Anda di halaman 1dari 14

NAMA : Erika Desy Yulianti

NIM : 1800001009
TINGKAT : II (dua)
MATA KULIAH : KWU

NURSING CENTER

A. Sejarah
Konsep Nursing Center pertama kali dicetuskan dalam seminar nasional
keperawatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati sewindu Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (PSIK
Unpad) tanggal 23 Maret tahun 2002. Dalam seminar nasional yang dilanjutkan
dengan lokakarya tersebut, konsep Nursing Center mendapatkan masukan dan
kritik yang sangat positif dari peserta semiloka yang digunakan untuk memperbaiki
konsep yang telah ada.
Pada tahun yang sama, Nursing Center di uji coba penerapannya di
Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dengan melibatkan dua institusi
pendidikan keperawatan ialah PSIK FK Unpad dan Akademi Keperawatan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang dan berkolaborasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang.
Tahun 2003, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat membentuk Tim
Pengembangan Keperawatan Komunitas Provinsi Jawa Barat dan memberikan
dukungan dana untuk pengembangan daerah uji coba baru maupun untuk
penyusunan buku pedoman teknis dan pengelolaan Nursing Center dan
keperawatan komunitas.
Daerah uji coba yang baru, dikembangkan di Kabupaten Sumedang
(menguatkan proyek yang telah berjalan) dan di Kota Bandung serta Kabupaten
Cirebon.
Dalam perjalanan waktu, Kabupaten Cirebon mengalami kemacetan, karena
komitmen dari pihak-pihak terkait kurang memadai. Sedangkan Kota Bandung
sampai saat ini sudah memiliki 12 Nursing Center yang dikembangkan dengan
dana dari Pemerintah Daerah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan bekerjasama
dengan institusi pendidikan keperawatan di Kota Bandung (FIK Unpad, Akper TNI
AU Ciumbuleuit mulai tahun 2003, Stikes Immanuel mulai tahun 2006, dan tahun
2007 mulai diadakan kerjasama dengan Akper PPNI, Borromeus, Bidara Mukti,
Aisyiyyah, Kebonjati, FIKA ARS International, dan Stikes Dharma Husada dan
Bhakti Kencana).
Di Kabupaten Sumedang telah memiliki dua Nursing Center yang
dikembangkan juga dengan dana dari Pemerintah Daerah setempat bekerjasama
dengan FIK Unpad dan Akper Pemda Sumedang.
Pada tahun 2006, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memberikan dana
simultan untuk mengembangkan Nursing Center di lima kabupaten kota lainnya
yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tasikmalaya dan
Kota Cirebon.
Pengalaman penerapan Nursing Center juga telah disosialisasikan secara
nasional pada Workshop Nasional Pemantapan Pengelolaan Kewaspadaan Dasar
(Perkesmas) di Kabupaten/Kota dalam mendukung Desa Siaga, pada tanggal 25-26
Juli 2007 di Bogor yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Depkes RI.
Tulisan ini disusun berdasarkan makalah seminar Nasional tahun 2002 yang
dikembangkan sesuai dengan masukan pada saat itu dan disempurnakan melalui
berbagai pengalaman pelaksanaannya selama kurang lebih lima tahun di berbagai
daerah.
Tujuan penyusunan tulisan ini adalah untuk memperkenalkan Nursing
Center kepada masyarakat yang lebih luas, khususnya bagi masyarakat kesehatan
dan keperawatan.

B. Definisi Nursing Center


Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang
ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk memandang
keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing Center memiliki
karakteristik tertentu. (Suharyati, 2002)

C. Karakteristik Nursing Center


Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama Nursing
Center adalah:
1. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program
pendidikan, pelayanan dan penelitian/pengembangan keperawatan.
Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap langkah
pengelolaan.
2. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan seluruh
potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran,
keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan tugas
pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai tanggung jawab
bersama.
3. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,
diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap
keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan
komunitas.
4. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui
membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh
anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam
teori maupun praktik.
5. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake
holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui
kolaborasi berbagai sektor.

D. Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas


Model adalah suatu ide/gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan
simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan
terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memiliki hubungan spesifik dan
dapat digunakan sebagai landasan dalam praktik keperawatan.
Nursing Center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari
berbagai asumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pendidikan dan penelitian-
pengembangan keperawatan komunitas.

E. Tujuan Nursing Center


Tujuan merupakan pernyataan suatu kondisi atau situasi yang diharapkan
sebagai hasil akhir. Adapun tujuan umum Nursing Center adalah tercapainya
masyarakat sehat dengan indikator kemandirian keluarga melalui pelayanan,
pendidikan dan penelitian keperawatan yang berkualitas secara efektif dan efisien.
Untuk dapat mencapai tujuan umum tersebut, maka Nursing Center
memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan evidence
based.
2. Meningkatkan pemberdayaan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam upaya kesehatan.
3. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam menurunkan morbiditas
dan mortalitas serta peningkatan Indeks Pembangunan Masyarakat.
4. Terselenggaranya praktik keperawatan komunitas bagi peserta didik.
5. Terselenggaranya penelitian keperawatan komunitas untuk peningkatan
kualitas layanan, pendidikan dan pengembangan ilmu keperawatan.
6. Terselenggaranya layanan informasi kesehatan masyarakat.Meningkatkan
kinerja tenaga keperawatan di puskesmas.

F. Kriteria Nursing Center yang Baik


1. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan belajar
mahasiswa/peserta latihan secara terpadu.
2. Memberikan arahan pengkajian.
3. Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan.
4. Memberikan arahan implementasi.
5. Memfasilitasi evaluasi.
6. Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal ini pendidikan
keperawatan komunitas).
7. Representasi kerangka kerja penelitian untuk pengembangan teori maupun
praktik.

G. Sasaran Pelayanan Nursing Center


Sasaran kegiatan merupakan konsep yang jelas tentang siapa atau apa yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan Nursing Center
maka yang menjadi sasaran utama adalah peserta didik/pelatihan keperawatan dan
klien (individu, keluarga, kelompok khusus maupun masyarakat umum) dari semua
umur. Sedangkan yang dilakukan Nursing Center adalah kegiatan pelayanan,
pendidikan atau pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan.

H. Peran Perawat dalam Nursing Center


Peran perawat merupakan deskripsi tentang apa yang dilakukan oleh
perawat di Nursing Center baik kepada klien maupun kepada mahasiswa
keperawatan. Perawat yang terlibat dalam Nursing Center baik yang berasal dari
puskesmas maupun institusi pendidikan mempunyai empat peran utama ialah
sebagai:
1. Pemberi pelayanan kepada klien,
2. Pendidik keperawatan untuk mahasiswa/peserta pelatihan,
3. Peneliti untuk pengembangan ilmu,
4. Praktik serta pengelola keperawatan.
Untuk dapat melakukan keempat peran dengan baik, diperlukan perubahan
pola pikir agar memandang pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan
sebagai suatu kesatuan yang utuh.

I. Sumber Kesulitan
Sumber kesulitan merupakan bentuk penyimpangan nyata dari kondisi dan
tingkatan yang diharapkan. Pelaksanaan Nursing Center diperkirakan akan
mengalami berbagai kesulitan/hambatan baik dari segi sumber, manajemen,
maupun metoda dan marketing. Namun demikian dengan komitmen yang kuat dan
dukungan dari semua pihak kesulitan akan dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Untuk dapat komitmen yang kuat diperlukan kesadaran dari semua perawat baik
dosen maupun pengelola serta pelaksana keperawatan bahwa keperawatan
merupakan tanggungjawab bersama.

J. Fokus Intervensi Nursing Center


Merupakan cara/alat utama untuk mencegah atau menghilangkan masalah.
Dengan kata lain fokus intervensi merupakan pengungkit yang dapat digunakan
untuk merubah penyebab situasi ke arah hasil yang diharapkan. Fokus intervensi
Nursing Center ada pada upaya memfasilitasi, advokasi, koordinasi serta kolaborasi
seluruh kegiatan Nursing Center untuk mencapai pelayanan dan pendidikan
keperawatan yang berkualitas.

K. Konsekuensi
Penerapan suatu model keperawatan selalu diikuti berbagai konsekuensi
baik yang berkenaan dengan proses maupun hasil.
Konsekuensi utama yang berkenaan dengan proses pelaksanaan Nursing
Center adalah perubahan sikap dan pola pikir yang sangat mendasar dimana
pemikiran tentang keperawatan yang terkotak-kotak (memisahkan antara
pendidikan, pelayanan, dan penelitian) menjadi harus berfikir sistem dengan
melihat keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh antara pendidikan,
pelayanan dan penelitian-pengembangan.
Sedangkan konsekuensi yang berkenaan dengan hasil adalah kemungkinan
kegagalan di berbagai segi yang perlu diantisipasi dan direncanakan cara
penanggulangannya. Penyebab kegagalan utama diperkirakan karena kurangnya
komitmen dan sikap mental seluruh komponen yang terkait terhadap ide dasar
bahwa pendidikan dan pelayanan serta penelitian keperawatan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Komitmen yang kurang dapat terjadi karena kurangnya
keyakinan tentang manfaat Nursing Center bagi dirinya/institusinya. Oleh karena
itu, sosialisasi perlu dilakukan dengan baik kepada semua pihak yang terkait.

L. Tahap Pengembangan Nursing Center


Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka pegembangan
Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan:
1. Initial/persiapan
Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentang
konsep Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmen
dan dukungan.
2. Beginning/awal
Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor
pendukung pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras maupun
perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan
penelitian keperawatan.
3. Working/kerja
Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan
sumber dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatan
difokuskan kepada pelayanan dan pendidikan.
Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan
pelayanan dan pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
data dasar dari hasil pendataan/survei mawas diri yang dilakukan oleh
masyarakat didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa/peserta pelatihan dan
dosen.
4. Terminal
Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai
hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan baik
terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yang didapat.
Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak yang
terkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya).
5. Adoption
Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telah
dievaluasi serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya
akan dikembangkan di daerah lain.
Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan fungsi
pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasuki tahap
persiapan dan awal.

M. Nursing Center di Puskesmas


Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku merupakan unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Depkes RI,
2006)
Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggungjawab dalam
penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal ini berbeda
dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai
pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.
Sementara itu surat keputusan Mentri Kesehatan RI no
279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, perawat mempunyai 2
peran yaitu peran minimal dan peran ideal.
Peran minimal perawat meliputi:
1. Penemu kasus (case finder)
2. Pemberi pelayanan (care giver)
3. Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator)
4. Koordinator dan kolaborator
5. Pemberi nasehat (counselor)
6. Panutan (role model)
Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah:
1. Peran sebagai manajer kasus
2. Konsultan
3. Pemodifikasi lingkungan
4. Peneliti
5. Advokat
6. Pemimpin/pembaharu
Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat dituntut untuk
mampu:
1. Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok, keluarga maupun
masyarakat.
2. Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan memelihara
serta meningkatkan status klien secara umum.
3. Mengelola kasus.
4. Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan.
5. Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri dalam
mengatasi dan mencegah masalah kesehatan.
6. Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat.
7. Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di masyarakat.
Menurut keputusan Mentri Kesehtan nomor 128/Menkes/SK/II/2004
puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu:
1. Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Fungsi pemberdayaan masyarakat
3. Fungsi pelayanan kesehatan strata 1

N. Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat


Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul
karena dua alasan kuat yaitu:
1. Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepada
masyarakat dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di lapangan belum
ada.
2. Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatan yang
dilakukan oleh perawat menjadi tidak berlaku lagi
Kedua alasan tersebut di atas mendorong pemikiran agar PPNI Provinsi
Jawa Barat membuat proyek percontohan praktik keperawaan mandiri dalam
bentuk praktik bersama (beberapa perawat bergabung di suatu tempat praktik).
Pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk menghadapi
segala kendala yang ada, mengingat persepsi masyarakat luas tentang perawat yang
praktik mandiri pasti melakukan praktik pengobatan yang secara hukum telah
dilarang. Karena akan memulai hal yang baru maka ditempuh pendekatan proses
adopsi seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan Nursing Center di
Puskesmas.

O. Operasionalisasi Nursing Center


Jenis kegiatan utama Nursing Center:
1. Pelayanan keperawatan
2. Pendidikan
3. Penelitian
4. Sistem informasi kesehatan

a. Kegiatan Pelayanan
Bentuk pelayanan dalam lingkup Nursing Center:
1. Asuhan keperawatan individu
2. Follow up care (home care)
3. Active case finding keluarga rawan
4. Asuhan keperawatan kelompok khusus (sekolah, panti, home industry)
5. Asuhan keperawatan komunitas
6. Evidence based

Monitoring dan Evaluasi


1. Laporan triwulan
2. Pertemuan rutin setiap 2 bulan sekali
3. Monitoring terhadap:
a) Keluarga mandiri
b) Survey kepuasan
c) Mutu pelayanan keperawatan
4. Laporan tahunan

Kegiatan Pelayanan Keperawatan Nursing Center


Jenis kasus yang ditangani di Nursing Center: mencakup semua kasus
yang mempunyai risiko kesehatan utama di wilayah kerja puskesmas (10
penyakit utama). Jenis pelayanan Nursing Center terbagi menjadi pelayanan
dalam gedung dan pelayanan di luar gedung.
Pelayanan dalam gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di puskesmas,
yang mencakup:
1. Direct care
2. Konseling Kesehatan
3. Health education
Pelayanan di luar gedung merupakan pelayanan yang dilakukan di luar
puskesmas. Pelayanan luar gedung mencakup:
1. Pengumpulan data komunitas dan keluarga (evidence based)
2. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
3. Health education
4. Pelatihan-pelatihan kesehatan (kader kesehatan, guru UKS, tenaga kerja)
5. Pelayanan kesehatan kelompok khusus (gerontik, usia sekolah, tenaga kerja,
Pasien Pendaftaran/ Register
pra sekolah)
6. Pelayanan keperawatan keluarga: follow up care keluarga dengan risiko
tinggi dan pelayanan keperawatan pada keluarga rawan
Nursing Center Balai Pengobatan
KIA
Imunisasi
Alur pelayanan
Direct Nursing
care Center di dalam gedung:
Gigi
Konseling Kesehatan
Health education Seleksi

Seleksi

Obat Pulang

Follow up Tidak perlu


care Follow up
care
Alur pelayanan Nursing Center di luar gedung:

Masyarakat Bidan Desa Pembinaan Keluarga


Perawat dan Masyarakat

Mahasiswa Pengkajian Intervensi Nursing Center

b. Kegiatan Pendidikan
1. Bimbingan praktek mahasiswa keperawatan
2. Pelaksanaan ujian kasus mahasiswa
3. Bimbingan teknis perencanaan kegiatan puskesmas
4. Pelatihan-pelatihan kesehatan dan keperawatan

c. Kegiatan Penelitian
1. Penelitian kesehatan yang terkait dengan kasus-kasus yang dijumpai di
Nursing Center
2. Penelitian mengenai manajemen kesehatan dan asuhan keperawatan
3. Bimbingan kegiatan penelitian bagi mahasiswa, tenaga puskesmas, dan dosen

d. Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan


1. Layanan penyediaan data kesehatan masyarakat
2. Layanan pengelolaan data kesehatan masyarakat (pengolahan dan analisis
data)
3. Penyebaran informasi hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
4. Penyebarn informasi kesehatan melalui media massa
5. Pembuatan leaflet, brosur, dan CD yang berkaitan dengan promosi kesehatan

Ketenagaan di Nursing Center


Koordinator : Penanggung jawab program puskesmas
Pelaksana :
1. Tenaga pendidikan (staf pengajar)
2. Tenaga puskesmas : perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain

Sarana dan Fasilitas di Nursing Center


1. Buku-buku pedoman dari dinas kesehatan
2. Ruangan khusus Nursing Center yang dilengkapi dengan tempat tidur
tindakan, meja/ ruang konseling, komputer
3. Sarana : map family folder, buku register, rak follow up care, media
penyuluhan dan konseling (buku, lembar balik, poster, leaflet, audiovisual),
format rujukan, peta wilayah kegiatan keperawatan komunitas

P. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Nursing Center


Pelaksanaan Nursing Center baik di puskesmas maupun di ESPO Nursing
Center mengalami banyak faktor baik yang mendukung maupun menghambat.
Faktor pendukung
Yang menjadi faktor pendukung utama dalam pelaksanaan Nursing Center
adalah:
1. Komitmen pengambilan kebijakan baik di Institusi Pendidikan maupun Dinas
Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota sehingga memperlancar dana, fasilitas dan
puskesmas baik untuk pelatihan perawat, penyediaan sarana dan prasarana
(ruangan, CHN kit, alat transportasi, family folder dll).
2. Kolaborasi lintas sektor (pendidikan, pelayanan, pemerintah daerah dan
DPRD, organisasi profesi/PPNI dan sektor lainnya yang terkait) yang dirasakan
sangat mendukung pelaksanaan Nursing Center.
Faktor penghambat
Masih adanya persepsi yang keliru baik dari masyarakat luas, profesi
kesehatan lain maupun anggota profesi keperawatan tentang profesi
keperawatan dan lingkup kerjanya. Hal ini terjadi karena perubahan
keperawatan dari vokasi menjadi profesi yang relatif baru.
DAFTAR PUSTAKA

Samba, Suharyati. 2007. Nursing Center Konsep dan Aplikasi. Bandung: Yayasan
Nursentra

Anda mungkin juga menyukai