Untuk perbedaan hati yang sehat dengan yang sirosis dapat dilihat pada
gambar berikut
Sambungan..
1. Anatomi Hati
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat
badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena
kaya akan persediaan darah.
2.Fungsi Hati
• a. Fungsi hati sebagai organ keseluruhannya diantaranya ialah;
• 1). Ikut mengatur keseimbangan cairan dan elekterolit, karena semua
cairan dan garam akan melewati hati sebelum ke jaringan ekstraseluler
lainnya.
• 2). Hati bersifat sebagai spons akan ikut mengatur volume darah, misalnya
padadekompensasio kordis kanan maka hati akan membesar.
• 3). Sebagai alat saringan (filter)
Sambungan..
C. Etiologi
Secara morfologis, penyebab sirosis hepatis tidak dapat
dipastikan. Tapi ada dua penyebabyang dianggap paling sering
menyebabkan Chirrosis hepatis adalah:
1. 1. Hepatitis virus
2. Zat hepatotoksik atau Alkoholisme.
3. Hemokromatosis
D. Gejalan dan Tanda Klinis
1. GEJALA
Gejala chirrosis hati mirip dengan hepatitis, karena terjadi sama-sama di liver
yang mulairusak fungsinya, yaitu: kelelahan, hilang nafsu makan, mual-mual,
badanlemah,
kehilangan berat badan, nyeri lambung dan munculnya jaringan darah mirip la
ba-laba di kulit (spiderangiomas) Pada chirrosis terjadi kerusakan hati yang
terus menerus dan terjadi regenerasinoduler serta ploriferasi jaringan ikat yang
difus.
2. TANDA KLINIS
a. adanya ikterus (penguningan) pada penderita chrirosis.
b. Timbulnya asites dan edema pada penderita chirrosis
c. Hati yang membesar
d. Hipertensi portal
E.Komplikasi
Komplikasi chirrosis hati yang dapat terjadi antara lain:
1. Perdarahan
2. Koma hepatikum
3. Ulkus Peptikum
4. Karsinoma Hepatoselular
5. Infeksi
F. Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.
2. Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein, 2.000kalori).
3. Mengatasi infeksi dengan antibiotik diusahakan memakai obat-obatan yang jelas
tidak hepatotoksik.
4. Mempebaiki keadaan gizi bila perlu dengan pemberian asam amino
esensial berantai cabang dengan glukosa.
5. Roboransia. Vitamin B compleks. Dilarang makan dan minum bahan
yangmengandung alkohol.
G.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urine
b. Tinja
c. Darah
2. Sarana Penunjang Diagnostik
a. Radiologi
b. Ultrasonografi
c. Peritoneoskopi (laparoskopi)
WOC SIROSIS HEPATIS
ASKEP SIROSIS HEPATIS
• Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul
• a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan Peningkatan tekanan pada diaframa.
• b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid
• c. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan Kurang pengetahuan
dengan faktor pemberat d. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
• e. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi hati
• f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan absorbsi vitamin, karbohidrat dan lemak
• g. Resiko perdarahan h. Resiko cidera
• i. Resiko ketidakstabilan gula darah
• j. Resiko Infeksi
• k. Resiko kerusakan integritas kulit
• l. Kelelahan berhungan produksi energi menurun.
• m. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
• n. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema tungkai
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan peningkatan tekanan pada diafragma.
NOC
a. Status Pernafasan : Ventilasi Indikator :
1) Respiratory rate dalam rentang normal
2) Tidak ada retraksi dinding dada
3) Tidak mengalami dispnea saat istirahat
4) Tidak ditemukan orthopnea
5) Tidak ditemukan atelectasis
b. Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas Indikator :
6) Respiratory rate dalam rentang
7) Pasien tidak cemas
8) Menunjukkan jalan nafas yang paten
• Manajemen Jalan Nafas
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi; posisi semi fowler.
b. Auskultasi bunyi napas, catat jika adanya bunyinapas tambahan.
c. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan.
d. monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi.
Terapi Oksigen
a. Bersihkan mulut, hidung, dan sisa sekresi
b. Siapkan peralatan oksigen dan siapkan humidifier
c. Monitor aliran oksigen
d. Pastikan penggantian masker atau kanul sesuai kebutuhan
e. Sediakan oksigen ketika pasien dibawa atau dipindahkan
f. Amati tanda-tanda hipoventilasi Monitor TTV
a. Monitor vital sign.
b. Identifikasi perubahan status vital sign.
c. Monitor frekuensi nafas dan irama pernapasan.
Manajemen Cairan
d. Monitor indikasi dari kelebihan volume cairan (edema, asites)
e. b. Nilai luas dan lokasi edema c. Monitor vital sign. d. Monitor hasil labor yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN, Hb, Ht, osmolalitas). Monitor Cairan Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidakseimbangan cairan (terapi diuretik, disfungsi hati, muntah).
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penurunan tekanan osmotik koloid.
a. Keseimbangan Elektrolit dan Asam Basa Indikator :
1) Serum albumin, kreatinin, hematokrit, Blood Urea
Nitrogen (BUN), dalam rentang normal.
2) pH urine, urine sodium, urine creatinin,urine osmolarity,
dalam rentang normal.
3) tidak terjadi kelemahan otot.
4) tidak terjadi disritmia.
1) Simptomatis
2) Supportif, yaitu :
a. Istirahat yang cukup , kurangi aktifitas fisik.
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang.
misalnya diet kalori kaya protein, miskin garam
(300-500mg/hari)
c. Pembatasan cairan (1liter/hari) terutama bila ada
hipernatremia, bila dengan usaha tersebut tidak
berhasil, gunakan obat diuretic