Anda di halaman 1dari 37

Ns. Yunita Wahyu W., S.Kep, M.

Kep
Otak & Jantung Suplai O2 ↓ Hipoksia Kematian

0 – 4 menit Mati Klinis Kerusakan sel-sel otak tidak diharapkan

4 – 6 menit Mungkin sudah terjadi kerusakan sel otak

6 – 10 menit Mati biologis Sudah mulai terjadi kerusakan otak

> 10 menit Hampir dipastikan terjadi kerusakan sel-sel otak


Hilangnya pergerakan usaha bernapas
AIRWAY
Adanya obstruksi jalan napas

Gangguan Penurunan paru untuk mengembang

Penurunan absorbs O2 melalui membran alveolar-


Hipoventilasi kapiler

Penurunan alirah darah ke alveoli

Akibat ketidak mampuan udara masuk ke alveoli →


ada cairan

Akibat penurunan darah ke jaringan


a. Benda asing: darah, muntahan, sekret
b. Lidah jatuh ke belakang
c. Pembengkakan faring, pembengkakan laring
atau edema
Hilang refleks perlindungan

Penderita Relaksasi Lidah Sumbatan jalan napas


tak sadar otot

Muntah
“klep” Aspirasi
regurgitasi
• Perubahan status mental
Agitasi/gelisah  hipoksemia
LOOK Obtundasi/teler  hiperkarbia
• Gerak napas
Normal
Seesaw/rocking
• Retraksi dinding dada
• Deformitas
• Debris
Darah
Sekret
Muntahan
Gigi
• Sianosis
LOOK
• Bicara normal
• Tak ada sumbatan
• Ada suara tambahan
LISTEN Snoring  Lidah
Gurgling  Cairan
Stridor / crowing  Penyempitan (obstruksi
anatomis
• Suara parau (hoarseness / dysphonia)
LOOK

LISTEN

• Hembusan napas
• Krepitasi / fraktur
FEEL maxillofacial / laryngeal
• Getaran di leher
LOOK LISTEN FEEL
SUMBATAN
Gerak Napas Suara Tambahan Ekspirasi

Bebas Normal - +
Parsial Ringan Normal + +
Parsial Berat See saw + ±
Total See saw - -
a. Back Blow
b. Manuver Heimlich
c. Cross finger & finger swab
d. Head tilt chin lift
e. Jaw Thrust
f. Log roll
Back Blow
Manuver Heimlich
Cross finger & finger swab
Head tilt
Chin lift
Jaw Thrust
Log roll
a. Oropharyngeal Airway (OPA)
b. Nasopharyngeal Airway (NPA)
c. Intubasi Endotrakeal (ETT)
- Orotrakheal  lewat mulut
- Nasotrakheal  lewat hidung
Oropharyngeal Airway
Oropharyngeal Airway
Cara Pemasangan:
• Bersihkan mulut dan faring dr segala kotoran
• Masukan alat dg ujung mengarah ke atas
• Saat didorong masuk mendekati dinding
belakang faring, alat diputar 180’
• Ukuran alat dan penempatan yg tepat
menghasilkan bunyi nafas yg nyaring pd
auskultasi paru saat dilakukan ventilasi
• Pertahankan posisi kepala yg tepat setelah alat
terpasang
Oropharyngeal Airway
Komplikasi:
• Cara pemasangan yg tdk tepat atau apabila ukuran terlampau panjang
dpt mendorong lidah ke belakang, epiglotis akan tertekan menutup
rimaglotis, sehingga jalan nafas tersumbat
• Terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat

Perhatian !  jangan gunakan alat ini pd korban dmn refleks faring masih
ada karena dpt menyebabkan muntah dan spasme laring
Nasopharyngeal Airway
Nasopharyngeal Airway
Cara Pemasangan:
•Pilih ukuran alat yg sesuai
•Lumasi dan masukan menyusuri bagian tengah dan dasar rongga hidung,
hingga mencapai belakang lidah
•Apabila ada tahanan dg dorongan ringan alat diputar sedikit
Nasopharyngeal Airway
Komplikasi:
• Alat yg terlalu panjang dpt masuk ke esofagus
• Alat ini dpt merangsang muntah dan spasme laring
• Dpt menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat pemasangan

Hal yg perlu diperhatikan:


• Selalu periksa apakah napas spontan timbul setelah pemasangan alat ini
• Apabila tdk ada napas spontan, bantu dengan alat napas yg memadai
Intubasi Endotrakeal
ETT

Laryngoscope

Orotrakeal Nasotrakeal
Intubasi Endotrakeal
Indikasi pemasangan ETT:
- Henti jantung
- Korban sadar tdk mampu
bernafas dg baik  c/ edema
paru
- Perlindungan jalan nafas tdk
memadai c/koma
- Penolong tdk mampu
memberikan bantuan nafas dg
cara konvensional
Intubasi Endotrakeal
Keuntungan :
•Terpeliharanya jalan nafas
•Dpt memberi oksigen dg konsentrasi tinggi
•Menjamin tercapainya volume tidal yg diinginkan
•Mencegah terjadinya aspirasi
•Mempermudah penghisapan lendir dr trakea
•Merupakan jalur masuk beberapa obat resusitasi
Intubasi Endotrakeal
Keuntungan :
•Terpeliharanya jalan nafas
•Dpt memberi oksigen dg konsentrasi tinggi
•Menjamin tercapainya volume tidal yg diinginkan
•Mencegah terjadinya aspirasi
•Mempermudah penghisapan lendir dr trakea
•Merupakan jalur masuk beberapa obat resusitasi
DS:
• Dispnea
• Batuk yg tdk efektif
DO:
• Ortopnea
• Gelisah
• Sianosis
• Penurunan suara napas, kelainan suara napas
• Kesulitan berbicara
• Sputum
• Perubahan frekuensi dan irama napas
NOC NIC
• Respiratory status: ventilation • Airway insertion and stabilization
• Respiratory status: airway • Airway management
patency • Airway suctioning
• Aspiration control • Artificial airway management
• Aspiration precautions
• Asthma management
• Chest physiotherapy
DS:
• Dispnea
• Napas pendek
DO:
• Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
• Pola napas abnormal (irama, frekuensi, kedalaman)
• Menggunakan otot bantu pernafasan
• Ortopnea, bradipnea
• Pernapasan bibir, pernapasan cuping hidung
• Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
• Penurunan kapasitas vital
NOC NIC
• Respiratory status: ventilation • Airway management
• Respiratory status: airway • Asthma management
patency • Mechanical ventilation
• Vital sign status • Oxygen therapy
DS:
• Dispnea
DO:
• Diaforesis • Sianosis
• Penurunan CO2 • Gelisah
• Hiperkapnia • Warna kulit abnormal
• Takikardi • AGD abnormal
• Keletihan • Frekuensi, irama, kedalaman
• Iritabilitas napas abnormal
• Hipoksemia, hipoksia • Somnolen
NOC NIC
• Respiratory status: gas exchange • Acid base monitoring
• Respiratory status: ventilation • Airway management
• Vital sign status • Oxygen therapy

Anda mungkin juga menyukai