- Penetrating Keratoplasty (PKP): Ini adalah bentuk tradisional dari keratoplasti, di mana
seluruh ketebalan kornea diganti dengan kornea donor. Operasi ini melibatkan
pengangkatan sebagian atau seluruh kornea pasien dan penggantian dengan kornea
yang diambil dari donor yang sudah meninggal.
- Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK): Dalam prosedur DALK, lapisan luar
kornea (epitel dan stroma) diganti dengan jaringan donor, tetapi lapisan dalam kornea
(endothelium) tetap utuh. Ini memungkinkan pelestarian sel-sel endothelial yang penting
untuk kesehatan kornea.
- Tidak Ada Kontraindikasi Absolut: Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi
kontraindikasi untuk keratoplasti. Misalnya, infeksi aktif di mata, glaukoma yang tidak
terkontrol, atau kondisi sistemik yang mungkin mempengaruhi kesembuhan atau risiko
prosedur. Namun, setiap kasus akan dinilai secara individual oleh dokter mata untuk
menentukan apakah keratoplasti mungkin atau tidak.
3. Rejeksi dan kegagalan keratoplasti adalah dua kondisi yang berbeda yang dapat
terjadi setelah operasi keratoplasti. Berikut adalah perbedaan antara kedua kondisi
tersebut:
Rejeksi Keratoplasti:
- Definisi: Rejeksi keratoplasti terjadi ketika tubuh pasien menolak atau menyerang
jaringan kornea yang ditransplantasikan dari donor. Ini terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh mengenali jaringan donor sebagai benda asing dan bereaksi dengan
merusaknya.
- Gejala: Gejala rejeksi keratoplasti dapat bervariasi, termasuk kemerahan, rasa gatal,
pandangan kabur, penurunan penglihatan, pembengkakan, dan kepekaan terhadap
cahaya. Gejala-gejala ini mungkin muncul secara tiba-tiba atau secara bertahap.
Kegagalan Keratoplasti:
- Definisi: Kegagalan keratoplasti terjadi ketika transplantasi kornea tidak mencapai
atau mempertahankan fungsi penglihatan yang diharapkan. Ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk komplikasi pascaoperasi, peradangan, infeksi, atau masalah
teknis selama operasi.
Kedua kondisi ini memerlukan perhatian medis dan tindakan yang tepat. Penting untuk
berkonsultasi dengan dokter mata jika ada gejala atau masalah setelah keratoplasti
untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
- Dystrofi Kornea Epitel Basal Meulengracht: Dalam distrofi kornea ini, lapisan epitel
basal di dekat lapisan luar kornea mengalami gangguan. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada epitel kornea dan pembentukan bintik-bintik keputihan pada kornea,
yang dapat mempengaruhi penglihatan.
- Dystrofi Kornea Lattice: Dalam distrofi kornea lattice, terjadi akumulasi protein
abnormal di dalam kornea. Ini menyebabkan pembentukan pola jaringan seperti jala
pada kornea, yang dapat menyebabkan kerusakan dan pengaburan penglihatan.
- Dystrofi Kornea Granular: Dalam distrofi kornea granular, terjadi pengumpulan deposit
kristalin di dalam kornea. Ini dapat menyebabkan pembentukan bintik-bintik putih atau
keruh pada kornea, yang dapat mempengaruhi penglihatan.
- Dystrofi Kornea Macular: Dystrofi kornea macular ditandai oleh penumpukan bahan
seperti lemak pada kornea. Hal ini dapat menyebabkan pengaburan penglihatan dan
penurunan kemampuan melihat detail.
Selain jenis-jenis yang disebutkan di atas, ada banyak lagi distrofi kornea yang jarang
terjadi dan mungkin memiliki karakteristik klinis dan genetik yang berbeda. Diagnosa
dan manajemen distrofi kornea harus dilakukan oleh dokter mata yang berpengalaman
dan dapat melibatkan berbagai metode, seperti obat tetes mata, lensa kontak khusus,
atau dalam beberapa kasus, operasi keratoplasti.
5. Keratopati dan keratitis adalah dua kondisi yang mempengaruhi kornea, lapisan luar
jaringan transparan di depan bola mata. Meskipun keduanya melibatkan peradangan
pada kornea, terdapat perbedaan dalam aspek-aspek berikut:
Keratopati:
- Definisi: Keratopati adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
kelainan atau penyakit pada kornea, termasuk perubahan struktural, degenerasi, atau
kerusakan yang mempengaruhi penglihatan.
- Gejala: Gejala keratopati dapat bervariasi tergantung pada jenis dan penyebabnya.
Gejala yang umum termasuk ketidakjelasan penglihatan, penglihatan ganda, sensasi
benda asing di mata, kemerahan, nyeri mata, atau peningkatan sensitivitas terhadap
cahaya.
Keratitis:
- Definisi: Keratitis adalah peradangan pada kornea yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, jamur, atau ameba. Namun, keratitis juga dapat disebabkan oleh
faktor non-infeksius seperti cedera, kekeringan mata yang parah, atau reaksi terhadap
zat iritan.
- Penyebab: Keratitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau
ameba yang masuk ke kornea melalui luka atau kontak langsung. Namun, faktor-faktor
lain seperti cedera, kekeringan mata, atau reaksi alergi juga dapat menyebabkan
keratitis.
- Gejala: Gejala keratitis dapat mencakup penglihatan kabur, kemerahan, nyeri mata
yang parah, penglihatan cahaya berlebihan, keluarnya cairan atau nanah dari mata,
atau sensasi benda asing di mata.
- Penanganan: Penanganan keratitis akan tergantung pada penyebab dan jenisnya.
Pengobatan dapat melibatkan obat tetes mata atau salep antibakteri, antivirus, atau
antijamur. Dalam kasus infeksi serius atau tidak responsif, dokter dapat merujuk pasien
untuk perawatan lanjutan seperti penggunaan obat oral atau bahkan operasi.
Penting untuk mencari perhatian medis jika Anda mengalami gejala keratopati atau
keratitis. Dokter mata atau profesional kesehatan yang berpengalaman dapat
memberikan diagnosis yang tepat dan merencanakan pengobatan yang sesuai
6. Berikut adalah beberapa syarat umum yang harus dipenuhi untuk kornea resipien:
- Kondisi Kornea: Kornea yang akan digunakan sebagai donor harus dalam kondisi
yang baik. Ini berarti tidak ada penyakit atau kelainan yang signifikan seperti distrofi
kornea, luka parah, atau infeksi yang dapat memengaruhi hasil transplantasi.
- Keadaan Jaringan Kornea: Kornea yang digunakan sebagai donor harus memiliki
lapisan epitel yang sehat dan bagian stroma yang tidak rusak secara signifikan. Kornea
yang rusak atau terlalu tipis mungkin tidak cocok untuk transplantasi.
- Usia Donor: Biasanya, kornea donor yang digunakan dalam transplantasi harus
berasal dari donor muda atau dalam rentang usia tertentu. Kornea dari donor yang lebih
muda cenderung memiliki kualitas dan potensi kesembuhan yang lebih baik.
- Riwayat Penyakit: Donor kornea harus memiliki riwayat medis yang baik. Dalam
beberapa kasus, riwayat penyakit seperti penyakit menular atau infeksi yang dapat
ditularkan melalui transplantasi kornea dapat menjadi kontraindikasi.
- Keberadaan Kornea Donor yang Sesuai: Ketersediaan kornea donor yang sesuai
adalah syarat penting untuk operasi keratoplasti. Kornea donor harus tersedia dengan
kualitas dan kesesuaian yang memadai untuk pasien yang membutuhkan transplantasi.
7. Osteosarcoma adalah jenis keganasan tulang yang jarang terjadi dan biasanya tidak
memiliki hubungan langsung dengan keratitis, yang merupakan peradangan pada
kornea mata. Osteosarcoma biasanya mempengaruhi tulang, terutama di daerah tulang
panjang seperti lengan atas, paha, atau tulang kering.
Osteosarcoma jarang menyebar ke mata atau kornea secara langsung. Osteosarcoma
cenderung menyebar melalui jalur peredaran darah atau limfatik ke organ lain, seperti
paru-paru atau tulang belakang.
Jika osteosarcoma menyebar ke mata, ini akan menjadi kondisi yang sangat langka dan
serius. Pada kasus yang jarang ini, kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul
termasuk:
- Peradangan dan kerusakan pada kornea: Jika tumor osteosarcoma menekan atau
merusak kornea, itu dapat menyebabkan peradangan, luka, atau kerusakan pada
kornea, yang kemudian dapat mempengaruhi penglihatan.