“ ASUHAN KEPERAWATAN ”
Disusun Oleh:
KELAS : 4C
Kasus maternitas
Soal kasus diabetes kehamilan
Nyonya M adalah penderita diabetes tergantung insulin berusia 30 tahun dengan usia gestasi
4 Minggu. Kunjungan ini merupakan kunjungan yang pertama nyonya M sedang mengalami
kehamilan kedua. Kehamilan pertamanya mengalami aborsi spontan pada usia 6 minggu.
Karena takut kehamilan ini akan berakhir dengan keguguran, ia cemas untuk memulai
perawatan prenatal dan mengungkapkan keinginannya untuk mempelajari semua hal yang ia
dapat pelajari tentang diabetes dan kehamilan sehingga ia dapat menjaga dirinya dan bayinya
yang belum lahir.
Didiagnosis pada usia 17 tahun, nyonya M telah menjalani program injeksi insulin setiap
hari. Nyonya M juga selalu memantau kadar glukosa darah nya. Karena nausea, ia mengalami
kesulitan untuk mempertahankan asupan dalam jumlah tersebut sejak hamil. Apa diagnosis
yang muncul berikan intervensi nya.
Jawab :
DS :
- Pasien mengatakan cemas
- Pasien mengatakan nausea
- Pasien kesulitan mempertahankan asupan dalam jumlah tersebut sejak hamil.
DO :
-Pasien menderita diabetes tergantung insulin
- usia gestasi 4 Minggu
Diagnosa
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d kehamilan/ d/d menderita
diabetes
Kaji emesis terkait dengan warna, konsistensi, akan adanya darah, waktu dan
sejauh mana kekuatan emestis
Pertimbangkan frekuensi dan durasi muntah dengan menggunakan skala seperti
Duke Desriptive Scales dan Rhodes Index of Nausea and Vomitting (INV)
formulir 2
Mulai pemberian cairan yang bersih dan bebas karbonasi
Tingkatkan pemberian cairan secara bertahap jika tidak ada muntah yang terjadi
selama 30 menit
Kendalikan factor-faktor lingkungan yang mungkin membangkitkan muntah
(misalnya bau yang tidak menyenangkan, suara, stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
Dorong pasien untuk tidak mentolerir muntah tapi bersikap asertif dengan
penyedia layanan kesehatan dalam memperoleh bantuan farmakologi dan non
farmakologi.
Ajari penggunaan teknik non farmakologi (misalnya, biofeedback, hypnosis,
relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi music, distraksi, akupresur) untuk
mengatasi muntah
Monitor efek manajemeen muntah secara menyeluruh
2. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d enggan makan
d/d BB menurun
Intervensi : Manajemen gangguan makan
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan rencana
perawatan dengan melibatkan klien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat
Ajarkan dan dukung kosep nutrisi yang baik dengan klien (dan orang terdekat
klien dengan tepat)
Monitor tanda-tanda fisiologis (tanda-tanda vital, elektrolit) jika diperlukan
Monitor intake/asupan dan asupan cairan secara tepat dorong klien untuk
memonitor sendiri asupan makanan harian dan menimbang berat badan secara
tepat
Dorong klien untuk memonitor sendiri asupan asupan makanan harian dan
menimbang berat badan secara tepat
Bangun harapan terkait dengan perilaku makan yang baik intake/asupan
makanan/cairan dan jumlah aktivitas fisik
3. Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d kedua mata cekung,
tugor kulit buruk, membran mukosa kering
Intervensi :
Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukosa, turgor
Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat.
Identifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan
cairan optimal. Misal : jadwal masukan cairan.
Berikan / awasi pemberian cairan IV
Tambahan kalium, oral atau N sesuai indikas
Tekankan pentingnya masukan nutrisi / cairan adekuat.
4. Hambatan rasa nyaman b/d gejala distress d/d merasa sangat menderita dan
khawatir tentang kondisi bayinya, apakah akan meninggal atau tidak
Intervensi :
Kaji penyebab distress pasien agar ter observasi secara detail
Kolaborasi dengan perawat jiwa agar distress terpantau dan tidak menjadi
distress yang berlebihan
Berikan promosi kesehatan untuk persiapan melahirkan
Lakukan monitoring olah perasaan setiap waktu agar perasaan menjadi stabil
Berikan rasa kenyamanan agar pasien tersebut percaya diri menghadapi
persalinan