Eka Agustina
130112170541
Dewi Primasari,dr
Helni Mariani,dr.MKM TONSILO
FARINGITIS
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 43 tahun
Agama : Islam
Alamat : Komplek Bandung Indah Raya blok A7 no 15a
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Guru Ngaji
Suku : Sunda
Kepemilikan BPJS : Tidak punya
ANAMNESIS
ANAMNESIS
Nyeri Tenggorokan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorokkan 3 hari sebelum masuk
puskesmas. Keluhan muncul malam hari setelah pasien makan masakan padang tiga
kali berturut turut. Keluhan timbul perlahan-lahan semakin lama dirasa memberat dan
dirasakan menetap. Keluhan ini mengganggu aktivitas pasien sebagai guru ngaji dan
penceramah. Nyeri tenggorokkan dirasakan dibagian tengah tenggorokkan. Skala
nyeri bernilai 6 dari 1-10. Keluhan nyeri tenggorokkan membuat pasien sulit menelan
makanan sehingga nafsu makan pasien berubah menjadi lebih sedikit karena hal ini.
Keluhan dirasakan memberat ketika pasien menelan makanan terutama yang padat,
beraktivitas (seperti mengaji, berceramah) dan berkurang dengan minum air hangat.
pasien, keluhan nyeri tenggorokkan didahului oleh demam yang muncul mendadak
tinggi dan berlangsung terus menerus. Keluhan disertai batuk kering yang hilang
timbul. Keluhan batuk semakin parah setelah pasien makan gorengan dan berkurang
saat istirahat. Batuk muncul sangat sering baik pagi, siang maupun malam. Keluhan
suara serak, sesak nafas, suara mengi saat bernafas, pilek, leher yang terasa
membasar, sulit bicara, keluar air liur berlebih dan sulit menutup mulut disangkal
pasien.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengaku sering membeli makan gorengan di pinggir jalan saat
sebelum maupun sesudah ceramah dan juga suka membeli makanan
nasi padang, makanan yang pedas, minuman dingin.
Pasien juga jarang mencuci tangan saat sebelum makan
14
STATUS GIZI
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan masalah gizi: Tidak ada
Obat-obatan yang biasa dikonsumsi: Tidak ada
Riwayat penyakit di keluarga: Tidak ada
Penurunan BB dalam 6 bulan: Tidak ada
STATUS GIZI
Keluhan pencernaan menetap >2 minggu: Tidak ada
Kapasitas fungsional: Tidak ada disfungsi
Aktivitas fisik: Ringan - Sedang
17
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 37° C
Status gizi
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm
Indeks massa tubuh : 22, 06 kg/m2 (Normal)
STATUS GENERALIS
Kepala
Bentuk : simetris
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : deformitas (-), sekret (-), allergic salute (-)
Telinga : deformitas (-/-), sekret (-/-)
Mulut :
faring : mukosa hiperemis (+), pseudomembran (-)
Uvula : tidak ada kelainan, tidak ada halitosis
Tonsil : mukosa hiperemis, besar T2-T2 kripta melebar, detritus (+/+)
Leher
KGB dan tiroid tidak teraba membesar
JVP tidak meningkat
Deviasi trakea (-)
STATUS GENERALIS
▸Thorax Ekstremitas
Bentuk dan gerak simetris Atas
Cor: ictus cordis tidak teraba dan Deformitas (-/-), Edema (-/-), Baal
tampak di LMCS V, kardiomegali (-) (-/-), Nyeri tekan (-/-), Luka (-/-)
Pulmo: VBS ka=ki, ronchi (-/-), Akral hangat
wheezing (-/-) CRT <2”
▸Abdomen Bawah
Cembung, lembut Deformitas (-/-), Edema (-/-), Baal
BU (+) normal (-/-), Nyeri tekan (-/-), Luka (-/-)
NT (-), hepar dan lien tidak teraba Akral hangat
Ascites (-) CRT <2”
HOME VISIT
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Alasan dilakukan kunjungan rumah
-Membangun hubungan dengan pasien
-Mengumpulkan data tentang latar belakang kehidupan dan psikodinamika keluarga
pasien
-Lebih mengenal lingkungan hidup pasien sehari hari
-Follow up kondisi kesehatan pasien
-Edukasi pasien
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
• Kepemilikan rumah : rumah milik sendiri
• Daerah perumahan : perumahan padat bersih
Karakteristik
Kekhawatiran : Teman-teman
Keluhan semakin Sering lupa mencuci sepengajian pasien
parah dan berulang tangan sebelum sering mengajak
terus sehingga makan makan sembarangan
mengganggu bersama-sama
pekerjaan pasien
Harapan : Keluhan
dapat sembuh dan
tidak berulang, Cuaca Ekstrem
pasien bisa bekerja
dengan nyaman
PENATALAKSANAAN
Edukasi utk konsul THT??
NON FARMAKOLOGIS
1. Menjelaskan penyakit, faktor resiko, penyebab, tanda-tanda penyakit cara minum
obat
2. Menjalaskan cara pencegahan dan komplikasi terkait penyakit pasien
3. Edukasi istirahat yang cukup (tidur minimal 8 jam perhari, tidak beraktivitas fisik
berat seperti olahraga/ main sepeda terlebih dahulu)
4. Edukasi pola makan yang bergizi dan teratur (memperhatikan jenis makanan,
makan berat 3x sehari, 2x snack) dan banyak minum air putih
5. Edukasi makan makanan yang tersedia dirumah (karena kebersihan terjamin) dan
mengurangi jajan makanan diluar makanan beminyak maupun pedas (gorengan,
seblak), makanan ringan dalam kemasan, dan makanan asam (iritatif)
6. Etika batuk
39
FARMAKOLOGI
Parasetamol 500mg, 3dd, prn jika demam/nyeri
Ambroxol 30mg , 3dd
40
RENCANA PEMELIHARAAN KESEHATAN
Kemo-
Status Imun
No. Nama Skrining Konseling profilak
Kesehatan isasi
sis
1 Tn. S, 43 th Tonsilitis TD, BMI, Profil Lipid, Gula PHBS (cuci tangan,menggunakan − Susu
Kronis darah air bersih), Olahraga, Pola makan kalsium
Eksaserba dan gizi seimbang
si Akut +
Faringitis
2 Ny A.,43 th Sehat TD, BMI, Profil Lipid, Gula PHBS (cuci tangan,menggunakan − Susu
darah, IVA Test, SADARI air bersih), Olahraga, Pola makan kalsium
dan gizi seimbang, KB
3 Tn W (4 th) Sehat TD, BMI, anemia, PHBS (cuci tangan,menggunakan - Multivit
pendengaran dan air bersih), Olahraga, Pola makan amin,
pengelihatan, pertumbuhan dan gizi seimbang obat
dan perkembangan cacing,
susu
kalsium
41
INTERVENSI GIZI
Status gizi
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm
Indeks massa tubuh: 22,05 kg/m2 (Normal)
INTERVENSI GIZI
Total Kebutuhan Kalori Harian = Kebutuhan Kalori Basal + Koreksi Faktor Aktivitas –
Koreksi Faktor Usia ± Koreksi Faktor Status Gizi
45
INTERVENSI GIZI – PENJABARAN POLA MAKAN
WAKTU JENIS MAKANAN MAKANAN JUMLAH URT/ BERAT JUMLAH KALORI
(Kkal)
47
PROGNOSIS
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
NYERI TENGGOROKAN
DEFINISI
Sensasi nyeri yang terlokalisasi pada pada faring atau jaringan di
sekitarnya, dapat disertai nyeri dan/atau kesulitan menelan
ETIOLOGI
INFEKSI BAKTERI
Group A--hemolytic streptococcus (demam rematik akut, Trias: demam, eksudat faring, nyeri tekan KGB
cervical anterior)
Non-group A streptococcus
Haemophilus influenza
Corynebacterium diphtheria (pseudomembran putih yang melekat pada tonsil)
INFEKSI VIRUS
Virus Pernafasan rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus, adenovirus, dsb. (rhinitis, batuk,
demam, nyeri badan, malaise)
Coxsackie & Herpes Simplex (ulkus yang nyeri pada mukosa oral dan faring)
EBV infectious mononucleosis (gejala menyerupai infeksi GABHS, disertai limfadenopati dan
hepatosplenomegali)
NONINFEKSI
FARINGITIS
Peradangan pada mukosa faring
Sering bersamaan dengan peradangan saluran nafas atas
lain seperti rinitis akut, nasofaringitis, tonsillitis akut
Etiologi :
Infeksi
Alergi
Trauma
Refluks gastroesofageal
FAKTOR RISIKO
Cuaca dingin dan musim flu
Kontak dengan pasien penderita faringitis karena penyakit ini dapat menular melalui
udara
Merokok, atau terpajan oleh asap rokok
Infeksi sinus yang berulang
Alergi
FARINGITIS AKUT VIRAL
Etiologi EBV, Coxsackie virus, adenovirus,
rhinovirus,
influenza virus, parainfluenza virus, HSV
Tanda gejala nyeri tenggorok,
konjungtivitis, rinorea,
batuk, suara serak, dengan demam subfebris
Tatalaksana simptomatik
FARINGITIS AKUT BAKTERIAL
Stafilokokus
Haemophilus influenzae
TONSILITIS AKUT
PEMERIKSAAN FIKSIK
Tonsil membengkak
Hiperemis
Detritus berbentuk folikel,
lakuna, atau tertutup oleh
membrane semu.
Kelenjar submandibula
membengkak dan nyeri
tekan.
TONSILITIS AKUT
Tatalaksana
GEJALA DAN TANDA
Bedrest nyeri tenggorokan,
nyeri waktu menelan menolak makan
Analgetik dan minum
demam
Antipiretik rasa nyeri pada sendi-sendi
nyeri pada telinga
Antibiotik: Penisilin adenopati servikal
Obat kumur
TONSILITIS KRONIS
Infeksi kronik jaringan tonsil yang merupakan kelanjutan dari infeksi
akut berulang tonsil atau infeksi sub klinis
Terdapat perbesaran kripta akibat fibrosis mukosa tonsil yang terjadi
karena inflamasi yang lama
Hipertrofi folikel -> tonsil membesar
Pada anak sering disertai hipertrofi adenoid
TONSILITIS KRONIS
INDIKASI TONSILEKTOMI
Infeksi tenggorokan berulang yang terjadi :
- Tujuh kali atau lebih dalam satu tahun
- Lima kali per tahun dalam dua tahun
- Tiga kali per tahun dalam tiga tahun
Dua minggu atau lebih tidak masuk sekolah atau kerja dalam satu tahun
Abses peritonsilar
Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam
Hipertrofi tonsil yang menyebabkan :
- Obstruksi saluran napas (sleep apnea)
- Sulit menelan
- Gangguan artikulasi suara
Suspek keganasan
RELEVANSI DOKTER UMUM
Nyeri tenggorokan merupakan salah satu gejala yang paling sering
ditemukan di layanan kesehatan primer
Dokter umum harus mampu menentukan diagnosis yang
mendasari keluhan nyeri tenggorokan sehingga dapat
dilakukan tindak lanjut yang sesuai dengan SKDI
TATA LAKSANA- NON FARMAKOLOGI
•Edukasi mengenai penyakit
•Mencegah penularan dengan tidak bergantian alat makan / minum serta tutup mulut
/ hidung bila batuk / bersin
•Meningkatkan kondisi badan dengan olah raga teratur dan makanan bergizi
•Menghindari iritan
TATA LAKSANA FARMAKOLOGI
FARINGITIS VIRAL
Terapinya adalah istirahat dan minum yang cukup. Kumur dengan air hangat.
Analgetika jika perlu dan tablet isap.2