Anda di halaman 1dari 20

PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS, BAYI, BALITA DAN

ANAK PRA SEKOLAH

Disusun Oleh :
Linda lestari (P27224020067)
Rahmawati (P27224020078)
Siti Nur Rohmah P27224020084)
 
 
 
 
 

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN


DAN PROFESI KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2020
 
Latar belakang
 Menurut data Riskesdas 2013 menyatakan bahwa status gizi balita menurut
indikator BB/U menyatakan bahwa prevalensi berat-kurang pada tahun 2013
adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang, dan
sumatera barat berada diurutan ke 18 yaitu 20,1%. Tentu saja data tersebut
masih jauh dari sasaran MDGS tahun 2015 yaitu 15,5%.

 Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah,
tenaga kesehatan, dan masyarakat. Supaya anak Indonesia dapat mencapai
kesehatan yang optimal dan pengetahuan orang tua sangat mendukung dalam
menyikapi tumbuh kembang anakanya.
SUB PEMBAHASAN
Pengertian Tumbuh dan
berkembang
 Pertumbuhan menunjukan
perubahan yang bersifat
kuantitas sebagai akibat Perkembangan berarti perubahan secara
kualitatif. Perkembangan adalah
pematangan fisik yang di
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
tandai dengan makin
yang lebih kompleks dalam kemampuan
kompleksnya sistem jaringan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
otot, sistem syaraf serta fungsi bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
(Yuniarti, 2015).
sistem organ tubuh lainnya dan
dapat di ukur (Yuniarti, 2015).
Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
Ciri-ciri pertumbuhan
Perubahan ukuran
Perubahan proporsi Ciri-ciri perkembangan,
Hilangnyaciri-ciri lama •Perkembangan melibatkan perubahan
Timbulnya ciri-ciri baru •Perkembangan awal menentukan pertumbuhan
selanjutnya
•Perkembangan mempunyai pola yang tetap
•Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
•Perkembangan berkolerasi dengan
pertumbuhan.
•Perkembangan mempunyai kacepatan yang
berbeda.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh
kembang :
Deteksi dini penyimpangan mental
Deteksi dini
emosional
penyimpangan Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan perkembangan Yaitu
Yaitu untuk
untuk mengetahui
mengetahui adanya
adanya masalah
masalah
mental
mental emosional,
emosional, autisme
autisme dan
dan gangguan
gangguan
Yaitu dilakukan untuk Yaitu untuk mengetahui
pemusatan
pemusatan perhatian
perhatian dan
dan hiperaktivitas.
hiperaktivitas.
menemukan status gizi
adanya keterlambatan
kurang/buruk.
1.Deteksi
1. dini masalah mental
perkembangan anak,
gangguan daya lihat, dan
emosional pada anak prasekolah
1.Berat Badan Terhadap
Tinggi Badan. gangguan daya dengar. 2.Deteksi
2. dini autis pada anak
2.Lingkar kepala prasekolah
1.Tes Daya Dengar (TDD)
2.Tes Daya Lihat (TDL) 3.Deteksi
3. dini gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (gpph)
pada anak prasekolah
BERDASARKAN JURNAL
 Berat badan dan tinggi badan merupakan parameter yang paling sering
digunakan dalam pengukuran antropometri gizi untuk menilai pertumbuhan
fisik atau keadaan gizi.
 Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab .
dimana metode ini dipilih untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan bayi dan balita terkait kesehatan
anak, serta menggunakan metode demonstrasi atau praktik, dimana metode
ini narasumber melakukan pengukuran langsung terhadap balita kepada
keterlibatan peserta setelah kegiatan penyuluhan kemudian dilakukan
evaluasi melalui tanya jawab langsung ke peserta oleh panitia untuk
mengetahui materi yang disampaikan.

 Dari hasil jurnal maka, program P2M kesehatan perlu dilakukan rutin
dalam melaksanakan untuk mengetahuin pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan yang sekaligus memantau status gizi anak prasekolah.
DDST (Denver Devplopmant Screening Test)

PENGERTIAN
DDST (Denver Devplopmant
Screening Test) adalah salah MANFAAT
satu dari metode screening 1.Menilai tingkat perkembangan
terhadap kelainan anak sesuai dengan usianya
perkembangan anak, test ini 2.Menilai tingkat perkembangan
bukanlah test diagnosa atau anak yang tampak sehat
test IQ. 3.Menilai tingkat perkembangan
anak yang tidak menunjukan gejala
kemungkinan adanya kelainan
perkembangan
4.Memastikan anak yang diduga
mengalami kelainan perkembangan
5.Memantau anak yang beresiko
mengalami kelainan perkembangan
DDST

Ada 4 sektor
perkembangan yang
dinilai :
1.Personal Social (perilaku
sosial)
2.Fine Motor Adaptive
(gerakan motorik halus)
3.Language (bahasa)
4.Gross motor (gerakan
motorik kasar)
Pemberian nilai untuk setiap itemnya
 P (Pass/Lulus). Anak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua /
pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item
tersebut.
 F (Fail/Gagal). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua /
pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut.
 R (Refusal/Menolak). Anak menolak atau melakukan test untuk item tersebut.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus
dilakukanya.
 No (No opportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item
kerena ada hambatan
Hasil Jurnal
Hasil penelitian diatas menunjukkan rata-rata pengukuran perkembangan
anak menggunakan metode DDST 2 kali lebih cepat menstimulasi peningkatan
perkembangan anak usia toldder (1-4 tahun). Hal ini sesuai dengan teori
(Nursalam & Sri, 2013), DDST merupakan metode skrining terhadap
perkembangan anak, tes DDST terbilang mudah dan cepat (15-20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Beberapa penelitian yang
pernah dilakukan DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100%
bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan.
KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan)

PENGERTIAN
Kuesioner Pra Skrening
Tujuan
Perkembangan (KPSP) Jadwal rutin dilakukan pada
skrining/pemeriksaan
merupakan tes pemeriksaan perkembangan anak umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
menggunakan KPSP 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66
perkembangan anak dengan dan 72 bulan. Jika anak
adalah untuk mengetahui
menggunakan kuesioner perkembangan anak belum mencapai umur
normal atau ada skrining tersebut, minta ibu
(Kemenkes RI, 2016). datang kembali pada umur
penyimpangan
skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin.
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Formulir ini berisi 9-10


pertanyaan tentang kemampuan INTERPRETASI HASIL KPSP
perkembangan yang telah dicapai
1.Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering
anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 atau kadangn kadang).
2.Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah
bulan. Alat bantu pemeriksaan
atau tidak pernah).
berupa: pensil, kertas, bola sebesar 3.Bila jawaban YA = 9−10, perkembangan anak
sesuai dengan tahapan perkembangan (S).
bola tennis, kerincingan, kubus
4.Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak
berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 meragukan (M).
5.Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan
buah, kismis, kacangtanah, potongan
ada penyimpangan (P).
biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm 6.Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja
(Kemenkes RI, 2016).
(Kemenkes RI, 2016).
HASIL JURNAL
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2014), yang
menyatakan bahwa kurangnya stimulus pada anak akan menyebabkan penyimpangan
tumbuh kembang hingga gangguan yang menetap. Setiap anak perlu mendapatkan
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus di setiap kesempatanstimulus dapat
diberikan oleh orang-orang terdekat seperti orangtua. stimulasi yang diberikan
dilingkungan anak dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi
baik.
CONTOH LEMBAR KPSP
Thank you

Anda mungkin juga menyukai