DISUSUN OLEH:
Kelas : Farmasi A
2020
SKENARIO
Seorang laki-laki, 30 tahun, BB 45 kg dan TB 165 cm. MRS selama 5 hari (26/09 ’19 – 30/09
’19). Pasien didiagnosa sirosis hepatik ec hepatitis B + hematemesis melena + asites. Hari ke- 3
MRS pasien didiagnosa Pasien didiagnosa sirosis hepatik ec hepatitis B + asites + SBP Hasil
anamnesis pasien:
Pasien MRS karena muntah darah 1x dan berak berwarna hitam seperti petis 4x SMRS,
merasa lemas, pucat dan berkunang-kunang. Pasien mengeluh sesak nafas semenjak perutnya
membesar sejak 3 bulan yll.
Pasien merupakan pengguna narkoba jarum suntik dan menganut seks bebas sejak ± 10 th yll.
Hasil pemeriksaan fisik pasien: perut membesar dan tegang, sclera icterus, spider angioma,
ginekomastia, nyeri perut
Riwayat penyakit pasien: Hepatitis B sejak 2017, sirosis hepatik sejak 2018, asites dan SBP
sejak 3 bulan yll.
BémbmdxA 0"9msML
BUN 40 mp'dL
PTT 18 drtik
Na 130 mmol L
K 3.9 mmol L
LED
Regimrntasi
TERAPI 2d 09 ‘ l9 2 7'09’ l9 28 '09 '19 29. 09 '19 30‘09 ‘19
Doris
InfusPRC 3kolf S
Paracentesis
Ompiazol s'
Abumm
Cefotaksim
Yg presentasi
6.Syukrillah (70100119006)
7.Rasmi (70100119023)
Yang bertanya
1. Maylinda Yunhi Asmarani (70100119011)
3. Rasmi (70100119023)
Yang menjawab/Menambahkan/Menanggapi
= Alasan disarankannya Tenovofir dibanding Entecavir adalah karena menurut DiPiro tahun
2020, Tenofovir merupakan first line terapi untuk sirosis hati dibandingkan Entecavir.
Kemudian, untuk Adefovir dipivoxil. Menurut DiPiro tahun 2020 sudah tidak lagi digunakan
karena sifatnya yang rentan terhadap resistensi. Adapun untuk mengatasi hal ini, disarankan
penggunaan Entecavir dan Tenofovir(DiPiro, J. T., Yee, G. C., Posey, L. M., Haines, S. T.,
Nolin, T. D., & Ellingrod, V. (2020).Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach Eleventh
Edititon. United States: Mc Graw Hill.)
Yang mana yg mendahului, sirosis menyebabkan hepatitis, atau hepatitis menyebabkan sirosis?
= Terdapat dalam Jurnal Kesehatan Prima Nusantara tahun 2017, dalam
penelitiannya menyebutkan, penyebab sirosis hati sering kali akibat penyalahgunaan alkohol dan
infeksi virus hepatitis B dan C yaitu sekitar 57%. Jika seseorang terinfeksi hepatitis B ketika
dewasa, sekitar 5-10% akan berlanjut menjadi hepatitis B kronis dan jika tidak ditangani dengan
baik akan berlanjut menjadi Sirosis hati (Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Volume 8 No 2 Juli
2017)
Yang mana yg mendahului, sirosis menyebabkan hepatitis, atau hepatitis menyebabkan sirosis?
= Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu penyebab
sirosis hati, apalagi setelah penemuan Australian Antigen oleh Blumberg pada
tahun 1965 dalam darah penderita dengan penyakit hati kronis , maka diduga
mempunyai peranan yang besar untuk terjadinya nekrosa sel hati sehingga terjadi
sirosis. Secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak
mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta
menunjukan perjalanan yang kronis, bila dibandingkan dengan hepatitis virus A (Marselina
NMT. Gambaran klinis pasien sirosis hati di RSUP Dr. Kariadi
2014.)
= Pasien dapat di diagnosis berbagi penyakit di liat dari anamnesis pasien diliat dari gejala gejala
yang dialami pasien, tanda vital pasien, serta riwayat2 yang pernah dialami pasien. Pasien
mengalami kelelahan, lemas, dan penurunan berat badan. Dalam tahap selanjutnya, pasien dapat
mengalami penyakit kuning (kulit menguning), pendarahan gastrointestinal, pembengkakan
perut, dan kebingungan.Bila sudah lanjut, (berkembang menjadi sirosis dekompensata) gejala-
gejala akan menjadi lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan
hipertensi porta, meliputi kerontokan rambut badan, gangguan tidur, dan demam yang tidak
begitu tinggi (Akbar H. N., 2007. Hepatitis B in: Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. 1 st ed. Jakarta:
Jayabadi pp. 201-4.)
Yang mana yg mendahului, sirosis menyebabkan hepatitis, atau hepatitis menyebabkan sirosis?
= Sirosis hati merupakan stadium akhir kerusakan sel-sel hati yang kemudian menjadi jaringan
fibrosis. Kerusakan tersebut ditandai dengan distorsi arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
regeneratif akibat nekrosis sel-sel hati.1 Selanjutnya, distorsi arsitektur hepar dan peningkatan
vaskularisasi ke hati menyebabkan varises atau pelebaran pembuluh darah di daerah gaster
maupun esofagus. World Health Organization (WHO) tahun 2002 memperkirakan 783.000
pasien di dunia meninggal akibat sirosis hati. Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh
penyalahgunaan alkohol dan infeksi virus hepatitis. Di Indonesia sirosis hati banyak
dihubungkan dengan infeksi virus hepatitis B dan C karena penyalahgunaan alkohol lebih jarang
terjadi dibandingkan negara-negara barat. Sekitar 57 %, pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B
atau C.2 South East Asia Regional Office (SEARO) tahun 2011
melaporkan sekitar 5,6 juta orang di Asia Tenggara adalah pembawa hepatitis B, sedangkan
sekitar 480 000 orang pembawa hepatitis C. Di Indonesia, prevalensi hepatitis B dan C pada
dewasa sehat yang mendonorkan darah masing-masing adalah 2,1 % dan 8,8 % pada tahun 1995
(Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S,
editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.)
Kesimpulan
Berdasarkan skenario, penyebab sirosis pasien dapat disimpulkan disebabkan oleh konsumsi
alkohol berlebihan dan viral hepatitis, dalam hal ini Hepatitis B yang merupakan penyebab
utama dari terjadinya
sirosis.
1. Infus PRC
Transfusi PRC hampir selalu diindikasikan pada kada Hb < 7 g/dL, terutama pada anemia akut.
Transfuse tidak dilakukan bila kadar Hb > 10 g/dL, kecuali bila ada indikasi tertentu, misalnya
penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen lebih tinggi (contoh: ppok, penyakit
jantung iskemik berat) (Abdul, 2018)
Pemberian asam traneksamat yang merupakan golongan anti fibrinolitik, bertujuan untuk
mengurangi atau menghentikan perdarahan aktif dan vitamin K untuk membantu proses
pembekuan darah. Spironolakton dan furosemide, golongan diuretic untuk mengatasi asites.
(khadijah, 2016)
3. Paracentesis
Parasentesis terapeutik serial efektif dalam mengontrol asites. Ha ini telah diketahui sejak zaman
Yunani kuno. Uji-klinik terkontrol yang memperlihatkan keamanan pendekatan ini sekarang
telah dipublikasi. Bahkan pada pasien-pasien yang tidak mengalami ekskresi sodium urin,
parasentesis yang dilakukan lebih kurang setiap 2 minggu mengontrol asites. (Runyon, 2006)
Infus D5 : Comafusin diberikan sebagai nutrisi parenteral, meningkatkan kadar AARC pada
pasien yang menderita Hepatik Ensefalopati (HE). Pada penderita HE terjadi ganguan
keseimbangan asam amino yang menyebabkan perubahan neurotransmitter. Asam Amino
Aromatik (AAA) meningkat pada HE karena kegagalan deaminasi di hati dan penurunan Asan
Amino Rantai Cabang (AARC) akibat katabolisme protein di otot dan ginjal yang terjadi
hiperinsulinemia pada penyakit hati kronik. Termasuk AAA adalah metionin, fenilalanin, tirosin.
Sedangkan dekstrosa digunakan untuk nutrisi parenteral bagi pasien.
5.Laktulosa PO 3 x C II= tidak digunakan karena kegunaan obat ini untuk Mengatasi komplikasi
Hepatik Ensefalopati (HE)
6.Inf.Albumin 20%
Digunakan untuk mengatasi hipoalbuminemia akibat serosis Infus albumin 20% 100 mL dan 50
mL
7.Cefotaksim IV 3 x 1 g
8.Omeprazol
Omeprazole, golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) bertujuan untuk memblokir energi yang
digunakan untuk mengeluarkan Hidrogen Cloride (HCl) sehingga memiliki efek proteksi pada
lambung dan menurunkan rasa mual.
9.Sistenol
Adapun obat yang tidak sesuai indikasi pasien adalah omeprazole, Laktulosa, dan Sistenol
Adapun untuk terapi pengobatan pasien dapat diberikan Propanolol, Cefotaxim, Jika pasien sdh
lepas dari perdarahan, diberikan restriksi natrium perhari. Adapun yang perlu di monitoring
perdarahan, SBP, ascites.
HADIR SEMUA