Anda di halaman 1dari 2

Dunia Sophie merupakan sebuah buku novel yang bisa dibilang mengenalkan kepada

saya bagaimana itu dunia filsafat yang tadinya menurut saya merupakan salah satu hal yang
tidak mungkin untuk saya baca, bayangkan atau bicarakan. Pada bab pertama berjudul Taman
Firdaus bercerita tentang seorang anak perempuan dengan nama Sophie Amunsend berusia
14 tahun yang saat pulang dari sekolah mendapatkan surat yang bisa dibilang misterius
karena tidak ada nama pengirim dan isi suratnya hanya tertulis “Siapakah kamu?”. Berawal
dari pertanyaan pada surat misterius itu, kemudian muncul berbagai surat yang
mengarahkannya untuk memulai belajar dan memahami “Apa itu Filsafat?”.
Novel karya Jostein Gaarder ini adalah sebuah novel berkaitan sejarah filsafat sejak
awal perkembangan dari era Socrates di Yunani hingga Freud di abad kedua puluh ini. Novel
dengan latar belakang filsafat menjadi menarik karena bisa disampaikan dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dicerna.
Pada bab Topi Pesulap dijelaskan unuk menjadi seorang filosof yang baik pertama
kali yang dilakukan yaitu adanya rasa ingin tahu. Hal ini menjadi penting, karena kegairahan
manusia adalah rasa ingin tahu yang tinggi, oleh sebab itu manusia dikaruniai akal untuk
berpikir.. Hal itulah yang mengundang rasa ingin tahu pada setiap pikiran dalam menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dasar tentang filsafat alam, kehidupan bahkan eksistensi
manusia dipertanyakan, makna dan tujuan hidup, dan bagaimana cara hidup
Pertanyaan-pertanyaan yang cukup singkat namun jawabannya menurut para filosof
sungguh beragam dan menarik untuk dipahami. Namun kembali pada individu masing-
masing yang memfokuskan pada pertanyaan tersebut atau tidak. Bahwa dalam hidup ini ada
sesuatu hal yang ingin dimengerti dan dipahami, salah satu caranya adalah dengan berpikir
mencari akar permasalahannya.
Sejarah filsafat pun dimulai, Sophie yang belum kenal siapa sesungguhnya Alberto
Knog, merasa bertanya-tanya siapakah dia, orang baik atau jahat. Namun semua itu seakan
terlupakan dengan keasyikan rasa ingin tahu Sophie terhadap sejarah filsafat yang tertulis di
lembar surat-surat beramplop itu. Menurut dirinya banyak hal yang ditanyakan, dan jawaban
yang ditawarkan Alberto Knog dalam sajiannya melalui sejarah perkembangan filsafat ini
mulai diminati Sophie.
Pembaca diajak berimajinasi menggunakan sejarah filsafat di Barat periode Socrates
hingga Freud di abad ke dua puluh ini, mengungkap jati diri Sophie dan kehidupan yang
sebenarnya. Pelajaran yang dijelaskan dengan bahasa mudah dicerna, yang bisa dipelajari
oleh anak-anak seumuran Sophie bahkan oleh pembaca.
Novel Dunia Sophie ini mengupas proses pencarian jati diri dengan sajian berbumbu
sejarah filsafat. Sejarah filsafatnya diungkap dengan jernih, bersih sehingga mudah
dimengerti bagi mereka yang berusaha memahaminya dengan berpikir rasionalis. Novel
Dunia Sophie ini bukan memaparkan teori-teori filsafat saja tetapi juga mengajarkan bahwa
filsafat justru hadir dalam kehidupan kita mulai dari hal-hal kecil sampai ke yang besar.
Selain memaparkan teori-teori filsafat, novel ini mampu mengajak kita masuk ke
dalam kehidupan para tokoh buatannya dengan memikirkan kehidupan para tokohnya,
dihubungakan dengan pengalaman dan pertanyaan filsafat itu sendiri.  Penulis
mengungkapkan tokoh-tokoh buatannya sungguh menarik, hingga kehidupannya seolah
hidup seperti manusia. Kejutan dibuat seolah Sophie dan Alberto adalah tokoh pelaku dalam
novel ini, namun sungguh tak diduga ternyata keduanya adalah tokoh buatan dari tokoh yang
ditulis Jostein Gaarder, yaitu Hilde dan Ayahnya, Sang Mayor Albert Knag adalah tokoh
dalam novel ini. Dengan kata lain, ada sebuah cerita dalam sebuah cerita. Gaarder memakai
tokoh Alberto untuk menceritakan sejarah filsafat kepada Sophie.
Bab paling mendalam di buku ini menurut saya adalah pembahasan tentang Socrates,
Plato dan Arisoteles, yang merupakan filsuf terbesar sepanjang sejarah. Socrates memiliki
pemikiran pada pencarian mengenai kebenaran sejati, ia menganggap ada kebenaran abadi
yang akan selalu ada dan tidak subjektif. Muridnya Plato, kemudian hari juga menjadi salah
satu filsuf terbesar sepanjang sejarah. Ia mendirikan akademi, yang merupakan asal dari
sistem pengajaran di sekolah sekarang ini. Arisoteles juga kemudian menjadi filsuf paling
berpengaruh. Arisoteles berpendapat bahwa bentuk memperlihatkan ciri potensi sekaligus
batas dari segala hal di dunia. Arisoteles lah yang mengklasifikasikan manusia, hewan dan
tumbuhan, benda mati-benda hidup.
Menurut saya novel ini bagus bagi yang ingin memulai untuk belajar filsafat. Bahasa
yang sederhana dan mudah dicerna, membantu para pembaca memahami konsep awal
tentang ilmu filsafat. Pemikiran kita pada nantinya juga akan lebih terbuka karena tidak
memandang segala sesuatu dari satu sisi saja. Alur cerita yang menarik disetiap bab nya
membuat para pembaca memiliki rasa penasaran, itulah salah satu daya tarik dari novel ini.

Anda mungkin juga menyukai