Anda di halaman 1dari 38

STEP 1

KLARIFIKASI ISTILAH

1.1. Articulation genue dextra ? (Shinta Yudella)


Jawaban : persendian pada lutut sebelah kanan (Nur Fitri M.)
Referensi : sendi pada lutut sebelah kanan (Syaifudin.2006.anatomi fisiologi untuk
mahasiswa keperawatan.jakarta:EGC)

1.2. Kristal monosodium urat ? (Arina Hidayati)


Jawaban : massa urat amonf pada asam urat (Vita)
Referensi : endapan kristal di suatu jaringan oleh akumulasi asam urat yang
berlebihan.(http://fajrucmedicine.blogspot.com/2013/07/apa-itu-artritis-
gout.html)

1.3. Ureum ? (M. Eko Saputra)


Jawaban : hasil akhir metabolisme (Shinta Yudella)
Molekul kecil yang mudah berdifusi ke dalam cairan ekstrasel (Arina
Hidayati)
Referensi : Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari
makanan. Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme
protein (asam amino). (http://labkesehatan.blogspot.com/2010/03/ureum-
darah-serum.html)

1.4. RBC ? (Deri Rizki Putri)


Jawaban : red blood cell/ertrosit/sel darah merah (Vita)
Referensi : sel darah merah, salah satu unsur yang dibentuk pada darah tepi.
Normalnya pada manusia bentuk matur eritrosit adalah cakram bikonkaf
yang berwarna kekuningan dan tidak berinti yang mengandung
haemoglobin untuk mengangkut oksigen. (Dorland, W.A.
Newman.2011.kamus saku kedokteran DORLAND.jakarta:EGC)

1.5. Limfosit ? (Vildha)


Jawaban : sejenis sel darah putih pada sistem kekbalan tubuh dan ditemuakn dalam
darah dan jaringan getah bening (Arina Hidayati)
Referensi : leukosit monoklear nongranular yang intinya berwarna gelap, kromatinnya
padat dan mempunyai sitoplasma berwarna biru pucat. Kebanyakan
limfosit merupakan produk jaringan limfois, dan berperan pada imunitas.
(Dorland, W.A. Newman.2011.kamus saku kedokteran
DORLAND.jakarta:EGC)

1.6. Kreatinin ? (Dasmaniar)


Jawaban : Hasil kimia yang diangkut ke ginjal melalui aliran darah dan dikeluarkan
melalui urine (Putri Reno Sari)

1
Referensi : Produk limbah dari protein daging dalam makanan dan dari otot-otot
tubuh, kreatinin dibuang dari darah oleh ginjal, kreatinin dalam darah dan
urine meningkat bila ada gangguan diginjal.
(kamuskesehatan.com/arti/kreatinin/)

1.7. Neutrofil ? (Refti Lestary)


Jawaban : sejenis sel darah putih untuk melindungi tubuh terhadap suatu infeksi,
menjadi sel pertama yang hadir ketika terjadi infeksi di suati tempat (Nur
Fitri M.)
Referensi : leukosit granular yang memiliki nukleus dengan tiga hingga lima lobus
yang saling berhubungan melalui benang kromatin, dan sitoplasmanya
mengandung granula yang snagat halus. (Dorland, W.A.
Newman.2011.kamus saku kedokteran DORLAND.jakarta:EGC)

1.8. LED ? (Nur Fitri M.)


Jawaban : laju endapan darah, sebuah pengukuran seberapa cepat sel darah ,merah
jatuh ke sebuah tabung uji. (Refti Lestary)
Referensi : Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya erytrosit dari suatu
monter atau sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang
dinyatakan dalam mm/jam. (http://ristimonica.blogspot.com/2012/05/laju-
endap-darah-led.html)

1.9. ROM ? (Syafrizal)


Jawaban : Rotasi gerak (Sari Aditya Loka)
Range of motion, jumlah maksimum gerakan yang dilakukan sendi (Shinta
Yudella)
Rage of motion, gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan.(Dasmaniar)
Referensi : ROM adalah kemampuan maksimal seseorang melakukan gerakan
(asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskletal,
Lukman & Nurna Ningsih, selemba medika.halaman 240)

1.10. WBC ? (Dasmaniar)


Jawaban : white blood cell yaitu cell pembentuk komponen darah yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan penyakit (Vildha)
Referensi : sel darah putih yang tidak berwarna dan mampu bergerak secara aneboik,
Dengan fungsi utamanya adalah untuk melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit dan dapat dikalsifikasikan
menjadi 2 kelompok utama : granular dan non granular. (Dorland, W.A.
Newman.2011.kamus saku kedokteran DORLAND.jakarta:EGC)

1.11. Asam urat ? (Refti Lestary)


Jawaban : zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat yang dikeluarkan oleh ginjal
melalui urin dalam kondisi normal (Nur Fitri M.)

2
Referensi : Asam urat adalah zat kimia hasil metabolisme purin. Purin adalah protein
yang ditemukan dalam banyak makanan dan minuman, seperti jeroan,
melinjo dan bayam. Asam urat biasanya dibawa dalam darah, melewati
ginjal dan dikeluarkan dalam urin.( http://kamuskesehatan.com/arti/asam-
urat/)

1.12. GDS ? (Vildha)


Jawaban : Gula darah sewaktu, hasil pemeriksaan gula darah klien sewaktu/kapan
saja diperlukan. (Della)
Referensi : Tidak memerlukan persiapan atau puasa yang tujuannya untuk mendeteksi
awal pasien yang diduga menderita DM sebelum dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. (http://drdjebrut.wordpress.com/2009/12/23/persiapan-
pemeriksaan-gula-darah/)

1.13. Digiti 1 dextra pedis ? (Shinta Yudella)


Jawaban : ibu jari kaki sebelah kanan (Nur Fitri M.)
Referensi : ibu jari kaki sebelah kanan (Dorland, W.A. Newman.2011.kamus saku
kedokteran DORLAND.jakarta:EGC)

1.14. DM ? (M. Eko Saputra)


Jawaban : Diabetes melitus, yaitu penyakit yang mempengaruhi kadar gula dalam
darah (Rendra)
Referensi : Diabetes melitus, yaitu gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. ((Price & Wilson. 2005. PATOFISOLOGI konsep klinis
proses-proses penyakit vol1.Jakarta:EGC))

1.15. Hipertensi ? (Arina Hidayati)


Jawaban : Tekanan darah tinggi (Refti Lestary)
Referensi : Peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. (Price & Wilson. 2005. PATOFISOLOGI
konsep klinis proses-proses penyakit vol2.Jakarta:EGC)

1.16. Dextra pedis ? (Putri Reno Sari)


Jawaban : Kaki sebelah kanan (Nur Fitri M.)
Referensi : Kaki sebelah kanan (Syaifudin.2006.anatomi fisiologi untuk mahasiswa
keperawatan.jakarta:EGC)

1.17. CM ? (Dasmaniar)
Jawaban : Compos mentis sadar penuh (Nur fitri M.)
Referensi : sadar sepenuhnya (kamus saku kedokteran Dorland. Halaman 248)

1.18. Cemas ? (Refti Lestary)


Jawaban : Suatu reaksi emosional dalam tubuh yang timbul oleh penyebab yang tidak
pasti membuat perasaan tidak nyaman. (Arina Hidayati)

3
Referensi : suatu persaan tidak tentram hati karena khawatir, taku, gelisah (kamus
besar bahasa indonesia)

1.19. Nyeri ? (Vildha)


Jawaban : pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang dapa
berkisar dari yang tidak kenyamanan ringan. (Deri Rizki Putri)
Referensi : Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi
kerusakan jaringan. (http://silvana-nina.blogspot.com/2013/03/definisi-
nyeri-dan-mekanisme-terjadinya.html)

1.20. Pucat ? (Deri Rizki Putri)


Jawaban : warna kulit atau membran mukosa pucat karena menurunnya kadar O2
dalam darah.(Syafrizal)
Referensi : membran mukosa kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen yang
rendah dalam darah.( http://kamuskesehatan.com/arti/sianosis/)

1.21. Meringis ? (Putri Reno Sari)


Jawaban : keadaan seperti kesakitan dan menangis (Shinta Yudella)
Referensi : menggerakkan bibir ke samping sampai tampak gigi krn menahan rasa
sakit dsb
(http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=meringis&varbidang=all
&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel)

1.22. Poliklinik ortopedi ? (Shinta Yudella)


Jawaban : Spesialis medis yang berkaitan dengan cacat yang disebabkan penyakit (M.
Eko Saputra)
Referensi : Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistis koreksi cacat
yang disebabkan oleh penyakit atau kerusakan (termasuk trauma) tulang
dan sendi dari sistem kerangka ditiap unit pelayanan
(http://kamuskesehatan.com/arti/ortopedi/)

1.23. Cairan sendi ? (Dasmaniar)


Jawaban : cairan pelumnas yang terdapat pada persendian (Vildha)
Referensi : cairan bening lengket yang dilepaskan oleh membran sinovial dan
bertindak sebagai pelumas untuk sendi dan tendon.
(http://kamuskesehatan.com/arti/cairan-sinovial/)

4
STEP 2

IDENTIFIKASI MASALAH

2.1. Kenapa pada pemeriksaan sinar X terlihat radang pada digiti 1 dextra pedis ? (Yudella)

2.2. Mengapa pemeriksaan sinar X terlihat radang pada artculation genue dextra ? (Arina H)

2.3. Mengapa pada malam hari pasien merasa nyeri pada kakinya ? (M. Eko Saputra)

2.4. Mengapa teraba benjolan pada jari kaki pasien ? (Rendra)

2.5. Apakah kebiasaan merokok menyebabkan penyakit klien kambuh ? (Putri Reno Sari)

2.6. Kenapa pasien terlihat pucat dan juga sering menguap ? (Sari Aditya Loka)

2.7. Mengapa pada klien ditemukan nyeri tekan pada lutut kanan ? (Vita Insani)

2.8. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada pangkal ibu jari kakinya ? (Deri Rizki Putri)

2.9. Mengapa rasa sakit dirasakan setelah ia makan kari kambing dan gulai jeroan ? (Vildha)

2.10. Kenapa pada ibu jari pasien teraba panas dan kemerahan ? (Dasmaniar)

2.11. Kenapa pasien mengkonsumsi obat pegal linu ? (Refti Lestary)

2.12. Mengapa wajah pasien terlihat meringis dan ROM pasien terbatas pada articulation
genue dextra ? (Syafrizal)

2.13. Mengapa asam urat dalam darah 12,3 mg/dl ? (Nur Fitri M.)

2.14. Mengapa penyakitnya menyerang sendi ? (Putri Reno Sari)

2.15. Mengapa pasien dilakukan pemeriksaan cairan sendi untuk melihat apakah ditemukan
kristal monosodium urat ? (Nur Fitri M.)

2.16. Mengapa yang diserang Tn. W yaitu pria ? (Sari Aditya Loka)

2.17. Apakah obesitas dapat memicu penyakit Tn. W ? (Putri Reno Sari)

2.18. Kenapa pada pemeriksaan labor WBC meningkat ? (Shinta Yudella)

2.19. Mengapa pada pemeriksaan labor RBC menurun ? (Arina Hidayati)

2.20. Mengapa klien cemas dan khawatir dengan penyakitnya ? (Vita Insani)

2.21. Mengapa neutrofilnya 84,6% ? (Nur Fitri M.)

2.22. Berapa nilai normal kreatinin ? (Refti Lestary)

2.23. Mengapa Ureumnya meningkat ? (Arina Hidayati)

2.24. Mengapa kreatininnya meningkat ? (Sari Aditya Loka)


5
STEP 3

ANALISA MASALAH

2.1. Kenapa pada pemeriksaan sinar X terlihat radang pada digiti 1 dextra pedis ? (Shinta
Yudella)

Jawaban : Adanya endepan kristal sehingga mengakibatkan adanya peradangan pada


ibu jari. (Nur Fitri M.)

Referensi : Karena pada digiti 1 dextra pedis ada pembengkakan, terlihat cairan putih
(menyerupai kaspur terdiri atas monosodium urat dan adanya
penimbunan kristal didalam sendi). (Muttaqin, Arif. 2008)

2.2. Mengapa pada pemeriksaan sinar X terlihat radang pada artculation genue dextra ?
(Arina Hidayati)

Jawaban : Sendi lutut bagian kanan, dalam urat-urat bagian lutut terdapat
penimbunan kristal akibat peningkatan urin, inilah yang menyebabkan
sakit-sakit nyeri di lutut (Shinta Yudella)

Referensi : Karena pada sendi lutut kanan, adanya penimbunan kristal asam urat dan
erosi/pengikisan tulang (Muttaqin, Arif. 2008)

2.3. Mengapa pada malam hari pasien merasa nyeri pada kakinya ? (M. Eko Saputra)

Jawaban : karena pelarutan dari asam urat itu berkurang pada saat suhu rendah dan pH
rendah (Sari Aditya Loka)

Referensi : rasa nyeri yang timbul pada malam hari biasanya terjadi penurunan suhu
tubuh saai itu. (wikipedia.com)

2.4. Mengapa teraba benjolan pada jari kaki pasien ? (Rendra)

Jawaban : Menyerang sendi besar seperti jempol kaki. Benjolan pada jari kaki karena
adanya tofus yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang membentuk
benjolan yang menandai adanya pengkristalan asam urat. (Putri Reno Sari)

Referensi : karena adanya proses inflamasi atau perdangan pada sendi dikarenskan
kristal dari asam urat itu akan menghasilkan komponen dan akan merekrut
netrofil makrofag ke jaringan sendi dan akan melakukan aktivitas
fagositosis dan juga mengeluarka mediator-mediator yang akan
memperkuat respon peradangan (Buku gangguan muskuloskeletal)

6
2.5. Apakah kebiasaan merokok menyebabkan penyakit klien kambuh ? (Putri Reno Sari)

Jawaban : Rokok mengandung zat nikotin, saat terhirup akan mengendap atau
mengganggu fungsi tubuh seperti janrung,paru,asam urat.(Vita Inshani)

Referensi : Iya, Karena merokok adalah salah satu faktor pencetus naiknya kadar asam
urat dalam darah karena nikotin yang terdapat dalam rokok memaksa
tubuh untuk menyimpan sisa nikotin yang terhirup yang akan
menyebabkan terganggunya fungsi paru, jantung, ginjal, dan dapat
meningkatkan kadar asam urat. (Zairin, Noor.2012. Buku ajar gangguan
muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika)

2.6. Kenapa pasien terlihat pucat dan juga sering menguap ? (Sari Aditya Loka)

Jawaban : Asam urat meningkat sehingga menimbulkan nyeri akibatnya tidur pasien
tertanggu. (Vildha)

Referensi : karena bila aliran darah banyak berkurang sehingga sangat menurunkan
saturasi darah vena, dan akan menyebabkan suatu daerah menjadi
biru.(Price & Wilson, 2005)

Selain itu kurangnya asupan darah di otak akibat efek kurang tidur
menyebabkan menimbulkan respon menguap agar dapat menghirup
oksigen sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam
tubuh terutama otak. (http://akhmad-snh.blogspot.com/2012/12/kenapa-
mengantuk-atau-tidur-terasa.html)

2.7. Mengapa pada klien ditemukan nyeri tekan pada lutut kanan ? (Vita Insani)

Jawaban : karena ada pengendapan kristal atau jarum misalnya asam urat pada sendi.
Pengendapan ini menimbulkan pembengkakan pada sendi maka pasien
merasakan nyeri tekan pada lututnya, apabila asam uratnya masih ada maka
nyeri itu terus muncul (Dasmaniar)

Referensi : Karena jumlah asam urat dalam darah sudah demikian banyak sehingga
menyebabkan pengkkristalan. Pengkristalan ini sering terjadi pada daerah
sendi yang biasanya memilki pembuluh darah kapiler, jika sendi
digerakkan akan menyebabkan pergesekan antara kristal tersebut dengan
dinding pembuluh darah, ini lah yang menimbulkan nyeri. (Anonim, 2008)

7
2.8. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada pangkal ibu jari kakinya ? (Deri Rizki Putri)

Jawaban : karena pada ibu jari kaki sebelah kanan terdapat kristal-kristal monosodium
urat, yang mana kristal ini mengendap pada pangkal ibu jari kaki yang
mengakibatkan adanya reaksi peradangan yang jika berlanjut akan
menyebabkan nyeri hebat. (Refti Lestary)

Referensi : Sendi pangkal jempol kaki adalah tempat yang paling umum dari serangan
Asam Urat akut. Serangan ini dapat muncul kecuali gout diobati.
(MedicineNet.com)

2.9. Mengapa pada rasa sakit dirasakan setelah ia makan kari kambing dan gulai jeroan ?
(Vildha)

Jawaban : karena kandungan urin dalam kari kambing dan gulai jeroan termasuk
jumlah yang tinggi. Penumpukan zat urin merupakan pekerjaan berat bagi
ginjal sehingga terjadi gangguan metabolisme urin dalam tubuh.(Shinta
Yudella)

Referensi : karena adanya kandungan purin didalam kari kambing dan jeroan yang
apabila dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah, sehingga timbul rasa nyeri. (kesehatan compasiana.com)

2.10. Kenapa pada ibu jari pasien teraba panas dan kemerahan ? (Dasmaniar)

Jawaban : karena adanya reaksi peradangan akibat dari adanya krsital-kristal


monosodium urat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. (Refti
Lestary)

Referensi : Kemerahan dan panas pada kulit karena adanya peradangan disekitar
daerah sendi yang terkena oleh serangan asam urat. Peradangan sendi
bersifat menahun, sebentar-bentar memicu serangan berulang dari
peradangan sendi akut. Serangan berlangsung artritis gout, dapat merusak
sendi dan menyebabkan artritis gout. (Price & Wilson, 2005)

2.11. Kenapa pasien mengkonsumsi obat pegal linu ? (Refti Lestary)

Jawaban : karena pasien mengurangi rasa sakitnya, padahal mengkonsumsi obat pegal
linu ini dapat menurunkan eksresi dari ginjal. (Arina Hidayati)

Referensi : karena obat pegal linu untuk mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh
sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot (pada pinggang dan punggung),
dan sakit gigi, namun obat pegal linu teidak berpengaruh tehadap kadar

8
asam urat dalam darah yang merupakan penyebab utama timbulnya nyeri
di persendian. (kesehatanfarmasi.com)

2.12. Mengapa wajah pasien terlihat meringis dan ROM pasien terbatas pada articulation
genue dextra ? (Syafrizal)

Jawaban : karena nyeri pada sendi, maka gerak atau aktifitas terbatas. (dasmania)

Referensi : Karena pasien merasa sakit/nyeri saat melakukan pergerakan (asuhan


keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskletal,
Lukman & Nurna Ningsih, selemba medika.halaman 240)

2.13. Mengapa asam urat dalam darah 12,3 mg/dl ? (Nur Fitri M.)

Jawaban : adanya penimbunan asam yang mana penimbunan itu sering pada penyakit
metabolisme asam abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan
urin dan ekskresi asam yang kurang dari ginjal nilai normal laki-laki 3,5-
7 mg/dl, perempuan 2,6-6 mg/dl. (Arina Hidayati)

Referensi : karena diet protein tinggi dan makanan yang kaya senyawa purin.
(Anonim, 2007)

2.14. L.O. : Mengapa penyakitnya menyerang sendi ? (Putri Reno Sari)

Referensi : Karena adanya peningkatan asam urat di dalam darah asam urat ini
mnegkristal dan penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi
dalam bentuk monoatrium urat.( Zairin, Noor.2012. Buku ajar gangguan
muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika)

2.15. Mengapa pasien dilakukan pemeriksaan cairan sendi untuk melihat apakah ditemukan
kristal monosodium urat ? (Nur Fitri M.)

Jawaban : untuk melihat apakah adanya penimbunan asam urat yang berlebihan
(Shinta Yudella)

Referensi : Untuk membantu mendiagnosa penyebab peradangan, nyeri dan


pembengkakan pada sendi pemeriksaan cairan sendi juga dapat
mengetahui kristal monosodium dan ada tidaknya bakteri pada cairan
sendi. (Anonim. 2009)

2.16. Mengapa yang diserang Tn. W yaitu pria ? (Sari Aditya Loka)

9
Jawaban : survey membuktikan 1-3 dari 1000% terjadi pada laki-laki dan 1 dari 5000
terjadi pada wanita karena aktivitas laki-laki lebih s ering dari pada wanita.
(Rendra)

Karena pada wanita menghasilkan hormon estrogen yang ikut membantu


pengeluaran asam urat melalui urin sehingga menjadi terkontrol. (Vita
Insani)

Referensi : karena umumnya laki-laki sudah mempunyai kadar asam urat yang tinggi
di dalam darahnya, sedangkan wanita umumnya kadar asam uratnya
rendah dan baru meningkat setelah manapouse (penyakit gout.com)

2.17. L.O. : Apakah obesitas dapat memicu penyakit Tn. W ? (Putri Reno Sari)

Referensi : Obesitas, berat badan yang berlebihan, terutama di masa muda,


minum alkohol sedang sampai berat , tekanan darah tinggi, dan fungsi
ginjal yang abnormal merupakan salah satu faktor risiko untuk
mengembangkan gout. (MedicineNet.com)

2.18. Kenapa pada pemeriksaan labor WBC meningkat ? (Shinta Yudella)

Jawaban : Pada kasus adanya benjolan kemerahan pada kaki kanan, itu merupakan
tanda-tanda inflamasi. Pada saat terjadi reaksi inflamasi, maka WBC atau
leukosit meningkat sebagai bentuk mekanisme pertahanan tubuh. (Vita
Insani)

Referensi : karena adanya infeksi yang serius, sehingga merangsang tubuh untuk
memproduksi lebih banyak lagi neutrofil sehingga WBC
meningkat.(Anonim. 2010)

2.19. L.O. : Mengapa pada pemeriksaan labor RBC menurun ? (Arina Hidayati)

Referensi : defisiensi produksi sel darah merah terutama zat besi pada saat malam hari
ketika tidur sehingga mengakibatkan penurunan sel darah merah. (gejala
anemia.com)

2.20. Mengapa klien cemas dan khawatir dengan penyakitnya ? (Vita Insani)

Jawaban : pada saat asam urat kambuuh pasien merasakan sakit yang teramat sakit,
setelah minum obat herbal tidak menimbulkan reaksi apa-apa sehingga
pasien cemas dan setelah ke dokter penyakitnya kambuh. (Putri Reno sari)

10
Referensi : Ansietas /cemas merujuk pada kesadaran yang ditimbulkan oleh ancaman
nonspesipik terhadap konsep diri seseoranng yang menyakut kesehatan,
aset, nilai, lingkungan, dann peran fungsi pemenuhan kebutuhan,
pencapaian tujuan, hubungan personal serta perasaan aman. (linda jual,
2009)

2.21. Berapa nilai normal kreatinin ? (Refti Lestary)

Jawaban : nilai normal kreatinin 0,5-1,5 mg/dl (M. Eko Saputra)

Referensi : nilai normal kreatinin 0,5-1,5 mg/dl (nilai normal laboratorium.html)

2.22. Mengapa Ureumnya meningkat ? (Arina Hidayati)

Jawaban : Paisen sering mengkonsumsi makanan seperti kari kambing, gulai jeroan,
emping, kacang-kacangan, bayam rebus, dan kangkung yang mana
makanan tersebut mengandung purin yang tinggi sehingga ureumnya
meningkat.

Referensi : ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang bersal dari makanan.
Ureum merupakan salah satu produk nitrogen nonprotein (NNP) yang
mecakup urea, kreatinin, asam urat, amonia dari samping metabolisme
protein atau asam nukleat. Pada orang sehat yang makanannya banyak
mengandung protein, ureum biasanya berada diatas rentang normal. Hal
ini menyebabkan terjadinya peningkatan kadar ureum selain kreatinin dan
asam urat pada artritis gout.(pemeriksaan laboratorium.html)

2.23. L.O. : Mengapa kreatininnya meningkat ? (Sari Aditya Loka)

Referensi : karena terdapat gangguan ginjal dimana ginjal tidak mampu menyaring
sebagian besar kreatinin (kamus kesehatan online)

11
STEP 4

HIPOTESA

Pada hipotesa yang kami angkat pada kasus skenario 3 sepakat menyimpulkan
bahwa pasien Tn. W menderita penyakit ARTHRITIS GOUT, di tandai dengan :

 Tn. W telah menderita penyakit tersebut selama 1,5 tahun


 Pasien mengeluh nyeri sendi pada pangkal ibu jari kaki kanan dan lutut kaki
kanannya, pada malam hari nyerinya lebih terasa, dimana hal ini merupakan gejala
dari arthritis gout.
 Pasien suka mengkonsumsi kari kambing, jeroan, kacang-kacangan, sayur bayam
rebus dan kangkung yang apabila setelah dikonsumsi rasa sakit dirasakan. Dalam
kandungan makanan yang dikonsumsi Tn. W mengandung kadar purin yang tinggi
sehingga kadar asam urat dalam darah Tn. W 12,3 mg/dl dan asam urat dalam urine
240 mg/24jam.
 Pada pemeriksaan sinar X terlihat radang pada digiti 1 dextra pedis dan radang
articulation genue dextra, hal ini merupakan penyebab dari tingginya kadar asam urat
dalam darah yang mengalami pengkristalan sehingga adanya pengendapan atau
penumpukan kristal monosodium urat di digiti 1 dextra pedis dan articulation genue
dextra.
 ROM Tn. W terbatas yaitu pada ekstremitas bawah sebelah kanan karena nyeri yang
di derita Tn. W mengganggu Tn. W untuk melakukan aktivitasnya.

12
STEP 5
LEARNING OBJEKTIF

5.1. Anatomi Fisiologi Persendian Tulang

5.2. Definisi Artritis Gout

5.3. Epidemiologi Artritis Gout

5.4. Etiologi Artritis Gout

5.5. Klasifikasi Artritis Gout

5.6. Patofisiologi Artritis Gout

5.7. WOC Teoritis dan WOC Kasus

5.8. Manifestasi Klinis

5.9. Komplikasi Artritis Gout

5.10. Pemeriksaan Penunjang Artritis Gout

5.11. Diagnosa Banding Artritis Gout

5.12. Penatalaksaan Pada Artritis Gout

5.13. Asuhan Keperawatan Teori dan Kasus

STEP 6

BELAJAR MANDIRI

13
STEP 7

7.1. Tinjauan Teori Artritis Gout

7.1.1. Anatomi Fisiologi Persendian Tulang

Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat


bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang
yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat
digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.

Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat
dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:

1. sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang


dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe
yaitu sutura dan sindemosis
2. sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin,
disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe
yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan
3. sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami
pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh
kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi
sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh.
Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan,
bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase
bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh
pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber
nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial :
1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis
2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila
3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial
4) Trochoid : rotasi, mono aksis
5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.

Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak
terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil.
Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika
tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).

Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri


atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut
protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi
matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :

1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran


pernafasan dan ujung-ujung persendian
14
2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva
3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus
intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang.

Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada


sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang
sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan
kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan
kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau
penambahan usia (Wilson, 2005; Laboratorium histologi FK UNS, 2009)

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang
bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan
daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang
disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan
sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen
berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan
membatasi gerakan yang dapat dilakukan.

Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai


fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan
memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan
beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan
matriks rawan yang baik pula. Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :

1) Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung


70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan
memungkinkan rawan sendi elastis
2) Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat
tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal,
sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan.
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain
seperti enzim.

7.1.2. Definisi Artritis gout

Artritis gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok


gangguan metabolik, sekurang-kurangnya ada sembilan gangguan, yang ditandai
oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). (Price & Wilson,
2005)

Artritis gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang


ditandai dengan hiperurisemia dengan serangan sinovitis akut berulang-ulang.
Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosodium
dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi.
(Muttaqin, Arif.2008)
15
7.1.3. Epidemiologi Artritis Gout

Artritis gout jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus


adalah pada laki-laki. Gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras
manusia. Ada prevalensi familia dalam penyakitgout yang mengesankan suatu
dasar genetik dari penyakit ini. Namun, ada sejumlah faktor yang agaknya
mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya
hidup. (Price & Wilson, 2005)

Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40
tahun dan 20 kali lebih sering pada pria dari pada wanita. Penyakit ini terutama
menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki. (Muttaqin, Arif.
2008)

Di indonesia, artritis gout terjadi pada usia yang lebih muda, sekitar 32%
pada pria berusia kurang dari 34 tahun. Pada wanita, kadar asam urat umumnya
lebih rendah dan meningkat setelah usia menopause. Prevalensi artritis gout di
Bandung, Jawa Tengah, pravelansi pada kelompok usia 15-45 tahun sebesar
0,8%, meliputi pria 1,7% dan wanita 0,05%. Di Minahasa (2003), proporsi
kejadian artritis gout sebesar 29,2% dan pada etnik tertentu di Ujung Pandang
sekitar 50% penderita rata-rata telah menderita gout 6,5 tahun atau lebih setelah
keadaan menjadi lebih parah. (Suyono, 2006)

7.1.4. Etiologi Artritis Gout

Penyebab artritis gout ini adalah gangguan metabolik terhadap tingginya


kadar purin dalam tubuh sehingga terbentuknya kristal-kristal monosodium urat
monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. (Price & Wilson, 2005)

Adapun 2 jenis penyebab gout yaitu bersifat primer yang merupakan


akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat
penurunan eksresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan
asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibat proses
penyakit lain atau pemakian obat-obat tertentu. (Price & Wilson, 2005)

Adapun faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit artritis gout:

1) Usia, umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih
awal bila terdapat faktor herediter.
2) Jenis kelamin, lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 2:1
3) Iklim, lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu lebih tinggi.
4) Herediter, faktor herediter dominan autosom sangat berperan dan
sebanyak 25% disertai adanya hiperurisemia. (Muttaqin, Arif. 2008)
5) Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan,
jerohan, udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri).(Helmi, Zairin.2011)

16
7.1.5. Klasifikasi Artritis Gout

Klasifikasi artritis gout berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Gout primer. Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik. Terdapat


produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui
penyebabnya.
2) Gout sekunder. Gout sekunder dapat disebabkan dua hal, yaitu :
 Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya :
 Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukimia,
mieloma retikularis)
 Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat
difisiensi hipoxantin guanin fosfori bosil transferase yang
terjadi pada anak-anak dan pada sebagian orang dewasa.
 Penatalaksanaan anemia pernisiosa karena maturasi sel
megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat.
 Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pada gagal ginjal
kronis, pemakaian obat-obat salisilat, tiazid, beberapa macam
diuretik dan sulfonamid, atau keadaan alkoholik, asidosis laktat,
hiperparatiroidisme, dan pada miksedema. (Muttaqin, Arif. 2008)

Klasifikasi gout berdasarkan manifestasi klinis :

1) Hiperurisemia asimptomatik. Normal asam urat serum pada laki-laki


adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl.
Nilai-nilai ini meningkat samapai 9-10 mg/dl pada sesorang dengat gout.
Dalam tahap ini pasien menunjukkan gejala-gejala selain dari
peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari pasien hiperurisemia
asimptomatik yang berlanjut menjadi serangat gout akut.
2) Artritis Gout Akut. Pada tahap ini terjadi awitan mendadak
pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari
kaki dan sendi metatarsofalangeal. terjadi Kristal-kristal asam urat
memicu respons fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan
kristal-kristal urat dan memicu mekanisme respon peradangan lainnya.
Respon peradangan ini dapat mempengaruhi lokasi dan banyaknya
timbunan kristal asam urat. Reaksi peradangan dapat meluas dan
bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan kristal serum.
3) Interkitis, tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat
berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang
mengalami serangan gout berulang dalam waktu 1 tahun jika tidak
diobati.
4) Gout kronik. Tahap gout kronik dengan timbunan asam urat yang terus
bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri,
sakit dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.
Serangan akut artritis gout dapat terjadi pada tahap ini. Tofi terbentuk
pada masa gout kronik akibat insolubilitas relatif asam urat. Secara klinis
17
tofi ini mungkin sulit dibedakan dengan nodul reumatik. Pada masa kini
tofi jarang terlihat dan akan menghilang dengan terapi yang tepat. (Price
& Wilson, 2005)

7.1.6. Patofisologi Artritis Gout

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan


metabolik, sekurang-kurangnya ada sembilan gangguan yang ditandai oleh
mengingkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Masalah akan timbul jika
terbentuk kristal-kristal monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan
jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan
reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang
sering menyertai serangan gout.

Ketika kadar asam urat dalam darah tinggi dan penurunan sekresi asam
urat di urin, asam urat ini akan mengalami pengkristalan membentuk
monosodium urat (MSU) dan biasanya mengendap di ginjal, sendi ibu jari kaki
dan sendi metatarsofalangeal. Kristal ini bersifat mengaktifkan sistem
peradangan. Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah leukosit.
Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alkohol, atau
stress emosional. Tahap ini biasanya mendorong pasien untuk mencari
pengobatan segera. Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari
tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku.

Perkembangan serangan gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa


sebagai berikut. Mula-mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan
tubuh. Selanjutnya diikuti oleh penimbunan di dalam dan sekeliling sendi-sendi.
Mekanisme terjadinya kristal urat setelah keluar dari serum masih belum jelas
dimengerti. Terjadi erosi tulang rawan, proliferasi sinovia dan pembentukan
panus, erosi kistik tulang, serta perubahan osteoartritis sekunder. Serangan gout
seringkali terjadi sesudah trauma lokal atau ruptufura tofi (timbunan natrium
urat), yang mengakibatkan peningkatan cepat konsentrasi asam urat lokal. Tubuh
mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga terjadi
pengendapan asam urat urat di luar serum. Kristal-kristal aam urat memicu
respons fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan kristal-kristal urat
dan memicu mekanisme respons peradangan lainnya. Respons peradangan ini
dapat meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan kristal
serum. Biasanya gejala yang timbul yaitu kemerahan, panas, bangkak, nyeri
diakibatkan oleh vasodilatasi dari pembuluh darah di area peradangan.

Perubahan osteoarthritis sekunder tehadap penimbunan kristal


monosodium urat dapat ditemukan di ligamen, tendo, dan bursa. Penimbuanna
ini selanjutnya membentuk tofus serta fibrosis dan ankilosis pada tulang.
(muttaqin, arif. 2008 ; price & wilson. 2005)

18
7.1.8. Manifestasi Klinis Artritis Gout

Manifestasi sindrom gout mencakup artritis gout yang akut (serangan


rekuen inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal
yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringan oseus, jaringan lunak serta
kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan batu asam urat
dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit gout yang dikenali :
hiperurisemia asimtomatik, artritis gout yang kronis, gout interkritikal dan gout
tofaseus yang kronik.

Kurang dari satu diantara lima penderita hiperurisemia akan mengalami


penumpukkan kristal urat yang tampak nyata secara klinis pada saat tertentu.
Pengembangan selanjutnya penyakit gout tersebut berhubungan langsung
dengan lama dan beratnya hiperurisemia. Jadi, komitmen pada terapi
hiperurisemia yang berlangsung seumur hidup itu dapat ditangguhkan sampai
terjadi serangan awal penyakit gout.

Bagi penderita hiperurisemia yang akan menderita penyakit gout, artritis


akut merupakan manifestasi klinis yang paling sering ditemukan. Sendi
metatrsofalangeal pada ibu jari kaki merupakan sendi yang paling sering terkena
(75% dari seluruh pasien) kendati bagian tarsal, pergelangan kaki, atau
persendian lutut dapat pula menjadi sasaran. Serangan akut dapat dipicu oleh
trauma, konsumsi alkohol, diet yang salah, obat-obatan, stress bedah atau
keadaan sakit. Awitan yang mendadak sering terjadi pada malam hari dan
membuat pasien terbangun dengan rasa nyeri yang hebat, kemerahan,
pembengkakan, serta rasa hangat pada sendi yang sakit. Serangan dini
cenderung sembuh spontan dalam waktu 3 hingga 10 hari sekalipun tanpa terapi.
Serangan tersebut akan diikuti oleh periode tanpa gejala-yaitu stadium
interkritikal hingga serangan berikutnya yang mungkin belum terjadi dalam
tempo beberapa bulan atau tahun. Walaupun begitu, bersamaan dengan
berjalannya waktu, serangan lebih cenderung terjadi dengan lebih sering,
melibatkan lebih banyak sendi dan berlangsung lebih lama lagi.

Tofus umumnya ditemukan pertama kali dalam tempo rata-rata 10 tahun


sesudah awitan serangan gout. Sekitar 50% pasien yang pengobatannya tidak
memadai pada akhirnya akan mengalami endapan tofesus. Tofus umumnya
disertai dengan episode inflamasi yang lebih sering dan lebih berat. Kadar asam
urat yang tinngi dalam serum juga berkaitan dengan pembentukan tofus yang
lebih luas. Tofus lebih sering terjadi dalam sinovium, bursa olekranon, tulang
subkondrium, tendon infrapatella serta achiles, jaringan subkutan pada
permukaan akstensor lengan bawah dan sendi-sendi. Tofus juga pernah
ditemukan dalam dinding aorta, katup jantung, kartilago nassal serta telinga,
kelopak mata, kornea, dan sklera. Pembesaran sendi dapat menyebabkan
gangguan gerak.

Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal dapat terjadi pada penderita
gout. Risiko urotiliasis akan meninkat pada penderita gout. Insidensi batu renal
19
dua kali lebih besar pada penderita gout sekunder ketimbangpada penderita gout
primer. Pembentukan batu berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat
serum, keasaman urin dan pembentukan urin. (keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth. 2001)

7.1.9. Komplikasi Artritis Gout

Komplikasi yang muncul akibat arthritis pirai antara lain:


a. Gout kronik bertophus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar
sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium
urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau
tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub
mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.
b. Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. terjadi akibat
dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan
ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.
c. Nefrolitiasi asam urat (batu ginjal)
Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa
menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu seperti
kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit (campuran magnesium,
ammonium, fosfat).
d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang
e. Peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon
f. Batu ginjal ( kencing batu ) serta gagal ginjal ( Emir Afif, 2010 )

7.1.10. Pemeriksaan Penunjang pada Artritis Gout

Pemeriksaan penunjang yang digunakan pada kasus gout antara lain:


a. Pemeriksaan Radiologi
Foto Konvensional (X-Ray) :
 ditemukan pembengkakan jaringan lunak dengan kalsifikasi (tophus)
berbentuk seperti topi terutama di sekitar sendi ibu jari kaki.
 tampak pembengkakan sendi yang asimetris dan kista arthritis erosif.
 peradangan dan efusi sendi.
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Asam Urat (Serum)
 dijalankan untuk memantau asam urat serum selama pengobatan
gout.
 3-5 ml darah vena dikumpulkan dalam tabung tabung berpenutup
merah. Diusahakan supaya tidak terjadi hemolisis.

20
 hindari memakan makanan tinggi purin seperti jeroan (hati,
ginjal, otak, jantung), remis, sarden selama 34 jam sebelum uji
dilakukan.
 nilai normal : Pria Dewasa : 3,5 – 8,0 mg/dL, Perempuan
Dewasa : 2,8 – 6,8 mg/dL
 peningkatan kadar asam urat serum sering terjadi pada kasus
gout, alkoholisme, leukimia, limfoma, diabetes mellitus (berat),
gagal jantung kongestif, stress, gagal ginjal, pengaruh obat :
asam askorbat, diuretic, tiazid, levodopa, furosemid, fenotiazin,
6-merkaptopurin, teofilin, salisilat.
2) Asam Urat (Urine 24 jam)
 Untuk mendeteksi dan/atau mengonformasi diagnosis gout atau
penyakit ginjal.
 sampel urine 24 jam ditampung dalam wadah besar,
ditambahkan pengawet dan didinginkan.
 pengambilan diet makanan yang mengandung purin
ditangguhkan selama penampungan.
 tidak terdapat pembatasan minuman.
 nilai normal :250 – 750 mg/24 jam
 Peningkatan terjadi pada kasus gout, diet tinggi purin, leukemia,
sindrom Fanconi, terapi sinar–X, penyakit demam, hepattis virus,
pengaruh obat: kortikosteroid, agens sitotoksik (pengobatan
kanker), probenesid (Benemid), salisilat (dosis tinggi).
 Kadar pH urine diperiksa jika terdapet hiperuremia. Batu urat
terjadi pada pH urine rendah (asam).
c. Pemeriksaan cairan sendi
1) Tes makroskopik
 Warna dan kejernihan
 Normal : tidak berwarna dan jernih
 Seperti susu : gout
 Kuning keruh : inflamasi spesifik dan nonspesifik karena
leukositosis
 Kuning jernih : arthritis reumatoid ringan, osteo arthritis
 Bekuan
 Normal : tidak ada bekuan
 Jika terdapat bekuan menunjukkan adanya peradangan.
Makin besar bekuan makin berat peradangan
 Viskositas
 Normal : viskositas tinggi (panjangnya tanpa pututs 4-6
cm)
 Menurun (kurang dari 4 cm : inflamatorik akut dan
septik)
 Bervariasi : hemoragik
 Tes mucin

21
 Normal : terlihat stu bekuan kenyal dalam cairan jernih
 Mucin sedang : bekuan kurang kuat dan tidak ada batas
tegas : rheumatoid arthritis
 Mucin jelek : bekuan berkeping-keping : infeksi
2) Tes mikroskopik
 Jumlah leukosit

Jumlah normal leukosit : kurang 200/mm3
 200 – 500/mm3 → penyakit non inflamatorik
 2000 – 100 000/mm3 → penyakit inflamatorik akut.
Contoh : arthritis gout, arthritis reumatoid
 20 000 – 200 000/mm3 → kelompok septik (infeksi).
Contoh : arthritis TB, arthritis gonore
 200 – 1000/mm3 → kelompok hemoragik
 Hitung jenis sel
 Jumlah normal neutrofil : kurang dari 25%
 Jumlah neutrofil pada akut inflamatorik: Arthritis gout
akut : rata-rata 83%
 Faktor rematoid : rata-rata 46%, Artrhritis rematoid :
rata-rata 65%
 Kristal-kristal
 Normal : tidak ditemukan kristal dalam cairan sendi
 Arthritis gout : ditemukan kristal monosodium urat
(MSU) berbentuk jarum memiliki sifat birefringen ketika
disinari cahaya polarisasi
 Arthritis rematoid : ditemukan kristal kolestrol
d. Tes kimia
1) Tes glukosa
 Normal : perbedaan antara glukosa serum dan cairan sendi
adalah kurang dari 10mg%
 Pada kelompok inflammatorik : Arthritis gout : perbedaan rata-
rata 12 mg%
 Faktor rematoid : perbedaan 6 mg%
2) Laktat Dehidrogenase
 Normal : 100 – 190 IU/l, 70 – 250 U/l
 Meningkat : rematoid arthritis, gout, arthritis karena infeksi
3) Tes mikrobiologi
 untuk kelainan sendi yang disebabkan infeksi
 hasil negatif pada kultur bakteri cairan sendi ( Joyce LeFever,
2008)

22
7.1.11. Diagnosa Banding Artritis Gout

diagnosis bandingnya untuk kasus skenario 3 yaitu:

1) osteoarthritis : merupakan penyakit sendi yang paling banyak djumpai,


prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. lebih dari 85%
pasien mengeluhkan terganggu aktivitas, seperti susah naik tangga,
berjalan danmenekuk lutut.
2) rheumatoid arthritis : penyakit autoimun yang ditandai oleh
sinovitiserosif. dampak tersering dari penyakit ini adalah kerusakan sendi
dan kecacatan.
3) arthritis goutpenyakit arthritis gout diakibatkan oleh karena deposit
Kristalmonosodium urat di jaringan. deposit berasal dari Cairan Ekstra
Seluleryang sudah mengalami supersaturasi dari hasil akhir metabolism
purinyaitu asam urat. keluhan rematik berupa nyeri, kaku, bengkak sendi.
padawanita jarang terjadi sebelum monopouse.
4) osteoporosis merupakan penyakit sistemik ditandai oleh
penurunandensitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang
sehinggamassa tulang jadi rapuh dan mudah patah. factor risiko umur,
lama menopause dan kadar estrogen yang rendah. (anonim. 2008.)

7.1.12. Penatalaksaan pada Artritis Gout

Pengobatan gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia


asimtomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan. Serangan artritis gout
diobati dengan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini
diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh untuk mengurangi peradangan
akut sendi. Kemudian dosis ini diturunkan secara bertahap dalam beberapa hari.

Pengobatan gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan


produksi asam urat atau meningkatkan eksresi asam urat oleh ginjal. Obat
alopurinol menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya (xantin dan
hipoxantin) dengan menghambat enzin xantin oksidase. Obat ini dapat diberikan
dalam dosis yang memudahkan yaitu sekali sehari.

Obat-obatan urikosurik dapat meningkatkan eksresi asam urat dengan


menghambat reabsrpsi tubulus ginjal. Supaya agen-agen urikosurik ini dapat
bekerja dengan efektif dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai. Kreatinin klirens
perlu diperiksa untuk menentukan fungsi ginjal (normal adalah 115 sapai 120
ml/menit). Probenesid dan sulfinpirazon adalah dua jenis agen urikosusik yang
banyak dipakai. Jika seorang pasien menggunakan agen urikosurik ia
memerlukan masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 ml/hari agar dapat
meningkatkan eksresi asam urat. Semua produk aspirin harus dihindari, karena
menghambat kerja urikpsurik obat-obat itu.

23
Perubahan diet yang ketat biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan gout.
Menghindari makanan tertentu yang dapat memicu serangan yang mungkin
dapat membantu seorang pasien, tetapi ini biasanya diketahui dengan mencoba-
coba sendiri, yang berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Yang pasti, makanan yang
mengandung purin yang tinggi dapat menimbulkan persoalan. Makanan ini
termasuk daging dari alat-alat dalaman seperti hepar, ginjal, pankreas, dan otak,
dan demikian pula beberapa macam daging olahan. Minum alkohol berlebihan
juga dapat memicu serangan. (Price & Wilson, 2005)

7.1.13. Asuhan Keperawatan Teoritis pada Artritis Gout

A. Pengkajian

I. Identitas
Identitas klien dan identitas penanggung jawab klien ditulis
lengkap seperti nama (gunakan initial bukan nama asli), Usia dalam
tahun, Jenis kelamin (L untuk laki-laki dan P untuk perempuan dengan
mencoret salah satunya), Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Golongan
darah,dan Alamat serta hubungan penanggung jawab dengan klien.

II. Keluhan utama

1. Keluhan utama saat MRS (Masuk Rumah Sakit) :


Ditulis keluhan utama (satu keluhan saja) yang dirasakan
atau dialami klien yang menyebabkan klien atau keluarga mencari
bantuan kesehatan/ masuk rumah sakit.

2. Keluhan Utama saat Pengkajian :


Diisi dengan keluhan yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian dilakukan. Tanyakan pada klien keluhan apa yang
dirasakan, jika keluhan yang dirasakan klien lebih dari 1, tanyakan
satu saja keluhan yang sangat mengganggu klien.

III. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Penyakit Sekarang


Adalah Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini
mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap. Tindakan apa
saja yang sudah dilakukan oleh klien untuk mengobati sakitnya
sebelum ke RS.

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Tanyakan riwayat penyakit yang pernah dialami klien
beberapa waktu sebelumnya. Berapa kali klien pernah sakit
sebelum sakit yang sekarang? Bagaimana cara klien mencari
pertolongan? Apakah klien pernah menderita sakit DM (Diabetes
24
Mellitus), HT (Hipertensi), TBC (Tuberkulosis Paru), Kanker dan
lain-lain.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tanyakan pada klien atau keluarga mengenai penyakit
yang pernah diderita anggota keluarga. Jika memungkinkan
buatlah genogram atau gambaran garis keturunan beserta penyakit
yang pernah diderita terutama untuk penyakit-penyakit yang
sifatnya diturunkan atau penyakit menular.

25
IV. 11 pola fungsi

1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan


 Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan
dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan
atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu
aktivitas pasien.

2. Pola nutrisi dan metabolisme


 Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari
klien (pagi, siang dan malam )
 Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi
 Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam
menelan
 Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan
dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant

3. Pola eliminasi
 Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan
defekasi
 Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.

4. Pola aktivitas/latihan.
 Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
gangguan nyeri sendi.
 Kekuatan Otot : kaji kekuatan otot pasien apakah terganggu
saat beraktivitas.
 Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.

5. Pola istirahat/tidur
 Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur
pasien
 Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada
penyakinya.
 Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah
merasa segar atau tidak?

6. Pola kognitif/persepsi
 Kaji status mental klien
 Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien
dalam memahami sesuatu
26
 Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah,
nada bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
 Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
 Kaji apakah klien mengalami vertigo

7. Pola persepsi dan konsep diri


 Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan
dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien
mengubah gambaran dirinya
 Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah
merasa cemas, depresi atau takut
 Apakah ada hal yang menjadi pikirannya

8. Pola peran hubungan


 Tanyakan apa pekerjaan pasien
 Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan
klien seperti: pasangan, teman, dll.
 Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien

9. Pola seksualitas/reproduksi
 Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan
dengan penyakitnya
 Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah
kesehatan terkait dengan menopause
 Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan
dalam pemenuhan kebutuhan seks

10. Pola koping-toleransi stress


 Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS
(financial atau perawatan diri)
 Kaji keadaan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien
mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien).
Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau
klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang
terdekat.

11. Pola keyakinan nilai


 Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-
pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien
menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada
Tuhannya lebih berfikiran positif

27
V. Pemeriksaan Fisik

1. ROS (Review of System)


mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi
dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.

2. B1 (Breathing) Pernafasan
 Inspeksi, bila tidak melibatkan sistem pernafasan,
biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak
sesak napas, tidak ada peggunaan otot bantu pernafasan.
 Palpasi, taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
 Perkusi, suara resonan pada seluruh lapang paru.
 Auskultasi, suara napas hilang/melemah pada sisi yang
sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.

3. B2 (Blood) Kardiovaskuler
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan
keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.

4. B3 (Brain) Persarafan
 Kesadaran biasanya kompos mentis
 Kepala dan wajah : ada sianosis
 Mata : sklera biasanya tidak ikterik,
konjungtiva anamis pada kasus
efusi pleura hemoragi kronis
 Leher : biasanya JVP dalam batas
normal

5. B4 (Bladder) Perkemihan
Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada
keluhan pada sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah
mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam
urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan perubahan
fungsi pada sistem ini.

6. B5 (Bowel) Pencernaan
Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan,
tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau
feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau,
dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambungdan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai
obat analgestik dan antihiperurisemia.

28
7. B6 (Bone) Muskuloskeletal/Integumen
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan
utama yang mendorong klien mencari pertolongan
(meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu
sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerakan sendi biasanya semakin
bertambah berat.

8. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik


A. Darah lengkap :
No Nama pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal

1 leukosit 5.000 – 10.000 mm3


2 neutrofil 60-70%
3 limfosit 20-30%
3 eritrosit 4,6 juta – 6,2 juta mm3
4 LED < 20 mm/jam

B. Kimia darah :
No Nama pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal
1 Ureum 10 – 50 mg / dl
2 creatinin 0,7 – 1.4 mg / dl
3 Asam urat 2.5 – 8 mg/dl
4 GDS 140 – 180 mg / dl

C. Pemeriksaan urine:
No Nama Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 Asam urat 250-750 mg/24 jam

D. Pemeriksaan radiologi

Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent,


USG, EEG, EKG, CT-Scan, MRI, Endoscopy dll.

VI. Tindakan Terapi

Tindakan apa saja yang sudah dilakukan untuk menolong


keselamatan klien dan terapi farmakologis (obat-obatan) apa saja
yang sudah diberikan.

29
B. Analisa Data Teoritis
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Batasan Karakteriskt : agen-agen penyebab cedera Nyeri
 Subjektive : (misalnya bilogis, kimia fisik, dan
- Mengungkapkan secara verbal psikologis)
atau melaporkan nyeri dengan
isyarat.
 Objektive :
- Posisi untuk menghindari nyeri.
- Perubahan tonus otot (dengan
rentang dari lemas tidak
bertenaga sampai kaku).
- Respons autonomik (misalnya
diaforesis; perubahan tekanan
darah; pernafasan atau sendi;
dilatasi pupil).
- Oerubahan selera makan
- Prilaku distraksi (mislanya
mondar-mandir, mencari orang
dan atau aktivitas lain, aktivitas
berulang)
- Prilaku ekspresive (gelisah,
merintih, menangis,
kewaspadaan berlebihan, peka
terhadap rangsangan, dan
menghela nafas panjang)
- Wajah topeng [nyeri]
- Prilaku menjaga atau sikap
melindungi.
- Fokus menyempit (misalnya
ganguan persepsi waktu,
gangguan proses pikir, interaksi
dengan orang lain/lingkungan
menurun)
- Bukti nyeri yang dapat diamati.
- Berfokus pada diri sendiri.
- Gangguan tidur (mata terlihat
kuyuh, gerakan tidak teratur
atau tidak menentu dan
menyeringai)
2 Batasan Karakteristik :  Perubahan metabolisme sel Hambatan Mobilitas
 Objektive :  Indeks massa tubuh diatas Fisik
- Penurunan waktu reaksi persentil ke 75 sesuai usia
- Kesulitan membolak-balik  Gangguan koognitif
posisi tubuh  Kepercayaan budaya terkait
- Asyik dengan aktivitas lain aktivitas sesuai dengan usia
sebagai pengganti pergerakan  Penurunan kekuatan, kendali
(misalnya peningkatan atau massa otot
perhatian terhadap aktivitas  Keadaan alam perasaan
orang lain, prilaku depresi atau anxietas
mengendalikan, berfokus pada  Keterlambatan
kondisi sebelum skait, perkembangan
ketunadayaan aktivitas)  Ketidaknyamanan
- Dispnea saat beraktivitas  Intoleransi aktivitas dan
- Perubahan cara berjalan penurunan kekuatan dan
(mislanya penurunan aktivitas ketahanan
dan kecepatan berjalan,
 Kaku sendi atau kontraktur
kesulitan untuk memulai
 Defisisensi pengetahuan
berjalan, langkah kecil,
tentang niali aktivitas fisik
berjalan dengan menyeret kaki,
pada saat berjalan badan  Kurang dukungan
mengayun kesamping) lingkungan fisik atau sosial
- Pergerakan menyentak  Keterbatasan ketahanan
- Keterbatasan kemampuan kardiovaskuler
untuk melakukan keterampilan  Hilangnya integritas struktur
motorik halus tulang
- Keterbatasan kemampuan  Meditasi

30
melakukan keterampilan  Gangguan muskuloskeletal
motorik kasar  Gangguan neuromuskular
- Keterbatasan rentang  Nyeri
pergerakan sendi  Program pembatasan
- Tremor yang diinduksi oleh pergerakan
pergerakan  Keengganan untuk memulai
- Ketidakstabilan postur tubuh pergerakan
(saat melakukan rutinitas  Gaya hidup yang kurang
aktivitas kehidupan sehari-hari) gerak atau disuse atau
- Melambatnya pergerakan melemah
- Gerakan tidak teratur atau tidak  Mal nutrisi [umum atau
terkoordinasi selektif]
 Gangguan sensori persepsi
3 Batasan karakteristik :  Gangguan respiratori Gangguan Pola Tidur
 Sulit untuk tertidur atau tidur dengan  Gangguan sirkulasi
lelap  Gangguan metabolisme
 Kelelahan pada saat bangu atau  Nyeri
sepanjang hari  Respon anxietas
 Mengantuk sepanjang hari  Gangguan gaya hidup
 Agitasi  Perubahan lingkungan;
 Perubahan mood hospitalisasi (suara bising,
gangguan dari pasien lain,
ketakutan); perjalanan
4 Batasan karakterisktik :  Terpajan toksin Ansietas
 Penurunan produktivitas  Hubungan keluarga garing
 Mengekspresikan kekhawatiran  Hereditas
akibat perubahandalam peristiwa  Transmisi dan penularan
hidup. interpersonal
 Gerakan yang tidak relevan  Krisis situasi dan maturasi
(misalnya mngeret kaki, gerakan  Stress
lengan)  Penyalahgunaan zat
 Gelisah  Ancaman kematian
 Memandang sekilas  Ancaman atau perubahan
 Insomnia terhadap suatu terhadap
 Kontak mata buruk status peran, fungsi peran,
 Resah lingkungan, status kesehatn,
 Menyelidik dan tidak waspada status ekonomi, pola
 Nyeri dan peningkatan interkasi
ketidakberdayaan yang persisten  Ancaman terhadap konsep
 Perasaan takut diri.
 Khawatir  Konflik yang tidak disadari
 Gangguan tidur tentang nilai dan tujuan
hidup yang esensial.
 Kebutuhan yang tidak
terenuhi.
5 Batasan karakteristik :  Biofisik [misalnya] penyakit Gangguan Citra Tubuh
 Subjektive : kronis, defek kongenital, dan
- Depersonalisasi bagian kehamilan.
[tubuh] atau kehilangan  Kognitif/persepsi [misalnya
melalui kata ganti retral nyeri kronis]
- Penekanan pada kekuatan  Kulutural atau spiritual
yang tersisa dan pencapaian  Perubahan perkembangan
yang tinggi.  Penyakit
- Rasa takut terhadap  Persepeptua
penolakan atau reaksi dari  Psikososial [misalnya
orang lain. gangguan makan]
- Berfokus pada kekuatan,  [krisis situasi(sebutkan)]\
fungsi atau penampilam di  Trauma atau cedera
masa lalu.
 Penanganan [misalnya
- Perasaan negatif tentang
pembedahan kemoterapi dan
tubuh (misalnya perasaan
radiasi]
putus asa, tidak mampu, atau
tidak berdaya).
- Personalisasi dari bagian
tubuh atau bagian tubuh yang
hilang dengan menggunakan
nama.

31
- Fokus pada perubahan atau
kehilangan.
- Menolak untuk
memverifikasi perubahan
aktual.
- Mengungkapkan secara
verbal perubahan gaya hidup.
 Objektive :
- Perubahan aktual pada
struktur atau fungsi [tubuh]
- Perilaku menghindar,
memantau atau mencari tahu
tentang tubuh individu.
- Perubahan pada kemampuan
untuk memperkirakan
hubungan spasial tubuh
terhadap lingkungan
- Perubahan dalam ketrlibatan
sosial.
- Memperluas batasan tubuh
untuk menggabunglan benda-
benda dilingkungan
- Menutupi atau terlalu
memperlihatkan bagian
tubu(dengan senagaj atau
tidak sengaja)
- Kehialangan bagian tubuh
- Tidak melihat pada bagian
tubuh
- Tidak menyentuh bagian
tubuh
- Trauma terhadap bagian
tubuh yang tidak berfungsi.

C. Diagnosa Keperawatan Teoritis


1. Nyeri berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera: peradangan sendi,
penimbunan kristal pada membran sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang
rawan, proliferasi sinovia, dan pembentukan tofus.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal:
penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan
pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proliferasi sinovia, dan
pembentukan panus.
3. Ganguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan perkebangan penyakit:
perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.

32
7.2. Tinjauan Kasus Artritis Gout

Skenario Kasus 3

Tn. W berusia 55 tahun dengan BB : 86 kg dan TB : 156 cm, tanggal 1 april


2014 pukul 10.30 WIB datang ke poliklinik ortopedi RSUP. Saiful Jamil karena
penyakitnya kambuh lagi. Tn. W mengatakan sudah sekitar 1,5 tahun menderita
penyakitnya. Pada saat anamnesa, pasien mengeluh nyeri pada pangkal ibu jari kaki
kanannya dan di lutut kanannya. Pasien mengatakan sudah 2 hari ini tidak dapat
berjalan dan aktivitas sehari-hari dibantu keluarga. Rasa sakit biasanya dirasakan
setelah ia makan kari kambing dan gulai jeroan yang menjadi makanan kesukaanya.
Pasien juga mengkonsumsi emping dan kacang-kacangan. Pasien juga mengeluh jika
malam hari tidurnya terganggu dikarenakan nyeri pada kakinya, dan tidur malam hari
sekitar 6 jam dan sering terbangun. Bila merasa sakit, Tn. W minum berbagai obat pegal
linu, namun tidak ada yang terasa khasiatnya. Pasien menyangkal riwayat DM dan
Hipertensi. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit, CM, dengan
TTV : TD = 130/90mmHg, RR = 20x/menit, HR = 82x/menit, SB = 36,8⁰C. Pasien
dianjurkan rawat inap oleh dokter di poliklinik. Pada pengkajian tanggal 1 april 2014
pukul 13.00 WIB, tampak dan teraba benjolan pangkal ibu jari teraba panas dan
kemerahan pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri tekan ditemukan pada lutut kanan
pasien dengan wajah meringis dan ROM terbatas pada articulation genue dextra.
Kekuatan otot ekstremitas atas kanan dan kiri 5, ekstremitas bawah kiri 5 kanan 1.
Pasien juga terlihat pucat dan sering menguap. Pasien kambuh dan tak kunjung sembuh
karena akan mengganggunya sebagai kepala keluarga. Pasien juga mengatakan sudah 2
hari ini sholat dengan berbaring, dan aktivitas sehari-hari dibantu oleh istri dan anaknya.
Pasien mengatakan dirumah makan 3x/hari, sering makan sayur rebus bayam dan
kangkung, gula ikan, jeroan, minum sekitar 4-6x/hari. BAB 1x/hari dan normal, BAK 4-
6x/hari dan juga normal, tidur sekitar 6-7 jam namun sering terbangun karena nyerinya.
Pasien juga mengaku merokok minimal 2-3 batang/hari. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan asam urat dalam darah = 12,3 mg/dl, asam urat urine =
240mg/dl, neutrofil = 84,6%, limfosit 7,0%, terlihat radang pada digiti1 dextra pedis
dan radang pada articulation genue dextra. Pasien akan direncanakan pemeriksaan
cairan sendi untuk melihat apakah ditemukan kristal monosodium urat.

7.2.1. Pengkajian

Tgl. Pengkajian : 01 April 2014


Jam pengkajian : 10.30 WIB
Tgl. MRS : 01 April 2014
Jam MRS : 13.00 WIB

I. Identitas
Nama : Tn. W
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : laki-laki

33
II. Keluhan Utama

1. Keluhan utama saat MRS (Masuk Rumah Sakit) :


Pada tanggal 01 April 2014 pukul 10.30 WIB Tn. W datang ke
poliklinik RSUP. Saiful Jamil karena penyakitnya kambuh lagi.

2. Keluhan Utama saat Pengkajian :


Tn. W mengeluh nyeri pada pangkal ibu jari kaki kanannya dan
di lutut kanannya.

III. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sudah 2 hari ini tidak dapat berjalan dan
aktivitas sehari-hari dibantu keluarga. Rasa sakit biasanya dirasakan
setelah ia makan kari kambing dan gulai jeroan yang menjadi
makanan kesukaannya. Pasien juga suka mengkonsumsi emping dan
kacang-kacangan. Pasien juga mengeluh jika malam hari tidurnya
terganggu dikarenakan nyeri pada kakinya, dan tidur malam hari
sekitar 6 jam dan sering terbangun. Bila merasa sakit, Tn. W minum
berbagai obat pegal linu, namun tida ada yang terasa khasiatnya.

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Tn. W mengatakan sudah sekitar sudah sekitar 1,5 tahun
menderita penyakitnya. Pasien menyangkal riwayat DM dan
Hipertensi.

VI. 11 pola fungsi


1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
 Pasien mengatakan penyakitnya kambuh setelah menderita
selama 1,5 tahun dan membuatnya tidak dapat berjalan dan
aktivitasnya dibantu keluarga.
 Bila sakit, pasien minum berbagai obat pegal linu, namun tidak
ada yang terasa khasiatnya.

2. Pola nutrisi dan metabolisme


 Pasien mengatakan di rumah makan 3x/hari, sering makan sayur
rebus bayam dan kangkung, dan gulai ikan dan jeroan.
 Pasien juga suka mengkonsumsi emping dan kacang-kacangan.
 Apabila makan kari kambing dan gulai jeroan biasanya
menimbulkan rasa sakit.
 Pasien mengaku merokok minimal 2-3 batang/hari.
 Minum sekitar 4-6x/hari.

34
3. Pola eliminasi
 BAB 1x/hari
 BAK 4-6x/hari

4. Pola aktivitas/olahraga
 Pasien mengeluh nyeri pada pangkal ibu jari kaki kanannya dan
lutut kanannya.
 Sudah 2 hari pasien tidak dapat berjalan, sholat dengan
berbaring, dan aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.

5. Pola istirahat/tidur
 Pasien mengeluh jika malam hari tidurnya terganggu
dikarenakan nyeri pada kakinya, dan tidur malam hari sekitar 6-
7 jam namun sering terbangun.
 Pasien terlihat pucat dan menguap.

6. Pola persepsi dan konsep diri


 Pasien mengatakan sangat cemas dan khawatir dengan
penyakitnya yang sering kambuh dan tak kunjung sembuh
karena akan menggangunya sebagai kepala keluarga.

V. Pemeriksaan Fisik

1. ROS (Review of System)


Keadaan umum : pasien tampak sakit
Kesadaran : compos mentis
TTV :
No Tanda-tanda vital Hasil Nilai normal
1. Tekanan Darah (TD) 130/90 mmHg 110/70-135/80 mmHg
2. Nadi (HR) 82 x/menit 80-100x/menit
3. Suhu Badan (SB) 36,8 0C 36,5-370C
4. Respiratory Rate (RR) 20 x/menit 16-24x/menit

2. B3 (Brain) Persarafan
 Kepala dan wajah : pasien tampak pucat

3. B5 (Bladder) Perkemihan
 Urine : normal
 Frekuensi : 4-6x/hari

4. B5 (Bowel) Pencernaan
 Frekuensi makan : 3x/hari
 Frekuensi minum : 4-6x/hari

35
 BAB : normal
 Frekuensi BAB : 1x/hari

5. B6 (Bone) Muskuloskeletal/Integumen
 ROM : terbatas
 Kekuatan otot
- Eks. Atas Kanan :5
- Eks. Atas kiri :5
- Eks. Bawah kanan :1
- Eks. Bawah kiri :5
 Inspeksi kulit :
- Kemerahan (+) di digiti 1 dextra pedis
- Benjolan (+) di digiti 1 dextra pedis
 Palpasi kulit :
- Benjolan (+) di digiti 1 dextra pedis
- Panas (+) di digiti 1 dextra pedis
- Nyeri tekan (+) di lutut kanan

6. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik


A. Darah lengkap :
No Nama pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal

1 leukosit 17.400 mm 3
5.000 – 10.000 mm3
2 neutrofil 84,6 % 60-70%
3 limfosit 7,0 % 20-30%
3 eritrosit 3,55 juta mm3 4,6 juta – 6,2 juta mm3
4 LED 138 mm/jam < 20 mm/jam

B. Kimia darah :
No Nama pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal
1 Ureum 31,2 mg/dl 10 – 50 mg / dl
2 creatinin 0,85 mg/dl 0,7 – 1.4 mg / dl
3 Asam urat 12, 3 mg/dl 2.5 – 8 mg/dl
4 GDS 129 mg/dl 140 mg/dl

C. Pemeriksaan urine:
No Nama Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 Asam urat 240 mg/24 jam 250-750 mg/24 jam

D. Pemeriksaan radiologi

Pada pemeriksaan sinar x terlihat radang pada digiti 1


dekstra pedis dan radang pada articulation genue dextra.

36
VI. Data Fokus

 DS :
- Pasien mengatakan penyakitnya kambuh lagi dan sudah
menderia 1,5 tahun
- Pasien mengeluh nyeri pada pangkal ibu jari kaki
kanannya dan lutut kanannya.
- Pasien mengatakan sudah 2 hari ini tidak dapat berjalan
dan aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.
- Rasa sakit biasanya dirasakan setelah setelah ia makan
kari kambing dan gulai jeroan yang menjadi makanan
kesukaannya.
- Pasien mengeluh jika malam hari tidurnya terganggu
dikarenakan nyeri pada kakinya, dan tidur malam hari
sekitar 6-7 jam namun sering terbangun.
- Pasien mengatakan 2 hari ini sholat dengan berbaring, dan
aktivitas sehari-hari dibantu istri dan ank-anaknya.
- Tidur sekitar 6-7 jam namun sering terbangun karena
nyerinya.
 DO :
- pasien tampak sakit.
- Tampak dan teraba benjolan pangkal ibu jari
- Teraba panas dan kemerahan pada ibu jari kanan
- Nyeri tekan ditemukan pada lutut kanan pasien dengan
wajah meringis.
- ROM terbatas pada articulation genue dextra
- Kekuatan otot ekstremitas bawah kanan yaitu 1
- Pasien terlihat pucat dan sering menguap.

37
7.2.2. Analisa Data Kasus
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS : Agen-agen penyebab Nyeri
- Pasien mengeluh nyeri pada pangkal cedera: peradangan sendi,
ibu jari kaki kanannya dan lutut penimbunan kristal pada
kanannya. membran sinovia, tulang
- Rasa sakit biasanya dirasakan setelah rawan artikular, erosi
setelah ia makan kari kambing dan tulang rawan, proliferasi
gulai jeroan yang menjadi makanan sinovia, dan pembentukan
kesukaannya. tofus.
DO:
- pasien tampak sakit.
- Tampak dan teraba benjolan pangkal
ibu jari
- Teraba panas dan kemerahan pada
ibu jari kanan
- Nyeri tekan ditemukan pada lutut
kanan pasien dengan wajah meringis.
2 DS : gangguan muskuloskeletal: Hambatan Mobilitas
- Pasien mengatakan sudah 2 hari ini penurunan rentang gerak, fisik
tidak dapat berjalan kelemahan otot, nyeri pada
- Pasien mengatakan 2 hari ini sholat gerakan, dan kekakuan
dengan berbaring pada sendi kaki sekunder
- aktivitas sehari-hari dibantu istri dan akibat erosi tulang rawan,
ank-anaknya. proliferasi sinovia, dan
pembentukan tofus.
DO:
- ROM terbatas pada articulation
genue dextra
- Kekuatan otot ekstremitas bawah
kanan yaitu 1
3 DS : Nyeri Gangguan pola tidur
- Pasien mengeluh jika malam hari
tidurnya terganggu dikarenakan nyeri
pada kakinya
- tidur malam hari sekitar 6-7 jam
namun sering terbangun.

DO:
- Pasien terlihat pucat
- sering menguap.

7.2.3. Diagnosa Keperawatan Kasus

1. Nyeri berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera: peradangan sendi,


penimbunan kristal pada membran sinovia, tulang rawan artikular, erosi
tulang rawan, proliferasi sinovia, dan pembentukan tofus.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal:
penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan, dan
kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proliferasi
sinovia, dan pembentukan tofus.
3. Ganguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.

38

Anda mungkin juga menyukai