Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lusi Ma’rifatun Hasanah

NIM : 1800001017

Tingkat : 2

KEWIRAUSAHAAN

1. Definisi Nursing Center 
Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada
secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk memandang
keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing Center memiliki
karakteristik tertentu.(Suharyati, 2002)
2. Karakteristik Nursing Center 
Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri
utama Nursing Center  adalah:
a. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
program pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan
penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap
langkah pengelolaan.
b. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya
kesadaran,keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan
tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai
tanggung jawab bersama.
c. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,
diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap
keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal
keperawatankomunitas.
d. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan
baik dalam teori maupun praktik.
e. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari
seluruh stake holder  yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakatmelalui
kolaborasi berbagai sektor
3. Nursing Center  sebagai Model Keperawatan Komunitas
Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan
simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan
terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan
dapat digunakansebagai landasan dalam praktik keperawatan.
Nursing Center  sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari
berbagaiasumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan
penelitian- pengembangan keperawatan komunitas.
4. Tujuan Nursing Center 
Tujuan umum Nursing Center  adalah tercapainya masyarakat sehat dengan
indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan, pendidikan dan penelitian
keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien. Untuk dapat mencapai tujuan
umum tersebut, maka Nursing Center  memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence
based
b. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya kesehatan.
c. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
d. Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
e.  Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan
kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.
f. Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di puskesmas
5. Kriteria Nursing Center  yang Baik 
a. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan
kebutuhan belajar mahasiswa/peserta latihan secara terpadu. 
b. Memberikan arahan pengkajian.
c. Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.
d. Memberikan arahan implementasi.
e. Memfasilitasi evaluasi.
f. Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini pendidikan
keperawatan komunitas).
g. Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori
maupun praktik.
6. Peran Perawat dalam Nursing Center 
Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh perawat
di Nursing Center  baik kepada klien maupun kepada mahasiswa keperawatan.
Perawat yang terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari puskesmas maupun
institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah sebagai:
a. Pemberi pelayanan kepada klien
b.  Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan
c.  Peneliti untuk pengembangan ilmu
d.  Praktik serta pengelola keperawatan.
Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan pola pikir
agar memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan sebagai
suatukesatuan yang utuh merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan
masalah. Dengan kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat
digunakan untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus
intervensi Nursing Center  ada pada upaya memfasilitasi, advokasi, koordinasi
serta kolaborasi seluruh kegiatan Nursing Center  untuk mencapai pelayanan dan
pendidikan keperawatan yang berkualitas penerapan suatu model keperawatan
selalu diikuti berbagai konsekuensi baik yang berkenaan dengan proses maupun hasil.
7. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Nursing Center 
a.  Faktor pendukung
Yang menjadi faktor pendukung utama dalam pelaksanaan Nursing
Center adalah:
1) Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupun
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana,
fasilitas dan puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana
dan prasarana (ruangan, CHN kit, alat transportasi, family folder dll). 
2) Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah
danDPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yang
dirasakan sangat mendukung pelaksanaan Nursing Center
b. Faktor penghambat
Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi kesehatanlain
maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi keperawatan dan lingkup kerjanya.
Hal ini terjadi karena perubahan keperawatan dari vokasi menjadi profesiyang
relatif baru.
8. Fokus Intervensi  Nursing Center 
Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah. Dengan
kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan
untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus
intervensi Nursing Center  ada pada upaya memfasilitasi, advokasi, koordinasi
serta kolaborasi seluruh kegiatan Nursing Center  untuk mencapai pelayanan dan
pendidikan keperawatan yang berkualitas.
9. Konsekuensi
Konsekuensi utama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan Nursing
Center adalah perubahan sikap dan pola pikir yang sangat mendasar dimana pemikiran tentang
keperawatan yang terkotak-kotak (memisahkan antara pendidikan, pelayanan,
dan penelitian) menjadi harus berfikir sistem dengan melihat keperawatan sebagai
suatukesatuan yang utuh antara pendidikan, pelayanan dan penelitian-
pengembangan. Sedangkan konsekuensi yang berkenaan dengan hasil adalah
kemungkinankegagalan di berbagai segi yang perlu diantisipasi dan direncanakan
cara penanggulangannya. Penyebab kegagalan utama diperkirakan karena
kurangnya komitmen dan sikap mental seluruh komponen yang terkait terhadap
ide dasar bahwa pendidikan dan pelayanan serta penelitian keperawatan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Komitmen yang kurang dapat terjadi karena kurangnya keyakinan tentang
manfaat nursing Center  bagi dirinya/institusinya. Oleh karena itu, sosialisasi perlu
dilakukan dengan baik kepada semua pihak yang terkait.
10. Tahap Pengembangan  Nursing Center 
Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka
pegembangan Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
a) Initial /persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi
tentangkonsep Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh
komitmendan dukungan. 
b) Beginning /awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai
faktor  pendukung pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras
maupun perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan,
dan penelitian keperawatan
c) Working /kerja
Nursing Center  dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai
kesiapansumber dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya
kegiatandifokuskan kepada pelayanan dan pendidikan.Sedangkan kegiatan penelitian
baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan pendidikan berlangsung.
Hal ini dilakukan untuk memperolehdata dasar dari hasil pendataan/survei mawas diri
yang dilakukan olehmasyarakat didampingi oleh staf puskesmas,
mahasiswa/peserta pelatihandan dosen.
d) Terminal
Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan
perbaikan/modifikasisesuai hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi
dan modifikasi dilakukan baik terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil
yangdidapat. Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak
yangterkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta
sektor lainnya).
e) Adoption 
Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang
telahdievaluasi serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat,
biasanya akan dikembangkan di daerah lain. Pada tahap ini Nursing Center yang lama
dapat melakukan fungsi pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru
memasukitahap persiapan dan awal.
11. Penerapan Nursing Center
a. Nursing Center di Puskesmas
Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit
pelaksanateknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.(Depkes RI, 2006).
Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggungjawab
dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal
ini berbeda dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai
pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan. Sementara itu surat keputusan
Mentri Kesehatan RI no 279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas, perawat mempunyai 2 peran yaitu peran minimal
dan peran ideal
1) Peran minimal perawat meliputi:
a) Penemu kasus (case finder) 
b) Pemberi pelayanan (care giver)
c) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
d) Koordinator dan kolaborator 
e) Pemberi nasehat (counselor)
f) Panutan (role model )
2) Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:
a) Peran sebagai manajer kasus 
b) Konsultan
c) Pemodifikasi lingkungan
d) Peneliti
e) Advokat
Pemimpin/pembaharu Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat
dituntut untuk mampu:
a) Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok,
keluarga maupun masyarakat. 
b) Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan
memelihara serta meningkatkan status klien secara umum.
c) Mengelola kasus.
d) Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.
e) Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri
sendiri dalam mengatasi dan mencegah masalah kesehatan.
f) Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat.
g) Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di masyarakat

Menurut keputusan Mentri Kesehtan nomor 128/Menkes/SK/II/2004


puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu:
1)    Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 
2)    Fungsi pemberdayaan masyarakat
3)    Fungsi pelayanan kesehatan strata 1

b. Nursing Center  sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat


Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul karena
duaalasan kuat yaitu:
1. Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan
kepadamasyarakat dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di
lapangan belum ada. 
2. Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai
pengobatanyang dilakukan oleh perawat menjadi tidak berlaku lagi
Kedua alasan tersebut di atas mendorong pemikiran agar PPNI
ProvinsiJawaBarat membuat proyek percontohan praktik keperawaan mandiri
dalam bentuk praktik  bersama (beberapa perawat bergabung di suatu tempat praktik).
Pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk menghadapi
segalakendala yang ada, mengingat persepsi masyarakat luas tentang perawat
yang praktik mandiri pasti melakukan praktik pengobatan yang secara hukum
telah dilarang. Karenaakan memulai hal yang baru maka ditempuh pendekatan proses
adopsi seperti yangtelah dikemukakan pada pembahasan Nursing Center di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai