Anda di halaman 1dari 15

 Isnaeni Tyas Utami ( P07125117015 )

 Elis Cayaningtyas ( P07125117011 )


 Dewi Muyassaroh Fachrizka ( P07125117009 )
 Firda Cahya Amalia ( P07125117014 )
 Fauziyah Nectaria Azhara ( P07125117013 )
 Eka Arma Novianti ( P07125117010 )
 Eva Elvara Naftalia ( P07125117012 )
Pengertian
Menurut penggabungan
beberapa ahli, Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi
terencanakan yang terjadi antara
perawat dan klien secara
langsung atau tatap muka
dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah dan
membantu proses penyembuhan
klien (Depkes RI, 1997;
Northouse, 1998; Mulyana, 2000;
Indrawati, 2003; Arwani, 2003).

3
Manfaat komunikasi
terapeutik
Bermanfaat untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkapkan
perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003).
4
TUJUAN !

 Membantu klien memperjelas dan mengurangi beban perasaan/pikiran


 Bisa mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien
percaya pada hal yang diperlukan
 Mengurangi keraguan
 Membantu mengambil tindakan efektif dan mempertahankan kekuatan
egonya
 Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri dalam
peningkatan derajat kesehatan
 Mempererat interaksi antara klien dan terapis (tenaga kesehatan) secara
profesional dan proporsional dalam membantu menyelesaikan masalah

5
PRINSIP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
 Perawat harus mengenal diri sendiri yang berarti
memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
 Perawat harus memahami, menghayati nilai yang
dianut oleh klien.
 Perawat harus menciptakan suasana yang
memungkinkan
 Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri
secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi
perasaan.
 Mampu berperan sebagai role model agar dapat
menunjukan dan meyakinkan orang lain tentang
kesehatan.
 Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat
mungkin keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan
manusia.
6
3 hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi
terapeutik (Arwani,2003)
1. Semua perasaan negatif pasien harus
diterima dan pendekatan individu verbal
non verbal akan memberi bantuan pada
• Hangat
03 pasien untuk mengkomunikasikan
kondisinya secara tepat.
2. Merupakan sikap jujur dalam menerima
kondisi pasien. Obyektif dalam
02 memberikan penilaian pada kondisi pasien
dan tidak berlebihan.
• Empati 3. Kehangatan dan sikap permisif yang
01 diberikan diharapkan pasien dapat
memberikan dan mewujudkan ide-idenya
• Ikhlas tanpa takut, pasien bisa mengekspresikan
perasaannya lebih mendalam.

7
Fase-fase Komunikasi
TERAPEUTIK

Terdapat 4 tahapan yang berbeda-beda dan harus


diselesaikan oleh perawat (Stuart dan Sundeen, dalam
Christina, dkk, 2003) yaitu …
8
4 FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Tahap persiapan (Prainteraksi)


Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya,
mencari informasi tentang klien, merancang strategi
untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahap ini
harus dilakukan oleh perawat untuk memahami
dirinya dan menyiapkan diri (Suryani, 2005). Tugas
perawat pada tahap ini antara lain : mengeksplorasi
perasaan, harapan, dan kecemasan, menganalisis
kekuatan dan kelemanhan sendiri, mengumpulkan
data tentang klien, merencanakan pertemuan yang
pertama dengan klien

9
2. Tahap Perkenalan (Orientasi)
Perkenalan merupakan kegiatan yang
dilakukan saat pertama kali bertemu atau
kontak dengan klien (Christina, dkk, 2002).
Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi
keakuratan data dan rencana yang telah
dibuat dengan keadaan klien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Tugas
perawat pada tahap ini antara lain :
Membina rasa saling percaya, menunjukkan
penerimaan, dan komunikasi terbuka;
Merumuskan kontrak pada klien; menggali
pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi
masalah klien; fase orientasi.

10
3. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan
tahap inti dari keseluruhan
proses komunikasi
terapeutik (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005). Pada
tahap ini perawat perlu
melakukan active listening
karena tugas perawat pada
tahap kerja ini bertujuan
untuk menyelesaikan
masalah klien. Perawat
juga diharapkan mampu
menyimpulkan
percakapannya dengan
klien

11
4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari
pertemuan perawat dengan klien
(Christina, dkk, 2002). Tahap ini
dibagi dua yaitu terminasi sementara
dan terminasi akhir (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005). Tugas perawat
pada tahap ini antara lain :
Mengevaluasi pencapaian tujuan
dari interaksi yang telah
dilaksanakan, Melakukan evaluasi
subjektif, Menyepakati tindak lanjut
terhadap interaksi yang telah
dilakukan, Membuat kontrak untuk
pertemuan berikutnya.

12
Sikap Komunikasi Terapeutik
Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk
Berhadapan anda”.
1.
Kontak mata pada level yang sama berarti
Eye Contact menghargai klien dan menyatakan keinginan
2. untuk tetap berkomunikasi.
Membungkuk Posisi ini menunjukkan keinginan untuk
3. ke arah pasien mengatakan atau mendengar sesuatu.

Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan


Sikap Terbuka keterbukaan untuk berkomunikasi.
4.
Tetap bisa mengontrol keseimbangan antara
Tetap Rileks ketegangan & relaksasi dalam memberi respon
5. kepada klien.

13
Bertanya Menyimpulkan
Mendengarkan Mengubah cara pandang
Mengulang Eksplorasi
Klarifikasi Membagi persepsi
Refleksi Mengidentifikasi tema
Memfokuskan Humor
Diam Memberikan Pujian
Memberi Informasi

TEKHNIK TEKHNIK KOMUNIKASI


TERAPEUTIK
14
THANK YOU !

Made with by

Anda mungkin juga menyukai