Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alisa Deliana

NIM : 1902046001
Mata Kuliah : Politik dan Pemerintahan China
Tugas : Short Paper ke 2

A. Pendahuluan

Visi Xi Jinping untuk menjadikan China sebagai “kekuatan maritim yang besar” bukanlah kali pertama
bagi China, sebelumnya pada rapat kongres ke 18 tahun 2012 presiden Hu Jintao juga
menyampaikan visi yang sama untuk meningkatkan kekuatan maritim China dengan menekankan
pada pentingnya kekuatan maritim ini bagi kelanjutan pembangunan negara dan keamanan negara.
Reformasi drastis yang dirasakan China selama 20 tahun terakhir dari mulai pertumbuhan ekonomi
yang meningkat secara dramatis dan kepentingan China terhadap keamanan luar negerinya serta isu
kedaulatan yang belum terselesaikan seperti unifikasi Taiwan dan usaha untuk mendapatkan
kekuasaan penuh di kawasan Laut China Timur dan Selatan menjadi alasan mengapa China ingin
menjadi kekuatan maritim besar yang baru (McDevitt, 2016, p. iv). Selain itu visi kekuatan maritim ini
juga tertuang di dalam buku putih pertahanan China tahun (2019, p. 7-8) yang menguraikan
kebijakan militer China di era baru ini melalui pembangunan kekuatan angkatan laut China yang
kuat, modern melakukan “misi jarak jauh di laut” Sehingga tulisan ini akan berusaha menjawab
bagaimana China memodernisasi angkatan lautnya sebagai upaya untuk menjadi kekuatan maritim
yang besar? Dan akan menggunakan metode deskriptif.

B. Isi

Sebelum menjabarkan modernisasi angkatan laut China, penting bagi kita untuk memahami apa itu
kekuatan maritim atau maritime power. Sejak diperkenalkannya istilah kekuatan maritime (maritime
power) dan kekuatan laut (sea power) oleh Alfred Thayer Mahan pada konstelasi keamanan global,
belum ada definisi resmi pada keduanya, yang seringkali berujung pada penggunaan kedua istilah ini
secara bergantian. Namun menurut Speller (2014, p. 6) kekuatan maritim di abad 21 dapat diartikan
sebagai kekuatan atau pengaruh militer, politik, dan ekonomi yang disebarluaskan melalui
kemampuan negara untuk menguasai lautan. Selain itu, kekuatan maritim suatu negara
mencerminkan kemampuan militer utamanya aset angkatan laut seperti kapal dan kapal selam serta
mencakup kemampuan sipil seperti penjaga pantai, infrastruktur pelabuhan, pelayaran, perikanan,
dan pembuatan kapal. Definisi ini sejalan dengan apa yang dipahami oleh pemerintah China bahwa
negara dengan kekuatan maritim adalah negara yang memiliki kekuatan komprehensif dalam
mengeksploitasi maritim, membangun ekonomi maritim, melakukan perlindungan terhadap
lingkungan laut dan kontrol laut (McDevitt, 2016, p. 9).

Bersandar pada pemahaman tersebut pemerintah China melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan ambisinya sebagai kekuatan maritim dunia, yang dapat dilihat dari modernisasi
Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) yang menghasilkan pertumbuhan dalam sisi
ukuran dan kemampuan armada. Penelitian yang dilakukan oleh Hegibothan, Eric et al (2015, p. 26-
27) pada tahun 1966 armada permukaan China hanya terdiri dari 57 kapal perusak dan fregat (kapal
perang berukuran sedang) dengan hanya 3 kapal yang dapat membawa rudal jarak pendek (SAM)
yang membuatnya tidak berdaya jika melawan rudal anti-kapal modern, namun kondisi ini berubah
selama beberapa dekade terakhir seiring perkembangan angkatan laut China yang pesat dan
terbukti pada tahun 2019 angkatan laut China memiliki 335 kapal, membuatnya lebih besar secara
jumlah dari Amerika Serikat yang memiliki 296 kapal, juga inggris dengan 75 kapal, dan Australia
dengan 45 kapal. Selain itu kapal dan senjata angkatan laut China jauh lebih modern dibandingkan
awal tahun 1990an, bahkan ONI (Office of Naval Intelligence ) Amerika menyatakan bahwa dalam
banyak hal kapal buatan China sebanding dengan kapal buatan AS. Kemampuan Angkatan Laut
China juga tumbuh di area lain. Hegibothan, Eric et al (2015, P. 33-34) juga melaporkan bahwa
berdasarkan standarisasi produksi kapal kontemporer, lebih dari 70% armada PLAN China pada
tahun 2017 dianggap “modern”, angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2010 dengan kenaikan
kurang dari 50%. Di samping itu, China juga memproduksi kapal yang lebih besar yang dilengkapi
kemampuan akomodasi persenjataan canggih dan sistem onboard. Misalnya saja, kapal penjelajah
Tipe 055 pertama mulai beroperasi pada 2019 lalu dan memiliki bobot 4.000 hingga 5.000 ton yang
menjadikannya lebih banyak daripada perusak Tipe 052D, yang beroperasi pada 2014. Selain invasi
PLAN, upaya memodernisasi angkatan laut China juga dilakukan melalui peningkatan kemampuan
pembuatan kapal yang mendukung invasi PLAN. Selama pertengahan tahun 1990an melalui kondisi
pasar serta kerjasama dengan Jepang dan Korea Selatan, China dapat meningkatkan fasilitas
pembuatan kapal untuk semua jenis proyek militer termasuk kapal selam, penerbangan angkatan
laut, asset pengangkutan laut, dan peningkatan teknik operasional juga turut dilakukan. Kemajuan ini
membawa China menjadi negara adidaya pembuatan kapal komersial di dunia, pada tahun 2018
China mampu melampaui Korea Selatan sebagai pemimpin global dalam produksi kapal dimana
industri pembuatan kapal China menguasai 43,9 % pasar global. Upaya modernisasi angkatan laut
lainnya juga dilakukan dalam beberapa tahun terakhir oleh pemerintah China melalui perubahan
yang substansial di dalam susunan keanggotaan PLA (People Liberation Army) dengan melibatkan
kelompok paramiliter sebagai China Coast Guard (CCG) yang dibentuk resmi pada tahun 2013.
Kelompok CCG ini dilengkapi dengan 330 kapal patrol dan kapal kombatan pesisir yang menjadikan
mereka sebagai pasukan penjaga pantai perairan biru terbesar di dunia (Cordesman, 2016, p. 26).

Akhirnya melalui berbagai usaha dan pencapaian yang diperoleh China melalui modernisasi militer
dalam hal ini berfokus pada reformasi angkatan laut melalui peningkatan kualitas aset angkatan laut
China (PLAN), perluasan industri pembuatan kapal di China dan reformasi struktural di organisasi
PLA dengan menambah kelompok paramiliter. Selain itu, menurut penulis sangat mungkin untuk
China menjadi kekuatan maritim baru jika China melihat jalur yang diambil pemerintah China
sudahlah tepat jika merujuk pada definisi kekuatan maritime suatu negara. Dimana China berhasil
meningkatkanjumlah dan kualitas persenjataan maritimnya, kemudian menjadi produsen terbesar
untuk pembuatan kapal, dan melibatkan masyarakat non militer untuk turut menjaga wilayah perairan
China untuk memenuhi kepentingan nasionalnya.

C. Referensi
China Power Team. (2018). How is China Modernizing its Navy? [daring]. Tersedia di
https://chinapower.csis.org/china-naval-modernization/ (diakses pada 22 Oktober 2021).
Congressional Research Service. (2021). China Naval Modernization: Implications for U.S. Navy
Capabilities—Background and Issues for Congress [daring]. Tersedia di
https://crsreports.congress.gov/product/pdf/RL/RL33153 (diakses pada 22 Oktober 2021).
Cordesman, H. A. (2016). China Military Organization and Reform [daring] tersedia di https://csis-
website-prod. /publication/160801_chinese_military_reform.pdf (diakses pada 22 Oktober
2021).
Hegibothan, Eric et al. (2015). The U.S – China Military Scorecard Forces, Geography, and The
Evolving Balance of Power 1996-2017. Santa Monica : RAND Corporation.
McDevitt. M.R.A. (2016). Becoming a Great ―Maritime Power‖: A Chinese Dream. CAN Analysis &
Solutions.
Speller, Ian. (2014). Understanding Naval Warfare. New York : Routledge.

Anda mungkin juga menyukai