Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN CHINA DENGAN

PENINGKATAN PERDAGANGAN DARI SEKTOR PERTANIAN

Disusun oleh : - Rizki Ariyandi

- Siti Nur Mutiar

SMA NEGERI 1 RUMPIN. DINAS PENDIDIKAN KAB. BOGOR,


PROV. JAWA BARATJl. Prada Samlawi, Kec. Rumpin, Kab. Bogor
16350

2023

I
Section I.01
Section I.02 KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk
menyelesaikan makalah tentang “Hubungan bilateral antara Indonesia dan China dengan
peningkatan perdagangan dari sektor pertanian”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat
nilai mata pelajaran geografi

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses penyelesaian tugas ini
makalah ini hingga selesai

Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta
kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Section I.03
Section I.04
Section I.05
Section I.06
Section I.07
Section I.08
Section I.09
Section I.10
Bogor, Agustus 2023

Penyusun

II
Article II. DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan........................................................................................................5

BAB II Landasan Teori..........................................................................................................7


2.1 Hubungan Bilateral Menurut Para Ahli...............................................................7
2.2 Faktor-faktor Terjadinya Kerjasama Bilateral ..................................................7
2.3 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Para Ahli......................8

BAB III Pembahasan


3.1 Kerjasama Bilateral Indonesia dengan China (Tiongkok) di BidangEkonomi dan
Perdagangan pada Sektor Pertanian
3.1.1 Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia dan China (Tiongkok
3.1.2 Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia ke China
3.2 Dampak dari Kerjasama Indonesia dengan China (Tiongkok) di

III
BAB IV Penutup.................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................

IV
BAB I

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan di dunia akan semakin ketat.
Persaingan dari segi ekonomi ideologi dan keamanan makin gencar terjadi. Ukuran
pertumbuhan perkembangan suatu negara akan berbeda. dengan negara lain.
Faktor yang sangat mempengaruhi adalah ketersediaan sumber daya manusia dan
sumber daya alam. Untuk sumber daya alam merupakan sebuah kekayaan yang
sudah ada, sedangkan untuk sumberdaya manusia perlu untuk membangun atau
melakukan pembentukan untuk masing-masing negara yang berbeda.

Hubungan Indonesia-Tiongkok mengacu pada hubungan luar negeri antara Tiongkok


dan Indonesia. Hubungan antara kedua negara telah dimulai sejak berabad-abad
lalu, dan secara resmi diakui pada tahun 1950. Namun hubungan diplomatik
dihentikan pada tahun 1967, dan dilanjutkan pada tahun 1990. Tiongkok memiliki
kedutaan besar di Jakarta dan konsulat di Surabaya dan Medan, sementara
Indonesia memiliki kedutaan besar di Beijing dan konsulat di Guangzhou, Shanghai
dan Hong Kong. Kedua negara negara besar di antara negara-negara di Asia dari segi
wilayah dan penduduk, Tiongkok adalah negara yang paling padat penduduknya di
bumi, sedangkan Indonesia memiliki populasi terbesar ke-4 di dunia. Perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi Cina yang terus mengalami perkembangan ke arah yang
lebih baik membuat negara ini menjadi salah satu tolak ukur ekonomi dunia.
Selanjutnya tentang Indonesia, negara yang memiliki posisi strategis dan kekayaan
alam yang melimpah serta sejarahnya yang panjang. Bagian dari negara berkembang
di kawasan ASEAN. Dengan jumlah penduduk yang besar dan bisa dikatakan rendah
dalam sisi SDM.

Mengacu pada hubungan bilateral adalah hubungan antara dua negara yang
mencakup sektor ekonomi, politik dan keamanan. Pada dasarnya yang akan di bahas
adalah hubungan bilateral antara Indonesia dengan China pada sektor ekonomi.
Yang telah kita ketahui bahwa Indonesia dan China telah menjalin kerjasama
ekonomi sejak tahun 1950 dalam kepemimpinan presiden Soekarno pada saat itu.
Kerjasama dalam bidang ekonomi yang di lakukan saat ini adalah di bidang
teknologi, di bidang pendidikan, di bidang ketahanan pangan dan di bidang

V
pertanian hal ini mengacu pada data tahun 2022 yang menjelas, Dalam 10 tahun
terakhir, impor produk pertanian China dari Indonesia juga mengalami peningkatan
sebesar 8 persen per tahun. Nilai impor produk pertanian China dari Indonesia
dalam 9 bulan tahun 2022 ini sudah mencapai US$7 miliar (Rp108 triliun). Selama 9
tahun ini, nilai perdagangan bilateral kita sudah mencapai US$1.100 miliar,
meningkat 29 persen dari tahun sebelumnya

1.2 Identifikasi masalah

Adapun identifikasi masalah yaitu, Nilai impor produk pertama China dari Indonesia
mengalami peningkatan mencapai US$ 7 miliar (Rp 108 triliun) dari 9 bulan pertama
pada tahun 2022

1.3 Perumusan Masalah

Atas uraian seperti yang dikemukakan di dalam latar belakang masalah di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana kerjasama bilateral Indonesia dengan Cina di bidang ekonomi pada sektor
pertanian?
2. Apa dampak dari kerjasama Indonesia dengan China di bidang ekonomi pada sektor
pertanian?
3. Mengapa di bidang pertanian nilai ekspor Indonesia terdapat China memiliki
peningkatan?

1.4 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yakni
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan
perdagangan pada sektor pertanian
2. Agar kita mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kerjasama antara Indonesia dan
China

3. Untuk mengetahui peningkatan nilai ekspor antara Indonesia dengan China dalam
bidang ekonomi pada sektor pertanian
4. Untuk memenuhi tugas yang di berikan dalam mata pelajaran geografi lintas minat

VI
BAB II

Landasan teori

VII
Section II.01 2.1 Hubungan Bilateral Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa pengertian hubungan Bilateral Menurut Para Ahli

 Charles A. Mc Clelland
Hubungan Internasional adalah studi tentang keadaan- keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi. Buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (Restra)
Hubungan Internasional sebagai hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang
dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
 Warsito Sunaryo
Hubungan Internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-
kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi
interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu bisa
diartikan sebagai negara, bangsa, maupun organisasi negara sepanjang bersifat
internasional.
 Daniel S.Papp
Hubungan Internasional adalah ilmu yang mempelajari masalah- masalah Internasional
dan sistem yang membentuk hubungan internasional serta para aktor yang terlibat
didalamnya.

2.2 Faktor faktor Terjadinya Kerjasama Bilateral

 Ketidakmampuan suatu negara untuk memenuhi seluruh kebutuhan


masyarakat dalam negerinya karena keterbatasan sumber daya alam
yang akhirnya menuntut untuk sebuah negara melakukan kerjasama atau
meminta bantuan dan saling membantu dengan negara lain.
 Ketidakmampuan suatu negara untuk memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat dalam negerinya karena keterbatasan teknologi dan juga
kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.

 Ketidakmampuan suatu negara untuk menyelesaikan konflik dalam


negerinya, menyelesaikan permasalah yang terjadi didalam negeri juga
akan didapatkan apabila sebuah negara melakukan kerjasama bilateral.
Keinginan suatu negara untuk menciptakan perdamaian dengan negara
yang terlibat dalam hubungan Bilateral.

VIII
2.3 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Para Ahli

beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian perdagangan


internasional.

 Serlika Aprita dan Rio Adhitya


Menurut Serlika dan Rio, perdagangan internasional memiliki hubungan yang erat
dengan keuangan. Hal ini dikarenakan perdagangan internasional serta keuangan tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena memiliki keterkaitan.
 Huala Adolf
Menurut Huala Adolf, perdagangan internasional merupakan aktivitas dari tukar
menukar atau bahkan aktivitas dari jual beli yang terjadi antar negara sebagai salah satu
upaya untuk mendapatkan manfaat maupun keuntungan dari aktivitas tersebut.
 Lestari dan Setiawan
Lestari dan Setiawan mendefinisikan perdagangan internasional sebagai aktivitas dari
perdagangan yang dilakukan oleh suatu penduduk yang berada dalam suatu negara
dengan negara-negara lain dengan kesepakatan yang disepakati oleh bersama.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kerjasama Bilateral Indonesia dengan China (Tiongkok) di Bidang Ekonomi dan
Perdagangan pada Sektor Pertanian

3.1.1 Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia dan China (Tiongkok)

IX
Berdasar pendapat yang dikemukakan oleh Plano dan Olton Hubungan Bilateral
merupakan : "Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada
dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital mencakup kelangsungan
hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer dan
kesejahteraan ekonomi". (Plane, 1990, 7 dalam jurnal Nahdia, 2014:5)

Kerjasama bilateral yang dilakukan Indonesia dengan negara lain, salah satunya ialah
dengan negara China (Thiongkok), Kerjasama kedua negara ini dimulai pada 13 April
1950, dibekukan pada 30 Oktober 1967, kemudian dilanjutkan kembali dengan
ditandatanganinya MOU on the Resumption of Diplomatic Relations RI-RRC di
Jakarta, pada tanggal 8 Agustus 1990 hingga saat ini. Hubungan bilateral Indonesia
dengan Republik Rakyat China mengalami peningkatan dalam beberapa periode
terakhir ini. Dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara telah terbentuk:
Konsultasi Bilateral Tingkat Pejabat Tinggi, Komisi Bersama Ekonomi dan
Perdagangan, Dialog Bilateral Mengenai Keamanan Regional, Konsultasi Masalah
Imigrasi dan Konsuler.

Kerjasama Indonesia dan China dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya
berupa kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang
pertanian antara lain: perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan
hortikultura. Dalam bidang pertanian, antara Indonesia dan China telah terbentuk
forum kerjasama bilateral di bidang pertanian yang diharpkan mampu
menjembatani kebutuhan kedua negara seperti dalam hal pertukaran teknologi,
kerjasama dalam pengembangan riset dan penelitian bidang pertanian ataupun
kepentingan pengembangan agrobisnis seperti peningkatan ekspor-impor produk

X
3.1.2 Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia ke China

Berbagai produk Indonesia akan masuk ke pasar China, seiring dengan disepakatinya
kerja sama bisnis dalam penandatanganan nota kesepahaman dan letter of intent
(LoI) senilai US$1,43 miliar atau setara dengan Rp20,5 triliun dengan Negeri Panda.

Kerja sama ini mencakup perdagangan produk Indonesia yakni nanas kaleng,
manggis, produk buah lainnya, sarang burung walet, kopi, produk pertanian,
makanan dan minuman, elektronik, pasir kuarsa, dan kayu ringan.

Penandatanganan MoU dan LoI ini merupakan tindak lanjut dari Trade Expo
Indonesia Digital Edition (TEI-DE) 2021 yang digelar pada 21 Oktober—4 November
2021 secara interaktif dan secara showcase akan berakhir pada 20 Desember 2021.

Sebelumnya, pameran TEI-DE 2020 telah menghasilkan berbagai kesepakatan dan


komitmen dagang antara pelaku usaha Indonesia dengan mitranya. Di antaranya
penandatanganan MoU dengan pelaku usaha China untuk produk bambusae
concretio silicea (bahan baku herbal tradisional China) senilai US$100 juta saat
pembukaan TEI-DE pada 21 Oktober 2021.

Selain itu, ada pula penandatanganan MoU untuk beragam produk senilai US$150
juta di KBRI Beijing pada 11 November 2021.Sementara itu, Direktur Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengungkap bahwa nilai transaksi dari
TEI-DE 2021 sejauh ini telah mencapai US$6 miliar. Nilai ini jauh melampaui target
US$1,5 miliar yang ditetapkan di awal pameran.

Pada pameran ini, transaksi dengan China telah mencapai US$1,78 miliar atau 29,6
persen dari total transaksi.

3.2 Dampak dari Kerjasama Indonesia dengan China (Tiongkok) di

XI
Bidang Ekonomi pada Sektor Pertanian Dampak positif kerjasama dari sisi konsumen
atau masyarakat, kesepakatan ini membuat pasar dibanjiri oleh produk-produk
dengan harga lebih murah dan banyak pilihan. Dengan demikian akan berdampak
pada meningkatnya daya beli masyarakat sehingga diharapkan kesejahteraan pun
dapat ditingkatkan. Namun, kesepakatan tersebut juga memberikan dampak negatif
yang justru membuat industri petanian lokal gelisah. Hal ini dikarenakan industri
petanian lokal dinilai belum cukup siap menghadapi serbuan produk-produk China
yang berharga murah. Produk-produk dalam negeri masih memiliki biaya produksi
yang cukup tinggi sehingga harga pasaran pun masih sulit ditekan. Keadaan ini
dikhawatirkan akan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) dikarenakan
ditutupnya perusahaan dalam negeri akibat kalah bersaingan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setiap negara memerlukan kerja sama dengan negara lain. Kerja sama tersebut
ditujukan untuk memenuhi kepentingan nasional, salah satunya adalah kepentingan
ekonomi. Dalam membangun kerja sama ekonomi, negara perlu melakukan kalkulasi
untuk menyepakati kerja sama dengan negara lain. Dengan begitu, langkah kerja
sama ekonomi dapat disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi negara. Kerjasama

XII
yang dilakukan negara-negara terdiri dari beberapa macam seperti multirateral,
bilateral dan regional. Aspek yang menjadi pola kerjasama yakni ekonomi, sosial
serta budaya. Suasana/ iklim dunia dapat memperngaruhi pola kerjasama yang
dilakukan. Adanya faktor saling membutuhkan dan saling bergantung menjadikan
suatu negara harus melakukan kerjasama dengan negara lain. Negara kaya atau
tentram sekaligus masih membutuhkan negara berkembang untuk mereka jadikan
sebagai pasar. Hubungan Bilateral Indonesia dengan China berjalan sudah sejak
lama. Seiring dengan berjalannya waktu hubungan bilateral Indonesia dengan China
semakin menguat dan meningkat hal ini bisa dilihat dari peningkatan hubungan
bilateral kedua negara telah terbentuk: Konsultasi Bilateral Tingkat Pejabat Tinggi,
Komisi Bersama Ekonomi dan Perdagangan, Dialog Bilateral Mengenai Keamanan
Regional, Konsultasi Masalah Imigrasi dan Konsuler.

4.2 Saran

Diperlukan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap peningkatan perekonomian


Indonesia. Semua aspek yang berpengaruh positif maupun negatif bagi peningkatan
harus dikelola dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah Indonesia dan manajemen
daya saing Indonesia harus dikelola secara khusus dengan cerdas, teliti dan cermat
dengan selalu memperhatikan aspek struktur dan fungsi perdagangan perdagangan
dan untuk terwujudnya suatu bentuk kerjasama yang sesuai dengan harapan
masyarakat masing-masing negara. Dan kerjasama baik bilateral, multelateral
maupun regional berjalan dengan baik maka pemimnpin dan masyarakat suatu
negara harus menyatukan visi dan misi agar memiliki tujuan akhir yang sama yakni
kerjasama yang meberikan dampak baik bagi kemajuan bangsa dan negaranya.

XIII
Daftar Pustaka

XIV
Anonim. 2023. Konsep Hubungan Bilateral. (Online) Diakses
melalui: https://www.ilmuips.my.id/2020/01/pengertian-
hubungan-bilateral-menurut.html?m=1i

Anonim. 2023. Faktor-faktor terjadinya hubungan bilateral.


(Online) Diakses melaluil:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/download/
52033/23011

Anonim. 2023. Kerjasama Bilateral Indonesia dan China.


(Online) diambil melalui:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Indonesia_dengan_T
iongkok

Article III. Anonim. 2014. Pengertian perdagangan internasional


menurut para ahli. (Online) Diambil melaui
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-dan-teori-
perdagangan-internasional/

XV

Anda mungkin juga menyukai