Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Trhobosit, Gula darah, Elektrolit, Kreatinin, Ureum,
Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, AGD ( bila diperlukan ), dll.
2. Rontgen : foto thorax, dan lain-lain
3. EKG
4. CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari 30
% dewasa dan lebih dari 20 % pada anak

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) 2016

1. Gangguan citra tubuh


2. Defisit pengetahuan
3. Ansietas
4. Risiko infeksi
5. Gangguan rasa nyaman
6. Gangguan integritas kulit
7. Pola nafas tidak efektif
8. Gangguan ventilasi spontan
9. Risiko ketidakseimbangan cairan
10. Risiko perfusi serebral tidak efektif
11. Defisit nutrisi
12. Penuruna curah jantung
13. Risiko perfusi renal tidak efektif

Intervensi keperawatan

1. Ganguan citra tubuh


a) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
b) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
c) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
d) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap diri
e) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
f) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Pakaian, wig, kosmteik)
g) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
2. Defisit pengetahuan
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b) Sedaiakan materi dan media pendidikan kesehatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
d) Jelakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
e) Ajurkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ansietas
a) Monitor tanda-tanda ansietas
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
c) Pahami situasi yang menyebabkan ansietas
d) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
e) Informasikan secara fakual mengenai diagnosis, pengobatan dan progenesis
f) Latihan tekhnik relaksasi
g) Kolaborasi pemberian obat ansietas, jika perlu
4. Risiko infeksi
a) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
b) Berikan perawatan kulit pada daerah edema
c) Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
d) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
e) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
f) Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
5. Gangguan rasa nyaman
a) Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
c) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
d) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
e) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
f) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
g) Jelaskan strategi merdakan nyeri
h) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
6. Gangguan integritas kulit
a) Identifikasi penyebab luka bakar
b) Identifikasi durasi terkena luka bakar dan riwayat penanganan luka sebelumnya
c) Monitor kondisi luka
d) Lepakan balutan lama dengan menghindari nyeri dan perdarahan
e) Bersihkan luka dengan cairan steril
f) Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
g) Kolaborasi prosedur debridement
7. Pola nafas tidak efektif
a) Monitor pola napas
b) Monitor bunyi napas tambahan
c) Posisikan semi-fowler atau fowler
d) Berikan oksigen, jika perlu
e) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikai
f) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
8. Gangguan ventilasi spontan
a) Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
b) Monitor status respirasi dan oksigenasi
c) Pertahankan kepatenan jalan napas
d) Berikan posisi semi-fowler atau fowler
e) Anjurkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
f) Kolaborasi pemberian bronchodilator, jika perlu
9. Risiko ketidakseimbangan cairan
a) Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan
mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
b) Catat intake out-put dan hitungbalans cairan 24 jam
c) Berikan asupan cairan sesuai kebuuhan
d) Berikan cairan intravena
e) Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
10. Risiko perfusi serebral tidak efektif
a) Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah meningkat,
tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun)
b) Monitor status pernapasan
c) Monitor cairan serebro-spinalis (mis. Warna, konsistensi)
d) Berikan posisi semi fowler
e) Pertahankan suhu tubuh normal
11. Defisit nutrisi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
c) Monitor asupan makanan
d) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
e) Lakukan oral hygne sebelum makan, jika perlu
f) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
g) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
h) Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
12. Penurunan curah jantung
a) Identifikasi tandadan gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dyspnea,
kelehana, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
b) Monitor tekanan darah (termasuk tekana darah ortostatik, jika perlu)
c) Monitor saturasi oksigen
d) Monitor EKG 12 sadapan
e) Berikan dukungan emosional dan spiritual
f) Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
g) Berikan oksigen untuk mempertahnkan saturasi oksigen >94%
h) Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
i) Kolaborasi pemberian antiartmia, jika perlu
13. Risiko perfusi renal tidak efektif
a) Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
b) Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
c) Persipkan intubasi, jika perlu
d) Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
e) Jelaskan tanda dan gejala awal syok
f) Kolaborasi pemberian IV, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai