1. Pendahuluan
Air mata manusia melindungi permukaan anterior mata dan terdiri dari
3 lapisan, yaitu lapisan musinosa dalam, komponen aqueous dan lapisan lipid
monomolekuler superfisial. Lapisan musin berasal dari sel goblet konjungtiva,
komponen aqueous dari kelenjar lakrimalis dan lapisan lipid monomolekular
dari kelenjar meibom. Ketiga lapisan air mata ini mencegah permukaan okuli
dari invasi oleh patogen, memudahkan pertukaran udara dan menyediakan
nutrisi bagi kornea.
Jurnal ini membahas tentang anatomi, fisiologi dan produk dari
kelenjar lakrimalis berkaitan dengan sindroma mata kering. Selain itu, jurnal
ini juga membahas tentang beberapa penyebab patologis kelenjar lakrimalis
seperti penuaan, penyakit autoimun dan infeksi. Pada akhir jurnal dibahas
tentang penatalaksanaan emergensi sindroma mata kering yang berkaitan
dengan disfungsi kelenjar lakrimalis.
2. Anatomi, Fisiologi, Inervasi dan Histologi
2.1 Anatomi, Vaskularisasi, Inervasi
Kelenjar lakrimalis terletak di superotemporal orbita di fosa
lakrimalis os frontalis. Secara makroskopis, kelenjar lakrimalis berwarna
merah muda keabuan, terdiri dari lobulus kecil dengan jaringan ikat
bersepta dan tidak memiliki kapsul. Kelenjar lakrimalis dibagi menjadi 2
lobus, lobus orbital dan parpebral. Meskipun terbagi, tetapi sebenarnya
tidak terpisah seutuhnya karena terdapat dinding posterior parenkim
diantara kedua lobus. Kelenjar lakrimalis bagian depan terikat oleh septum
orbita dan lapisan lemak, bagian posterior oleh lemak orbita, bagian
2.2 Patologi
Obata dkk, menemukan bahwa fibrosis dan atrofi baik lobular
ataupun difus, fibrosis periduktus, focus limfositik, dan infiltrasi lemak
ditemukan lebih sering pada lobus orbital, sedangkan dilatasi duktus
interlobular sering ditemukan di lobus palpebral. Belum diketahui secara
jelas apa yang menjadi penyebab perbedaan dari patofisiologi yang
terjadi pada masing- masing lobus. Pada sebuah penelitian otopsi
kelenjar lakrimalis oleh Roen dkk, ditemukan bahwa 75% kelenjar yang
diteliti menunjukkan kelainan mikroskopik. Kelainan yang paling
banyak ditemukan adalah inflamasi kronik dan fibrosis periduktus.
Rerata pasien yang diteliti lebih dari usia 50 tahun menunjukkan tanda
fibrosis periduktus dan kelainan duktus. Kombinasi dari fibrosis
periduktus, inflamasi dan dilatasi bisa menyebabkan retensi air mata
yang berkontribusi pada terjadinya sindroma mata kering akibat usia
lanjut. Penelitian lain oleh Obata dkk, mengemukakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dari banyaknya kejadian fibrosis, atrofi
periduktus kelenjar lakrimalis pada wanita postmenopaus dibandingkan