Anda di halaman 1dari 8

MILITER CHINA

Dosen Pengampu: Robi Sugara M.Sc

Disusun oleh:

Nayla Rafika R. (11201130000061) Muhamad Nur Aripin S. (11201130000080)


Salman Abdul Rasyid A. (11201130000052) Ifan Fauzi (11201130000081)
Ridzky Farah S. (11201130000055) Rizky Aji Julyan A. (11201130000087)
Muhammad Dzakwan H. A. (11201130000070) Rivaldi Maulana (11201130000088)
Kamila Rahma Tajriyanda (11201130000074) Ilyasa Dinta Maulana (112011300000109)

HI 4 B

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
 Sejarah Militer China
Pada tahun 1945-1970 para pemimpin China melihat pengembangan kekuatan militer
sebagai alat dalam mencapai kepentingan di tengah lingkungan politik yang tidak aman. Hal
tersebut terus berlangsung hingga usainya perang melawan penjajahan Jepang pada masa
Perang Dunia II, dimana dua partai besar China yaitu Partai Komunis China dan Partai
Nasional atau Kuomintang terlibat perselisihan dan memanfaatkan kekuatan militer sebagai
alat intimidasi dalam memperebutkan kekuasaan dan menyebabkan pecahnya perang sipil, atau
yang disebut China sebagai Perang Pembebasan, yang berlangsung hingga tahun 1949. Tentara
Pembebasan Rakyat atau People’s Liberation Army (PLA) adalah organisasi terpadu dari
semua angkatan darat, laut, dan udara China, serta Second Artillery Force, sebuah satuan yang
menangani peluru kendali strategis. PLA pertama kali dibentuk untuk membendung
Pemberontakan Nanchang pada 1 Agustus 1927. Pasukan ini adalah salah satu kekuatan militer
terbesar di dunia, dengan jumlah personil yang mencapai lebih dari dua juta anggota. Secara
struktural PLA secara resmi berada di bawah komando Komisi CCP Militer Pusat (yang
memiliki wewenang jauh lebih kuat daripada Departemen Pertahanan Nasional yang
beroperasi di bawah Dewan Negara) dan bertugas menjamin kontrol CCP (China Communist
Party) atas angkatan bersenjata.
Pada tahun 1970-1999 Dimulai dari masa pemerintahan Deng Xiaoping di tahun
1970an yang bertujuan membangun China menjadi negara sosialis yang modern dan kuat pada
akhir abad ke 20, dengan menjalankan program Empat Modernisasi (si ge xian daihua), politik
keterbukaan (gaige kaifang) dan reformasi. Program Empat Modernisasi meliputi modernisasi
di bidang pertanian, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pertahanan/militer yang
ditempatkan sebagai prioritas negara, yang mulai dijalankan sejak tahun 1970an hingga
1980an. Deng Xiaoping menempatkan modernisasi militer di urutan terakhir karena ketika
modernisasi di bidang pertanian, industri, dan teknologi telah tercapai, maka akan tersedia
kekuatan finansial yang cukup bagi China untuk mengembangkan sektor militernya.
Pada tahun 2000-2013 pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan ekspor China yang
dikombinasikan dengan rentannya jalur laut dan sumber daya alam di wilayah-wilayah perairan
China, mendorong China mengembangkan kekuatan militernya untuk melindungi jalur
maritim strategis dan untuk memudahkan pergerakannya di laut lepas. Pada tahun 2004
Pemerintah China menginstruksikan kepada PLA untuk lebih banyak berkontribusi di misi-
misi non-tradisional luar negeri, termasuk bantuan kemanusiaan dalam bencana,
kontraterorisme, dan operasi perdamaian internasional. Tahun 2010 China mengerahkan
pesawat tempurnya ke Turki dalam rangka menjalankan program latihan udara bersama dengan
Turki untuk meningkatkan kemampuan angkatan udaranya atau PLAAF. Pasukan misil China
atau PLASAC juga semakin meningkatkan perannya dalam strategi militer dan prioritas
modernisasi China. Sejak tahun 2012 China memfokuskan pengembangan PLASAC untuk
menjadikannya pasukan misil yang kuat dan berteknologi canggih.

 Anggaran Militer China


Anggaran militer Cina kian meningkat sejak tahun 2000. Peningkatan anggaran dalam
hal militer yang dilakukan oleh cina didasari oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan juga
eksternal. Faktor internal yang membuat China meningkatkan anggaran militernya adalah
karena adanya penngkatan dalam pendapatan domestiknya yang kian melesat jauh dari tahu-
ketahunnya. Dengan jumlah pendapatan bersihnya yang semakin meninggi setiap tahunnya,
maka akan berpengaruh kepada banyak hal yang salah satunya adalah peningkatan anggaran
militer untuk kebutuhan negaranya.
Jika dilihat sejak tahun 2000 hingga 2009, terdapat perbandingan kenaikan anggaran
yang cukup besar untuk urusan militer bagi Cina sendiri.. Pada tahun 2000 anggaran
pertahanan yang dialokasikan oleh pemerintah Cina adalah 14,6 milliar juta, tahun 2001, 17
milliar dollar lebih besar di bandingkan Korea Selatan dan Taiwan. Kenaikan anggaran
pertahanan Cina pada tahun 2001 dikarenakan konflik yang terjadi di Kosovo dan situasi dunia
saat itu. Tahun 2002 anggaran yang dialokasikan sejumlah 20 milliar dollar dan di tahun 2003
naik menjadi 22 milliar dollar. Di tahun 2004 anggaran pertahan Cina terus meningkat sebesar
2,6 milliar dollar menjadi 24,6 milliar dollar, meskipun pada tahun 2004 Cina mengalami
defisit sebesar 38,7 milliar dollar akibat dari pengeluaran persenjataan yang melebihi anggaran
yang telah ditentukan. Tahun 2005 anggaran pertahanan Cina naik sebesar 12 persen atau
sekitar 29,9 milliar dollar dan setahun kemudian 2006 naik sebesar 15 persen senilai 35 milliar
dollar. Tahun 2007 meningkat menjadi 45 milliar dollar dan maret 2008 pemerintah Cina secara
resmi mengumumkan kenaikan anggaran pertahanannya menjadi 57,22 milliar dollar. Bahkan
pada tahun 2009 anggaran belanja pertahanan angkatan bersenjata Cina sudah mencapai angka
kurang lebih 70 milliar dollar.
Dari penjelasan diatas cukup terlihat bahwa Cina merupakan negara yang tidak main-
main untuk urusan militernya. Hal ini dilakukan agar kebutuhan militernya dilengkapi dengan
peralatan yang canggih dan dengan teknologi terbaru, yang kemudian membuat pasukan
militernya menjadi kuat untuk urusan pertahanan negara. dengan personil yang kuat tersebut,
maka dapat dikatakan perekonomiannya juga akan terlindungi dengan baik serta ketahanan
negaranya pun terjamin.
Terdapat tiga kategori yang menjadi arus utama dalam penganggaran militer Cina.
Yaitu untuk biaya kebutuhan personel seperti gaji, pakaian, makanan. Yang kedua untuk biaya
operasional. Dan yang terakhir untuk biaya peralatan dan pemeliharaan. Ketiga hal tersebut
yang kemudian menjadi pengeluaran utama dalam anggaran militer cina.
Selain faktor internai, terdapat juga faktor eksternal yang membuat Cina terus
meningkatkan anggaran militernya sejak tahun 2000. Menurut R.P Smith dalam Models of
Military Expenditures, pengaruh eksternal dari suatu negara dalam meningkatkan anggaran
militernya adalah munculnya konflik bersenjata dan aliansi-aliansi yang terbangun antar
negara. Menurut Smith, konflik bersenjata mempunyai efek langsung dan nyata dalam
peningkatan anggaran serta pengeluaran belanja militer suatu negara. Dalam urusan negara
Cina, yang menjadi faktor eksternal adalah adanya stabilitas keamanan di wilayah Asia Timur
yang rentang konflik. Ditambah dengan adanya kehadiran AS yang membuat eksistensi Cina
menjadi terancam. Untuk itu Cina memperkuat eksistensinya dengan cara memperkuat pasokan
militernya dengan berbagai peralatan canggih dan juga modern untuk bisa tetap menjadi negara
hegemon di kawasan Asia.

 Persenjataan Militer China


China melakukan peningkatan alokasi anggaran pertahanan yang besar yang bertujuan
untuk mendukung perombakan besar-besaran angkatan bersenjata demi mewujudkan kekuatan
militer China baru yang berbasis teknologi modern. China melakukan program modernisasi
militer sebagai upaya untuk terus meningkatkan kemampuan PLA. PLA ialah People
Liberation Army.
PLA China dibagi menjadi beberapa matra seperti PLA Ground Force (PLAGF), PLA
Navy (PLAN), PLA Air Force (PLAAF), serta PLA Second Artillery Corps (PLASAC). Total
keseluruhan personil PLA dari berbagai matra pada tahun 2015, yang terdiri dari pasukan
angkatan darat (PLAGF) sejumlah 1,6 juta personil, kemudian pasukan paramiliter 660 ribu,
pasukan cadangan 510 ribu, pasukan angkatan udara (PLAAF) 398 ribu, pasukan angkatan laut
(PLAN) 235 ribu, dan terakhir pasukan rudal strategis (PLASAC) 100 ribu personil.
Modernisasi sistem senjata utama PLAGF dilakukan melalui kombinasi antara pergantian
peralatan usang dan pengadaan peralatan modern berbasis teknologi informasi terbaru. PLAGF
juga melakukan mekanisasi kekuatan pada pasukan infanteri dan bermotor untuk
mengintegrasikan sistem persenjataan dengan teknologi informasi. Salah satu alutsista terbaru
yang sedang dikembangkan China adalah Main Battle Tank Type-99 yang menggunakan
sistem lapis baja generasi ketiga. Tank ini memiliki daya tembak, mobilitas, dan perlindungan
setingkat ‘high end’ tank. Tank ini diproduksi sendiri oleh China.
Tidak hanya itu, itu PLAGF juga dilengkapi sistem persenjataan artileri, rudal anti
pesawat, peluncur roket, peluncur granat dan meriam otomatis serta senjata anti tank yang
dioperasikan pasukan infantri, dan juga beberapa helikopter untuk membantu mobilitas
pasukan infantri. Sedangkan PLAN dilengkapi dengan alutsista seperti kapal selam, kapal
fregat, kapal selam, penerbangan angkatan laut, pertahanan pesisir dan korps kelautan, serta
unit-unit khusus lainnya, serta dilengkapi dengan persenjataan sistem radar dan senjata rudal
balistik anti kapal. PLAN merupakan kekuatan utama China untuk operasi maritim yang
bertanggung jawab untuk tugas-tugas seperti menjaga keamanan maritim China dan
mempertahankan kedaulatan wilayah perairan.
PLAAF memiliki senjata seperti penerbangan, surface-to-air missile dan artileri anti
pesawat, radar, dan airbone, serta unit-unit khusus lainnya.88 Modernisasi PLAAF difokuskan
pada pengembangan kekuatan baru dengan mengganti pesawat-pesawat tempur tua dengan
pesawat tempur generasi terbaru yang dilengkapi kemampuan C4ISR (command, control,
communications, computers, intelligence, surveillance, dan reconnaissance). Kemampuan
ofensif PLAAF juga dibuktikan dengan kepemilikan pesawat tempur generasi ketiga dan
keempat yang terus bertambah jumlahnya, Airbone Early Warning (AEW) atau pesawat
peringatan dini yang memiliki sistem radar untuk mendeteksi pesawat lain, kapal-kapal tanker
pengisi bahan bakar, intelligence collection and jamming aircraft, serta sistem rudal anti
pesawat.
PLASAC adalah pasukan baru selain angkatan darat, udara dan laut, yang
mengoperasikan sistem persenjataan nuklir China. Pada tahun 2007-2008 PLASAC
memperkenalkan rudal jelajah serangan darat yang diluncurkan dari darat dengan jarak
jangkauan 932 mil, yaitu CJ-10 yang persediaannya mencapai jumlah 200 - 500 rudal. Di tahun
2010 China mengerahkan rudal balistik antikapal pertama di dunia yang jangkauannya lebih
dari 932 mil, yaitu DF-21D yang dipersenjatai dengan hulu ledak yang bisa bermanuver.
Kemampuan tersebut dinilai dapat mengancam kapal indus Angkatan Laut AS yang beroperasi
di Timur Taiwan. Kemudian tahun 2012 China mulai mengerahkan rudal jarak jauh
pertamanya yaitu rudal jelajah untuk serangan darat yang diluncurkan dari pesawat tempur,
dan secara luas mengerahkan rudal-anti kapal jarak jauh yang diluncurkan dari kapal selam.
 Rekrutmen Militer China
PLA (People's Liberation Army) masih bergantung pada akademi, institut dan
universitas sipil dalam merekrut anggotanya. Ada sekitar 90 universitas dan institut yang
melahirkan perwira dan bintara profesional dan 30 universitas di antaranya menyediakan para
lulusan pascasarjana yang akan ditarik oleh PLA untuk mengisi berbagai bidang. Setelah
seseorang menyelesaikan masa wajib militer selama 2 tahun, maka ia dapat memutuskan
sendiri untuk melanjutkan pelatihan dan memilih menjadi bintara atau perwira sedangkan yang
tidak akan didemobilisasi. Perwira atau bintara yang telah menyelesaikan studi S2 atau bahkan
S3 akan lebih diutamakan dan dipromosikan untuk memimpin militer modern.
Hampir sama seperti negara lainnya, tes fisik sebagai persyaratan juga tidak jauh
berbeda di China. Harus dengan badan dan postur tubuh yang ideal, tidak kegemukan, tidak
ada penyakit bawaan baik luar maupun organ yang ada di dalam tubuh serta tidak memiliki
gangguan pada pengelihatannya. Uniknya, dalam beberapa kasus terakhir banyak pemuda yang
ditolak dan tidak lolos tes fisik karena vena testis mereka yang membesar yang diduga
diakibatkan oleh kecanduan terhadap masturbasi yang berlebihan.
PLA juga memiliki penawaran yang bagus agar banyak pemuda yang tertarik untuk
bergabung menjadi anggota militer China dengan meningkatkan standar dan menjamin
kehidupan perwira dan bintara. Adapun tawaran yang dimaksud antara lain; kenaikan gaji,
memberikan subsidi pangan, perumahan dan perawatan medis, bantuan tambahan untuk orang
tua anggota, pendidikan anak anggota, memberikan bonus bagi satu anak dan cuti melahirkan
dan masih banyak penawaran lainnya.

 Doktrin Militer China


Doktrin Pertahanan Aktif (PA)
Hal ini dikenal juga dengan istilah Jiji Fangyu, doktrin ini merupakan pedoman dasar bagi
segala operasi militer PLA selama masa perang maupun masa damai. Prinsipnya bersifat
defensif, yaitu membela diri dan baru melakukan penyerangan jika memang diserang. Dalam
buku stretegi militer PLA, terdapat empat pilar pertahanan aktif yaitu :
1. China tidak akan menjadi yang pertama dalam melakukan serangan dan sebisa mungkin
akan berusaha untuk menyelesaikan setiap sengketa dengan cara damai.
2. China akan berupaya untuk mencegah pecahnya perang secara militer dan politik
3. China akan menanggapi serangan dengan tindakan yang bersifat ofensif dan akan
berusaha untuk menghancurkan pasukan musuh.
4. China tidak akan menjadi negara pertama yang menggunakan atau mengancam untuk
menggunakan senjata nuklir

Perang Lokal dalam Kondisi Teknologi Informasi


Doktrin militer yang kedua yaitu perang terbatas atau perang lokal dalam kondisi
teknologi informasi, dan telah menjadi doktrin militer resmi PLA sejak tahun 1993. Doktrin ini
berpangan bahwa bahwa di masa mendatang perang akan bersifat lebih lokal dari segi
geografis, terutama di sepanjang pinggiran China serta terbatas secara lingkup atau jangkauan,
durasi, dan peralatan; dan didukung oleh teknologi informasi. Pasukan militer modern
menggunakan sistem canggih berbasis komputer, teknologi informasi, dan jaringan
komunikasi untuk mendapatkan keuntungan lebih secara operasional dari lawannya.
China menyadari perlu berbenah mengejar ketertinggalan dan sekaligus menyesuaikan
dengan tren baru di lingkup militer internasional yaitu Revolution in Military Affairs (RMA)
yang diinisiasi AS dan negara-negara maju lainnya. RMA meyakini konsep peperangan di
masa depan akan didominasi oleh pemanfaatan kecanggihan teknologi komunikasi, yang
diterapkan dalam sistem-sistem baru yang berbasis komputer, contohnya seperti melacak target
dan mengunci lokasi musuh dengan tepat melalui penggunaan data komputer yang dibantu
evaluasi intelijen, dan penggunaan senjata otomatis yang dikendalikan dari jarak jauh melalui
komputer.
Upaya modernisasi militer China dijalankan dengan mempertimbangkan hal tersebut.
Dalam mewujudkannya selama tahun 1990-an China telah dua kali mengurangi jumlah
pasukannya yang terbilang sangat besar untuk lebih berfokus pada kualitas dibanding kuantitas.
Reorganisasi juga dilakukan dengan mengubah struktur militer, merevisi doktrin operasional,
peningkatan kualitas pelatihan militer, dan perintah serta kemampuan kontrol telah
ditingkatkan melalui pengenalan banyak informasi baru dan peralatan elektronik yang
digunakan. Pemerintah juga mulai merekrut lulusan perguruan tinggi dalam jumlah besar untuk
meningkatkan keseluruhan kompetensi dan kualitas perwira militernya dan untuk
memfasilitasi pengoperasian peralatan canggih dan pelaksanaan reformasi yang berorientasi
RMA.
REFERENSI

● Jonathan D. Pollack, China as a Military Power, dalam Onkar Marwah and Jonathan
D. Pollack, Military Power and Policy in Asian States: China, India, Japan, Westview
Press, Folkestone, hal. 43-45
● Nur Rachmat Y., eLisa.ugm.ac.id, Cina di Masa Deng Xiaoping,
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/30326/6a3714821014a597ecbd9a7f40a2
321b, akses 19/10/15)
● Philip C. Saunders, Chinese Views of its Military Modernization, Monterey Institute
of International Studies, http://cns.miis.edu/dc/track2/1st/saunders.pdf, hal. 54
(diakses tanggal 07/01/2015)
● 2014 Annual Report to Congress: Section 1: China's Military Modernization, U.S.-
China Economic and Security Review Commission, United States Congress,
http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/Annual_Report/Chapters/Chapter%202
%3B%20Sec tion%202%20China%E2%80%99s%20Military%20Modernization.pdf,
Hal. 282 (diakses tanggal 24/1/2017)
● Murad F. Alhalayqah. 2002. Dinamika Persenjataan Angkatan Laut China. Tesis.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia: Jakarta.
● Aquadini, Sita Planasari. 2017. Ingin Jadi Tentara di China? Hentikan Masturbasi.
https://dunia.tempo.co/read/903070/ingin-jadi-tentara-di-cina-hentikan-hobi-
masturbasi/full&view=ok diakses pada 06 Mei 2017 pada pukul 21.13 WIB
● Purwanto, A. J. (2010). Peningkatan Anggaran Militer Cina dan Implikasinya terhadap
Keamanan di Asia Timur. SPEKTRUM, 7(1).
https://www.researchgate.net/profile/Adi-Purwanto-
2/publication/321239577_PENINGKATAN_ANGGARAN_MILITER_CINA_DAN_
IMPLIKASINYA_TERHADAP_KEAMANAN_DI_ASIA_TIMUR/links/5a161c5a4
585153b546cbad7/PENINGKATAN-ANGGARAN-MILITER-CINA-DAN-
IMPLIKASINYA-TERHADAP-KEAMANAN-DI-ASIA-TIMUR.pdf

Anda mungkin juga menyukai