Anda di halaman 1dari 18

JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS KEHAMILAN

Nama Mahasiswa : Linda Lestari


Tempat Praktek : Puskesmas BAKI
Periode : 8 Maret - 4 April 2021
Pembimbing Prodi : Rosalina, S.Si.T.,M.Keb

A. Harapan Dalam Proses Pembelajaran Klinik


1. Kenapa saya mempelajari materi ini?
Karena dengan mempelajari materi ini saya bisa menerapkannya pada
pasien/klien saya sesuai dengan kebutuhannya.
2. Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?
Saya harus menyiapkan materi yang akan disampaikan ke klien, agar
dalam pemberian asuhan dapat berjalan dengan optimal.
3. Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini?
Saya berharap dengan mempelajari topik ini, saya dapat lebih baik lagi
dalam melakukan asuhan dengan menambah referensi baru seperti jurnal.
4. Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini? Bagaimana
perencanaannya?
Sebelumnya saya harus merencanakan dulu apa asuhan yang akan saya
berikan, kemudian mencari referensi yang tepat dan terpercaya untuk
asuhan saya nanti, dan selanjutnya memberikan asuhan pada klien dengan
baik serta tidak lupa memberikan referensi baru pada klien dengan bukti
jurnal penelitian.
B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari
1. Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan:
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil pada trimester I, II, III, dan
dengan komplementer terapi.
2. Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran
tersebut adalah:
Dapat melakukan asuhan dengan baik
3. Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik
pembelajaran ini adalah:
Dapat melakukan asuhan dengan tambahan referansi jurnal penelitian.
4. Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya
kerjakan adalah:
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan komplementer
terapi.
5. Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui:
Memberikan asuhan pada ibu hamil dengan menyertakan jurnal penelitian
sebagai referensi tambahan.
6. Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah:
Keterbatasan alat dan referensi yang ada
7. Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik
pada topik ini adalah
CRITICAL APPRAISAL

Judul : Perbandingan Efektivitas Kombinasi Ekstrak Jahe dan Piridoksin dengan


Piridoksin Saja dalam Mengurangi Keluhan Mual Muntah pada Wanita
Hamil
Tahun : 2009

1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Ya, pengambilan sempel dalam penelitian ini
dirandomisasi? dirandomisasi, hal tersebut dijelaskan dalam
jurnal di halaman 2.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode
pengkajian intervensional/trial yaitu uji klinis
secara acak tersamar tunggal (randomized single
blinded control trial) bersifat prospektif, analitik
dan merupakan penelitian dasar terapan.”
Apakah cara melakukan Ya, hanya peneliti yang mengetahui randomisasi
randomisasi dirahasiakan? tersebut karena pada penelitian ini menggunakan
randomized single blinded yang artinya salah
satu atau ada 1 pihak yang buta terhadap terapi
yang diberikan yaitu subjek penelitian (ibu
hamil). Hal ini dijelaskan dalam jurnal di
halaman 2 dan 3.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode
pengkajian intervensional/trial yaitu uji klinis
secara acak tersamar tunggal (randomized single
blinded control trial) bersifat prospektif, analitik
dan merupakan penelitian dasar terapan.”
“Preparat Pregnasea maupun Piridoksin yang
diberikan pada peserta penelitian telah
dilepaskan dari kemasannya, dan dimasukkan ke
dalam kantong obat tertutup, sehingga
diharapkan peserta penelitian tidak mengetahui
isinya.”
Apakah follow-up kepada pasien Tidak, penelitian tersebut hanya di follow-up
cukup panjang dan lengkap? selama 7 hari, akan tetapi hal tersebut untuk
mengurangi kasus drop out, karena belajar dari
peneletian terdahulu yang dilakukan selama 3
minggu justru angka droup out-nya semakin
besar. Hal tersebut dijelaskan dalam jurnal pada
bagian hasil dan pembahasan di halaman 9.
Jurnal:
“Masa pengamatan penelitian kami hanya 7 hari,
dengan mempertimbangkan waktu pemantauan
yang singkat akan mengurangi jumlah kasus loss
to follow up atau drop out.”
“Sebuah penelitian melakukan pemantauan
selama 3 minggu, dengan menggunakan dosis
1050 mg/hari, selain mengalami banyak kasus
drop out, ternyata terdapat bias pada hasil
penelitiannya, karena sebagian besar peserta
penelitian pada minggu terakhir kehamilan
sudah berusia > 14 minggu.”
Apakah pasien dianalisis di dalam Ya, responden yang masuk ke dalam
grup di mana mereka kelompok/grup kelola dan kelompok/grup
dirandomisasi? kontrol sama-sama dianalisis dengan dilakukan
penilaian keluhan mual menggunakan 3
parameter (skor) yaitu Skor Indeks Rhodes,
Skala Likert dan Skala Analog Visual sebelum
dan sesudah perlakuan. Hal tersebut terdapat
dalam jurnal dan disajikan dalam bentuk tabel di
halaman 3 dan 4, serta dinarasikan pada halaman
7 dan 8.
Jurnal:
“Penilaian keluhan mual muntah yang dialami
peserta penelitian dilakukan dengan
menggunakan tiga buah parameter (skor), yaitu
skor indeks Rhodes13, skala Likert, dan skala
Analog Visual. Penilaian pertama dilakukan saat
peserta menerima obat di RS Immanuel, sebelum
obat dikonsumsi.”
“Keluhan mual muntah akan dinilai kembali
pada hari ke-7 dengan menggunakan tiga skala
yang sama, untuk menilai perbaikan keluhan
yang dialami peserta penelitian.”
“Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak
didapatkannya perbedaan bermakna pada skor
indeks Rhodes antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok hampir
seimbang 22(18-25) pada kelompok kelola dan
22(18-24) pada kelompok kontrol (ρ=0,739).
Skor Indeks Rhodes kembali di nilai pada hari
ke-7 setelah perlakuan, ternyata memperlihatkan
perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skor indeks Rhodes
pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan
keluhan mual muntah, tapi penurunan skor
Indeks Rhodes pada kelompok kelola mencapai
9(7-18), sementara pada kelompok kontrol
18(15- 24) dan perbedaan ini secara statistik
sangat bermakna (ρ<0,001). “
“Pada Tabel 3 tampak bahwa tidak didapatkan
perbedaan bermakna pada skor Skala Likert
antara kelompok kelola dan kelompok kontrol
pada hari sebelum perlakuan, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok adalah
seimbang 5(3-5) baik pada kelompok kelola dan
kelompok kontrol (ρ=0,681). Penilaian ulang
skor skala Likert dilakukan pada hari ke-7
setelah perlakuan, ternyata tampak juga
perbedaan yang cukup mencolok. Penurunan
skor Skala Likert didapati pada kedua kelompok
penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi
penurunan skor Skala Likert pada kelompok
kelola mencapai 2,5(1-5), sementara pada
kelompok kontrol 4(3- 5), dan perbedaan ini
secara statistik sangat bermakna (ρ<0,001).
“Tabel 4 memperlihatkan bahwa penilaian skor
Skala Analog Visual antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan
tidak didapatkan perbedaan bermakna, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok adalah
seimbang 10(7-10) baik pada kelompok kelola
dan kelompok kontrol (ρ=0,525). Kami
melakukan penilaian ulang skor Skala Analog
Visual pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata
tampak juga perbedaan yang cukup mencolok.
Kami mendapatkan penurunan skor Skala
Analog Visual pada kedua kelompok penelitian
yang menggambarkan terjadinya pengurangan
keluhan mual muntah, tapi penurunan skor Skala
Analog Visual pada kelompok kelola mencapai 5
(2-10), sementara pada kelompok kontrol 9(6-
10), dan perbedaan ini secara statistik sangat
bermakna (ρ<0,001).”
Apakah pasien, klinisi, dan Tidak, dalam penelitian ini hanya terdapat
peneliti blind terhadap terapi? single Blind, yaitu hanya subjek penelitian yang
buta terhadap terapi yang diberikan. Dijelaskan
dalam jurnal pada halaman 2.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode
pengkajian intervensional/trial yaitu uji klinis
secara acak tersamar tunggal (randomized single
blinded control trial) bersifat prospektif, analitik
dan merupakan penelitian dasar terapan.”
Apakah grup pasien diperlakukan Ya, antara grup kelola dan grup kontrol
sama, selain dari terapi yang diperlakukan sama, hal tersebut dijelaskan dalam
diberikan? jurnal di halaman 3.
Jurnal:
“Penilaian keluhan mual muntah yang dialami
peserta penelitian dilakukan dengan
menggunakan tiga buah parameter (skor), yaitu
skor indeks Rhodes, skala Likert, dan skala
Analog Visual. Penilaian pertama dilakukan saat
peserta menerima obat di RS Immanuel, sebelum
obat dikonsumsi.”
“Keluhan mual muntah akan dinilai kembali
pada hari ke-7 dengan menggunakan tiga skala
yang sama, untuk menilai perbaikan keluhan
yang dialami peserta penelitian.”
“Peserta penelitian dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu kelompok kelola dan kelompok kontrol,
pembagian dilakukan secara acak. Kelompok
kelola mendapatkan pregnasea dan kelompok
kontrol mendapatkan piridoksin, keduanya
diminta memakan obat selama 7 hari.
Ketidakadilan yang diterima oleh kelompok
kontrol seharusnya tidak ada karena kelompok
ini tidak mendapatkan plasebo, melainkan
piridoksin yang memang merupakan lini pertama
dalam pengobatan mual muntah dalam
kehamilan, bila terjadi gejala-gejala dehidrasi
akibat mual muntah, kepada peserta diberikan
pengobatan yang sesuai.”
Apakah karakteristik grup pasien Ya, antara kelompok kelola dan kelompok
sama pada awal penelitian, selain kontrol memiliki karakteristik yang sama yaitu
dari terapi yang diberikan? ibu hamil dengan UK ≤ 10 minggu, hamil
tunggal, terdiri dari rentang usia 18-33 tahun,
terdapat primigravida dan multigravida, jenjang
pendidikan SMP, SMA, Universitas serta
pekerjaan yaitu IRT, Karyawan, Wiraswasta dan
PNS. Hal ini dijelaskan dalam jurnal pada bagian
hasil dan pembahasan, disajikan dalam tabel
pada halaman 5, serta dinarasikan pada halaman
4 dan 7
Jurnal:
“Karakteristik subjek penelitian dari kelompok
kelola dan kelompok kontrol dianalisis (Tabel
1). Analisis ini dimaksudkan untuk lebih
meyakinkan homogenitas subjek penelitian pada
tiap-tiap kelompok agar dapat dibandingkan
dengan baik.”
“Tabel 1 memperlihatkan bahwa ditinjau dari
karakteristik subjek penelitian, baik dari segi
usia, paritas, usia kehamilan, pendidikan,
maupun pekerjaan tidak ditemukan perbedaan
yang bermakna antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol, dengan demikian kedua
kelompok ini dapat diperbandingkan.”

2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian Penting, karena melalui hasil penelitian ini
ini? didapatkan informasi bahwa terapi kombinasi
ekstrak jahe dan piridoksin dapat mempercepat
menurunkan derajat mual dan muntah pada ibu
hamil, dibandingkan dengan terapi piridoksin
saja, bahkan konsumsi ekstrak jahe saja sudah
cukup untuk mengurangi keluhan mual dan
muntah. Dimana jahe mudah didapat dan murah.
Jurnal:
“Kombinasi ekstrak jahe dan piridoksin lebih
baik dibandingkan piridoksin saja dalam
mengurangi keluhan mual muntah ibu hamil di
bawah 3 bulan.”
“Konsumsi ekstrak jahe sebesar 700 mg per hari
sudah cukup baik untuk mengurangi keluhan
mual muntah pada ibu hamil dan dengan
kombinasi piridoksin, kadar ekstrak jahe dapat
diperkecil sehingga mengurangi risiko terhadap
kehamilan.”
Seberapa tepat estimasi dari efek Tepat, karena dilihat dari hasil penelitian
terapi? terdapat perubahan skor di 3 skala pada
penilaian sebelum dan sesudah pemberian terapi
serta didapatkan nilai yang sangat bermakna
pada setiap perubahan skor di 3 skala tersebut.
Jurnal :
“Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak
didapatkannya perbedaan bermakna pada skor
indeks Rhodes antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok hampir
seimbang 22(18-25) pada kelompok kelola dan
22(18-24) pada kelompok kontrol (ρ=0,739).
Skor Indeks Rhodes kembali di nilai pada hari
ke-7 setelah perlakuan, ternyata memperlihatkan
perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skor indeks Rhodes
pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan
keluhan mual muntah, tapi penurunan skor
Indeks Rhodes pada kelompok kelola mencapai
9(7-18), sementara pada kelompok kontrol
18(15- 24) dan perbedaan ini secara statistik
sangat bermakna (ρ<0,001). “
“Pada Tabel 3 tampak bahwa tidak didapatkan
perbedaan bermakna pada skor Skala Likert
antara kelompok kelola dan kelompok kontrol
pada hari sebelum perlakuan, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok adalah
seimbang 5(3-5) baik pada kelompok kelola dan
kelompok kontrol (ρ=0,681). Penilaian ulang
skor skala Likert dilakukan pada hari ke-7
setelah perlakuan, ternyata tampak juga
perbedaan yang cukup mencolok. Penurunan
skor Skala Likert didapati pada kedua kelompok
penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi
penurunan skor Skala Likert pada kelompok
kelola mencapai 2,5(1-5), sementara pada
kelompok kontrol 4(3- 5), dan perbedaan ini
secara statistik sangat bermakna (ρ<0,001).
“Tabel 4 memperlihatkan bahwa penilaian skor Skala
Analog Visual antara kelompok kelola dan kelompok
kontrol pada hari sebelum perlakuan tidak didapatkan
perbedaan bermakna, hal ini menggambarkan bahwa
keluhan mual muntah yang dialami oleh kedua
kelompok adalah seimbang 10(7-10) baik pada
kelompok kelola dan kelompok kontrol (ρ=0,525).
Kami melakukan penilaian ulang skor Skala Analog
Visual pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata
tampak juga perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skor Skala Analog Visual
pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan keluhan
mual muntah, tapi penurunan skor Skala Analog
Visual pada kelompok kelola mencapai 5 (2-10),
sementara pada kelompok kontrol 9(6-10), dan
perbedaan ini secara statistik sangat bermakna
(ρ<0,001).”
Ekstrak Jahe+Piridoksin Piridoksin
Terekspos 38 (a) 36 (b)
Tidak terekspos 2 (c) 4 (d)
40 40

Rumus Nilai Makna

Control c / (c+d) 0,1 Kejadian penurunan skor mual


Event Rate muntah pada kelompok kontrol
(CER) adalah 0,1 atau 10%.

Experiment a / (a+b) 0,05 Kejadian penurunan skor mual


Event Rate muntah pada kelompok eksperimen
(EER) adalah 0,05 atau 5%.

Relative EER/CER 0,5 Kemungkinan subjek terapi ekstak


Risk (RR) jahe+piridoksin mengalami
penurunan skor mual muntah 0,5 kali
dibanding subjek piridoksin,
pemberian jahe+piridoksin
mengurangi gejala mual muntah

Relative CER-EER/ CER 0,5 Bila jahe+piridoksin digunakan


Risk sebagai terapi, maka jumlah insiden
Reduction skor mual muntah dapat diturunkan
(RRR) sebesar 50% dari insidens
sebelumnya.
RRR < 50% menunjukan tidak
bermakna secara klinis.
Absolute CER-EER 0,05 Apabila jahe+piridoksin digunakan
Risk sebagai terapi, maka selisih jumlah
Reduction insidens penurunan skor mual
(ARR) muntah antara jahe+piridoksin
dengan piridoksin sebesar 5%

Number 1/ARR 20 Kita perlu melakukan terapi


Needed to jahe+piridoksin terhadap 20 pasien
Treat untuk menurunkan satu skor mual
(NNT) muntah

95% CI +/- 1,96 √[CER x 0,11 Rentang kepercayaan (CI) tidak


(1-CER)/ #pasien melampaui angka 1, ini berarti nilai
kontrol + EER x NTT pada penelitian ini bermakna.
(1-EER)/ # pasien
eksperimen]

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?


Apakah karakteristik pasien kita sangat Ya, karakteristik pasien memang tidak
berbeda dibandingkan pasien pada sesuai dengan kriteria inklusi responden
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat pada penelitian tersebut dimana pada
diterapkan? penelitian ibu hamil yang dijadikan subjek
penelitian adalah ibu hamil dengan UK ≤
10 minggu sedangkan pasien adalah ibu
hamil dengan UK 13+5 minggu, sedangkan
untuk kriteria inklusi hamil tunggal
hidup dan kriteria eksklusinya sama.
Pasien juga tidak mempunyai penyakit
lain yang menyebabkan mual muntah,
kelainan ginjal, kelainan hati, diabetes
mellitus, alergi terhadap ekstrak jahe
dan/atau piridoksin mengalami komplikasi
kehamilan seperti abortus, mengalami
tanda-tanda dehidrasi berat. Tetapi hasil
penelitian ini tetap dapat digunakan
sebagai acuan untuk memberikan terapi.
Hal ini dikarena ketentuan umur
kehamilan pada subjek penelitian hanya
dilakukan agar tidak terjadi bias pada hasil
penelitian.
Jurnal:
Kriteria inklusi subjek penelitian adalah:
- wanita hamil dengan usia
kehamilan ≤ 10 minggu
- hamil tunggal hidup
- bersedia ikut dalam penelitian
secara sukarela dengan mengisi
lembar informed consent.
- memiliki alamat yang jelas di
Bandung dan mudah untuk
dihubungi.
Pemilihan individu dalam rentang usia
kehamilan ≤ 10 minggu berdasarkan pada
patogenesis timbulnya mual muntah akibat
perangsangan chemoreceptor trigger zone
(CTZ) di otak ibu oleh produksi hormon
β-HCG dari trofoblas yang mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 10-12
minggu dan mulai menurun pada usia
kehamilan 13 minggu1,2,8, sehingga pada
kehamilan di atas 13 minggu pada
umumnya keluhan mual muntah sudah
berkurang walaupun hanya diberikan
placebo.
Kriteria eksklusi subjek penelitian adalah:
- mempunyai penyakit lain yang
menyebabkan mual muntah,
kelainan ginjal, kelainan hati,
diabetes mellitus
- alergi terhadap ekstrak jahe
dan/atau piridoksin
- mengalami komplikasi
kehamilan seperti abortus,
mengalami tanda-tanda
dehidrasi berat
- tidak mengikuti lebih dari 1 kali
pemeriksaan pemantauan ulang
- kepatuhan penggunaan obat
selama penelitian kurang
- pindah alamat dengan alamat baru
tidak jelas atau tidak diketahui atau
pindah ke luar kota.
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Mungkin, karena Ekstrak jahe mudah
tempat kerja kita? didapat dan murah serta terbukti efektif
dapat menurunkan derajat mual dan
muntah dengan sedikit resiko komplikasi
terhadap kehamilan.
Apa kemungkinan benefit dan harm dari Benefit :
terapi tersebut? Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa
terapi ekstrak jahe + piridoksin pada
pengurangan mual muntah memiliki
keuntungan dimana efek terapi yang cepat
yaitu 7 hari penggunaan dengan dosis
ekstrak jahe 350 mg dan piridoksin 37,5
mg dengan dosis 2 kali sehari.
Harm :
Dilihat dari hasil penelitian, tidak
ditemukan adanya kerugian atau efek
samping terapi ekstrak jahe+piridoksin
untuk menurunkan skor mual muntah.

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif


terhadap pasien pada penelitian

NNT/f = 20/1 = 20

Makna :
Kita membutuhkan 20 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari pasien
tersebut mengalami kenaikan skor mual
muntah.
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut

1/ (PEERxRRR) = 1/(PEERx0,5) = _____

Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari pasien
tersebut mengalami kenaikan skor mual
muntah.
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Apakah kita dan pasien kita mempunyai Dengan telaah jurnal penelitian ini
penilaian yang jelas dan tepat akan value tentunya kita (bidan) akan mempunyai
dan preferensi pasien kita? penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita karena
konsumsi ekstrak jahe + piridoksin telah
dibuktikan dapat mengurangi mual dan
muntah selama 7 hari. Tetapi untuk
penilaian pasien terhadap value dan
preferensinya itu tergantung pada pilihan
dari pasien itu sendiri, apakah pasien mau
atau tidak diberi terapi tersebut.

Apakah value dan preferensi pasien kita Dilihat dari hasil penurunan skor mual dan
dipenuhi dengan terapi yang akan kita muntah di ketiga skala yang dinilai maka
berikan? kemungkinan besar value dan preferensi
pasien dapat dipenuhi dengan terapi
ekstrak jahe + piridoksin.

Anda mungkin juga menyukai