http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Cover Latar Belakang
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu.
Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine
yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin
Cover
02 Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
Faktor lingkungan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
03 Faktor Lingkungan
Kasus : 158 mg/dl. Kepala mesocephal, konjungtiva tidak anemis, tidak ada gigi palsu, tidak ada peningkatan JVP, mulut klien
bersih, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis, skore mallampati grade 2. Pengembangan paru
kanan dan kiri sama, Fremitus raba kanan kiri sama, suara perkusi paru sonor, suara nafas vesikuler. Ictus cordis tidak tampak.
Pasien tampak gelisah. Hb 12,2 g/Dl, hematokrit 35%, trombosit 214 ribu/ul, leukosit 20 ribu/ul, eritrosit 3,9 juta/ul.
Status fisik ASA II. Puasa 7 jam. Direncanakan operasi dengan regional anestesi teknik sub arachnoid block. Persiapan
alat anestesi : monitor lengkap dengan manset, finger sensor dan lead ekg, persiapan STATICS, persiapan alat regional
anestesi dengan teknik SAB jarum ukuran 27G, spuit 3cc dan 5cc, 10cc dan sarung tangan steril. Persiapan obat : Obat
antiperdarahan Traneksamat 50mg/ml, obat SAB Bupivakain 12,5mg/ml dan Fentanyl 25mcg, antiemetik ondansetron 4
mg/ml, analgetik ketorolak 30 mg/ml, obat emergency SA 0,25 mg/ml ; Ephedrine 50mg/ml = dioplos 5cc
dimasukkan spuit ; Dexamethason 5mg/ ml, cairan infus RL 1500.
Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. pasien tampak mengginggil. Suhu 36o C, TD 110/80 mmHg,
Nadi 72x/mnt. Setelah operasi selesai pasien kehilangan darah ±1000 cc, terpasang infus RL 30 tpm, pasien tampak lemah,
pucat TD 112/68 mmHg, bromage score 3, pasien sama sekali belum dapat menggerakkan kaki.
Askan Pengkajian
1. Identitas Pasien
2). Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Nama :Ny.A
Jenis kelamin : laki laki
Umur : 22 thn
Agama : Islam
Jenis kelamin :perempuan
Suku/bangsa : Indonesia
Agama :islam
Alamat : JL. Pundung
Pendidikan :SMA
No RM : 12113122
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Diagosa pre operasi : DM ulkus
Suku Bangsa: Jawa
Tindakan operasi : amputasi
Hubungan dg Klien : Istri
Tanggal operasi : 12 november 2018
Alamat :sukunan,banyuraden,gamping
Dokter bedah: Muslim, Sp.B
Dokter anestesi : Annaba Alwi, Sp.An
Persiapan penatalaksanaan anestesi
Persiapan Alat ( APD, persiapan mesin, mesin
anestesi dan bedsite monitor, lead EKG,finger sensor Persiapan obat regional anestesi
1. Jarum ukuran 27G
2. Spuit 3cc dan 5 cc
STATICS
3. Sarung tangan steril
S : Laringoscope (nomor 4) Machintos, Stetoscope
T : Endotracheal Tube (ET) (ukuran 7dan 7,5 ) Persiapan obat
A : Sungkup muka dan Ambubag - Obat antiperdarahan : traneksamat 50 mg/ml
- Obat SAB : bupivakain 12,5 mg/ml dan
T : Tape (plester) fentanyl 25 mcg
I : Introducer (stilet) - Obat antimetik : ondansentron 4 mg/ml
C : Connector - Obat analgetik : ketorolac 30 mg/ml a
S : Spuit
Obat emergency :
1. SA 0,25 mg/ml
2. ephedrine 50 mg/ml = dioplos 5 cc dimasukkan spuit
3. dexamethasone 5 mg/ml
Diagnosa
No. Symptom Problem
1 PRE OPERASI
DS : nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri pada kaki
- N: 90 x/m
- RR: 19 x/m
Diagnosa
No. Symptom Problem
2 DO:
- Pasien tampak gelisah
Ansietas
- Pasien tampak ketakutan
- TD :127/70 mmHg
- N :76 x / menit
- S ; 36,6 ºC
- RR : 20x / menit
DS :
- pasien mengatakan sedikit takut akan dilakukan operasi.
3 INTRA OPERASI
Hipotermi
DO :
- Pasien tampak menggigil
- TD : 110/80 mmHg
- N : 72 x /mnt
- Suhu : 36 ºc
DS :
- Pasien mengatakan badan nya dingin
Diagnosa
No. Symptom Problem
3
Post Anestesi Risiko Perdarahan
DO:
- TD : 110/68 mmHg
N : 80 x / menit
S ; 36,6 C
RR : 19 x/mnt
Kehilangan darah : ±1000 cc
Pasien post op amputasi
Hb : 7 g/dl
Pasien tampak lemah
DS : -
Prioritas Diagnosa
No Prioritas Diagnosa
1..
Nyeri akut
2.
Ansietas
3.
Hipotermi ( intra op )
4.
Resiko perdarahan ( post op )
Intervensi Pre Anestesi
NO DIGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri yang 1. Pengkajian nyeri dengan PQRST untuk
Nyeri Akut
keperawatan 1x24 jam
dirasakan pasien. mengetahui tingkat nyeri pasien.
diharapkan masalah nyeri akut
2. Kolaborasi dengan
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Pengontrolan rasa nyeri dengan
Menyebutkan factor yang
dokter pemberian obat
kolaborasi pemberian analgetik
meningkatkan nyeri analgetik ketorolac.
ketorolac
- Skala nyeri 6 turun menjadi 1 3. Posisikan pasien
- Menyebutkan intervensi dengan posisi yang 3. Posisi yang nyaman dapat mengurangi
yang efektif. rasa nyeri yang dirasakan pasien.
nyaman: semi fowler.
- Menyampaikan bahwa orang
4. Ajarkan tentang 4. Agar pasien mengerti bagaimana
lain membenarkan bahwa
nyeri memang ada
tindakan pereda nyeri mengendalikan nyeri dengan
non invasive seperti menggunakan relaksasi naaf dalam.
relaksasi nafas dalam.
Intervensi Pre Anestesi
NO DIGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN RASIONAL
INTERVENSI
NO DIGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3. Risiko Setelah di lakukan 1. Kaji ttv pasien ketika 1. Dilakukan pemantauan tanda-
tindakan operasi tanda vital agar mengetahui
Hipotermi keperawatan selama keadaan umum pasien dan
1x2 jam di harapkan 2. berikan selimut menentukan intervensi yang
masalah risiko listrik,selimut hangat, tepat
hipotermi tidak dan selimut dari bulu
terjadi dengan kriteria 2. Lingkungan yang stabil
hasil : 3. pemasangan mengurangi kehilangan panas
• Mengindentifikasi penghangat IV / blood kwat evaporasi
factor risiko warmer
hipotermi 3. Penghangat aliran infus guna
4. Pantau suhu tubuh menaikan suhu tubuh
• Mengurangi factor pasien selama op
resiko hipotermi 4. menghindari turun nya suhu
tubuh secara drastis
.
Intervensi Post Anestesi
NO DIGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Risiko Setelah di lakukan 1. Pantau status cairan dan 1. Observasi cairan yang masuk
tindakan keperawatan evaluasi seperti iv atau donor transfuse
Perdarahan selama 1 x 24 jam di darah
harapkan masalah
resiko perdarahan 2. Kolaborasi pemberian 2. meningkatkan haemoglobin dan
pasien teratasi dengan transfusi darah. pencegahan terjadi nya syok
kriteria hasil :
• Hb pasien 3. monitor haemoglobin dan
meningkat dari 7 3. Pantau ttv pasien dan Hb perubahan setelah di lakukan
menjadi 12 g/dl pasien setelah transfusi. transfuse untuk rencana tindak
• Perdarahan pada lanjut
luka terhenti
• Kulit dan 4. pemantauan adanya perdarahan
mukosatidak pucat 4. Pantau adanya tanda yang terjadi pada selang infus
• Ttv dalam batas perdarahan pada saluran IV transfuse
normal
Implementasi Pre Anestesi
No Hari/Tanggal/Jam Problem (Masalah Tindakan Paraf
Kesehatan Anestesi)
1. 07 Oktober 2020 Nyeri Akut 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien. Sry
08.10
2. Berkolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik Adam
08.15
ketorolac.
3. Memposisikan pasien dengan posisi yang nyaman: semi
08.20 Fitra
fowler.
O:
• TD: 110/80mmHg
• N: 90x/m
• RR: 16x/m
O:
• Pasien tampak gelisah
• Pasien tampak ketakutan
• TD :127/70 mmHg
• N :76 x / menit
• RR : 20x / menit
P: intervensi dihentikan
Evaluasi Pre Anestesi
NO DIAGNOSA TANGGAL INTERVENSI EVALUASI
P: intervensi dihentikan
Evaluasi Intra Anestesi
NO DIAGNOSA TANGGAL INTERVENSI EVALUASI
O:
2. berikan selimut pasien tampak tak menggigil lagi
09.50 Pasien tampak sedikit tenang
listrik,selimut hangat, TD : 110/80 mmHg
dan selimut dari bulu N : 74 x /mnt
Suhu : 36 ºc
Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron Diabetus merupakan suatu kelompok panyakit metabolik
dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.
DANKE
THANK YOU
GOMAWO
ARIGATOU
TERIMA KASIH