Oleh :
Kelompok 4
Deogradcya Almeyda H. Queen De Chrifento 2014301057
I Wayan Yoga Pratama 20140301068
Iskandar 2014301072
Putu Rini Klaudia Tempel 2014301094
Sayyid Miftahul Huda 2014301097
KELAS B
D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021/2022
A. Pertimbangan Anestesi Secara Umum
Propofol 90 mg titrasi, Vecuronium 6 mg, Fentanyl 100 mg, Midazolam 2,5
mg, lidokain 1,0-1,5 mg/kgBB untuk menekan rangsang simpatis pada saat
intubasi, Rocuronium 50 mg. Dilakukan kontrol ventilasi dengan oksigen dan
udara (50%), obat inhalasi rumatan Isoflurane, dan diberikan Vecuronium 4
mg/jam (0,05 mg/kgBB/jam) dan Fentanyl 100 mcg/jam (1–1,5
mcg/kgBB/jam) diberikan dengan syringe pump.
B. Masalah Kesehatan
1. Pra Anestesi
a. Nyeri akut
b. Ansietas
c. Risiko cedera agen anestesi
2. Intra Anestesi
a. Risiko cedera trauma pembedahan
b. Risiko cedera posisi pembedahan
c. Risiko komplikasi. Disfungsi Respirasi
d. Risiko komplikasi Disfungsi Kardiovaskuler
e. Risiko komplikasi Disfungsi Sirkulasi
f. Risiko komplikasi Disfungsi termoregulasi
g. Risiko komplikasi Disfungsi gastrointestinal
h. Risiko komplikasi Disfungsi hepar
i. Risiko komplikasi Disfungsi ginjal/perkemihan
j. Risiko komplikasi Ketidakseimbangan elektrolit
k. Risiko komplikasi Disfungsi metabolic
l. RK peningkatan intratrakial
m. RK paralisis
n. RK hipertermi
o. RK kehilangan fungsi mootorik
p. RK kehilangan fungsi sensorik
q. RK kehilangan fungsi kognitif
3. Pasca Anestesi
a. Risiko cedera gangguan fungsi respirasi
b. Risiko cedera gangguan fungsi sirkulasi
c. Risiko cedera gangguan fungsi caitran dan elektrolit
d. Risiko cedera gangguan fungsi neurologis
e. Risiko cedera gangguan fungsi gastrointestinal
f. Risiko cedera gangguan fungsi ginjal/perkemihan
g. Risiko cedera gangguan fungsi muskuloskeletal
h. Risiko alergi
i. Risiko jatuh
C. Analisa Data
DO:
1. Wajah pasien tanpak
meringis
2. Nyeri tekan pada kepala
saat dilakukan palpasi
3. TTV
a. Nadi:105 x/menit
b. SPO2 : 99 %
c. RR :17 x/menit
d. TD : 130/80 mmHg
e. Suhu : 36,7 C
No Symptom Etiologi
Problem
1 DS: Pasca kraniotomi Disfungsi
1. Pasien mengatakan kaki ↓ neuromuskular
keram dan kaki tidak Pasca anestesi general (Resiko Jatuh)
bisa bergerak ↓
2. Pasien mengatakan kaki Efek agen anestesi
terasa berat ↓
DO: Blok saraf motoric
1. Pasien terlihat lemah ↓
2. Pasien post general Penurunan kesadaran
anestesi ↓
Disfungsi neuromuskular:
(Resiko Jatuh)
D. Problem (Masalah)
1. Pre Anestesi
a. Resiko cidera agen anestesi
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 3
jam diharapkan resiko cidera agen anestesi dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
- Pasien siap untuk dilakukan tindakan anestesi
- Pemilihan teknik anestesi sesuai dengan kondisi
pasien.
- TTV dalam batas normal :
- TD 120/80 mmHg
Nadi 80x/menit
Suhu 36,5˚C
RR 16-20 x/menit
- Kesiapan evaluasi pra anestesi meliputi :
o Kesiapan peralatan dan mesin anestesi.
o Kesiapan obat anestesi.
o Kesiapan obat-obat life saving.
o Kesiapan obat-obat lainnya.
o Kesiapan terapi cairan
Intervensi
- Kaji keadaan umum dan TTV pasien.
- Kaji riwayat AMPLE:
o Riwayat alergi
o Riwayat medikasi sebelumnya
o Riwayat post-illness
o Riwayat last meal
o Riwayat eksposure
- Kaji penyulit intubasi menggunakan LEMON :
o Look externally
o Evaluate 3-3-2
o Malampati score class II
o Obstruction
o Neck mobility
- Kaji B6 (Breathing, Bleeding, Brain, Bladder, Bowel,
Bone) pasien.
- Evaluasi kembali puasa pasien selama berapa jam.
- Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum operasi.
- Lepaskan aksesoris.
- Lepaskan lensa kontak
- Kaji kembali personal hygiene pasien yang meliputi
kebersihan diri dan kebersihan kuku.
- Persiapan alat dan mesin anestesi, meliputi statics dan
mesin anestesi.
- Persiapan obat premedikasi.
- Persiapan obat emergency (obat golongan vasopresor),
obat live saving (obat gol agonis alpha), obat-obat
lainnya meliputi antialergi
- Terapi cairan (cairan kristaloid, cairan koloid, dan
darah) jika diperlukan.
- Kaji ulang info consent.
- Lakukan pemberian premedikasi sesuai program terapi
- Tetapkan status fisik ASA sesuai program kolaboratif.
- Tentukan jenis anestesi (General anestesi teknik
anestesi inhalasi metode pemasangan ETT).
- Kaji status nutrisi pasien.
b. Ansietas
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1x40
menit diharapkan ansietas dapat teratasi.
Dengan kriteria hasil :
- Pasien tenang tidak gelisah dan merasa ketakutan
- Pasien mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan
- TTV dalam rentang normal
TD 110-120/70-80 mmHg
Nadi 60-100 x/menit
RR 15-20 x/menit
Intervensi
- Monitor TTV pasien
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan
- Lakukan kunjungan pre operatif pada 1 hari sebelum
tindakan operasi
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi
midazolam jika diperlukan
c. Nyeri akut (pasien mengeluh nyeri kepala hebat sebelum masuk
rumah sakit dan sekala nyeri yang diproleh adalah 7)
2. Intra Anestesi
a. Resiko Cidera Trauma Pembedahan (pasien akan dilakukan
tindakan pembedahan kraniotomi dengan general anestesi)
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1x60
menit diharapkan tidak terjadi cedera trauma pembedahan.
Dengan kriteria hasil :
- Tidak adanya tanda-tanda trauma pembedahan
- Pasien tampak rileks selama operasi berlangsung
- TTV dalam batas normal:
TD : 110 – 120 / 70 – 80mmHg
Nadi : 70-120 x/menit
Suhu : 36-37°C
RR: 16 – 20 x/menit
SpO2 >95%
- Tidak adanya komplikasi anestesi selama operasi
berlangsung
Intervensi
- Monitoring perianestesi
- Lakukan persiapan peralatan dan obat-obatan sesuai
dengan
- perencanaan teknik anestesi
- Lakukan pemasangan alat monitoring non invasif
- Lakukan pemeliharaan jalan napas
- Kolaborasi dengan SpAn apabila kondisi pasien
memburuk
b. RK. Disfungsi Kardiovaskular ( pasien akan terpapar dengan obat-
obat agen anestesi yang dapat membuat disfungsi kardiovaskular
seperti hipotensi)
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x30
menit, diharapkan Rk Disfungsi Kardiovaskuler tidak terjadi.
Dengan kriteria hasil :
- TTV dalam rentang normal
- TD: 120/80 mmHg
- Nadi: 80x/menit
- Pendarahan terkontrol
Intervensi
- Monitor TTV pasien
- Monitoring terjadinya pendarahan pada tabung suction
- Berikan terapi cairan
- Kolaborasi dalam pemberian ephedrine
c. RK Disfungsi Respirasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan anestesi selama 1 x 60 menit,
diharapkan tidak terjadi disfungsi pada respirasi pada pasien
dengan kriteria hasil:
- Irama napas reguler.
- Frekuensi napas 12-20 x/menit.
- Tidak ada bunyi tambahan napas.
- Pola ventilasi.
- Pengembangan dada, arterior-posterior dan lateral sinis
kiri dan kanan simetris.
- Tidak ada tand-tanda refraksi intercosta.
- SpO2 dalam batas normal: 95-100%
- RR dalam batas normal: 16-20 x/menit
- TD: 100-120 / 70-80 mmHg
- N: 60-100 x/menit
- Tidal volume 400-500 cc
Intervensi
- Observasi breathing (jalan napas, fentilasi, oksigenasi)
pada pasien.
- Berikan oksigen sesuai dengan program terapi.
- Lakukan pemeliharaan jalan napas (pertahankan posisi
pasien dalam posisi sniffing selama pemberian anestesi).
- Lakukan bagging pada pasien.
- Lakukan pengakhiran tindakan anestesi (reverse dan ekstubasi).
- Kolaborasi pemasangan LMA atau ETT.
3. Pasca Anestesi
a. Resiko jatuh (keadaan motorik pasien lemah pasca pembedahan
akibat pengunaan agen/obat-obatan anestesi)
Tujuan
10.45
2. Intra Anestesi
Problem Intervensi Jam Nama &
Implementasi Evaluasi
(Masalah) Tujuan Rencana Intervensi (WITA) Paraf
Resiko Komplikasi Setelah dilakukan tindakan - Observasi breathing 10.55 - Mengobservasi breathing S:- Qiqin
Disfungsi anestesi selama 1 x 60 (jalan napas, (jalan napas, fentilasi, O:
Respirasi menit, diharapkan tidak fentilasi, oksigenasi) oksigenasi) pada pasien. - Airway pasien
terjadi disfungsi pada pada pasien. - Memberikan oksigen bersih dan ekspansi
respirasi pada pasien - Berikan oksigen sesuai dengan program dada simetris
dengan kriteria hasil : sesuai dengan terapi. - TTV pasien
11.00
-Irama napas reguler. program terapi.
- Melakukan pemeliharaan Nadi:105 x/menit
-Frekuensi napas 12-20 - Lakukan SPO2 : 99 %
jalan napas ( pertahankan
x/menit. pemeliharaan jalan RR :17 x/menit
11.15 posisi pasien dalam posisi
-Tidak ada bunyi napas (pertahankan TD : 130/80 mmHg
sniffing selama
tambahan napas. posisi pasien dalam Suhu : 36,7 C
pemberian anestesi).
-Pola ventilasi. posisi sniffing
- Melakukan bagging pada - Tidak ada tanda-
-Pengembangan dada, selama pemberian
11.25 pasien. tanda sianosis pada
arterior-posterior dan anestesi).
- Melakukan pengakhiran pasien.
lateral sinis kiri dan kanan - Lakukan bagging
tindakan anestesi (reverse A:
simetris. pada pasien. 11.35
dan ekstubasi). Masalah resiko
-Tidak ada tand-tanda - Lakukan
- Melakukan kolaborasi komplikasi disfungsi
refraksi intercosta. pengakhiran tindakan
pemasangan ETT. respirasi tidak terjadi,
-SpO2 dalam batas anestesi (reverse dan 11.45
masalah teratasi
normal: 95-100% ekstubasi).
P:
-RR dalam batas normal: - Kolaborasi
Pertahankan kondisi
16-20 x/menit pemasangan LMA
pasien hingga operasi
-TD: 100-120 / 70-80 atau ETT. selesai
mmHg
-N: 60-100 x/menit
-Tidal volume 400-500 cc
3. Pasca Anestesi