Defisiensi musin Defisiensi vitamin A, sindrom Stevens Johnson, pemfigoid okuler, konjungtivitis
menahun, luka bakar kimia, obat – obatan (antihistamin, agen antimuskarinik, beta
blocker (practolol))
pungtum lakrimal
kanalikuli lakrimal
sakus lakrimal
duktus nasolakrimal
Kelainan lipid
Kekurangan lapisan lipid pada anatomi air mata menyebabkan evaporasi yang
berlebihan.
Disfungsi kelenjar meibomia, meibomitis, infeksi kelopak mata, blepharitis dapat
menghambat lipid yang penting untuk mengurangi penguapan lapisan aqueous.
MANIFESTASI KLINIS
Moderate
Hasil tes schirmer antara 5-10 mm dalam 5 menit
Severe
Hasil tes schirmer kurang dari 5 mm dalam 5 menit,
DIAGNOSIS KOMPLIKASI
BANDING
1. Blepharitis Pada awal perjalanan keratokonjungtivitis sicca,
penglihatan sedikit terganggu.
2. Konjungtivitis alergi
Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea,
3. Keratokonjungtivitis Superior Limbic penipisan kornea, dan perforasi. Kadang-kadang
4. Komplikasi Lensa Kontak terjadi infeksi bakteri sekunder, dan berakibat
timbulnya jaringan parut dan vaskularisasi pada
kornea, yang sangat menurunkan penglihatan.
PENATALAKSANAAN
Dasar dari pengobatan sindrom mata kering ialah mencari penyebab dan mengetahui jenis lapisan air mata yang
mengalami defisiensi.
Simptomatic treatment
Pengobatan sindrom mata kering adalah sebagai berikut
1. Pemberian air mata buatan
Air mata buatan diberikan 1-2 tetes pada dewasa maupun anak - anak apabila terjadi defisiensi komponen air.
Air mata buatan ini berfungsi sebagai pelumas pada permukaan mata.
2. Salep / gel, sebagai pelumas jangka panjang, terutama saat tidur
3. Kacamata pelembab bilik
apabila penyebabnya lingkungan yang terlalu panas atau dingin. Usahakan kaca mata hitam yang dipakai adalah
yang mempunyai bentuk yang cukup lebar dan menutupi daerah samping mata, sehingga penguapan air mata
dapat dihindari.
PENATALAKSANAAN
4. Agen anti-inflamasi
- Siklosporin A topikal : diberikan 1 tetes pada setiap mata per 12 jam.
- Kortikosteriod topikal : Kortikosteroid topikal baik digunakan sendiri atau bersama dengan Siklosporin, bisa
mengurangi peradangan dan gejala mata kering.
5. Topikal / sistemik tetrasiklin
Obat ini efektif apabila terdapat disfungsi kelenjar meibom, obat yang bisa diberikan berupa: Doxycycline 100
mg, Minoxycline 100 mg
6. Lensa kontak
Lensa kontak diberikan pada pasien dengan defisiensi mucus dengan derajat berat yang gagal diterapi menggunakan
obat-obatan.
7. Bedah
- Punctal plug
- Tarsorrhaphy
PROGNOSIS
•Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom mata kering
adalah baik.
•Sebagian besar pasien dengan derajat keparahan ringan hingga sedang dapat diobati gejalanya
dengan pemberian lubricant, dan gejalanya bisa teratasi.
•Pada mata kering yang berat, bisa mengganggu kualitas hidup karena seringkali pasien
mengeluhkan penglihatan kabur, iritasi berat sehingga mereka kesulitan membuka mata dan
mereka aktivitas kerja menjadi terganggu.
KONJUNGTIVITIS
DEFINISI
Konjungtivitis adalah inflamasi jaringan konjungtiva yang dapat
disebabkan oleh invasi mikroorganisme, reaksi hipersensitivitas atau
perubahan degeneratif di konjungtiva.
Peradangan pada konjungtiva paling sering disebabkan oleh infeksi
virus. Penyebab lain tersering konjungtivis adalah infeksi bakteri dan
alergi.
EPIDEMIOLOGI
•Secara global kasus konjungtiva dapat terjadi pada semua kelompok usia, dari
mulai neonatus hingga lansia.
•Di Amerika Serikat diperkirakan ada sekitar 6 juta kasus baru konjungtivis viral
per tahunnya. Adenovirus merupakan penyebab di hamper 90% kasus
konjungtivis viral. Insidensi konjungtivis bakteri di Amerika Serikat adalah 135
kasus per 10.000 populasi per tahun.
•Di Indonesia konjungtivitis masuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak pada
pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2009, dengan jumlah kunjungan
sebanyak 135.749. pada tahun 2010 angka kunjungan menurun menjadi 87.513
dengan jumlah kasus baru sebanyak 68.026 kasus.
ETIOLOGI
Penyebab dari konjungtivis bermacam-macam yaitu bisa disebabkan karena bakteri, virus, infeksi
klamidia dan konjungtivis alergi.
Konjungtivis bakteri biasanya disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus dan
Haemophillus.
Penyebab tersering konjungtivitis akut adalah virus. Infeksi virus tertentu cenderung lebih sering
menginfeksi kornea misalnya virus herpes simpleks.
Konjungtivitis virus meliputi konjungtivitis adenovirus, konjungtivitis herpes simpleks, konjungtivitis
herpes-zooster, konjungtivitis pox virus, konjungtivitis miksovirus, konjungtivitis paramiksovirus, dan
konjungtivitis arbovirus.
Penyebab konjungtivis lainnya yaitu infeksi klamidia yang disebabkan oleh organisme Chlamydia
trachomatis.
Konjungtivis yang disebabkan oleh alergi diperantarai oleh igE terhadap allergen yang umumnya
disebabkan oleh bahan kimia.
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala umum pada konjungtivis yaitu mata merah, terdapat kotoran pada mata,
mata terasa panas seperti ada benda asing yang masuk, mata berair, kelopak mata lengket,
penglihatan terganggu, serta mudah menular mengenai kedua mata.
Tanda dan gejalanya berdasarkan jenis konjungtivis
• Bakteri : mata kemerahan disertai sensasi benda asing, tanpa gatal, sekret putih-kuning keruh
dan kental jarang ditemukan limfadenopati preauricular (pembesaran kelenjar getah bening
di depan telinga).
• Virus : mata kemerahan, gatal dan berair, sekret cair, tanpa gangguan penglihatan, terdapat
riwayat penyakit saluran napas atas, ditemukan limfadenopati preauricular.
• Alergi : mata kemerahan dengan gejala gatal atau sensasi terbakar, ada riwayat alergi, sekret
encer tidak ditemukan limfadenopati preauricular.
TERAPI
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab.
• Konjungtivis karena bakteri dapat diobati dengan : Sulfonamide (sulfacetamide 15%) atau
antibiotika (Gentamycine 0,3%; chloramphenicol 0,5%)
• Konjungtivis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder.
• Konjungtivis karena alergi diobati dengan : antihistamin (anrazidibe 0,5%, rapazoline 0,05%)
atau kortikosteroid (deksametasone 0,1%)
Penanganannya dimulai dengan pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisal
tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.
TERAPI
Konjungtivitis virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya, namun pemberian kompres
dingin, air mata artifisial atau antihistamin topikal bermanfaat untuk meredakan gejala.
Terapi antiviral tidak diperlukan kecuali untuk konjungtivitis herpetik yaitu asiklovir oral
400mg/hari untuk virus herpes simpleks dan 800mg/hari untuk herpes zoster selama 7-10 hari.
Walaupun akan sembuh sendiri, penatalaksanaan konjungtivitis virus dapat dibantu dengan
pemberian air mata buatan (tetes mata) dan kompres dingin.
Antibiotik dapat dipertimbangkan jika konjungtivitis tidak sembuh setelah 10 hari dan diduga
terdapat superinfeksi bakteri.
Penggunaan deksametason 0,1% topikal membantu mengurangi peradangan konjungtiva