Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN

KASUS UJIAN

Nadya Devindra Winditysari 130112170577

Perseptor Family Medicine : Dani Ferdian, dr., M.KM


Perseptor Lapangan : Herry Hermawan Aziz, dr
Puskesmas
Pasundan
1 IDENTITAS
PASIEN
IDENTITAS
PASIEN
• Nama : Tn. D
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 64 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. Pasundan Gang Cakradirja 120-
18B RT 03 RW 04
• Status Pernikahan : Sudah Menikah
• Pendidikan : Tamat STM
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Nomor Telepon : 082318849137
• Tanggal Pemeriksaan : 7 Januari 2019
• Tanggal Home Visit : 7, 8 Januari 2019
2 ANAMNESIS
PASIEN
NYERI
KU ULU HATI
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas
dan memberat 7 jam sebelum masuk puskesmas. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk. Nyeri hilang timbul. Nyeri tidak menyebar dan terdapat hanya pada satu titik.
Nyeri membaik beberapa saat setelah makan dan mengkonsumsi promaag. Keluhan
bertambah parah jika pasien telat makan. Skor nyeri dari 1-10 menurut pasien adalah
7. Nyeri tersebut membuat pasien bangun malam hari dan sulit tidur hingga pagi.
Keluhan disertai rasa mual dan nyeri kepala, namun tidak sampai muntah. Rasa mual
tersebut membuat pasien tidak nafsu untuk makan.

Pasien mengeluhkan perut kembung dan cepat kenyang apabila makan. Nyeri ulu
hati tidak disertai dengan rasa terbakar yang menjalar ke atas ataupun rasa asam
atau pahit di mulut. Keluhan demam, kuning di badan atau pada mata disangkal.
Keluhan BAB encer dan semakin sering tidak ada. Keluhan BAB seperti aspal dan
berminyak disangkal. Keluhan tidak disertai dengan sesak napas, mudah lelah saat
beraktivitas, dan nyeri dada kiri yang menjalar. Keluhan muntah yang terus-menerus,
muntah berwarna seperti kopi, dan penurunan berat badan disangkal. Pasien
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Dua hari sebelum datang ke puskesmas, pasien mengaku mengkonsumsi pecel
lele dengan sambal. Pasien suka mengkonsumsi makanan pedas dan bersantan.
Pasien jarang minum kopi dan tidak merokok. Pasien mengaku sedang ada beban
pikiran. Sejak tiga tahun yang lalu, pasien menghentikan usaha percetakan sablonnya
dan pensiun. Kemudian pasien menyibukkan diri dengan aktif di masjid. Namun,
pasien masih merasa apa yang ia lakukan masih kurang untuk bekal akhirat kelak.
Selain itu, satu minggu sebelum masuk ke puskesmas, pasien makan tidak teratur,
sering hanya makan 1X sehari karena pasien memikirkan istrinya yang memiliki
kencing manis dan kadar gula yang cukup tinggi yaitu 570 setelah diperiksa di
puskesmas.

Pasien sudah mengkonsumsi promaag satu hari sebelum masuk ke puskesmas


sebanyak 1 tablet, namun keluhan hanya membaik sementara. Pasien khawatir
keluhan tidak kunjung membaik dan semakin parah. Oleh karena itu, pasien datang ke
Puskesmas Pasundan dengan harapan keluhan dapat berkurang dan sembuh.
RIWAYAT PENYAKIT DAN
PENGOBATAN TERDAHULU

Pasien memiliki riwayat penyakit lambung sejak tahun 2015. Keluhan nyeri ulu
hati sering dirasakan pasien ketika telat makan, banyak beban pikiran, dan setelah
pasien mengkonsumsi makanan bersantan dan pedas dalam jumlah banyak. Keluhan
disertai rasa mual dan nyeri kepala. Untuk mengurangi gejala tersebut, biasanya
pasien akan beristirahat, makan, dan minum air hangat. Jika keluhan tidak membaik,
pasien akan meminum promaag. Keluhan terakhir dirasakan 1 bulan yang lalu, akibat
makan-makanan pedas dan beban pikiran. Keluhan membaik ketika pasien
beristirahat sehingga pasien tidak memeriksakan diri ke puskesmas. Keluhan terakhir
yang membuat pasien memeriksakan diri ke puskesmas dialami 1 tahun yang lalu
karena pola makan yang kurang baik (1-2 kali dalam sehari).
Riwayat mengonsumsi obat anti nyeri, obat-obatan lain atau jamu dalam jangka
waktu yang lama tidak ada. Riwayat asma, alergi, hipertensi, DM, kolesterol dan asam
urat tinggi, keganasan saluran cerna maupun penyakit jantung pada pasien dan
keluarga disangkal. Riwayat pembedahan disangkal. Pasien tidak sedang dalam
pengobatan tertentu.
RIWAYAT KELUARGA
Tn. U Ny. M, d. 72 Tn. Y Ny. E,
Genogram d. 80 tahun, jantung d. 70
tahun
85 tahun
tahun
8 Januari
2019,
Keluarga D D
LEGENDA
Tn. D Ny. S Tn. D MP
Ny.
58 tahun
Tn. E
54 tahun
Tn. N
50 tahun
67 tahun 64 tahun m ‘78
: Laki-laki
:
Perempuan
: Menikah
: Tinggal
serumah Ny. S Tn. E Ny. P
: Hipertensi Tn. P Ny. S Tn. S Ny. D Tn. Y
31 tahun 27 tahun 28 tahun 26 tahun
40 tahun 38 tahun 33 tahun 33 tahun
: Meninggal

D D : Dispepsia
DM DM
: Diabetes
m :Melitus
tahun menikah
d : usia
RIWAYAT KELUARGA
Bentuk Keluarga
Keluarga Usila (Usia Lanjut)

Tahapan Siklus dalam Keluarga


Orang tua setengah baya
RIWAYAT KELUARGA
Family Map
• Pasien menikah pada tahun 1978
• Pasien tinggal berdua bersama istri.
• Pasien  sudah tidak bekerja
• Istri pasien  bekerja sebagai pedagang nasi, sumber penghasilan sehari-hari bukan
berasal dari pekerjaan tersebut. Istri pasien bekerja hanya untuk mengisi waktu
luang sehari-hari.
• Hubungan pasien dengan istri dan anak-anaknya  Baik. Pasien memiliki 4 orang
anak yang sudah berkeluarga dan tidak tinggal bersama pasien. Anak pertama dan
kedua tinggal di Bandung, sedangkan anak ketiga di Jakarta dan anak keempat di
Bekasi. Walaupun tinggal berjauhan, pasien dan anak-anaknya selalu berkomunikasi
lewat telepon. Anak pasien yang tinggal di Bandung kerap mengunjungi pasien. Pada
saat lebaran, anak-anak pasien akan berkumpul di rumah pasien.
• Sumber penghasilan utama berasal dari hasil kos-kosan. Setiap bulan pasien
mendapatkan total Rp 2.500.000,00 dari tujuh penyewa. Pendapatan bersih
membuka warung nasi setiap bulan sekitar Rp 600.000,00. Selain itu, keempat anak
pasien juga mengirimkan uang setiap bulan dengan jumlah yang bervariatif, sekitar
Rp 500.000,00-Rp 1.000.000,00. Pasien merasa kebutuhan ekonominya sudah
RIWAYAT KELUARGA
APGAR

No. Pernyataan Selalu Kadang Tidak


pernah
Saya puas karena saya dapat kembali pada keluarga saya jika
1 2  
saya menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas serta
2 2  
membagi masalah dengan saya
Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung
3 keinginan saya melaksanakan kegiatan dan ataupun arah 2  
hidup yang baru
Saya puas dengan cara-cara keluarga saya menyatakan rasa
4 2  
kasih sayang dan menanggapi emosi
Saya puas dengan cara-cara keluarga saya membagi waktu
5 2  
bersama
RIWAYAT KELUARGA
SCREEM

Aspek Keterangan
Social Pasien mengaku nyaman & sering bersosialisasi dengan tetangga

Culture Pasien bersuku sunda. Pasien dan keluarga menyukai makanan sunda yang pedas

Pasien & keluarga beragama Islam  taat melakukan ibadah shalat 5 waktu, pasien
Religion rutin mengikuti pengajian, dan menjadi pengurus masjid

Economy Pasien dan istri merasa pendapatan yang diperoleh sudah cukup.

Pasien berpendidikan terakhir STM dan istri pasien, pendidikan terakhir SMA. Pasien
Education dan istrinya memiliki sedikit pengetahuan mengenai dispepsia dan berat badan
berlebih
Puskesmas Pasundan  500 m dari rumah pasien & 7 menit dengan berjalan kaki.
Medical Pasien dan istrinya sudah terdaftar BPJS NON-PBI.
PENILAIAN
STATUS GIZI
• Riwayat penyakit yang berhubungan dengan masalah
gizi: Overweight
• Obat-obatan yang biasa dikonsumsi: Tidak ada
• Riwayat penyakit di keluarga: Tidak ada
• Penurunan BB dalam 6 bulan/2 minggu terakhir: Tidak
ada
• Keluhan pencernaan menetap >2 minggu: Tidak ada
• Kapasitas fungsional: Tidak ada disfungsi
• Aktivitas fisik: Ringan
• Analisis asupan makanan:
 Dibandingkan dengan keadaan sehat: Tidak ada
 Konsistensi: makanan biasa/padat
PENILAIAN
STATUS GIZI RECALL

No. Waktu Jenis Makanan Jumlah URT Jumlah


(kkal)
1 07.30 Nasi ¼ porsi 34
Ayam goreng 100 gram 260
2 10.00 Teh manis 1 gelas 55
Kue Regal 2 buah 44
3 13.00 Bubur Ayam ½ porsi 186
4 19.00 Teh manis 1 gelas 55
Bubur Ayam ½ porsi 186

Total Kalori 820


3
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS
GENERALIS
• Keadaan umum : compos mentis, tampak
sakit ringan
• Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 89x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 37,0° C
• Status gizi
 Berat badan : 60 kg
 Tinggi badan : 1,6 m
 Indeks massa tubuh: 23,43 kg/m2
(overweight)
Kepala Pulmo
Wajah : Deformitas (-), simetris Bentuk dan Gerak simetris
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera Vocal Fremitus kanan = kiri, Sonor,
ikterik -/- VBS kanan = kiri, Rhonki -/-,
Hidung : PCH (-), sekret -/- Wheezing -/-
Mulut : Faring : tidak hiperemis, tonsil T1
– T1 tenang
Leher Abdomen
KGB tidak teraba Datar, lembut, nyeri tekan
membesar epigastrium (+), hepar dan lien
JVP tidak meningkat tidak teraba
Tiroid tidak teraba Perkusi : hipertimpani (+), pekak
membesar samping (-),
Cor Auskultasi : BU (+) normal
Ekstrimitas
Ictus cordis tidak tampak dan teraba di Akral hangat
LMCS V, Tidak ada kardiomegali, Capillary refill time <2
bunyi jantung S1 S2 reguler, S3 (-), S4 detik
(-), Edema -/-/-/-
murmur (-)
4 KUNJUNGAN
RUMAH
DATA DEMOGRAFI
KELUARGA

Masalah Medis
Kedudukan Jenis Pekerjaa Pendidika
No. Nama Umur dan
dalam keluarga Kelamin n n
Biopsikososial
Kepala Keluarga, Dispepsia fungsional
1 Tn. D
suami, ayah
Laki-laki 64 tahun - Tamat STM
disertai overweight

2 Ny. S Istri, ibu Perempuan 58 tahun Wiraswasta Tamat SMA Diabetes Melitus Tipe II
LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL
Kepemilikan rumah : Milik pribadi
Daerah perumahan : Padat bersih

Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal


Karakteristik
Lantai rumah Keramik
Atap rumah Genteng
Dinding rumah Plester/batu
Cat dinding rumah Cat
Luas tanah 50 m2
Luas bangunan 100 m2
LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL
Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal
Karakteristik
Jumlah kamar 5
Dapur Ya
Cerobong asap Tidak
Jendela terbuka Ya
Jumlah jendela ventilasi 7 jendela
Jumlah jendela pencahayaan 7 jendela
Sumber air bersih Sumur
Sumber pencemaran di dekat (<10m) Tidak
sumber air
Kemudahan mendapatkan air untuk Ya (mudah)
keperluan harian
LINGKUNGAN
TEMPAT TINGGAL
Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal
Karakteristik
Kualitas fisik air minum Baik
Pengolahan air minum sebelum diminum Air galon
Tempat penampungan air minum sebelum -
dimasak
Tempat penampungan air limbah dari Ke sungai Cikapundung
kamar mandi/tempat cuci/dapur
Saluran pembuangan air limbah Saluran tertutup
Tempat pembuangan sampah di luar Ada. Tertutup
rumah
Bahan bakar apa untuk memasak sehari- Gas/LPG
hari
Memelihara ternak di rumah? Tidak
AKSES DAN PEMANFAATAN
PELAYANAN KESEHATAN

Karakteristik
Sarana pelayanan kesehatan yang Puskesmas Pasundan
digunakan
Jarak dan waktu yang ditempuh 500 m

Angkutan umum ke faskes? Ada

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Pelayanan Memuaskan
LINGKUNGAN
PEKERJAAN

Faktor Risiko Kesimpulan


Ny. P
Faktor fisik Kelelahan karena harus belanja ke pasar tiap
jam 3 pagi, berjalan kaki
Faktor kimia Terkena sabun cuci piring, terkena minyak
goreng, terkena polusi dari asap masakan
kendaraan, dan asap rokok
Faktor biologis -
Ergonomis -
Faktor psikologis -
INTERPRETASI HASIL
KUNJUNGAN RUMAH
• Rumah berada di lingkungan padat bersih
• Ventilasi dan pencahayaan cukup baik
• Rumah pasien luas dan bertingkat. Tingkat 1 terdiri atas ruang tamu, ruang
keluarga, dapur, 1 kamar tidur, dan 2 kamar mandi. Tingkat 2 terdiri atas 4
kamar tidur.
• Kamar mandi dan dapur dalam keadaan baik.
• Sumber air untuk mandi dan mencuci berasal dari sumur. Air untuk minum dan
masak berasal dari galon. Sumber air jauh dari sumber pencemaran.
• Tempat sampah ada di dalam dan depan rumah, tertutup. Seminggu 3-4 kali
ada petugas kebersihan yang mengambil sampah tersebut. Rumah pasien jauh
dari tempat penampungan sampah.
• Akses terhadap sarana kesehatan baik dan rumah layak huni
5 DIAGNOSIS
BANDING
DIAGNOSIS BANDING

Dispepsia Fungsional disertai overweight


6
USULAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USULAN
Secara teori, pemeriksaan penunjang yang dilakukan
adalah
Urea Breath
Test melihat apakah penyakit tersebut
Untuk
akibat infeksi H. pylori
Endoskopi
Untuk mencari kelainan struktural

Namun, karena pemeriksaan urea breath test jarang dan


mahal di Indonesia dan pasien tidak memiliki alarm sign
sehingga bukan indikasi endoskopi.

Sehingga pada pasien ini, tidak ada usulan pemeriksaan


penunjang.
7 FAKTOR
RISIKO
FAKTOR RISIKO
Klien Keluarga
• Laki-laki, usia 64 tahun • Kurangnya pengetahuan
• Pasien memiliki sedikit pengetahuan tentang keluarga mengenai pola
dispepsia, berat badan berlebih, dan diabetes makan yang baik, dispepsia,
melitus berat badan berlebih, dan
• Pasien masih belum bisa menerapkan pola diabetes melitus
makan yang baik • Riwayat hipertensi di keluarga
• Pasien sering mendapat dan mengkonsumsi Lingkungan
snack dari pengajian dan membeli jajanan di
• Banyak pedagang jajanan di
luar
• Pasien suka makanan yang pedas, berminyak, sekitar rumah pasien
bersantan, dan asin
• Pasien tidak berolahraga
• Pasien memiliki beban pikiran terkait bekal
akhirat dan isrinya yang menderita DM
• Istri pasien memasak menggunakan bumbu
penyedap
• Riwayat hipertensi di keluarga
8 DIAGNOSIS
HOLISTIK
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek Personal Aspek Internal
• Alasan : berobat untuk keluhan nyeri • Pasien memiliki sedikit pengetahuan
ulu hati tentang dispepsia
• Kekhawatiran : takut penyakitnya • Pasien masih belum bisa menerapkan
bertambah berat dan mengganggu pola makan yang baik
aktivitas sehari-hari • Pasien suka makanan yang pedas,
• Harapan : Keluhan nyeri ulu hati dapat bersantan, dan berminyak
berkurang dan sembuh • Pasien memiliki beban pikiran terkait
bekal akhirat dan istrinya yang
Aspek Klinis menderita diabetes melitus

Dispepsia fungsional disertai Aspek Eksternal


overweight
• Kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai pola makan yang baik,
dispepsia, dan berat badan berlebih
• Banyak pedagang jajanan di sekitar
rumah pasien
9 PENATA
LAKSANAAN
Non Farmakologis
• Menyarankan pasien agar tidak terlambat makan dan makan
dengan teratur, jika pasien merasa mual maka dianjurkan makan
sering tetapi dalam porsi kecil.
• Menghindari makanan pedas, asam dan berminyak untuk
mencegah timbulnya keluhan yang sama
• Mengelola banyaknya beban fikiran dengan melakukan aktivitas
lain seperti melakukan hobi
• Mengedukasi keluarga dan pasien tentang pola makan yang baik
dan teratur, sehingga bisa saling mengingatkan
• Konseling dengan teknik BATHE

Farmakologis
 Omeprazole 2x20 mg sebelum makan
p.o
 Parasetamol 3x1000 mg, prn nyeri
kepala
 Domperidon 3x10 mg
RENCANA PEMELIHARAAN
KESEHATAN
Keluarga Tn. D
Imun Kemopr
Status
No Nama Skrining Konseling i- ofilaksi
Kesehatan
sasi s
1 Tn. D, Dispepsia BMI, tekanan darah, gula Pola makan sehat dan nutrisi seimbang, - Multivitam
Laki-laki, disertai darah, profil lipid, asam aktivitas fisik yang baik, PHBS (poin 4-9), in
64 th overweight urat, fungsi paru, edukasi mengenai dispepsia dan penyakit
pemeriksaan gigi, visus, PTM seperti hipertensi, dan diabetes melitus,
fungsi jantung (EKG), edukasi penurunan berat badan, edukasi
skrining depresi, geriatric mengenai manajemen stress
frailty assessment
2 Ny. P, Diabetes BMI, tekanan darah, gula Pola makan sehat dan nutrisi seimbang, Vaksin Multivitam
perempua melitus tipe II darah, profil lipid, asam aktivitas fisik yang baik, PHBS (poin 4-9), HPV in
n urat, fungsi paru, SADARI, cara SADARI, edukasi mengenai dispepsia, jika
58 th pap smear, fungsi jantung dan penyakit PTM seperti hipertensi, mamp
(EKG) diabetes, u
PHBS

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan
3. Menimbang berat badan balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk
di rumah dan lingkungannya sekali
seminggu
8. Mengkonsumsi sayuran dan buah setiap
hari
INTERVENSI
GIZI
Status gizi
 Berat badan : 60 kg
 Tinggi badan : 160 cm
 Indeks massa tubuh: 23,43 kg/m2
(overweight)
 BB ideal = 90% x (TB – 100) x 1 kg =
54 kg
 Maka BB sekarang belum ideal
Kebutuhan Kalori Basal KEBUTUHAN
BBI x 30 = 54 x 30 = 1620 kkal KALORI

Total Kebutuhan Kalori Harian


1620 kkal + (20% x 1620) – (10% x 1620) = 1.782 kkal
Karena pasien overweight, maka kalori hariannya dikurangi 500 kalori untuk
penurunan 0,5 kg per minggu hingga berat badan ideal dicapai
= 1.782 kkal – 500 kkal = 1.282 kkal
INTERVENSI
GIZI

Komposisi: karbohidrat (45%), protein (40%), lemak


Komposi (15%)
si Jenis nutrien spesifik : vitamin dan mineral
Makanan yang dianjurkan: Karbohidrat (Nasi, kentang), protein hewani
(telur, ikan, ayam),
Jenis protein nabati (tahu, tempe), sayur (wortel, bayam), buah (semangka,
Makanan kurma, pepaya)
Makanan yang tidak dianjurkan:
-Makanan pedas dan berminyak banyak
Konsistensi
-Coklat, kopi, yang
Konsistensi teh, soda, alkohol, dan Biasa
dianjurkan: makanan asam
(padat)
&
-Sayur kol
Pengolahan yang dianjurkan: direbus /dikukus/digoreng
Pengolaha
n dengan minyak tidak >2x pemakaian
Cara & Cara pemberian: Oral
Frekuensi Frekuensi yang dianjurkan: 1x appetizer, 3 x makan berat
dan 2x cemilan
(Frekuensi lebih sering dengan porsi lebih sedikit jika mual)
INTERVENSI
GIZI
No Waktu Jenis Makanan Jumlah URT Besar Kalori
(Kkal)
1. 06.30 Kurma 2 buah 46
2. 08.30 Nasi putih 1 porsi 135
Tempe goreng 2 buah 68
Sayur Bayam 1 mangkok 74
3. 10.00 Semangka 1 mangkok potong 46
dadu
4. 12.00 Nasi putih 1 porsi 135
Ayam goreng 100 gram 260
Sayur Bayam 1 mangkok 74
5. 16.00 Kurma 3 buah 69
6. 18.00 Nasi 1 porsi 135
Telor dadar 1 buah 93
Tumis buncis 1 mangkok 140
Total 1284
AKTIVITAS
FISIK

Frequency: 3-5
Intensity: ringan sampai sedang (low to
hari/minggu
moderate intense)
T ime: 30-60 menit/hari
Type: aerobik dikombinasi dengan weight
training seminggu 3 kali
Contoh : jalan cepat, joging, senam
Contoh weight training : jalan sambil membawa air
mineral dalam botol sebagai barbel
10
PROG
NOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Dubia Ad
bonam
11
BIOPSIKOSOSIAL
MAP
Tn D, 64 Biologikal Sosial Psikologikal
tahun
Banyak penjual Beban fikiran yang
Riwayat Terlambat Makan hanya 1 Menyukai makanan jajanan di
kali dalam pedas, bersantan, meningkat karena
DIspepsia makan lingkungan
sehari dan berminyak memikirkan penyakit
sekitar istri dan bekal
akhirat
Menstimulasi produksi asam
lambung Meningkatkan cortisol
Memperpanjang paparan
asam lambung yang tinggi

Menurunkan pertahanan mukosa

Rusaknya sel pada lambung dan


terjadi inflamasi

Menstimulasi pusat Melambatkan pengosongan lambung


vomit Menstimulasi reseptor nyeri pada
lambung

Akumulasi cairan dan udara


Muscle spasm dan tenderness
Nausea

Dispepsia
12
CSS
NYERI ULU HATI
DEFINISI
NYERI ULU HATI

Nyeri ulu hati adalah nyeri pada daerah epigastrium. Letak ulu hati berada
di bawah tulang dada dan di atas pusar, atau perut bagian atas. Rasa sakit
atau nyeri ini dapat menyebar dari satu bagian ke bagian tubuh lainnya.
Sakit ulu hati bisa ringan, namun bisa juga menjadi pertanda adanya
masalah kesehatan serius yang perlu diobati.
ETIOLOGI
NYERI ULU HATI
Biasanya karena ada gangguan pada organ:

1 2 3 4 5
Pankreas

Sindroma Dispepsia, PJK, Pankreatitis Hepatitis, Obstruksi usus dan


Gastritis Dissecting cholangitis, gangguan
Neoplasma gaster aortic aneurysm cholelithiasis duodenum
GEJALA KLINIS
NYERI ULU HATI

Deskripsi nyeri ulu hati yang disebabkan oleh Deskripsi nyeri ulu hati yang disebabkan

penyakit lambung: oleh penyakit jantung:

 Rasa terbakar di daerah ulu hati sampai dada • Nyeri ulu hati atau nyeri dada yang terjadi mirip

yang terjadi secara segera setelah makan, dan seperti tertindih benda berat.

rasa terbakar tersebut bertahan selama • Nyeri yang terjadi menjalar ke bahu, leher dan
beberapa menit atau bahkan beberapa jam. tangan.

 Nyeri dada yang dirasakan lebih parah ketika • Nyeri disertai dengan sesak napas, keringat
menunduk, berbaring, atau setelah makan. dingin

 Nyeri tidak menjalar ke daerah bahu, leher, atau • Nyeri hilang setelah mengonsumsi obat-obatan
tangan. jantung golongan nitrogliserin.

 Sulit menelan
 Gejala nyeri akan hilang beberapa saat setelah
13
CSS
DISPEPSIA
DEFINISI
DISPEPSIA
• Dispepsia adalah rasa nyeri atau rasa tidak nyaman kronik atau rekuren
pada ulu hati (di perut bagian atas).
• Sindroma dispepsia merupakan sekumpulan gejala yang dapat terdiri dari
nyeri epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut
penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada.
• Dispepsia menurut buku Harrison’s Principle of Internal Medicine adalah
rasa tidak nyaman atau rasa sakit yang kronis atau berulang di perut
bagian atas yang mungkin disebabkan oleh beragam proses seperti
refluks gastroesofagal, penyakit ulkus peptikum, dan “dispepsia
nonulcer,” kategori heterogen yang mencakup gangguan motilitas,
sensasi, dan somatisasi.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
DISPEPSIA
Dispepsia Organik Dispepsia Non-Organik
Gangguan fungsional dimana sarana
penunjang diagnosis baku (radiologi,
Dispepsia organik terdapat penyebab yang
endoskopi dan laboratorium) tidak dapat
mendasari
memperlihatkan adanya gangguan patologis
struktural maupun biokimiawi.

• Penyakit ulkus peptikum • Disfungsi sensorik-motoric


• GERD gastroduodenum
• Obat: OAINS, aspirin • Gastroparesis idiopatik/ hipomotilitas
• Kolelitiasis simptomatik antrum
• Pakreatitis kronik • Disritmia gaster
• Gangguan metabolik (uremia, DM, • Hipersensitivitas gaster atau duodenum
gastroparesis) • Faktor psikososial
• Keganasan (gaster, pancreas, kolon) • Gastritis H.pylori
• Insufisiensi vaskular mesenterik • Idiopatik
ETIOLOGI
ETIOLOGI Idiopatik/dyspepsia fungsional (50-70%)
DISPEPSIA Ulkus Peptikum (10%)
Gastroesophageal reflux disease (GERD) (5-20%)
Kanker lambung (2%)
Gastroparesis
Infeksi Helicobacter pylori
Pankreatitis kronis
Penyakit kandung empedu
Penyakit celiac
Parasit usus (Giardia lamlia, Strongyloides)
Malabsorbsi karbohidrat (laktosa, sorbitol, fruktosa)
Obat NSAID
Antibiotik, suplemen besi, dll
Metabolik (diabetes mellitus, tiroid/paratiroid)
Iskemia usus
Kanker pankreas atau tumor abdomen
FAKTOR RISIKO
DISPEPSIA
• konsumsi kafein berlebihan,
• minum minuman beralkohol,
• Merokok,
• pola makan tidak teratur,
• Makanan pedas, asam, berminyak (kaya akan
lemak)
• konsumsi steroid dan OAINS, serta
• berdomisili di daerah dengan prevalensi H.
pylori tinggi
• Stress
TIPE DAN GEJALA KLINIS
DISPEPSIA
Karakteristik dispepsia secara umum meliputi rasa penuh pasca-makan, cepat
kenyang, rasa terbakar di ulu hati (berhubungan dengan GERD), nyeri
epigastrium, nyeri dada non-jantung, dan gejala kurang spesifik seperti mual,
muntah, kembung, bersendawa, distensi abdomen.

Dispepsia Dispepsia tipe Dispepsia


seperti
Tipe tipe
dismotilitas
tipe
seperti ulkus non spesifik
Dispepsi
Lebih dominan keluhan
Fungsional Nyeri epigastrik
kembung, mual,
Tidak ada
lebih keluhan yang
dominan muntah, rasa penuh dominan dari
dan cepat kenyang, kedua tipe
rasa tidak nyaman lainnya.
bertambah
saat makan.
Klasifikasi lain : postprandial distress syndrome dan
epigastric pain syndrome
Alarm sign
DIAGNOSIS • Usia >55 tahun
• Perdarahan saluran
• Muntah berulang
• Limfadenopati
cerna (hematemesis, • Riwayat keluarga
DISPEPSIA melena) kanker
• Anemia lambung/esofagus
• Disfagia (sulit menelan) • Teraba massa
atau odinofagia (nyeri abdominal
Anamnesis menelan)
• Penurunan berat badan
(>10% berat normal)

• Nyeri tekan epigastirum (+)


Pemeriksaan fisik • Kembung (perkusi
hipertimpanic)

• Endoskopi, untuk melihat kelainan


struktural dan mukosa seperti gastritis
sekaligus bipsi jaringan untuk H. Pylori
Penunjang • USG untuk menilai keadaan
pankreatobilier seperti batu empedu
• pencitraan dengan barium meal untuk
melihat kelaiann struktur mukosa/massa
• lab untuk mengidentifikasi gangguan
pankreas
• Urea breath test
PENATALAKSANAAN
DISPEPSIA

Dietetik Medikamentosa
• Prinsip: menghindari makanan • Antasida
pencetus serangan (pedas, asam, • Penyekat H2 reseptor (Ranitidin,
tinggi lemak, kopi, teh) famotidin)
• Bila ada keluhan cepat kenyang, • Penghambat pompa proton
dianjurkan untuk makan porsi (omeprazol)
kecil tapi sering dan rendah • Sitoproteksi (sukralfat)
lemak • Prokinetik (metoklopramid,
domperidone)
Psikoterapi : Behavioural
therapy
PENATALAKSANAAN
DISPEPSIA
Medikamentosa
• Pada tipe nyeri epigastrium, lini pertama terapi bertujuan menekan asam lambung
(H2-blocker, PPI).
• Pada tipe distres postprandial, lini pertama dengan prokinetik, seperti
metoklopramid/domperidon (antagonis dopamin),
• Bila lini pertama gagal, PPI dapat digunakan untuk tipe distres postprandial dan
prokinetik untuk tipe nyeri. Kombinasi obat penekan asam lambung dan prokinetik
bermanfaat pada beberapa pasien.
• Pada kasus yang tidak berespons terhadap obat-obat tersebut, digunakan
antidepresan. Antidepresan trisiklik (amitriptilin 50 mg/hari, nortriptilin 10 mg/ hari,
imipramin 50 mg/hari) selama 8-12 minggu cukup efektif untuk terapi dispepsia
fungsional, SSRI atau SNRI tidak lebih efektif dari plasebo.
PENATALAKSANAAN
DISPEPSIA
KOMPLIKASI
DISPEPSIA
• Pendarahan saluran cerna bagian atas
• Perforasi lambung
• Anemia

PROGNOSIS
DISPEPSIA
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, komplikasi,
dan pengobatannya. Umumnya prognosis dispepsia adalah ad bonam,
namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah.
RELEVANSI DENGAN DOKTER UMUM
DISPEPSIA

Prevalensi pasien dispepsia di pelayanan kesehatan mencakup 30% dari


pelayanan dokter umum. Mayoritas pasien Asia dengan dispepsia yang
belum diinvestigasi. Penting bagi dokter umum di fasilitas layanan primer
pertama untuk melakukan konseling tentang pola makan yang baik dan
teratur, serta pengelolaan stress pada masyarakat sehingga prevalensi ini
dapat menurun.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai