ANALISA SWOT
A. Konsep SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness).
Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threath).
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak
faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah
kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak
lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik
pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
EKSTERNAL
OPPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
Comparative Mobilization
STRENGTH
Advantage
1. Dst
Total Kekuatan 1 5
WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
2 Dst
Total Kelemahan
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x
1
Dst
Total Peluang
TREATH SKOR BOBOT TOTAL
2 Dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y
Gambar 1.1 : Matriks Kuadran SWOT
b. Kelemahan
1) Tenaga kesehatan yang ada, belum mencukupi untuk melaksanakan
program dalam penangganan ISPA
2) Kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas peralatan medik,
keperawatan dan non medik dari standar pelayanan kesehatan.
3) Kurangnya reward terhadap prestasi kinerja bagi staf yang
berprestasi.
4) Belum semua tenaga mempunyai komitmen yang sama untuk
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan ISPA.
5) Jumlah dana yang masih terbatas untuk mendukung kegiatan dan
pengembangan pelayanan
6) Multi tugas, pokok dan fungsi Pemegang program yang tidak hanya
berfokus pada ISPA.
7) Pemegang program sudah melaksanakan kegiatan dengan optimal,
dalam pelaksanaan lintas program.
8) Bentuk kegiatan program sepenuhnya telah di programkan dan
direncanakan terlebih dahulu oleh pemegang program, kemudian
diserahkan kepada Puskesmas, sehingga adanya kesinergisan
kegiatan antar puskesmas dengan dinas kesehatan.
2. Analisis Eksternal
a. Peluang
1. Perubahan status Pemerintahan Kota/Kabupaten membawa dampak
terhadap dinamika penduduk dan pusat kegiatan kehidupan
masyarakat disekitarnya termasuk dalam bidang kesehatan.
2. Kebijakan pemerintah tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
atau BPJS Kesehatan ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) yang menjadikan masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan gratis dan dijamin Pemerintah.
3. Meningkatnya Income per kapita masyarakat.
4. Terbuka peluang kerjasama dengan instansi pemerintah maupun
swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya program
ISPA, misalnya kerjasama dengan Kementrian Kesra, Pendidikan,
Sosial, BKKBN.
5. Adanya keinginan (needs) dan pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh
masyarakat (demand) yang cukup tinggi.
6. Kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan kesehatan
7. Penyakit ISPA yang sudah dikenal oleh masyarakat.
b. Hambatan
1) Masih tingginya masyarakat miskin.
2) Munculnya Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di daerah dan
sekitarnya yang merupakan pesaing dan cenderung meningkat bisa
menimbulkan duplikasi program.
3) Kebijakan Pemda dalam implementasi Program belum maksimal.
4) Jumlah ISPA yang meningkat karena ketidak tauan msyarakat
tentang pencegahan ISPA.
Kekuatan (Strength) Skor Bobot Total
1. danya visi dan misi Puskesmas Pelambuan 4 0.12 0.48
yang jelas dan mendukung terhadap program
ISPA merupakan komitmen semua
komponen struktural maupun fungsional guna
menunjukkan kinerja yang optimal bagi
peningkatan pelayanan kesehatan pada
masyarakat di kota banjarmasin.
2. Sudah adanya bangunan-bangunan utama 4 0.13 0.52
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan
(rawat jalan dan ruang pertemuan, penunjang
dan administrasi).
3. Adanya dukungan Stakeholder untuk 5 0.16 0.8
pengembangan pelayanan ISPA termasuk
kerjasama dengan Rumah Sakit sebagai
rujukan pelayanan sekunder/tersier.
4. Adanya komitmen manajemen terhadap 5 0.15 0.75
pengembangan pelayanan ISPA dengan
melakukan kunjungan rumah.
5. Kesinergisan program ISPA dibuktikan 4 0.13 0.52
dengan anggaran yang proporsional dengan
Perda / Perbup.
6. Pengalaman kerja pemegang program di 5 0.16 0.8
Dinas diatas 1 tahun.
7. Sistem informasi ISPA yang merupakan 5 0.15 0.75
sistem monitoring dan pelaporan kejadian
ISPA
Total 32 1 4.62
Kelemahan (Weakness) Skor Bobot Total
1. Tenaga kesehatan yang ada, belum 3 0.13 0.39
mencukupi untuk melaksanakan program
dalam penangganan ISPA
2. Kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas 3 0.13 0.39
peralatan medik, keperawatan dan non medik
dari standar pelayanan kesehatan.
3. Kurangnya reward terhadap prestasi kinerja 3 0.13 0.39
bagi staf yang berprestasi.
4. Belum semua tenaga mempunyai komitmen 3 0.13 0.39
Total 21 1 4.21
Analisis :
Sumbu X: S-W = 4.62 – 2.91 = + 1.71
Sumbu Y: O-T = 4.21 – 3.83 = + 0.38
Berada di kuadran I, (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.