Anda di halaman 1dari 10

Hematoma Septum Hidung Sebagai Salah Satu

Penyebab Otitis Media Supuratif Kronis

Yobbi Arissaputra

ABSTRAK

Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus - menerus atau
hilang timbul. Otitis media supuratif kronis merupakan lanjutan dari otitis media akut
dengan tatalaksana yang tidak adekuat. Dokter umum sebagai layanan primer harus
mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada otitis
media supuratif kronis. Otitis media supuratif kronis yang dibiarkan dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi. Dilaporkan seorang pria berusia 75 tahun
datang ke poliklinik THT dengan keluhan gatal pada telinga kanan bagian dalam
selama hampir setahun terakhir. Pada pasien dilakukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik. Pasien didiagnosis klinis dengan otitis media supuratif kronis dan dilakukan
pemberian obat cuci telinga dan antibiotik. Otitis media unilateral pada pasien dewasa
umumnya terjadi akibat adanya disfungsi tuba eustachius. Pada pasien ini diduga
terjadi disfungsi tuba eustachius karena ditemukannya hematoma septum pada hidung
yang ditemukan pada pemeriksaan fisik pasien.

Kata kunci: Otitis media supuratif kronik, disfungsi tuba eustasius, septum nasal
hematoma

ABSTRACT
Chronic suppurative otitis media known as chronic infection in middle ear followed
by perforation of tympanic membrane and continuous or intermittent otorrhea.
Chronic suppurative otitis media caused by inadequate therapy of acute otitis media.
General practitioner should be able to diagnose and treat the chronic suppurative
otitis media. Untreated chronic suppurative otitis media might caused varies of
complications. It is reported that an 75 year old guy came to ENT clinic with itch in
the right ear almost a year. Patient is diagnosed with chronic suppurative otitis media
and treated with antibiotic and medicine to clean the ear. The uni lateral of otitis
media in adults commonly caused by eustachian tube dysfunction. In this patient the
eustachian tube dysfunction might caused by the nasal septal haematoma found in
physical examination.

Keywords: Chronic suppurative otitis media, eustachian tube dysfunction, nasal


septum haematoma

Pendahuluan jaringan lemak, penyakit kronis,


Otitis media supuratif kronik adalah gangguan fungsi otot dan penggunaan
infeksi kronis di telinga tengah dengan obat. Obstruksi tuba terjadi akibat
perforasi membran timpani dan sekret adanya peradangan di nasofaring,
yang keluar dari telinga tengah terus peradangan adenoid, tumor nasofaring
menerus atau hilang timbul. Disebut dan perbesaran concha nasalis.
otitis media supuratif kronis apabila Beberapa faktor seperti tersumbatnya
lebih dari 2 bulan. Otitis media hidung yang menetap seperti septum
supuratif kronik terjadi apabila otitis hematoma juga dapat menyebabkan
media akut tidak diterapi secara obstruksi tuba dan dilanjutkan dengan
adekuat, terlambat di terapi, virulensi disfungsi tuba eustachius.
kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien
rendah atau higiene buruk. Hematoma septum dapat terjadi pada
fraktur septal. darah terkumpul
Otitis media supuratif kronik dapat dibawah mucoperichondrium
terjadi akibat adanya gangguan fungsi Keberadaan hematoma ini dapat
tuba eustachius. Gangguan fungsi tuba menyebabkan nekrosis pada tulang
terjadi pada beberapa hal: rawan di septum. Hematoma dapat
1. tuba terbuka abnormal ditangani dengan insisi dan drainase.
2. myoklonus palatal Hematoma juga dapat menyebabkan
3. palatoskisis perforasi pada septum dikarenakan
4. obstruksi tuba nekrosis karena hematom diabaikan.

Tuba terbuka abnormal adalah keadaan Kekerapan


dimana tuba eustachius terbuka terus Otitis media kronis banyak terjadi di
menerus pada keadaan hilangnya negara berkembang dengan prevalensi
1-46%. Negara terbanyak dengan otitis
media kronis adalah eskimo (12-46%).
Menurut survey di Indonesia angka Isi dari rongga timpani adalah
kejadian otitis media supuratif kronis 1. Tulang pendengaran
adalah 3%. Otitis media supuratif 2. Muskulus stapedius dan
kronik paling banyak diderita oleh usia Muskulus tensor timpanikum
7-18 tahun. 3. Nervus chorda tympany
Berdasarkan penelitian dari Ratna et al 4. Pleksus nervus timpanikus
didapatkan bahwa angka kejadian otitis
media supuratif kronik pada anak Batas - batas rongga timpani
adalah 2.7% dan paling sering terjadi 1. Dinding tegmental terbuat dari
di daerah pedesaan. Berdasarkan data tulang yang tipis. Memisahkan
dari rumah sakit dr. Hasan Sadikin di rongga timpani dengan
bandung, sebanyak 36.75% penderita duramater pada basis kranial
otitis media supuratif kronis 2. Dinding jugularis terbentuk
mengalami komplikasi. Komplikasi dengan lapisan tulang yang
terbanyak adalah intra temporal memisahkan rongga timpani
(72.1%) dan mastoiditis (69.8%). dengan vena jugularis interna
3. Dinding membran lateral
Anatomi dan Fisiologi Telinga hampir seluruhnya dibentuk
Tengah oleh membran timpani.
Rongga timpani adalah ruangan yang Merupakan tempat
berisi udara. Berada dibagian petrosa menempelnya tulang malleus
tulang temporal. Rongga timpani 4. Dinding labirintin medial
berhubungan dengan tuba eustachius memisahkan rogga timpani
secara anteromedial dan sel mastoid dengan telinga dalam
melalui antrum mastoid secara 5. Dinding mastoid terdapat pintu
posterosuperior. Rongga timpani masuk (aditus) antrum mastoid,
dilapisi oleh membran mukosa yang menguhubungkan rongga
berjalan sampai tuba eustachius, sel timpani dengans sel mastoid.
mastoid dan antrum mastoid. Rongga 6. Dinding karotid memisahkan
timpani terbagi 2 yaitu resesus arteri karotid interna dan
timpanikus dan rongga timpani. rongga timpani. Di dinding ini
juga terdapat pintu masuk
menuju tuba eustachius, serta (prosesus longus maleus) melekat pada
terdapat kanal untuk tensor membran timpani. Hampir seluruh
timpani. permukaan yang berhubungan dengan
membran timpani dilapisi olej lapisan
Tuba eustachius menghubungkan tipis tulang rawan untuk mencegah
rongga timpani dengan nasofaring. perforasi. Kecuali bagian umbo
Dengan pintunya berada di belakang terdapat jaringan ikat membran timpan
meatus nasal inferior.Sepertiga bagian sehingga sulit dilepaskan. di bagian
posterolateralnya terbentuk dari tulang leher, terdapat muskulus tensor
dan sisanya adalah tulang rawan. timpani.
Dilapisi oleh membran mukosa dari Inkus terdiri dari badan, manubrium
rongga timpani sampai nasofaring. dan prosesus brevis. sebagian besar
Tuba eustachius berfungsi untuk terletak di epitimpanum. Berjalan
menjaga keseimbangan tekanan telinga secara inferoanterior. Pada ujung
tengah dengan tekanan atmosfer, manubrium terdapat lentikularis inkus
sehingga membuat membran timpani yang berhubungan dengan tulang
bergerak bebas. Dikarenakan letaknya stapes pada artikulasi inkudostapedius.
aposisi, tuba eustachius harus aktif Stapes terdiri dari kapitulum stapesm
terbuka.Tuba eustachius dapat terbuka basis stapes dan krura antrior dan
dengan adanya kontraksi dari levator posterior. basis stapes berhubungan
veli palatini yang merupakan otot dari dengan oval window melalui
palatum. ligamentum anulare. Pada krura
posterior terdapat m. stapedius yang
Tulang - tulang pendengaran berkontraksi pada suara keras.
membentuk gerakan tulang berantai Muskulus stapedius dan Tensor
dari membran timpani ke oval window. timpani berkontraksi terhadap suara
Tulang - tulang ini dilapisi oleh keras. Membuat rantai tulang kaku dan
membran mukosa. mengurangi reaksi terhadap
Malleus terdiri dari kapitulum, leher, rangsangan akustik.
manubrium, prosesus lateral dan
prosesus anterior. Kapitulum maleus Mukosa Kavum Timpani
diikat oleh ligamen maleus superior di Telinga tengah dlapisi oleh mukosa
rongga epitimpani (resesus tipis yang berepitel kuboid tak bersilia
epitimpanikus). Manubrium maleus dan melapisi periosteum termasuk
tulang pendengaran dan ligamen - Faktor resiko ini berasal dari observasi
ligamen. Pada daerah mesotimpanum dari otitis media akut berulang yang
mukosanya kaya akan sel goblet dan berpotensi menjadi otitis media
kelenjar musin, sedangkan pada tuba supuratif kronis yaitu :
eustachius dilapisi epitel berlapis semu 1. Pengobatan antibiotik yang
yang berisi sel bersillia, sel basal, sel tidak adekuat
goblet serta sel endokrin. 2. Riwayat infeksi saluran napas
atas berulang
Pendarahan kavum timpani berasal 3. Penyakit hidung
dari cabang-cabang kecil arteri karotis 4. Sosioekonomi rendah
eksterna. cabang-cabangnya yaitu: berhubungan dengan rendahnya
1. a. timpani anterior berasal dari akses pelayanan kesehatan
cabang arteri maksilaris. 5. Higienitas dan nutrisi yang
Memperdarahi bagian anterior buruk
kavum timpani 6. Riwayat keluarga
2. a. timpani posterior dapat
berasal dari a. aurikularis Patogenesis Otitis Media Supuratif
posterior atau a. oksipitalis. Kronik
Memperdarahi bagian posterior Perubahan tekanan udara tiba - tiba,
kavum timpani alergi, infeksi dan sumbatan
3. a. timpani inferior berasal dari meyebabkan terjadinya disfungsi tuba
cabang asendens a. karotis eustachius. Disfungsi ini kemudian
eksterna. Memperdarahi bagian menghasilkan tekanan negatif pada
inferior kavum timpani rongga timpani. Sel - sel mukosa
4. a. petrosus superfisialis cabang berusaha untuk menyamakan tekanan
arteriae meningea media. rongga timpani dengan tekanan
Memperdarahi bagian superior atmosfer dengan cara mengeluarkan
kavum timpani. sekret mukosa berupa cairan. Apabila
5. a. timpani superior sama fungsi tuba tetap terganggu dan terjadi
dengan a. petrosus superfisialis infeksi maka dapat terjadi otitis media
6. a. karotikotimpani berasal dari akut. Apabila otitis media akut
a. karotis eksterna. meemasuki stadium perforasi dan tidak
Faktor Resiko Otitis Media ditangani secara adekuat, maka dapat
Supuratif Kronis
menyebabkan otitis media supuratif Otitis media supuratif kronis dapat
kronis. muncul berulang apabila terdapat:
1. Perforasi permanen pada
Klasifikasi membran timpani
Otitis media supuratif kronis dibagi 2. Terdapat sumber infeksi di
menjadi 2 jenis yaitu tipe aman dan faringm nasofaring, hidung dan
tipe bahaya. Tipe aman adalah proses sinus paranasal.
peradangan pada telinga tengah sebatas 3. Terbentuk jaringan patologik
mukosa saja dan biasanya tidak yang ireversibel
mengenai tulang. perforasi terletak 4. Higienitas dan gizi yang
disentral atau pars tensa dan gejala kurang.
klinik yang bervariasi. Pada tipe Prinsip terapi Otitis media supuratif
bahaya ditemukan adanya kronik tipe aman adalah konservatif
kolesteatoma perforasi biasanya terjadi atau dengan medikamentosa. Obat cuci
di pars flacida dan terlihat tumpukan telinga H2O2 dapat diberikan untuk
keratin sampai menghasilkan pencucian telinga apabila sekret keluar
kolesteatom. terus menerus. Setelah sekret
berkurang dapat dilakukan pemberian
Diagnosis antibiotika dan kortikosteroid.
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala Antibiotik oral yang dapat diberikan
klinik dan pemeriksaan THT terutama adalah ampisilin atau eritromisin.
pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan Apabila sekret telah kering namun
penala dapat dilakukan untuk membran timpani tetap terdapat
mengetahui adanya gangguan perforasi dapat dianjurkan
pendengaran. Pemeriksaan penunjang timpanoplasti atau miringoplasti
dapat dilakukan audiometri nada dengan tujuan memperbaiki membrann
murni, audiometri tutur dan timpani yang perforasi untuk
pemeriksaan BERA. mencegah terjadinya infeksi berulang.
Pemeriksaan lain berupa foto rontgen
mastoid serta kultir dan uji resistensi Komplikasi
kuman dari sekret telinga. Biasanya komplikasi didapatkan pada
pasien OMSK tipe maligna, tetapi
Terapi Otitis Media Supuratif otitis media akut atau eksaserbasi akut
Kronik oleh kuman yang virulen pada OMSK
tipe aman pun dapat menyebabkan telinganya oleh dokter poli dilakukan
komplikasi. Adams dkk inpeksi pada telinga ditemukan benda
mengemukakan klasifikasi sebagai asing berupa kapas yang diduga sudah
berikut: tertinggal selama berbulan - bulan.
A. Komplikasi telinga tengah: Pada anamnesis pasien mengeluhkan
1. Perforasi membran timpani gatal pada telinga sebelah kanan saja
persisten disertai penurunan pendengaran
2. Erosi tulang pendengaran. selama kurang lebih setahun, tidak ada
3. Paralisis nervus fasialis keluhan pada telinga sebelah kiri.
B. Komplikasi di telinga dalam Pasien juga mengeluhkan hidung yang
1. Fistula labirin mampet selama kurang lebih satu
2. Labirinitis supuratif tahun. Pasien tidak memiliki riwayat
3. Tuli saraf penyakit telinga sejak kecil, tidak
C. Komplikasi ekstradural memiliki riwayat alergi, tidak
1. Abses ekstradural mengalami bersin berulang dipagi hari.
2. Trombosis sinus lateralis Pola makan yang baik dan tidak ada
3. Petrositis kelainan yang menandakan refluks
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat laring faring.
1. Meningitis Pada pemeriksaan fisik ditemukan
2. Abses Otak benda asing berupa kapas pada telinga
3. Hidrosefalus otitis kanan. Perforasi membran timpani
pada telinga kanan dengan posisi
Laporan Kasus ditengah. Ditemukan juga jaringan
Seorang laki - laki berusia 75 granulasi dengan perdarahan aktif yang
tahubndatang ke poliklinik THT pulsatif. Pada pemeriksaan telinga luar
dengan keluhan gatal pada telinga tidak ditemukan kelainan seperti fistel
kanan sudah hampir satu tahun disertai retroaurikuler dan preaurikuler, tidak
penurunan pendengaran. Setahun ditemukan nyeri tekan ataupun
sebelumnya pasien mengeluhkan kelainan anatomi pada telinga luar.
telinga yang berair berwarna Pada telinga kiri tidak ditemukan
kekuningan, berbau dan gatal. Untuk kelainan pada telinga luar, membran
mencegah cairan keluar dan masuk timpani intak, cone of light (+) dan tes
dari telinga pasien, pasien memiliki fungsi tuba perasat toynbe (+).
kebiasaan memasukan kapas ke dalam
Dilakukan pemeriksaan penala dengan pasien mengalami kecelakaan lalu
hasil Rinne -/+, weber lateralisasi ke lintas. beberapa bulan setelahmya
kekiri dan swabach pada telinga kanan gejala seperti hidung mampet dan
memendek dan telinga kanan telinga keluar cairan mulai muncul.
memanjang. Pasien diterapi dengan pemberian
Pada pemeriksaan hidung ditemukan H2O2 untuk cuci telinga dan
hidung deviasi ke kiri pada. Tidak penggunaan obat tetes antibiotik.
ditemukan tanda krepitasi. ataupun
nyeri tekan. Pada pemeriksaan Diskusi
rinoskopi anterior ditemukan Kecelakaan lalu lintas yang dialami
hematoma septum pada hidung kanan pasien dapat menyebabkan trauma
yang menyebabkan deviasi septum ke pada hidung dan dapat menyebabkan
kiri. temuan lain dalam batas normal. hematoma septum pada hidung dan
pasien. Dilakukan pemeriksaan deviasi hidung. Hematoma septum
transiluminasi untuk pemeriksaan yang dibiarkan dapat menyebabkan
sinus paranasal didapatkan tanda tersumbatnya aliran udara pada hidung
sinusitis namun tidak ada nyeri tekan dan menyebabkan gangguan fungsi
pada sinus maksila ataupun frontal. tuba. Gangguan fungsi tuba disertai
Pemeriksaan rinoskopi posterior tidak infeksi dapat menyebabkan OMA
dilakukan karena pasien tidak dengan gejala keluar cairan dari telinga
kooperatif. pasien. Namun karena tidak
Pada tenggorok tidak ditemukan mendapatkan terapi yang adekuat
kelainan seperti hiperemis, perbesaran terjadi otitis media supuratif kronis.
tonsil ataupun deviasi uvula. Temuan benda asing berupa kapas
Pemeriksaan laringoskopi indirek tidak menunjukan bahwa OMSK yang
dilakukan karena pasien tidak diderita pasien tidak di terapi dengan
kooperatif.. baik dan sekret oada telinga luar yang
Dilakukan juga pemeriksaan tidak bisa keluar dari telinga tengah
penunjang berupa audiometri nada menjadi media yang baik untuk
murni didapatkan hasil berupa tuli pertumbuhan bakteri. Pada pasien ini
konduktif pada telinga kanan dan tanda tidak ditemukan tanda OMSK tipe
presbiakusis pada kedua telinga. bahaya. Namun pemeriksaan radiologi
Setelah dilakukan anamnesis lebih dianjurkan untuk mencari
lanjut ditemukan bahwa setahun lalu kemungkinan kerusakan pada dinding
mastoid. Untuk hematoma septum
nasal di sarankan untuk dilakukan
insisi pada muchopendrium untuk
mengurangi penumpukan darah pada
septum nasal. Hal ini dilakukan untuk
menghentikan obstruksi pada hidung
dengan harapan mengembalikan fungsi
tuba.
Sub Departemen THT - KL
RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa

Presentasi Kasus

Otitis Media Supuratif Kronis Pada Lansia

Nama : Yobbi Arissaputra S.Ked


NPM : 1102013307
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Pembimbing : Dr. Junicko Sacrifian Anoraga Sp.THT-KL
Penguji : Dr. Tri Damijatno Sp. THT-KL

Fakultas Kedokteran YARSI


Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai