ada di badan karotid dan aorta. Selain itu, frekuensi ini juga dipengaruhi oleh
sinyal dari reseptor neural yang ada di parenkim paru, saluran udara besar
dan ekspirasi. Karena dypsnea bersifat subjektif, maka dypsnea tidak selalu
mekanisme dypsnea pada seluruh situasi klinik. Campbell dan Howell (1963)
dyspnea pada situasi dimana terdapat hambatan pada aktivitas paru, seperti
sendiri tidak mengurangi sensasi dari nafas yang tidak tuntas. Ini
Dyspnea pada akhirnya akan dapat diinduksi oleh empat hal utama, yaitu:
Referensi:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK213/