Apakah pasien pada penelitian Ya, pengambilan sempel dalam penelitian ini
dirandomisasi? dirandomisasi, hal tersebut dijelaskan dalam
jurnal di halaman 2.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode
pengkajian intervensional/trial yaitu uji klinis
secara acak tersamar tunggal (randomized single
blinded control trial) bersifat prospektif, analitik
dan merupakan penelitian dasar terapan.”
Apakah cara melakukan Ya, hanya peneliti yang mengetahui randomisasi
randomisasi dirahasiakan? tersebut karena pada penelitian ini menggunakan
randomized single blinded yang artinya salah
satu atau ada 1 pihak yang buta terhadap terapi
yang diberikan yaitu subjek penelitian (ibu
hamil). Hal ini dijelaskan dalam jurnal di
halaman 2 dan 3.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode
pengkajian intervensional/trial yaitu uji klinis
secara acak tersamar tunggal (randomized single
blinded control trial) bersifat prospektif, analitik
dan merupakan penelitian dasar terapan.”
“Preparat Pregnasea maupun Piridoksin yang
diberikan pada peserta penelitian telah
dilepaskan dari kemasannya, dan dimasukkan ke
dalam kantong obat tertutup, sehingga
diharapkan peserta penelitian tidak mengetahui
isinya.”
Apakah follow-up kepada pasien Tidak, penelitian tersebut hanya di follow-up
cukup panjang dan lengkap? selama 7 hari, akan tetapi hal tersebut untuk
mengurangi kasus drop out, karena belajar dari
peneletian terdahulu yang dilakukan selama 3
minggu justru angka droup out-nya semakin
besar. Hal tersebut dijelaskan dalam jurnal pada
bagian hasil dan pembahasan di halaman 9.
Jurnal:
“Masa pengamatan penelitian kami hanya 7 hari,
dengan mempertimbangkan waktu pemantauan
yang singkat akan mengurangi jumlah kasus loss
to follow up atau drop out.”
“Sebuah penelitian melakukan pemantauan
selama 3 minggu, dengan menggunakan dosis
1050 mg/hari, selain mengalami banyak kasus
drop out, ternyata terdapat bias pada hasil
penelitiannya, karena sebagian besar peserta
penelitian pada minggu terakhir kehamilan
sudah berusia > 14 minggu.”
Apakah pasien dianalisis di dalam Ya, responden yang masuk ke dalam
grup di mana mereka kelompok/grup kelola dan kelompok/grup
dirandomisasi? kontrol sama-sama dianalisis dengan dilakukan
penilaian keluhan mual menggunakan 3
parameter (skor) yaitu Skor Indeks Rhodes,
Skala Likert dan Skala Analog Visual sebelum
dan sesudah perlakuan. Hal tersebut terdapat
dalam jurnal dan disajikan dalam bentuk tabel di
halaman 3 dan 4, serta dinarasikan pada halaman
7 dan 8.
Jurnal:
“Penilaian keluhan mual muntah yang dialami
peserta penelitian dilakukan dengan
menggunakan tiga buah parameter (skor), yaitu
skor indeks Rhodes13, skala Likert, dan skala
Analog Visual. Penilaian pertama dilakukan saat
peserta menerima obat di RS Immanuel, sebelum
obat dikonsumsi.”
“Keluhan mual muntah akan dinilai kembali
pada hari ke-7 dengan menggunakan tiga skala
yang sama, untuk menilai perbaikan keluhan
yang dialami peserta penelitian.”
“Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak
didapatkannya perbedaan bermakna pada skor
indeks Rhodes antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok hampir
seimbang 22(18-25) pada kelompok kelola dan
22(18-24) pada kelompok kontrol (ρ=0,739).
Skor Indeks Rhodes kembali di nilai pada hari
ke-7 setelah perlakuan, ternyata memperlihatkan
perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skor indeks Rhodes
pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan
keluhan mual muntah, tapi penurunan skor
Indeks Rhodes pada kelompok kelola mencapai
9(7-18), sementara pada kelompok kontrol
18(15- 24) dan perbedaan ini secara statistik
sangat bermakna (ρ<0,001). “
“Pada Tabel 3 tampak bahwa tidak didapatkan
perbedaan bermakna pada skor Skala Likert
antara kelompok kelola dan kelompok kontrol
pada hari sebelum perlakuan, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok adalah
seimbang 5(3-5) baik pada kelompok kelola dan
kelompok kontrol (ρ=0,681). Penilaian ulang
skor skala Likert dilakukan pada hari ke-7
setelah perlakuan, ternyata tampak juga
perbedaan yang cukup mencolok. Penurunan
skor Skala Likert didapati pada kedua kelompok
penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi
penurunan skor Skala Likert pada kelompok
kelola mencapai 2,5(1-5), sementara pada
kelompok kontrol 4(3- 5), dan perbedaan ini
secara statistik sangat bermakna (ρ<0,001).
“Tabel 4 memperlihatkan bahwa penilaian skor
Skala Analog Visual antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan
tidak didapatkan perbedaan bermakna, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok adalah
seimbang 10(7-10) baik pada kelompok kelola
dan kelompok kontrol (ρ=0,525). Kami
melakukan penilaian ulang skor Skala Analog
Visual pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata
tampak juga perbedaan yang cukup mencolok.
Kami mendapatkan penurunan skor Skala
Analog Visual pada kedua kelompok penelitian
yang menggambarkan terjadinya pengurangan
keluhan mual muntah, tapi penurunan skor Skala
Analog Visual pada kelompok kelola mencapai 5
(2-10), sementara pada kelompok kontrol 9(6-
10), dan perbedaan ini secara statistik sangat
bermakna (ρ<0,001).”
Apakah pasien, klinisi, dan Tidak, dalam penelitian ini hanya terdapat
peneliti blind terhadap terapi? single Blind, yaitu hanya subjek penelitian yang
buta terhadap terapi yang diberikan. Dijelaskan
dalam jurnal pada halaman 2.
Jurnal:
“Penelitian ini dirancang menggunakan metode
pengkajian intervensional/trial yaitu uji klinis
secara acak tersamar tunggal (randomized single
blinded control trial) bersifat prospektif, analitik
dan merupakan penelitian dasar terapan.”
Apakah grup pasien diperlakukan Ya, antara grup kelola dan grup kontrol
sama, selain dari terapi yang diperlakukan sama, hal tersebut dijelaskan dalam
diberikan? jurnal di halaman 3.
Jurnal:
“Penilaian keluhan mual muntah yang dialami
peserta penelitian dilakukan dengan
menggunakan tiga buah parameter (skor), yaitu
skor indeks Rhodes, skala Likert, dan skala
Analog Visual. Penilaian pertama dilakukan saat
peserta menerima obat di RS Immanuel, sebelum
obat dikonsumsi.”
“Keluhan mual muntah akan dinilai kembali
pada hari ke-7 dengan menggunakan tiga skala
yang sama, untuk menilai perbaikan keluhan
yang dialami peserta penelitian.”
“Peserta penelitian dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu kelompok kelola dan kelompok kontrol,
pembagian dilakukan secara acak. Kelompok
kelola mendapatkan pregnasea dan kelompok
kontrol mendapatkan piridoksin, keduanya
diminta memakan obat selama 7 hari.
Ketidakadilan yang diterima oleh kelompok
kontrol seharusnya tidak ada karena kelompok
ini tidak mendapatkan plasebo, melainkan
piridoksin yang memang merupakan lini pertama
dalam pengobatan mual muntah dalam
kehamilan, bila terjadi gejala-gejala dehidrasi
akibat mual muntah, kepada peserta diberikan
pengobatan yang sesuai.”
Apakah karakteristik grup pasien Ya, antara kelompok kelola dan kelompok
sama pada awal penelitian, selain kontrol memiliki karakteristik yang sama yaitu
dari terapi yang diberikan? ibu hamil dengan UK ≤ 10 minggu, hamil
tunggal, terdiri dari rentang usia 18-33 tahun,
terdapat primigravida dan multigravida, jenjang
pendidikan SMP, SMA, Universitas serta
pekerjaan yaitu IRT, Karyawan, Wiraswasta dan
PNS. Hal ini dijelaskan dalam jurnal pada bagian
hasil dan pembahasan, disajikan dalam tabel
pada halaman 5, serta dinarasikan pada halaman
4 dan 7
Jurnal:
“Karakteristik subjek penelitian dari kelompok
kelola dan kelompok kontrol dianalisis (Tabel
1). Analisis ini dimaksudkan untuk lebih
meyakinkan homogenitas subjek penelitian pada
tiap-tiap kelompok agar dapat dibandingkan
dengan baik.”
“Tabel 1 memperlihatkan bahwa ditinjau dari
karakteristik subjek penelitian, baik dari segi
usia, paritas, usia kehamilan, pendidikan,
maupun pekerjaan tidak ditemukan perbedaan
yang bermakna antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol, dengan demikian kedua
kelompok ini dapat diperbandingkan.”
Seberapa penting hasil penelitian Penting, karena melalui hasil penelitian ini
ini? didapatkan informasi bahwa terapi kombinasi
ekstrak jahe dan piridoksin dapat mempercepat
menurunkan derajat mual dan muntah pada ibu
hamil, dibandingkan dengan terapi piridoksin
saja, bahkan konsumsi ekstrak jahe saja sudah
cukup untuk mengurangi keluhan mual dan
muntah. Dimana jahe mudah didapat dan murah.
Jurnal:
“Kombinasi ekstrak jahe dan piridoksin lebih
baik dibandingkan piridoksin saja dalam
mengurangi keluhan mual muntah ibu hamil di
bawah 3 bulan.”
“Konsumsi ekstrak jahe sebesar 700 mg per hari
sudah cukup baik untuk mengurangi keluhan
mual muntah pada ibu hamil dan dengan
kombinasi piridoksin, kadar ekstrak jahe dapat
diperkecil sehingga mengurangi risiko terhadap
kehamilan.”
Seberapa tepat estimasi dari efek Tepat, karena dilihat dari hasil penelitian
terapi? terdapat perubahan skor di 3 skala pada
penilaian sebelum dan sesudah pemberian terapi
serta didapatkan nilai yang sangat bermakna
pada setiap perubahan skor di 3 skala tersebut.
Jurnal :
“Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak
didapatkannya perbedaan bermakna pada skor
indeks Rhodes antara kelompok kelola dan
kelompok kontrol pada hari sebelum perlakuan
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok hampir
seimbang 22(18-25) pada kelompok kelola dan
22(18-24) pada kelompok kontrol (ρ=0,739).
Skor Indeks Rhodes kembali di nilai pada hari
ke-7 setelah perlakuan, ternyata memperlihatkan
perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skor indeks Rhodes
pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan
keluhan mual muntah, tapi penurunan skor
Indeks Rhodes pada kelompok kelola mencapai
9(7-18), sementara pada kelompok kontrol
18(15- 24) dan perbedaan ini secara statistik
sangat bermakna (ρ<0,001). “
“Pada Tabel 3 tampak bahwa tidak didapatkan
perbedaan bermakna pada skor Skala Likert
antara kelompok kelola dan kelompok kontrol
pada hari sebelum perlakuan, hal ini
menggambarkan bahwa keluhan mual muntah
yang dialami oleh kedua kelompok adalah
seimbang 5(3-5) baik pada kelompok kelola dan
kelompok kontrol (ρ=0,681). Penilaian ulang
skor skala Likert dilakukan pada hari ke-7
setelah perlakuan, ternyata tampak juga
perbedaan yang cukup mencolok. Penurunan
skor Skala Likert didapati pada kedua kelompok
penelitian yang menggambarkan terjadinya
pengurangan keluhan mual muntah, tapi
penurunan skor Skala Likert pada kelompok
kelola mencapai 2,5(1-5), sementara pada
kelompok kontrol 4(3- 5), dan perbedaan ini
secara statistik sangat bermakna (ρ<0,001).
“Tabel 4 memperlihatkan bahwa penilaian skor Skala
Analog Visual antara kelompok kelola dan kelompok
kontrol pada hari sebelum perlakuan tidak didapatkan
perbedaan bermakna, hal ini menggambarkan bahwa
keluhan mual muntah yang dialami oleh kedua
kelompok adalah seimbang 10(7-10) baik pada
kelompok kelola dan kelompok kontrol (ρ=0,525).
Kami melakukan penilaian ulang skor Skala Analog
Visual pada hari ke-7 setelah perlakuan, ternyata
tampak juga perbedaan yang cukup mencolok. Kami
mendapatkan penurunan skor Skala Analog Visual
pada kedua kelompok penelitian yang
menggambarkan terjadinya pengurangan keluhan
mual muntah, tapi penurunan skor Skala Analog
Visual pada kelompok kelola mencapai 5 (2-10),
sementara pada kelompok kontrol 9(6-10), dan
perbedaan ini secara statistik sangat bermakna
(ρ<0,001).”
Ekstrak Jahe+Piridoksin Piridoksin
Terekspos 38 (a) 36 (b)
Tidak terekspos 2 (c) 4 (d)
40 40
3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
NNT/f = 20/1 = 20
Makna :
Kita membutuhkan 20 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari pasien
tersebut mengalami kenaikan skor mual
muntah.
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut
Makna :
Kita membutuhkan 8 pasien yang diobati
untuk menghindari seorang dari pasien
tersebut mengalami kenaikan skor mual
muntah.
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Apakah kita dan pasien kita mempunyai Dengan telaah jurnal penelitian ini
penilaian yang jelas dan tepat akan value tentunya kita (bidan) akan mempunyai
dan preferensi pasien kita? penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita karena
konsumsi ekstrak jahe + piridoksin telah
dibuktikan dapat mengurangi mual dan
muntah selama 7 hari. Tetapi untuk
penilaian pasien terhadap value dan
preferensinya itu tergantung pada pilihan
dari pasien itu sendiri, apakah pasien mau
atau tidak diberi terapi tersebut.
Apakah value dan preferensi pasien kita Dilihat dari hasil penurunan skor mual dan
dipenuhi dengan terapi yang akan kita muntah di ketiga skala yang dinilai maka
berikan? kemungkinan besar value dan preferensi
pasien dapat dipenuhi dengan terapi
ekstrak jahe + piridoksin.