Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMATEMESIS MELENA

A. Definisi

Hematemesis adalah muntah darah atau darah kehitaman (coffe

grounds) menunjukkan perdarahan proksimal dari ligament treitz, dan melena

adalah pengeluaran tinja yang berwarna hitam (>100 ml darah) seperti yang

mengandung darah dari pencernaan (Fauci, Braunwald). Warna hematemesis

tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam

lambung dan besar kecilnya perdarahan,sehingga dapat berwarna seperti kopi

atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.

B. Etiologi

Hematemesis Melena terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal

jejenum dan melena dapat terjadi sendiri atau bersama-sama dengan

hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru

dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis

melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya

perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan melena merupakan

suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.

(Sjaifoellah Noer, 2015, dkk).


Etiologi dari hematemesis melena adalah :

1. Kelainan esophagus: varises, esofagitis, keganasan

2. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum,

keganasan dan lain-lain.

3. Penyakit darah: leukimia, DIC (Disseminated intravascular coagulation),

purpura trombositopenia dan lain-lain.

4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.

5. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat,

kortikosteroid, alkohol, dan lain-lain.

Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran

makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan

setiap macam perdarahan saluran makan bagoan atas.

C. Manifestasi Klinis

Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan

beratnya kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya. Didapatkan gejala dan

tanda sebagai berikut:

1. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah

dan diare.

2. Demam, berat badan turun, lekas lelah.

3. Ascites, hidratonaks, dan edemo

4. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.


5. Hematomegali, bila telah lajut hati dapat mengecil karena fibrosis. Bila

secara klinis didapati adanya demam, ikterus, dan asites, dimana demam

bukan oleh sebab-sebab lain, ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif.

Hati-hati akan kemungkinan timbulnya prekoma dankoma hepatikum.

6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput

medusa, wasir,dan varises esofagus.

7. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu:

a. Impotensi, atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan

pubis

b. Amenore, hiperpigmentasi areola mamae

c. Spider nevi dan eritema

d. Hiperpigmentasi

8. Jari tabuh

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi

2. Pemeriksaan Laboratorium

3. Pemeriksaan Ultrasonografi dan Scanning hati

4. Pemeriksaan Endoskopi
E. Penatalaksanaan

Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus

sedini mungkin dan sebaiknya dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan

pengawasan dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan meliputi:

1. Tirah baring

2. Diet makanan lunak

3. Pemeriksaan hb, ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah

4. Pemberian transfusi darah bila terjadi perdarahan yang luas

5. Infus cairan langsung dipasang untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

6. Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila

perlu CVP monitor

7. Pemeriksaan kadar Hb dan Htperlu dilakukan untuk mengikuti keadaan

pendarahan

8. Transfusi darah diperlukan untuk mengganti darah yang hilang dan

mempertahankan kadar Hb 50-70% nilai normal.

9. Pemberian obat-obatan hemostaktik seperti vitamin

k,4x10mg/hari,karbosokrom (adona AC) antasida dan golongan H2

reseptor antagonis berguna untuk menanggulangi perdarahan.

10. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang

tidakdiserap oleh usus.Tindakan ini di lakukan untuk mencegah terjadinya

peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, ini dapat menimbulkan

ensefalopati hepatik.
F. Discharge planning

1. Jika terjadi perdarahan kembaliyang berlebihan menyebabkansebagian

dari darah langsungbercampur dengan feses dan keluar saat BAB segera

diperiksakan kembali ke rumah sakit.

2. Anjurkan makanan dengan porsi kecil namun sering juga penting untuk

menetralkan asam lambung,antikolinergik menghambat efek langsung

dari saraf vagus terhadap sel-sel parietal yang mengsekresikan asam

3. Hentikan pemakaian obat-obatan yang ulserogenik :golongan

salisilat,kortikosteroid,alkohol dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai