Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru
(Underwood, Patologi (2000) dikutip dari blog Purwono Ndjawa, 2010).
B. Klasifikasi Kanker Paru
Kanker paru-paru secara luas diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu small cell lung cancer
(SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC). Klasifikasi ini didasarkan pada gambaran sel-
sel tumor di bawah mikroskop. 2 jenis kanker paru-paru ini berkembang, menyebar, dan
ditangani dengan cara yang berbeda (Anonim, 2013). Oleh karena itu penting untuk
membedakan kedua jenis ini.
1. Small Cell lung Cancer (SCLC)
SCLC terjadi sekitar 20% dari seluruh kasus kanker paru-paru. SCLC merupakan jenis
kanker paru-paru yang paling agresif dan berkembang cepat. SCLC berhubungan erat dengan
kebiasaan merokok, dengan hanya 1% dari seluruh kasus terjadi pada penderita yang bukan
perokok. SCLC cepat menyebar ke beberapa area dalam tubuh dan paling sering ditemukan
setelah kanker menyebar luas.
2. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
NSCLC merupakan jenis kanker paru-paru yang paling umum terjadi, yaitu terhitung
sekitar 80% dari seluruh kasus kanker paru-paru. NSCLC memiliki 3 jenis utama yang diberi
nama berdasarkan jenis sel yang ditemukan dalam tumor.
a. Adenocarcinomas
Merupakan jenis NSCLC yang paling umum terjadi, sekitar 30–40 % dari seluruh kasus
NSCLC. Jenis ini terutama terjadi pada wanita dan mereka yang tidak merokok. Sebagian besar
kasus adenocarcinomas tumbuh di daerah tepi atau bagian luar paru-paru. Jenis ini memiliki
kecenderungan untuk menyebar ke limfe (kelenjar getah bening) dan daerah yang jauh dari paru-
paru. Bronchioloalveolar carcinoma merupakan sub jenis dari adenocarcinoma yang sering
terjadi pada beberapa tempat dalam paru-paru dan menyebar ke dinding alveolus (gelembung
tipis yang merupakan bagian akhir dari saluran pernfasan dan merupakan tempat terjadinya
pertukaran udara). Pada thorax X-ray (foto roentgen dada) gambarannya terlihat seperti
pneumonia (peradangan pada paru-paru, dimana alveolus yang berfungsi menyerap oksigen terisi
dengan cairan).
b. Squamous cell carcinomas
Jenis ini awalnya lebih umum terjadi dibandingkan dengan adenocarcinomas, saat ini
terhitung sekitar 30% dari seluruh kasus NSCLC. Squamous cell carcinomas dikenal juga
dengan nama epidermoid carcinomas. Squamous cell carcinomas paling sering tumbuh di daerah
pusat paru-paru, yaitu bronkus (percabangan terbesar dari trakea (batang tenggorok) yang
menuju ke paru-paru), paling sering menyebar ke seluruh bagian paru-paru, berkembang cukup
besar dan membentuk lubang.
c. Large cell carcinomas
Terkadang disebut juga undifferentiated carcinomas, merupakan jenis NSCLC yang paling
jarang terjadi, terhitung 10%-15% dari seluruh kasus kanker paru-paru. Jenis ini memiliki
kecenderungan yang tinggi untuk menyebar ke limfe (kelenjar getah bening) dan daerah yang
jauh dari paru-paru.
d. Mixed tumor (tumor campur)
Pada jenis ini tampak campuran dari beberapa jenis NSCLC yang berbeda.
Beberapa jenis kanker lainnya dapat tumbuh dalam paru-paru. Jenis ini lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan SCLC dan NSCLC, dengan total keseluruhan hanya 5 – 10 % dari seluruh
kasus kanker paru-paru.
Kaji status pernafasan dengan sering, catat Dispnea merupakan mekanisme kompensasi
peningkatan frekuensi atau upaya pernafasan adanya tahanan jalan nafas.
atau perubahan pola nafas. Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak
Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan ada pada area yang sakit.Krekels adalah bukti
dan adanya bunyi tambahan, misalnya krekels, peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai
mengi. akibat peningkatan permeabilitas membrane
Kaji adanmya sianosis alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya
Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai tahanan atau penyempitan jalan nafas
indikasi sehubungan dengan mukus/ edema serta tumor.
Awasi atau gambarkan seri GDA. Penurunan oksigenasi bermakna terjadi sebelum
sianosis. Sianosis sentral dari “organ” hangat
contoh, lidah, bibir dan daun telinga adalah
paling indikatif.
Memaksimalkan sediaan oksigen untuk
pertukaran.
Menunjukkan ventilasi atau oksigenasi.
Digunakan sebagai dasar evaluasi keefktifan
terapi atau indikator kebutuhan perubahan terapi.
2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kehilangan
fungsi silia jalan nafas ditandai dengan dispnea
Kriteria hasil :
- Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih
- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas.
Intervensi Keperawatan Rasional
Catat perubahan upaya dan pola bernafas. Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan
Observasi penurunan ekspensi dinding dada pelebaran nasal menunjukkan peningkatan
dan adanya. upaya bernafas.
Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap, Ekspansi dad terbatas atau tidak sama
efektif, tak efektif), juga produksi dan sehubungan dengan akumulasi cairan, edema,
karakteristik sputum. dan sekret dalam seksi lobus.
Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan Karakteristik batuk dapat berubah tergantung
gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan. pada penyebab/ etiologi gagal perbafasan.
Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh Sputum bila ada mungkin banyak, kental,
aminofilin, albuterol dll. Awasi untuk efek berdarah, adan/ atau purulen.
samping merugikan dari obat, contoh takikardi, Memudahkan memelihara jalan nafas atas
hipertensi, tremor, insomnia. paten bila jalan nafas pasein dipengaruhi.
Obat diberikan untuk menghilangkan spasme
bronkus, menurunkan viskositas sekret,
memperbaiki ventilasi, dan memudahkan
pembuangan sekret. Memerlukan perubahan
dosis/ pilihan obat.
3. Diagnosa Keperawatan : Nyeri kronis berhubungan dengan karsinoma paru ditandai dengan
menyatakan nyeri, raut muka menyeringai, perilaku berhati-hati (nafasdalam, posisi statis),
perilaku mengalihkan (menangis, gelisah, merintih)
Kriteria Evaluasi: Menyatakan nyeri telah hilang, ekpresi wajah rileks, pengembangan
paru penuh, peningkatan tingkat efektivitas.
INTERVENSI RASIONAL
Berikan analgesik dan evaluasi Rasa nyaman merupakan prioritas
keefektifannya. Konsul dokter jika dalam memberikan perawatan
analgesic yang diberikan tidak kepada pasien dengan kanker.
efektif untuk mengontrol nyeri. Kontrol rasa nyeri sering kali
Untuk meminimalkan nyeri tulang: memerlukan pengunaan narkotik
Membalik dengan hati-hati dan dosis tinggi. Pasien yang mengalami
beridukungan adiksi bukan merupakan bahasan
Hindari menarik ektermitas dalam penatalaksanaan nyeri pada
Berikan matras yang lembut pasien dengan kanker. Pasien dapat
INTERVENSI RASIONAL
Pantau masukan makanan setiap Mengidentifikasi kekuatan/
hari defisiensi nutrisi.
Identifikasi pasien yang Mual/muntah psikogenik
mengalamimual/muntah yang sebelumkemoterapi mulai
diantisipasi secara umum tidak berespons
Kolaborasi : berikan obat-obatan terhadap obat anti emetik.
sesuaiindikasi. Fenotiazin, mis : Kebanyakan anti emetik
Proklorperazin(compazine), bekerja untuk mempengaruhi
tietilperazin (Torecan), stimulasi pusat muntahdan
antidopaminergik mis ; kemoreseptor mentriger agen
metoklorpiamid(regian), dll zona juga bertindak secara
perifer untuk mengham-
bat peristaltik balik.
5. Diagnosa Keperawatan: Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai
dengan wajah tampak gelisah
Kriteria hasil :
- Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk mengatasinya.
- Mengakui dan mendiskusikan takut.
- Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatangani.
- Menunjukkan pemecahan masalah dan pengunaan sumber efektif.
Intervensi Keperawatan Rasional
Observasi peningkatan gelisah, emosi labil. Memburuknya penyakit dapat
Pertahankan lingkungan tenang dengan menyebabkan atau meningkatkan
sedikit rangsangan. ansietas.
Tunjukkan/ Bantu dengan teknik relaksasi, Menurunkan ansietas dengan
meditasi, bimbingan imajinasi. meningkatkan relaksasi dan
Identifikasi perspsi klien terhadap ancaman penghematan energi.
yang ada oleh situasi. Memberikan kesempatan untuk pasien
Dorong pasien untuk mengakui dan menangani ansietasnya sendiri dan
menyatakan perasaan. merasa terkontrol.
Membantu pengenalan ansietas/ takut
dan mengidentifikasi tindakan yang
dapat membantu untuk individu.
Langkah awal dalam mengatasi
perasaan adalah terhadap identifikasi
dan ekspresi. Mendorong penerimaan
situasi dan kemampuan diri untuk
mengatasi.
6. Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
(nyeri, batuk) ditandai dengan tampak kurang bergairah
Kriteria Evaluasi: Melaporkan perasaan dapat istirahat, sedikit keluhan insomnia.
INTERVENSI RASIONAL
Jika ada pengobatan untuk paru-paru Selama tidur, nafas dalam periodik,
aturlah pemberian obat tersebut untuk yang mengembangkan alveoli, tidak
diberikan sebelum waktu tidur. terjadi sebagaimana saat bangun dan
Berikan obat antitusif yang bergerak akibatnya sekresi ter-
diprogramkan. akumulasi di paru-paru. Pengobatan
Pastikan ventilasi ruangan baik. khusus paru dapat membantu
Atur pengadaan humidifier udara memudahkan pengeluaran sekresi
jika diperlukan. Anjurkan dari paru. Antitusif menekan pusat
penggunaan oksigen selama tidur jika kontrol batuk di otak.
diperlukan. Udara segar yang selalu bergerak
Pertahankan ruangan bebas dari membantumengontrol debu dan
bahaniritasi seperti asap, serbuk bakteri. Kelembapan antara30% dan
bunga, dan pengharum ruangan. 60% mencegah kekeringan mukosa.
Pertahankan suhu ruangan yang Oksigen tambahan memberikan
nyaman tambahan suplai oksigen ke jaringan
Berikan analgetik yang diresepkan tubuh.
sebelum waktu tidur. Iritan ini dapat mencetuskan batuk
Pada waktu tidur, ijinkan pasien Suhu ruangan yang terlalu panas
mandidengan pancuran air hangat atau terlalu dingin dapat mencetuskan
atau mandi biasa, kemudian berikan batuk
backrub untuk meningkatkan Untuk mengontrol nyeri dan
relaksasi. Bantu pasien untuk meningkatkan tidur.
mendapatkan posisiyang nyaman, Posisi ini meningkatkan ekspansi
biasanya dengan meninggikan bagian paru.
kepala tempat tidur sekitar 30˚ Sedative atau tranquilizer mungkin
Konsul dokter jika tindakan diatas diperlukannamun obat-obat tersebut
tidak efektif dalam menurunkan harus digunakandengan
insomnia. kewaspadaan, karena dapat menekan
kontrol pernafasan hipoksemia
7. Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis
berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan perilaku tidak tepat
Kriteria hasil :
- Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.
- Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.
- Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medik.
- Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut.
Intervensi Keperawatan Rasional
Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan Sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat
pasien. Beriak informasi dalam cara yang jelas/ menghambat lingkup perhatian pasien,
ringkas. konsentrasi dan energi untuk penerimaan
Berikan informasi verbal dan tertulis tentang informasi/ tugas baru.
obat Pemberian instruksi penggunaan obat yang
Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan; aman memmampukan pasien untuk mengikuti
kebutuhan makanan kalori tinggi. dengan tepat program pengobatan.
Berikan pedoman untuk aktivitas. Pasien dengan masalah pernafasan berat
biasanya mengalami penurunan berat badan dan
anoreksia sehingga memerlukan peningkatan
nutrisi untuk menyembuhan.
Pasien harus menghindari untuk terlalu lelah
dan mengimbangi periode istirahatdan aktivitas
untuk meningkatkan regangan/ stamina dan
mencegah konsumsi/ kebutuhan oksigen
berlebihan.
2. Pascaoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999).
1. Diagnosa Keperawatan: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan pengangkatan jaringan
paru ditandai dengan AGD abnormal
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD dalam rentang
normal.
- Bebas gejala distress pernafasan.
Intervensi Keperawatan Rasional
Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan Pernafasan meningkat sebagai akibat nyeri
pernafasan. Observasi penggunaan otot bantu, atau sebagai mekanisme kompensasi awal
nafas bibir, perubahan kulit/ membran mukosa. terhadap hilangnya jaringan paru.
Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada
nafas tak normal. sisi yang dioperasi normal pada pasien
Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien pneumonoktomi. Namun, pasien lubektomi
dengan memberikan posisi, penghisapan, dan harus menunjukkan aliran udara normal pada
penggunaan alat. lobus yang masih ada.
Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien Obstruksi jalan nafas mempengaruhi ventilasi,
pada posisi duduk juga telentang sampai posisi menggangu pertukaran gas.
miring. Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase
Dorong atau bantu dengan latihan nafas dalam sekret.
dan nafas bibir dengan tepat. Meningkatkan ventilasi maksimal dan
oksigenasi dan menurunkan/ mencegah
atelektasis.
2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
jumlah/ viskositas sekret ditandai dengan adanya suara tambahan
Kriteria hasil : Menunjukkan patensi jalan nafas, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi
nafas jelas, dan pernafasan tak bising.
Intervensi Keperawatan Rasional
Auskultasi dada untuk karakteristik bunyi nafas Pernafasan bising, ronki, dan mengi
dan adanya sekret. menunjukkan tertahannya sekret dan/ atau
Bantu pasien dengan/ instruksikan untuk nafas obstruiksi jalan nafas.
dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru
tinggi dan menekan daerah insisi. maksimal dan penekanan menmguatkan upaya
Observasi jumlah dan karakter sputum/ aspirasi batuk untuk memobilisasi dan membuang
sekret. sekret. Penekanan dilakukan oleh perawat.
Dorong masukan cairan per oral (sedikitnya Peningkatan jumlah sekret tak berwarna /
2500 ml/hari) dalam toleransi jantung. berair awalnya normal dan harus menurun
Kolaborasi pemberian bronkodilator, sesuai kemajuan penyembuhan.
ekspektoran, dan/ atau analgetik sesuai indikasi. Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekret
hilang/ peningkatan pengeluaran.
Menghilangkan spasme bronkus untuk
memperbaiki aliran udara, mengencerkan dan
menurunkan viskositas sekret.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, trauma jaringan, dan
gangguan saraf internal ditandai dengan tampak meringis
Kriteria hasil :
- Melaporkan neyri hilang/ terkontrol.
- Tampak rileks dan tidur/ istirahat dengan baik.
- Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ dibutuhkan.
Intervensi Keperawatan Rasional
Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena
karakteristik nyeri. Buat rentang intensitas pada kanker. Penggunaan skala rentang membantu
skala 0 – 10. pasien dalam mengkaji tingkat nyeri dan
Kaji pernyataan verbal dan non-verbal nyeri memberikan alat untuk evaluasi keefktifan
pasien. analgesic, meningkatkan control nyeri.
Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisologi Ketidaklsesuaian antar petunjuk verbal/ non
dan psikologi. verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri,
Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri. kebutuhan/ keefketifan intervensi.
Berikan tindakan kenyamanan. Dorong dan Insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk
ajarkan penggunaan teknik relaksasi pasien dari pada insisi anterolateral. Selain itu
takut, distress, ansietas dan kehilangan sesuai
diagnosa kanker dapat mengganggu kemampuan
mengatasinya.
Takut/ masalah dapat meningkatkan tegangan
otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.
Meningkatkan relaksasi dan pengalihan
perhatian.
4. Diagnosa Keperawatan: Ansietas berhubungan dengan ancaman/ perubahan status kesehatan
ditandai dengan menyatakan ketakutan.
Kriteria hasil :
- Mengakui dan mendiskusikan takut/ masalah
- Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks/ istirahat
- Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.
Intervensi Keperawatan Rasional
Evaluasi tingkat pemahaman pasien/ orang Pasien dan orang terdekat mendengar dan
terdekat tentang diagnosa. mengasimilasi informasi baru yang meliputi
Akui rasa takut/ masalah pasien dan dorong perubahan ada gambaran diri dan pola hidup.
mengekspresikan perasaan. Pemahaman persepsi ini melibatkan susunan
Terima penyangkalan pasien tetapi jangan tekanan perawatan individu dan memberikan
dikuatkan. informasi yang perlu untuk memilih intervensi
Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab yang tepat.
dengan jujur. Yakinkan bahwa pasien dan Dukungan memampukan pasien mulai
pemberi perawatan mempunyai pemahaman membuka atau menerima kenyataan kanker dan
yang sama. pengobatannya.
Libatkan pasien/ orang terdekat dalam Bila penyangkalan ekstrem atau ansiatas
perencanaan perawatan. Berikan waktu untuk mempengaruhi kemajuan penyembuhan,
menyiapkan peristiwa/ pengobatan. menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan
Berikan kenyamanan fiik pasien. emebuka cara penyelesaiannya.
Membuat kepercayaan dan menurunkan
kesalahan persepsi/ salah interpretasi terhadap
informasi.
Dapat membantu memperbaiki beberapa
perasaan kontrol/ kemandirian pada pasien yang
merasa tek berdaya dalam menerima
pengobatan dan diagnosa.
Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila
pengalaman ekstrem/ ketidaknyamanan fisik
menetap.
5. Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis b/d
kurang atau tidak mengenal informasi/ sumber ditandai dengan perilaku yang tidak tepat
Kriteria hasil :
- Menyatakan pemahaman seluk beluk diagnosa, program pengobatan.
- Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alas an tindakan tersebut.
- Berpartisipasi dalam proses belajar.
- Melakukan perubahan pola hidup.
NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Penerbit Media hardy:
Yogyakarta
Fandik Prasetiyawan. Makalah Respirasi Askep Kanker Paru. 21 Oktober 2012. http://fandik-
prasetiyawan.blogspot.com/2012/10/makalah-respirasi-askep-kanker-paru.html
Purwono Ndjawa. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ca Paru. 20 Oktober 2010.
http://purwondjawa.wordpress.com/2010/12/20/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-
ca-paru/