Dinamika Hubungan Politik China Dan Jepang Pasca Meningkatnya Militer China
Dinamika Hubungan Politik China Dan Jepang Pasca Meningkatnya Militer China
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang menjadi tugas kelompok Kebijakan Luar Negeri dan
Jepang Pasca Meningkatnya Militer China.” Atas dukungan moral, waktu dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
Penyusun (Kelompok 3)
ii
ABSTRAK
Hubungan bilateral antara China dan Jepang menjadi salah satu faktor
Persaingan adalah pola yang mencirikan hubungan antara China dan Jepang
sehingga cenderung mencurigai satu sama lain, merasa terancam satu sama lain.
Oleh karena itu, kedua negara berusaha memperkuat dan meningkatkan militer
Selain itu, China saat ini sedang meningkatkan kekuatan angkatan bersenjatanya,
yang secara otomatis memicu Jepang untuk melakukan hal yang sama. China
keamanan nasional. Kondisi ini kemudian secara langsung atau tidak langsung
perlombaan senjata.
iii
ABSTRACT
Bilateral relations between China and Japan are one of the key factors
determining security stability in East Asia. Historical factors became the initial
they tend to suspect each other, feel threatened with each other. Therefore, the
two countries try to strengthen and enhance their military to anticipate the threats
that arise from each country. In addition, China is currently increasing the
strength of its armed forces, which automatically triggers Japan to do the same.
China increases its military budget every year in general to maintain national
security. This condition then directly or indirectly pushed the two countries in a
iv
DAFTAR ISI
Dinamika Hubungan Politik China dan Jepang Pasca Meningkatnya Militer
China........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Pertanyaan Penelitian....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................................7
2.2 Landasan Teori..............................................................................................8
2.3 Landasan Konseptual...................................................................................10
2.4 Alur Pemikiran.............................................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................12
3.1 Pendekatan Penelitian..................................................................................12
3.2 Jenis Penelitian............................................................................................12
3.3 Unit Analisis................................................................................................12
3.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................12
3.5 Teknik Analisis Data...................................................................................13
3.6 Teknik Keabsahan Data...............................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15
4.1. Peningkatan Militer China...........................................................................15
4.1.1 People’s Liberation Army (PLA).......................................................16
4.1.2 Industri Militer China.........................................................................18
4.2 Dampak Peningkatan Kekuatan Militer China di Kawasan Asia Timur.....20
4.3 Hubungan Politik China dan Jepang...........................................................21
4.4 Kondisi Hubungan Bilateral China-Jepang Pasca Peningkatan Militer China
.....................................................................................................................24
4.4.1 Kemajuan Militer China dan Kekhawatiran Jepang...........................25
4.4.2 Menurunnya Intensitas Kerjasama China dan Jepang........................27
v
BAB V PENUTUP................................................................................................30
5.1 Kesimpulan..................................................................................................30
5.2 Saran............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
bidang pertanian, industri, dan teknologi telah tercapai, maka akan tersedia
Dingin dan seiring berakhirnya ancaman Soviet, China mulai merevisi strategi
1
keamanan mereka untuk menghindari “People’s War”, dan lebih
pengalaman sejarah masa lalu antara kedua negara pada masa Perang Dunia
utama di Asia Pasifik, baik dari segi ekonomi maupun militer. Meskipun
anggarannya untuk pengembangan militer dalam jumlah yang cukup besar dan
terus naik secara bertahap dari tahun ke tahun. Menurut Jasen Castillo, negara
2
menjamin keamanan internal dan eksternal bagi kelangsungan aktifitas
ekonominya.
Pada tahun 2000 anggaran militer China hanya sebesar US$14,6 miliar,
Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 2001, disebabkan adanya peristiwa
situasi politik dunia yang tidak menentu saat itu. Anggaran tersebut terus
1033 ].
hubungan bilateral yang cukup erat khususnya di bidang ekonomi. Di sisi lain
buruknya hubungan politik yang sudah terjadi sejak lama. Terutama karena
isu-isu sensitif yang saling menyinggung kedua negara seperti isu sejarah
perang di masa lalu dan beberapa isu sengketa wilayah yang belum
negara tidak stabil. Peningkatan kekuatan militer China ini dapat menjadi isu
3
baru yang akan memicu ketegangan di antara China-Jepang dan memperburuk
Manfaat penelitian dibagi atas dua hal yang terdiri dari manfaat teoritis
Laut.
4
1.4.2 Manfaat Praktis
BAB I: Pendahuluan
5
2.4. Alur Pemikiran
Timur
Militer China
BAB V: PENUTUP
5.1 Kesimpulan
.2 Saran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ekonomi dan program modernisasi militer China, serta faktor eksternal yaitu
7
hubungan antara Jepang dan China yang diistilahkan sebagai “Perang dingin
Asia Timur”.
Penelitian oleh Vidia Indria Wati, tahun 2013, yang berjudul “Kebijakan
memenangkan konflik teknologi tinggi, serta aspek rezim keamanan dan aspek
latihan bersama militer PBB, serta memperkenalkan doktrin militer baru yaitu
8
Penelitian dari Risco Valentino, tahun 2014, yang berjudul “Pengaruh
bagi negara tetangganya. Maksud atau intensi dari negara lain akan
security dilemma.
tetapi hal tersebut juga dapat dibaca sebagai tindakan offensive oleh
9
negara lain, atau dengan kata lain salah membaca intensi tersebut
(mispercieves/misreads).
antar negara, hal tersebut bisa memicu potensi konflik yang lebih luas.
dilemma ada dua dilemma yang saling berhubungan yang dialami oleh
10
Jepang sebagai salah satu negara tetangga terdekat China,
Peningkatan
Militer China
China Jepang
11
Arm Build Up dan Jepang insecure dan
peningkatan anggaran meningkatkan
militer pertahanannya
Hubungan Bilateral
China-Jepang menurun
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai pendekatan.
12
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
tentang fenomena yang terjadi dan menggambarkan gejala atau variabel yang
dijelaskan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat dan
militer China, dan unit analisanya adalah dinamika hubungan China dan
yang terkumpul melalui buku-buku, ebook atau jurnal, serta sumber elektronik
13
Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
tahapan, yaitu:
pilah mana yang cocok dan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan
3) Analisa. Tahapan terakhir ini menjadikan data yang mentah dan sudah
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu dan teknik ini digunakan dengan melalui
14
BAB IV
15
teknologi modern. Untuk itu, alokasi anggaran militer China banyak
lama yang masih layak pakai dengan penerapan sistem dan teknologi yang
banyak alutsista yang mulai banyak diminati negara-negara lain di Asia, dan
lain-lain.
PLA lebih difokuskan kepada kekuatan militer berbasis teknologi dan bukan
sudah usang juga mulai diganti dan diperbarui secara bertahap, prajurit-
modern di pasukan darat, udara, laut, dan missile forces, telah membantu
16
Sejak dimulainya program modernisasi militer di tahun 1990an,
yang dimiliki, dan kasus korupsi yang masif. Struktur organisasi PLA
dirombak dan banyak hal yang direvisi terkait doktrin dan operasional
profesional dan kompeten, dan mampu menjadi salah satu yang terkuat
17
di dunia. Mengacu pada doktrin dan strategi militernya untuk menjadi
18
cabang industri China juga sudah mulai mengembangkan sarana
lisensi dari Uni Soviet untuk merakit pesawat tempur, merakit rudal,
negara lain. Hal tersebut menjadi pilihan tepat bagi China, karena
19
selain untuk menutup besarnya anggaran pertahanan, dengan ekspor
teknologi bekas pasokan Uni Soviet dan beberapa yang pernah dibeli
pertahanan yang tidak hanya berasal dari dalam negeri tapi juga luar
negeri.
modernisasi militer (arms build up) China dapat memicu perlombaan senjata
(arms race) di kawasan Asia Timur, yang rawan miskalkulasi dan dapat
20
semua pembangunan kekuatan militer adalah perlombaan senjata. Perubahan
sangat pesat dan masih belum terkejar oleh kemampuan militer negara-negara
jika negara-negara Asia Timur lainnya segera mengikuti langkah China untuk
dari yang awalnya untuk tujuan defensif menjadi ofensif. Misalnya seperti apa
dengan China yang tidak kunjung selesai, karena tidak adanya kesepakatan
tidak kondusif.
21
kemampuan militer China sudah jauh melampaui apa yang dibutuhkan bagi
ofensif.
hingga awal 2008 sempat ada upaya mencairkan ketegangan dari pemerintah
kerjasama antara kedua negara. Pada tahun 2006 PM Jepang, Shinzo Abe,
sejak tahun 1998 untuk pertama kalinya China dan Jepang sepakat untuk
22
kesepakatan tersebut tertunda beberapa lama karena agenda kunjungan para
Perdana Menteri Jepang ke kuil Yasukuni yang ditentang keras oleh China.
Hingga pada tahun 2007 Perdana Menteri Jepang yang baru, Yasuo Fukuda,
kedua negara.
pihak meyakini bahwa mereka adalah partner yang bekerjasama dan bukan
atau yang disebut China sebagai Diaoyu. Kasus ini dipicu oleh masuknya
kapal nelayan China ke wilayah yang kaya akan sumber minyak dan gas
tersebut secara agresif hingga memicu reaksi keras dari Jepang. Namun pada
23
Agency menempatkan kapal patroli dan helikopternya dengan tujuan untuk
politik China dan Jepang. Armada angkatan laut China yang terdiri dari
kurang lebih 10 kapal perusak dan kapal selam dilaporkan berlayar melewati
Jepang [ CITATION Mas12 \l 1033 ]. Setelah itu, terjadi kasus penahanan nelayan
China yang bertabrakan dengan kapal patroli Jepang di sekitar wilayah yang
Pola hubungan yang banyak dipengaruhi saling tidak percaya dan menaruh
curiga antar satu sama lain, membuat perkembangan hubungan politik China
kedua negara juga membuat tensi hubungan tidak stabil dan akan mudah
24
mempengaruhi lingkungan keamanan kawasan Asia Timur, karena keduanya
China
kebijakan luar negeri yang menyangkut kedua belah pihak, utamanya jika
terkait masalah politik dan keamanan. Kedua negara menyadari jika hubungan
hubungan politiknya yang buruk, di sisi lain China dan Jepang terus
kawasan Asia Timur maupun keamanan global, baik yang berupa ancaman
keamanan aktivitas ekonomi bagi semua pihak, hal tersebut juga sesuai
25
dengan tujuan kedua negara untuk mulai berpartisipasi aktif dalam menjaga
militer China. Japan's National Institute for Defense Studies sejak tahun
26
ketidaktransparanan laporan anggaran tersebut bisa menimbulkan rawan
Asia Timur di waktu yang akan datang jika terjadi salah persepsi tentang
27
kesepakatan, akan berbanding lurus dengan meningkatnya tensi dan
konflik.
militer’. Selain itu perubahan arah kebijakan luar negeri China telah
China karena pasukan angkatan udara dan angkatan lautnya yang terus
28
Pada awal 2009 Jepang menuduh China melanggar ‘Perjanjian Juni
gas alam di wilayah Laut China Timur, China dianggap secara sepihak
pencari ikan China setelah terjadi tabrakan dengan kapal patroli penjaga
pantai Jepang. Hal itu memicu reaksi keras dari China, dan responnya
tidak berjalan.
Juli 2012. Duta Besar Jepang untuk China, Uichiro Niwa, kembali ke
29
permasalahan tersebut demi menghindari lrusaknya hubungan bilateral
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dimana kedua negara ini menjadi salah satu kunci dari stabilitas keamanan
dikawasan ini, karena baik dari hubungan politik dan militer kedua negara
Namun hingga saat ini dinamika tersebut masih mengarah kepada pola
30
historis sangat berperan dalam membentuk pola tersebut terkait dengan
persengketaan wilayah yang melibatkan dua negara ini terhadap pulau Diayou/
membentuk perasaan saling ketakutan dan kecurigaan satu sama lain sehingga
perilaku dari kedua negara tersebut berada dalam security dilemma yang
negara terjebak dalam security dilemma akan cenderung sulit untuk keluar dari
keadaan tersebut. Oleh karena itu melihat dinamika hubungan diantara kedua
negara sangat sulit untuk membentuk pola kooperatif diantara kedua negara
dimasa yang akan datang. Namun, tentu saja hal ini bukan mustahil terjadi
mengingat dari politik internasional itu sendiri “tiada kawan dan lawan yang
abadi, yang abadi hanya kepentingan”. Sehingga masa depan dari hubungan
antara China dan Jepang masih akan menjadi sebuah dinamika yang sangat
31
.
5.2 Saran
Dari hubungan bilateral antara China dan Jepang dapat kita lihat bahwa
konflik. Kedua negara tersebut harusnya dapat menjalin kerjasama yang lebih
kawasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Art, R. J., & Jervis, R. (2007). International Politics: Enduring Concepts and
Contemporary Issues. London: Pearson Longman.
Castillo, J., Lowell, J., Tellis, A. J., Munoz, J., & Zycher, B. (2001). Military
Expenditures And Economic Growth. Santa Monica: Arroyo Center.
Goh, E., & Simon, S. W. (2008). China, the United States, and Southeast Asia:
Contending Perspectives on Politics, Security, and Economics. New York:
Routledge.
32
Satris, R. (2015). Peningkatan Anggaran Persenjataan Militer China
sebagai Bagian dari Security Dilemma di Kawasan Asia Pasifik.
Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin , I
Kujath, P., & Robina, Z. (2010, September 21). Konflik Jepang-Cina Meruncing.
Retrieved October 24, 2019, from dw.com:
https://www.dw.com/id/konflik-jepang-cina-meruncing/a-6027613
Ministry of Foreign Affairs of Japan. (2008, May 7). Ministry of Foreign Affairs
of Japan. Retrieved October 21, 2019, from mofa.go.jp:
https://www.mofa.go.jp/region/asia-paci/china/joint0805.html
Syah, E. (2013, January 18). China, Kekuatan Udara Baru di Dunia. Retrieved
October 20, 2019, from artileri.org:
https://www.artileri.org/2013/01/china-kekuatan-udara-baru-di-dunia.html
33
Tadokoro, M. (2012, June 18-19). 6th Berlin Conference on Asian Security
(BCAS). Retrieved October 22, 2019, from swp-berlin.org:
https://www.swp-
berlin.org/fileadmin/contents/products/projekt_papiere/BCAS2012_Masay
uki_Tadokoro_web_final_ks.pdf
Tatsushi Arai, S. G. (2013). Clash of National Identities: China, Japan, and the
China Sea Territorial Dispute - Perception Gaps, Identity Clashes.
Retrieved from
https://www.wilsoncenter.org/sites/default/files/asia_china_seas_web.pdf
34