Anda di halaman 1dari 10

Jurusan Praktikum Laboratorium

Teknik Elektro ANALISIS SISTEM TENAGA ELEKTRIK SSTE

BAB II

ANALISIS ALIRAN DAYA (Load Flow Analysis)

2.1. Tujuan Praktikum

Setelah melakukan modul praktikum ini praktikan dapat melakukan studi analisis aliran
daya pada suatu sistem tenagal listrik dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak
komputer khusus (ETAP).

2.2. Teori Pendahuluan

Prosedur komputasi yang paling umum dilakukan pada analisis sistem tenaga adalah
perhitungan aliran daya. Studi aliran daya menghitung tegangan arus, daya aktif, daya reaktif
dan faktor daya pada suatu sistem tenaga.. Perencanaan, pendesainan dan pengoperasian
sistem tenagam membutuhkan perhitungan-perhitungan tersebut untuk menganalisis
performansi sistem pada kondisi mantap pada berbagai macam kondisi operasi.

Pada praktikum ini, solusi aliran daya diperoleh dengan menggunakan program komputer
khusus untuk keperluan ini (pada praktikum ini digunakan ETAP, untuk mengerti detail formula
perhitungan aliran daya, praktikan disarankan untuk membaca buku teks mengenai analisis
sistem tenaga). Permasalahan mendasar yang dipecahkan dengan studi aliran daya ini adalah
menemukan aliran daya pada setial saluran dan tansformator di jaringan, serta besar tegangan
dan sudut phasa pada setiap busbar di jaringan, setelah data konsumsi daya pada titik-titik
beban dan produksi daya pada sisi generator diketahui.

Analisa solusi aliran daya ini akan memberikan gambaran apakah sistem tenaga yang
ada memiliki peformansi yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada sistem
tersebut, seperti antara lain:
 Pembebanan komponen dan rangkaian;
 Tegangan bus pada kondisi mantap;
 Aliran daya reaktif;
 Rugi-rugi sistem.
2.3. Prosedur Praktikum

1. Gunakanlah one-line-diagram dan data komponen dari sistem yang ada pada
modul desain system (berdasarkan gambar 1.1 s/d 1.9, dan tabel 1.1 s/d 1.7)!

2. Jalankan program aliran daya (load flow) pada software ETAP, dengan metoda
dan presisi seperti yang tertulis pada tabel 2.1 s/d 2.3!

3. Berdasarkan hasil perhitungan aliran daya dari ETAP, lengkapilah data bus-
bus pada tabel 2.1 s/d 2.3!

4. Dengan menggunakan metoda Newton Rhapson, dengan presisi 0.001,


jalankan program aliran daya, dan lengkapilah tabel 2.4!

5. Dengan menggunakan metoda Newton Rhapson, dengan presisi 0.001,


jalankan program aliran daya, dan lengkapilah tabel 2.5!

6. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada bagian 2.4 modul ini.


ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-1
Jurusan Praktikum Laboratorium
Teknik Elektro ANALISIS SISTEM TENAGA ELEKTRIK SSTE

Tabel 2.1. Analisa aliran daya pada bus dengan metoda Newton Rhapson

Newton Rhapson
No. Bus Presisi = 0.001 Presisi = 0.01 Presisi = 0.1
kV δ kV δ kV δ
1 BUS 1 17.16 0.0 17.16 0.0 17.16 0.0
2 BUS 2 18.45 10.4 18.45 10.4 18.45 10.4
3 BUS 3 14.145 5.9 14.145 5.9 14.145 5.9
4 BUS 4 236.133 -1.7 236.133 -1.7 236.133 -1.7
5 BUS 5 229.332 -3.3 229.332 -3.3 229.332 -3.3
6 BUS 6 233.807 -2.6 233.807 -2.6 233.807 -2.6
7 BUS 7 236.143 4.9 236.143 4.9 236.143 4.9
8 BUS 8 234.446 2.1 234.446 2.1 234.446 2.1
9 BUS 9 237.745 3.2 237.745 3.2 237.745 3.2
10 BUS 10 233.807 -2.6 233.807 -2.6 233.807 -2.6
11 BUS 11 19.74 -7.4 19.74 -7.4 19.74 -7.4
12 BUS 12 19.631 -7.4 19.631 -7.4 19.631 -7.4
13 BUS 13 5.733 -10.9 5.733 -10.9 5.733 -10.9
14 BUS 14 34.193 -3.1 34.193 -3.1 34.193 -3.1
15 BUS 15 14.369 -6.5 14.369 -6.5 14.369 -6.5
16 BUS 16 13.357 -5.7 13.357 -5.7 13.357 -5.7
17 BUS 17 4.101 -3.8 4.101 -3.8 4.101 -3.8
18 BUS 18 13.357 -5.7 13.357 -5.7 13.357 -5.7
Jumlah Iterasi 1 1 1
0 0 ACC DATA0
Mismatch ( MW )
Tanggal : 25/01/2021
Mismatch ( MVAr ) 0 0 0
Losses ( MW ) 5.819 5.819 5.819
Losses ( MVAr ) -69,749 -69,749 -69,749

ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-3


Jurusan Praktikum Laboratorium
Teknik Elektro ANALISIS SISTEM TENAGA ELEKTRIK SSTE

Tabel 2.2. Analisa aliran daya pada bus dengan metoda Fast Decouple

Fast Decouple
No. Bus Presisi = 0.001 Presisi = 0.01 Presisi = 0.1
kV δ kV δ kV δ
1 BUS 1 17.16 0.0 17.16 0.0 17.16 0.0
2 BUS 2 18.45 10.4 18.45 10.4 18.45 10.4
3 BUS 3 14.145 5.9 14.145 5.9 14.145 5.9
4 BUS 4 236.133 -1.7 236.133 -1.7 236.133 -1.7
5 BUS 5 229.332 -3.3 229.332 -3.3 229.332 -3.3
6 BUS 6 233.807 -2.6 233.807 -2.6 233.807 -2.6
7 BUS 7 236.143 4.9 236.143 4.9 236.143 4.9
8 BUS 8 234.446 2.1 234.446 2.1 234.446 2.1
9 BUS 9 237.745 3.2 237.745 3.2 237.745 3.2
10 BUS 10 233.807 -2.6 233.807 -2.6 233.807 -2.6
11 BUS 11 19.74 -7.4 19.74 -7.4 19.74 -7.4
12 BUS 12 19.631 -7.4 19.631 -7.4 19.631 -7.4
13 BUS 13 5.733 -10.9 5.733 -10.9 5.733 -10.9
14 BUS 14 34.193 -3.1 34.193 -3.1 34.193 -3.1
15 BUS 15 14.369 -6.5 14.369 -6.5 14.369 -6.5
16 BUS 16 13.357 -5.7 13.357 -5.7 13.357 -5.7
17 BUS 17 4.101 -3.8 4.101 -3.8 4.101 -3.8
18 BUS 18 13.357 -5.7 13.357 -5.7 13.357 -5.7
Jumlah Iterasi 1 1 1
ACC DATA
Mismatch ( MW ) 0,050 0,042Tanggal : 25/01/2021
0,027
Mismatch ( MVAr ) 0,001 0,000 0,000
Losses ( MW ) 5.819 5.819 5.818
Losses ( MVAr ) -69,749 -69,749 -69,749
ACC DATA

ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-4


Gauss Seidel
No. Bus Presisi = 0.000001 Presisi = 0.0001 Presisi = 0.01
kV δ kV δ kV δ
Jurusan Praktikum Laboratorium
1 BUS 1 Elektro17.16 ANALISIS
Teknik 0.0 17.16
SISTEM 0.0
TENAGA 17.16
ELEKTRIK 0.0 SSTE
2 BUS 2 18.45 10.4 18.45 10.4 18.45 10.4
3 BUS 3 14.145 5.9 14.145 5.9 14.145 5.9
4 Tabel
BUS 2.3.
4 Analisa aliran daya
236.133 -1.7pada236.133
bus dengan -1.7metoda Gauss Seidel
236.133 -1.7
5 BUS 5 229.332 -3.3 229.332 -3.3 229.332 -3.3
6 BUS 6 233.807 -2.6 233.807 -2.6 233.807 -2.6
7 BUS 7 236.143 4.9 236.143 4.9 236.143 4.9
8 BUS 8 234.446 2.1 234.446 2.1 234.446 2.1
9 BUS 9 237.745 3.2 237.745 3.2 237.745 3.2
10 BUS 10 233.807 -2.6 233.807 -2.6 233.807 -2.6
11 BUS 11 19.74 -7.4 19.74 -7.4 19.74 -7.4
12 BUS 12 19.631 -7.4 19.631 -7.4 19.631 -7.4
13 BUS 13 5.733 -10.9 5.733 -10.9 5.733 -10.9
14 BUS 14 34.193 -3.1 34.193 -3.1 34.193 -3.1
15 BUS 15 14.369 -6.5 14.369 -6.5 14.369 -6.5
16 BUS 16 13.357 -5.7 13.357 -5.7 13.357 -5.7
17 BUS 17 4.101 -3.8 4.101 -3.8 4.101 -3.8
18 BUS 18 13.357 -5.7 13.357 -5.7 13.357 -5.7
Jumlah Iterasi 1 1 1
Mismatch ( MW ) 0.002 0.002 0.001
Mismatch ( MVAr ) 0.001 0.001 0.000
Losses ( MW ) 5.818 5.818 5.818
Losses ( MVAr ) -69.749 -69.749 -69.749

ACC DATA
Tanggal : 25/01/2021

ACC DATA

ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-5


Hasil
Setting
No. Generator Type Perhitungan
Jurusan MW |kV| MW
Praktikum MVAr |kv| Laboratorium
1 G1 Swing
Teknik Elektro 247,5 16,5 54,8 24,8
ANALISIS SISTEM TENAGA ELEKTRIK 17,16 SSTE
2 G2 VC 163,2 18 163 4 18.45
3 G3 VC 108,8 13,8 85 13,3 14.145
Tabel 2.4. Analisa generator pada aliran daya
metoda Newton Rhapson presisi 0.001

Tabel 2.5. Analisa cabang pada aliran daya metoda Newton


Rhapson presisi 0.001

No. Line MW MVAr Overload (y/t)


1 Line 1 36.300 22.965 T
2 Line 2 18.542 -0.060 T
3 Line 3 -89.017 -10.947 T
4 Line 4 -61.073 -12.733 Y
5 Line 5 -22.552 -22.706 T
6 Line 6 71.621 -3.346 T
7 Line 7 79.335 21.315 T
8 Line 8 9.110 3.643 T

ACC DATA
Tanggal : 25/01/2021

ACC DATA

ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-6


Jurusan Praktikum Laboratorium
Teknik Elektro ANALISIS SISTEM TENAGA ELEKTRIK SSTE

2.4 Pertanyaan dan Tugas Praktikum


1. Berdasarkan tabel 2.1 s/d 2.3, adakah tegangan pada bus yang mengalami
undervoltage atau overvoltage? Jika ada bus-bus manakah itu, dan jelaskan
pengertian dari undervoltage atau overvoltage!
- Undervoltage = Bus 5, Bus 11, Bus 12, Bus 13, Bus 14, Bus 15, Bus 16,
Bus 17, Bus18
- Overvoltage = Bus 1, Bus 2, Bus 3, Bus 4, Bus 6, Bus 7, Bus 8, Bus 9,
Bus 10
- Undervoltage merupakan keadaan dimana tegangannya ada di bawah
tegangan nominal dari peralatan ataupun tegangan pada terminal dan
tegangan yang diterima pada bus lebih kecil dari pada tegangan nominal
pada bus tersebut. Sedangkan, overvoltage merupakan keadaan dimana
tegangannya ada di atas tegangan nominal dari peralatan ataupun tegangan
pada terminal dan tegangan yang diterima pada bus lebih besar dari pada
tegangan nominal pada bus tersebut.
2. Bandingkanlah jumlah iterasi dan mismatch dari penggunaan ketiga macam
metoda penghitungan aliran daya (Newton Rhapson, Fast Decouple, dan
Gauss Seidel), seperti yang tercatat pada tabel 2.1 s/d 2.3. Amatilah dan
jelaskan pengaruh setting presisi yang berbeda-beda pada ketiga macam
metoda penghitungan aliran daya tadi! Jelaskan pula pengertian dari
mismatch.
- Pengaruh dari setting presisi pada setiap metode yang dipraktikkan yaitu
terdapat perbedaan mismatch dan losses daya padasetiap metode dan
presisi yang ditentukan. Pada setiap metode terdapat perbedaan akurasi.
- Mismatch merupakan perbedaan antara nilai nominal yang dirancang/nilai
spesifik yang siatur pada peralatan dengan nilai yang terhitung. Perhitungan
tersebut akan error jika melebihi 0,1 MW.

3. Dengan mengubah tap setting dari beberapa trafo-trafo yang ada, perbaiki
tegangan pada bus-bus yang mengalami overvoltage atau undervoltage!
Dapatkah tegangan tersebut membaik dengan pengubahan tap setting trafo-
trafo tersebut? Jelaskan!
Bisa, karena tapping trafo dapat menaikkan tegangan pada rasio tertentu
mendekati tegangan pada nilai nominalnya, tapping trafo bisa menaikkan dan
menurunkan tegangan tergantung pada keadaan overvoltage ataupun
undervoltage. Jika teganggan trafo mengalami keadaan undervoltage, maka
kita bisa tapping trafo untuk menaikkan tegangan dan jika tegangan trafo
mengalami keadaan overvoltage, maka kita bisa tapping trafo untuk
menurunkan tegangan. Kita juga bisa melakukan switching kapasitor untuk
memperbaiki tegangan pada sistem

ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-7


Jurusan Praktikum Laboratorium
Teknik Elektro ANALISIS SISTEM TENAGA ELEKTRIK SSTE

4. Amatilah tabel 2.4! Apakah ada perbedaan antara nilai setting generator dengan
nilai hasil perhitungan dari program? Jika ada jelaskan mengapa hal itu dapat
terjadi!
- Ada di generator swing, karena generator swing merupakan generator referensi
dimana yang mengikuti keadaan beban. Generator swing tidak ada daya nyatanya
setelah di program, hasil nilai perhitungan daya riilnya ada karena generator swing
sebagai acuan yang memiliki sudut anglenya 0 derajat yang menyebabkan daya
yang keluar pada generator swing bekerja sesuai pembebanan.

5. Amatilah pada tabel 2.4! Apakah nilai daya aktif dan daya reaktif pada generator
yang dijadikan swing masih ada pada daerah operasi generator tersebut?
- Masih ada pada keadaan normal

6. Amatilah tabel 2.5! Apakah ada line yang mengalami overload pada saat kondisi
operasi normal? Jika ada, line manakah yang mengalami overload?
- Line 4

7. Apakah yang harus dilakukan terhadap sistem apabila ada line yang mengalami
overload pada kondisi operasi normal?
Jika dalam perencanaan terjadi permaslahan pada kabel (overload) maka kita
harus mengganti manufaktur dari kabel, yaitu dengan mengganti luas
penampang kabel.

2.5 Kesimpulan
- Undervoltage adalah tegangan yang turun dibawah tegangan nominal.

- Overvoltage adalah tegangan yang naik atau tegangan yang melebihi batas
tegangan nominalnya.

- Jelas terlihat adanya perbedaan presisi antara metode satu dan lainnya
meskipun perbedaannya tidak terlalu signifikan.

- Dengan melakukan simulasi pada ETAP dengan line diagram tersebut, kita dapat
mengetahui line yang overload dan line yang tidak overload.

- Dengan simulasi tersebut, kita dapat mengetahui kapasitas komponen serta


tindakan apa yang harus diambil ketika terjadi overload pada system.
- Load flow merupakan study aliran daya (baik itu daya aktif maupun daya
reaktif), load flow berguna untuk melihat aliran daya dari pembangkit
menuju ke beban melalui sistem transmisi dan distribusi, untuk
mengetahui keluaran tegangan dan rugi-rugi daya, dan juga untuk melihat
apakah kondisi suatu sistem telah mencapai kondisi steady state atau
tidak.

- Dalam load flow, daya pembangkitan sama dengan daya beban, tetapi
dalam sautu jaringan listrik pasti ada yang namanya rugi-rugi daya
(losses) jadi daya yang mengalir ke beban akan berkurang karena
adanya losses tetapi tidak begitu besar. Dan daya pembangkit referensi
akan mengikuti kondisi bebannya.

- Pada study case load flow terjadi beberapa keadaan. Yaitu, overvoltage,
undervoltage dan overload.

Overvoltage merupakan keadaan dimana tegangannya ada di atas tegangan


nominal dari peralatan ataupun tegangan pada terminal dan tegangan yang
diterima pada bus lebih besar daripada tegangan nominal pada bus
tersebut. Untuk mengatasinya kita dapat melakukan switching kapasitor
untuk memperbaiki tegangan pada sistem.
Undervoltage merupakan keadaan dimana tegangannya ada di bawah
tegangan nominal dari peralatan ataupun tegangan pada terminal dan
tegangan yang diterima pada bus lebih kecil daripada tegangan nominal
pada bus tersebut. Untuk mengatasi keadaan undervoltage kita dapat
mengurangi impedansi dari sistem kelistrikan, misalnya dengan menaikkan
ukuran trafo, mengurangi panjang kabel, atau memperbesar luas
penampang kabel.
Overload adalah suatu kondisi dimana suatu alat listrik yang menanggung
beban dengan kapasitas beban tersebut sudah melebihi kemampuannya.
Untuk mengatasi keadaan overload kita dapat mengganti manufaktur dari
kabel, yaitu dengan mengganti luas penampang kabel.
-

ITN - Malang ANALISIS ALIRAN DAYA Halaman II-8

Anda mungkin juga menyukai