Anda di halaman 1dari 11

1.

Keratoplasti adalah prosedur bedah mata yang melibatkan penggantian atau


perbaikan lapisan luar jaringan transparan pada permukaan kornea, yang disebut
kornea. Ada beberapa jenis keratoplasti yang berbeda, termasuk:

- Penetrating Keratoplasty (PKP): Ini adalah bentuk tradisional dari keratoplasti, di mana
seluruh ketebalan kornea diganti dengan kornea donor. Operasi ini melibatkan
pengangkatan sebagian atau seluruh kornea pasien dan penggantian dengan kornea
yang diambil dari donor yang sudah meninggal.

- Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK): Dalam prosedur DALK, lapisan luar
kornea (epitel dan stroma) diganti dengan jaringan donor, tetapi lapisan dalam kornea
(endothelium) tetap utuh. Ini memungkinkan pelestarian sel-sel endothelial yang penting
untuk kesehatan kornea.

- Descemet's Stripping Endothelial Keratoplasty (DSEK): DSEK melibatkan penggantian


hanya lapisan endothelium dan Descemet's membrane pada kornea. Pada prosedur ini,
lapisan depan kornea tetap utuh, tetapi lapisan endothelium dan Descemet's membrane
yang rusak diganti dengan jaringan donor.

- Descemet's Membrane Endothelial Keratoplasty (DMEK): DMEK mirip dengan DSEK,


tetapi dalam DMEK, hanya lapisan Descemet's membrane dan sel-sel endothelial yang
diganti. Ini adalah teknik yang lebih canggih dan membutuhkan keahlian khusus karena
lapisan yang sangat tipis ditempatkan pada mata pasien.

- Femtosecond Laser-Assisted Keratoplasty (FLAK): FLAK menggunakan laser


femtosecond untuk membuat sayatan dan mempersiapkan jaringan kornea yang akan
diganti. Ini membantu dalam presisi dan kontrol yang lebih baik dalam prosedur
keratoplasti.

Setiap jenis keratoplasti memiliki keunggulan dan indikasi yang berbeda-beda,


tergantung pada kondisi mata pasien. Keputusan tentang jenis keratoplasti yang tepat
biasanya dibuat oleh dokter mata yang berpengalaman berdasarkan kondisi mata
pasien.

2. Syarat-syarat untuk keratoplasti dapat bervariasi tergantung pada kondisi mata


pasien dan protokol medis yang diikuti oleh masing-masing dokter. Namun, berikut
adalah beberapa syarat umum yang sering diidentifikasi sebelum seseorang dapat
menjalani keratoplasti:

- Kondisi Kornea yang Tidak Responsif: Keratoplasti biasanya direkomendasikan untuk


pasien yang mengalami gangguan serius pada kornea yang tidak responsif terhadap
perawatan konservatif seperti obat tetes mata atau lensa kontak. Contohnya termasuk
keratoconus, keratitis, distrofi kornea, atau luka parah pada kornea.

- Kehilangan Penglihatan yang Signifikan: Keratoplasti dapat dipertimbangkan jika


pasien mengalami kehilangan penglihatan yang signifikan akibat gangguan kornea
yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.

- Kesehatan Mata yang Stabil: Sebelum menjalani keratoplasti, penting bahwa


kesehatan mata pasien telah stabil. Hal ini berarti bahwa kondisi mata yang mendasari,
seperti infeksi atau peradangan, telah diatasi atau dikendalikan dengan baik.

- Tidak Ada Kontraindikasi Absolut: Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi
kontraindikasi untuk keratoplasti. Misalnya, infeksi aktif di mata, glaukoma yang tidak
terkontrol, atau kondisi sistemik yang mungkin mempengaruhi kesembuhan atau risiko
prosedur. Namun, setiap kasus akan dinilai secara individual oleh dokter mata untuk
menentukan apakah keratoplasti mungkin atau tidak.

- Ketersediaan Kornea Donor: Keratoplasti memerlukan ketersediaan jaringan kornea


yang sesuai dari donor. Oleh karena itu, syarat tambahan dapat termasuk ketersediaan
kornea donor yang cocok untuk pasien.
Penting untuk dicatat bahwa persyaratan dan kelayakan untuk keratoplasti dapat
bervariasi, dan hanya dokter mata yang dapat mengevaluasi kondisi pasien secara
individual untuk menentukan apakah seseorang memenuhi syarat untuk menjalani
prosedur ini.

3. Rejeksi dan kegagalan keratoplasti adalah dua kondisi yang berbeda yang dapat
terjadi setelah operasi keratoplasti. Berikut adalah perbedaan antara kedua kondisi
tersebut:
Rejeksi Keratoplasti:

- Definisi: Rejeksi keratoplasti terjadi ketika tubuh pasien menolak atau menyerang
jaringan kornea yang ditransplantasikan dari donor. Ini terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh mengenali jaringan donor sebagai benda asing dan bereaksi dengan
merusaknya.

- Mekanisme: Rejeksi keratoplasti adalah respons imunologis yang kompleks. Sel-sel


imun dalam tubuh, seperti sel T dan antibodi, dapat menyerang jaringan donor,
menyebabkan peradangan dan kerusakan pada kornea transplantasi.

- Gejala: Gejala rejeksi keratoplasti dapat bervariasi, termasuk kemerahan, rasa gatal,
pandangan kabur, penurunan penglihatan, pembengkakan, dan kepekaan terhadap
cahaya. Gejala-gejala ini mungkin muncul secara tiba-tiba atau secara bertahap.

- Penanganan: Rejeksi keratoplasti harus segera diobati. Penggunaan obat anti-rejeksi,


seperti kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya, dapat diresepkan untuk
mengurangi respons imun dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada kornea.

Kegagalan Keratoplasti:
- Definisi: Kegagalan keratoplasti terjadi ketika transplantasi kornea tidak mencapai
atau mempertahankan fungsi penglihatan yang diharapkan. Ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk komplikasi pascaoperasi, peradangan, infeksi, atau masalah
teknis selama operasi.

- Mekanisme: Kegagalan keratoplasti dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk


infeksi, pembentukan jaringan parut berlebih (haze), masalah dengan lapisan
endothelial yang penting, atau komplikasi pascaoperasi seperti edema kornea atau
glaukoma.

- Gejala: Gejala kegagalan keratoplasti mungkin termasuk ketidakjelasan penglihatan,


gangguan penglihatan, rasa tidak nyaman, atau gejala lain yang mengindikasikan
adanya masalah pada kornea transplantasi.

- Penanganan: Penanganan kegagalan keratoplasti akan bervariasi tergantung pada


penyebab dan gejalanya. Perawatan mungkin melibatkan perubahan obat tetes mata,
terapi antibiotik atau antiperadangan, terapi cahaya, atau mungkin perlu melakukan
operasi tambahan seperti retransplantasi.

Kedua kondisi ini memerlukan perhatian medis dan tindakan yang tepat. Penting untuk
berkonsultasi dengan dokter mata jika ada gejala atau masalah setelah keratoplasti
untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.

4. Dystrofi kornea adalah kelompok gangguan genetik yang mempengaruhi struktur


atau fungsi kornea, lapisan luar jaringan transparan di depan bola mata. Berikut adalah
beberapa macam-macam distrofi kornea yang umum terjadi:
- Dystrofi Kornea Fuchs: Ini adalah jenis distrofi kornea yang paling umum. Dalam
distrofi kornea Fuchs, lapisan endothelium di dalam kornea mengalami kerusakan dan
kehilangan kemampuan untuk mengatur kadar air dalam kornea. Hal ini mengakibatkan
pengumpulan cairan dan pembengkakan kornea, yang dapat menyebabkan kabur
penglihatan dan ketidaknyamanan.

- Dystrofi Kornea Epitel Basal Meulengracht: Dalam distrofi kornea ini, lapisan epitel
basal di dekat lapisan luar kornea mengalami gangguan. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada epitel kornea dan pembentukan bintik-bintik keputihan pada kornea,
yang dapat mempengaruhi penglihatan.
- Dystrofi Kornea Lattice: Dalam distrofi kornea lattice, terjadi akumulasi protein
abnormal di dalam kornea. Ini menyebabkan pembentukan pola jaringan seperti jala
pada kornea, yang dapat menyebabkan kerusakan dan pengaburan penglihatan.

- Dystrofi Kornea Granular: Dalam distrofi kornea granular, terjadi pengumpulan deposit
kristalin di dalam kornea. Ini dapat menyebabkan pembentukan bintik-bintik putih atau
keruh pada kornea, yang dapat mempengaruhi penglihatan.
- Dystrofi Kornea Macular: Dystrofi kornea macular ditandai oleh penumpukan bahan
seperti lemak pada kornea. Hal ini dapat menyebabkan pengaburan penglihatan dan
penurunan kemampuan melihat detail.

Selain jenis-jenis yang disebutkan di atas, ada banyak lagi distrofi kornea yang jarang
terjadi dan mungkin memiliki karakteristik klinis dan genetik yang berbeda. Diagnosa
dan manajemen distrofi kornea harus dilakukan oleh dokter mata yang berpengalaman
dan dapat melibatkan berbagai metode, seperti obat tetes mata, lensa kontak khusus,
atau dalam beberapa kasus, operasi keratoplasti.

5. Keratopati dan keratitis adalah dua kondisi yang mempengaruhi kornea, lapisan luar
jaringan transparan di depan bola mata. Meskipun keduanya melibatkan peradangan
pada kornea, terdapat perbedaan dalam aspek-aspek berikut:

Keratopati:
- Definisi: Keratopati adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
kelainan atau penyakit pada kornea, termasuk perubahan struktural, degenerasi, atau
kerusakan yang mempengaruhi penglihatan.

- Penyebab: Keratopati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan


genetik, trauma, infeksi, penyakit sistemik, peradangan, kekeringan mata, eksposur
radiasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

- Gejala: Gejala keratopati dapat bervariasi tergantung pada jenis dan penyebabnya.
Gejala yang umum termasuk ketidakjelasan penglihatan, penglihatan ganda, sensasi
benda asing di mata, kemerahan, nyeri mata, atau peningkatan sensitivitas terhadap
cahaya.

- Penanganan: Penanganan keratopati akan tergantung pada penyebab dan jenisnya.


Perawatan dapat mencakup penggunaan obat tetes mata, lensa kontak khusus,
perubahan gaya hidup, terapi cahaya, atau dalam beberapa kasus, operasi keratoplasti.

Keratitis:

- Definisi: Keratitis adalah peradangan pada kornea yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, jamur, atau ameba. Namun, keratitis juga dapat disebabkan oleh
faktor non-infeksius seperti cedera, kekeringan mata yang parah, atau reaksi terhadap
zat iritan.

- Penyebab: Keratitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau
ameba yang masuk ke kornea melalui luka atau kontak langsung. Namun, faktor-faktor
lain seperti cedera, kekeringan mata, atau reaksi alergi juga dapat menyebabkan
keratitis.
- Gejala: Gejala keratitis dapat mencakup penglihatan kabur, kemerahan, nyeri mata
yang parah, penglihatan cahaya berlebihan, keluarnya cairan atau nanah dari mata,
atau sensasi benda asing di mata.
- Penanganan: Penanganan keratitis akan tergantung pada penyebab dan jenisnya.
Pengobatan dapat melibatkan obat tetes mata atau salep antibakteri, antivirus, atau
antijamur. Dalam kasus infeksi serius atau tidak responsif, dokter dapat merujuk pasien
untuk perawatan lanjutan seperti penggunaan obat oral atau bahkan operasi.

Penting untuk mencari perhatian medis jika Anda mengalami gejala keratopati atau
keratitis. Dokter mata atau profesional kesehatan yang berpengalaman dapat
memberikan diagnosis yang tepat dan merencanakan pengobatan yang sesuai

6. Berikut adalah beberapa syarat umum yang harus dipenuhi untuk kornea resipien:

- Kondisi Kornea: Kornea yang akan digunakan sebagai donor harus dalam kondisi
yang baik. Ini berarti tidak ada penyakit atau kelainan yang signifikan seperti distrofi
kornea, luka parah, atau infeksi yang dapat memengaruhi hasil transplantasi.

- Keadaan Jaringan Kornea: Kornea yang digunakan sebagai donor harus memiliki
lapisan epitel yang sehat dan bagian stroma yang tidak rusak secara signifikan. Kornea
yang rusak atau terlalu tipis mungkin tidak cocok untuk transplantasi.

- Usia Donor: Biasanya, kornea donor yang digunakan dalam transplantasi harus
berasal dari donor muda atau dalam rentang usia tertentu. Kornea dari donor yang lebih
muda cenderung memiliki kualitas dan potensi kesembuhan yang lebih baik.

- Riwayat Penyakit: Donor kornea harus memiliki riwayat medis yang baik. Dalam
beberapa kasus, riwayat penyakit seperti penyakit menular atau infeksi yang dapat
ditularkan melalui transplantasi kornea dapat menjadi kontraindikasi.
- Keberadaan Kornea Donor yang Sesuai: Ketersediaan kornea donor yang sesuai
adalah syarat penting untuk operasi keratoplasti. Kornea donor harus tersedia dengan
kualitas dan kesesuaian yang memadai untuk pasien yang membutuhkan transplantasi.

- Syarat-syarat kornea resipien dapat bervariasi tergantung pada protokol medis,


kebijakan regional, dan keadaan individu pasien. Keputusan akhir tentang kesesuaian
kornea donor biasanya dibuat oleh tim medis yang terlibat dalam proses transplantasi
kornea, termasuk dokter mata dan ahli bedah.

7. Osteosarcoma adalah jenis keganasan tulang yang jarang terjadi dan biasanya tidak
memiliki hubungan langsung dengan keratitis, yang merupakan peradangan pada
kornea mata. Osteosarcoma biasanya mempengaruhi tulang, terutama di daerah tulang
panjang seperti lengan atas, paha, atau tulang kering.
Osteosarcoma jarang menyebar ke mata atau kornea secara langsung. Osteosarcoma
cenderung menyebar melalui jalur peredaran darah atau limfatik ke organ lain, seperti
paru-paru atau tulang belakang.

Jika osteosarcoma menyebar ke mata, ini akan menjadi kondisi yang sangat langka dan
serius. Pada kasus yang jarang ini, kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul
termasuk:

- Gangguan penglihatan: Jika osteosarcoma menyebar ke mata atau kornea, dapat


menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan atau bahkan kehilangan
penglihatan.

- Peradangan dan kerusakan pada kornea: Jika tumor osteosarcoma menekan atau
merusak kornea, itu dapat menyebabkan peradangan, luka, atau kerusakan pada
kornea, yang kemudian dapat mempengaruhi penglihatan.

- Komplikasi lainnya: Osteosarcoma yang menyebar ke mata atau kornea dapat


menyebabkan komplikasi lain terkait dengan lokasi dan ukuran tumor, termasuk
glaukoma sekunder (tekanan mata yang tinggi), pembengkakan mata, atau gangguan
gerakan bola mata.

Anda mungkin juga menyukai