2023
I
Section I.01
Section I.02 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk
menyelesaikan makalah tentang “Hubungan bilateral antara Indonesia dan China dengan
peningkatan perdagangan dari sektor pertanian”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat
nilai mata pelajaran geografi
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses penyelesaian tugas ini
makalah ini hingga selesai
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta
kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Section I.03
Section I.04
Section I.05
Section I.06
Section I.07
Section I.08
Section I.09
Section I.10
Bogor, Agustus 2023
Penyusun
II
Article II. DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan........................................................................................................5
III
BAB IV Penutup.................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
IV
BAB I
Di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan di dunia akan semakin ketat.
Persaingan dari segi ekonomi ideologi dan keamanan makin gencar terjadi. Ukuran
pertumbuhan perkembangan suatu negara akan berbeda. dengan negara lain.
Faktor yang sangat mempengaruhi adalah ketersediaan sumber daya manusia dan
sumber daya alam. Untuk sumber daya alam merupakan sebuah kekayaan yang
sudah ada, sedangkan untuk sumberdaya manusia perlu untuk membangun atau
melakukan pembentukan untuk masing-masing negara yang berbeda.
Mengacu pada hubungan bilateral adalah hubungan antara dua negara yang
mencakup sektor ekonomi, politik dan keamanan. Pada dasarnya yang akan di bahas
adalah hubungan bilateral antara Indonesia dengan China pada sektor ekonomi.
Yang telah kita ketahui bahwa Indonesia dan China telah menjalin kerjasama
ekonomi sejak tahun 1950 dalam kepemimpinan presiden Soekarno pada saat itu.
Kerjasama dalam bidang ekonomi yang di lakukan saat ini adalah di bidang
teknologi, di bidang pendidikan, di bidang ketahanan pangan dan di bidang
V
pertanian hal ini mengacu pada data tahun 2022 yang menjelas, Dalam 10 tahun
terakhir, impor produk pertanian China dari Indonesia juga mengalami peningkatan
sebesar 8 persen per tahun. Nilai impor produk pertanian China dari Indonesia
dalam 9 bulan tahun 2022 ini sudah mencapai US$7 miliar (Rp108 triliun). Selama 9
tahun ini, nilai perdagangan bilateral kita sudah mencapai US$1.100 miliar,
meningkat 29 persen dari tahun sebelumnya
Adapun identifikasi masalah yaitu, Nilai impor produk pertama China dari Indonesia
mengalami peningkatan mencapai US$ 7 miliar (Rp 108 triliun) dari 9 bulan pertama
pada tahun 2022
Atas uraian seperti yang dikemukakan di dalam latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana kerjasama bilateral Indonesia dengan Cina di bidang ekonomi pada sektor
pertanian?
2. Apa dampak dari kerjasama Indonesia dengan China di bidang ekonomi pada sektor
pertanian?
3. Mengapa di bidang pertanian nilai ekspor Indonesia terdapat China memiliki
peningkatan?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yakni
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan
perdagangan pada sektor pertanian
2. Agar kita mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kerjasama antara Indonesia dan
China
3. Untuk mengetahui peningkatan nilai ekspor antara Indonesia dengan China dalam
bidang ekonomi pada sektor pertanian
4. Untuk memenuhi tugas yang di berikan dalam mata pelajaran geografi lintas minat
VI
BAB II
Landasan teori
VII
Section II.01 2.1 Hubungan Bilateral Menurut Para Ahli
Charles A. Mc Clelland
Hubungan Internasional adalah studi tentang keadaan- keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi. Buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (Restra)
Hubungan Internasional sebagai hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang
dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
Warsito Sunaryo
Hubungan Internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-
kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi
interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu bisa
diartikan sebagai negara, bangsa, maupun organisasi negara sepanjang bersifat
internasional.
Daniel S.Papp
Hubungan Internasional adalah ilmu yang mempelajari masalah- masalah Internasional
dan sistem yang membentuk hubungan internasional serta para aktor yang terlibat
didalamnya.
VIII
2.3 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Para Ahli
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kerjasama Bilateral Indonesia dengan China (Tiongkok) di Bidang Ekonomi dan
Perdagangan pada Sektor Pertanian
IX
Berdasar pendapat yang dikemukakan oleh Plano dan Olton Hubungan Bilateral
merupakan : "Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada
dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital mencakup kelangsungan
hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer dan
kesejahteraan ekonomi". (Plane, 1990, 7 dalam jurnal Nahdia, 2014:5)
Kerjasama bilateral yang dilakukan Indonesia dengan negara lain, salah satunya ialah
dengan negara China (Thiongkok), Kerjasama kedua negara ini dimulai pada 13 April
1950, dibekukan pada 30 Oktober 1967, kemudian dilanjutkan kembali dengan
ditandatanganinya MOU on the Resumption of Diplomatic Relations RI-RRC di
Jakarta, pada tanggal 8 Agustus 1990 hingga saat ini. Hubungan bilateral Indonesia
dengan Republik Rakyat China mengalami peningkatan dalam beberapa periode
terakhir ini. Dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara telah terbentuk:
Konsultasi Bilateral Tingkat Pejabat Tinggi, Komisi Bersama Ekonomi dan
Perdagangan, Dialog Bilateral Mengenai Keamanan Regional, Konsultasi Masalah
Imigrasi dan Konsuler.
Kerjasama Indonesia dan China dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya
berupa kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang
pertanian antara lain: perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan
hortikultura. Dalam bidang pertanian, antara Indonesia dan China telah terbentuk
forum kerjasama bilateral di bidang pertanian yang diharpkan mampu
menjembatani kebutuhan kedua negara seperti dalam hal pertukaran teknologi,
kerjasama dalam pengembangan riset dan penelitian bidang pertanian ataupun
kepentingan pengembangan agrobisnis seperti peningkatan ekspor-impor produk
X
3.1.2 Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia ke China
Berbagai produk Indonesia akan masuk ke pasar China, seiring dengan disepakatinya
kerja sama bisnis dalam penandatanganan nota kesepahaman dan letter of intent
(LoI) senilai US$1,43 miliar atau setara dengan Rp20,5 triliun dengan Negeri Panda.
Kerja sama ini mencakup perdagangan produk Indonesia yakni nanas kaleng,
manggis, produk buah lainnya, sarang burung walet, kopi, produk pertanian,
makanan dan minuman, elektronik, pasir kuarsa, dan kayu ringan.
Penandatanganan MoU dan LoI ini merupakan tindak lanjut dari Trade Expo
Indonesia Digital Edition (TEI-DE) 2021 yang digelar pada 21 Oktober—4 November
2021 secara interaktif dan secara showcase akan berakhir pada 20 Desember 2021.
Selain itu, ada pula penandatanganan MoU untuk beragam produk senilai US$150
juta di KBRI Beijing pada 11 November 2021.Sementara itu, Direktur Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengungkap bahwa nilai transaksi dari
TEI-DE 2021 sejauh ini telah mencapai US$6 miliar. Nilai ini jauh melampaui target
US$1,5 miliar yang ditetapkan di awal pameran.
Pada pameran ini, transaksi dengan China telah mencapai US$1,78 miliar atau 29,6
persen dari total transaksi.
XI
Bidang Ekonomi pada Sektor Pertanian Dampak positif kerjasama dari sisi konsumen
atau masyarakat, kesepakatan ini membuat pasar dibanjiri oleh produk-produk
dengan harga lebih murah dan banyak pilihan. Dengan demikian akan berdampak
pada meningkatnya daya beli masyarakat sehingga diharapkan kesejahteraan pun
dapat ditingkatkan. Namun, kesepakatan tersebut juga memberikan dampak negatif
yang justru membuat industri petanian lokal gelisah. Hal ini dikarenakan industri
petanian lokal dinilai belum cukup siap menghadapi serbuan produk-produk China
yang berharga murah. Produk-produk dalam negeri masih memiliki biaya produksi
yang cukup tinggi sehingga harga pasaran pun masih sulit ditekan. Keadaan ini
dikhawatirkan akan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) dikarenakan
ditutupnya perusahaan dalam negeri akibat kalah bersaingan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap negara memerlukan kerja sama dengan negara lain. Kerja sama tersebut
ditujukan untuk memenuhi kepentingan nasional, salah satunya adalah kepentingan
ekonomi. Dalam membangun kerja sama ekonomi, negara perlu melakukan kalkulasi
untuk menyepakati kerja sama dengan negara lain. Dengan begitu, langkah kerja
sama ekonomi dapat disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi negara. Kerjasama
XII
yang dilakukan negara-negara terdiri dari beberapa macam seperti multirateral,
bilateral dan regional. Aspek yang menjadi pola kerjasama yakni ekonomi, sosial
serta budaya. Suasana/ iklim dunia dapat memperngaruhi pola kerjasama yang
dilakukan. Adanya faktor saling membutuhkan dan saling bergantung menjadikan
suatu negara harus melakukan kerjasama dengan negara lain. Negara kaya atau
tentram sekaligus masih membutuhkan negara berkembang untuk mereka jadikan
sebagai pasar. Hubungan Bilateral Indonesia dengan China berjalan sudah sejak
lama. Seiring dengan berjalannya waktu hubungan bilateral Indonesia dengan China
semakin menguat dan meningkat hal ini bisa dilihat dari peningkatan hubungan
bilateral kedua negara telah terbentuk: Konsultasi Bilateral Tingkat Pejabat Tinggi,
Komisi Bersama Ekonomi dan Perdagangan, Dialog Bilateral Mengenai Keamanan
Regional, Konsultasi Masalah Imigrasi dan Konsuler.
4.2 Saran
XIII
Daftar Pustaka
XIV
Anonim. 2023. Konsep Hubungan Bilateral. (Online) Diakses
melalui: https://www.ilmuips.my.id/2020/01/pengertian-
hubungan-bilateral-menurut.html?m=1i
XV