perkawinan yang romantis


Banyak orang dewasa mempunyai konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada
masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering membawa
kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggung jawab
perkawinan.
 Kurangnya identitas
Apabila seseorang merasa bahwa keluarga, teman, dan rekannya memperlakukannya sebagai
”suami jane”atau apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya
sebagai ”ibu rumah tangga”, walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja
kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangant dijunjung dan dinilai tinggi sebelum
perkawinan.

4. Peran perawat
 Pengenal kesehatan (konseling kesehatan, KB, pelayanan antenatal dan konseling persalinan)
Perawat dapat membantu keluarga dalam mengenal penyimpangan dari keadaan normal dengan
menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibatnya dalam
perkembangan anggota keluarga
 Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan adalah
salah satu tugas dari keluarga. Namun demikian perawat harus mampu memberikan
kesempatan dan contoh bagi keluarga untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam
melaksanakan tugas kesehatannya.
 Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
5. Contoh Kasus

Anda mungkin juga menyukai