Anda di halaman 1dari 17

Pembunuhan Anak Sendiri

(INFANTICIDE)
Oleh :
Ali Rafi Rafsanjani
Kelompok XII-B

Pembimbing :
KBP dr. Ratna Relawati., Sp. KF., MSI., Med
Definisi
Infantisida adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu
terhadap anak kandungnya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak
lama kemudian.

Menurut hukum di Indonesia infantisida adalah perampasan nyawa


anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian karena
alasan tertentu.
Hukum yang mengatur
Infanticide
Pasal 341 KUHP ( Kinderdoodslag )

“Seorang ibu yang takut ketahuan melahirkan


anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, maka diancam karena membunuh anak
sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7
tahun”.
Hukum yang mengatur Infanticide

Pasal 342 KUHP


01 (Kindermoord ) 02 Pasal 343 KUHP

pidana penjara 9 Bagi orang lain yang


tahun turut serta.
Fokus pemeriksaan forensik & kriteria:

Apakah bayi lahir Apakah bayi dapat hidup


hidup/tidak? Berapa umur bayi di
diluar kandungan/tidak dalam kandungan?
(viabilitas)?

Jika lahir hidup, berapa Apakah penyebab,


lama hidup diluar mekanisme, dan
kandungan? cara kematian?
Kriteria Infinticide:

Pelaku harus ibu Korban harus bayi / anak Waktu pembunuhan -+


kandung kandung sendiri 24 jam setelah
dilahirkan

Pembunuhan harus dilakukan pada saat


dilahirkan atau tidak lama kemudian
setelah bayi lahir.
Lahir mati
Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi sebelum
keluar atau dikeluarkan dari ibunya.
Maserasi : pembusukan steril di dalam kandungan,
muncul mulai 3-4 hari kematian, tampak jelas bila
8-10 hari kematian dalam rahim dengan ciri:
a. Kulit ari terkelupas
b. Badan teraba licin, warna kemerahan
c. Tampak gelembung kulit ari berisi cairan
berwarna kemerahan
d. Badan membengkak dan sendi-sendi terlepas
Purposeful and active play

Konsistensi paru seperti


Dada telah mengembang,
spons dan teraba derik
berbentuk seperti barel.
udara.

Sekat rongga badan turun


menjadi setinggi sela iga 4 Uji apung paru
atau iga 5. Permukaan paru seperti positif.
marmer
Viabilitas

Adalah kedaan bayi atau janin yang dapat hidup diluar


kandungan tanpa bantuan alat apapun.
Kriteria mampu hidup diluar kandungan :
a. Umur kehamilan lebih dari 28 minggu.
b. Berat bayi diatas 1000 gram.
c. Lingkar kepala lebih dari 32 cm.
d. Panjang kepala-tumit lebih dari 35 cm.
e. Tidak ada kelainan bawaan yang berat.

Bila bayi tidak dapat hidup diluar kandungan, besar kemungkinan bayi
akan meninggal sendiri pada saat atau beberapa saat setelah dilahirkan.
Cukup Bulan dalam Kandungan

 Terdapat rambut-rambut  Lipatan kulit telapak kaki


halus di tubuh bayi. melebihi 2/3 panjang kaki.
 Tumbuhnya kuku jari  Diameter tonjolan puting
tangan. susu.
 Tulang rawan telinga
Perkiraan Usia diluar Kandungan

Uji apung Terdapat mekonium


lambung-usus
Lambung= <1 jam hingga 24 jam
Usus halus= 1-2 jam setelah lahir.
Usus besar= 5-6 jam
Rektum= 12 jam
Unsur Ibu

Harus dibuktikan bahwa perempuan


tersangka merupakan ibu yang melahirkan
bayi tersebut.
Unsur Ibu
Pemeriksaan :
a. Tanda-tanda hamil/melahirkan : perdarahan dari vagina (lokia),
striae gravidarum, areola mammae berwarna hitam
gelap.
b. Pemeriksaan penunjang : tes beta-hCG positif, golongan darah
identik dengan bayi, tes DNA, golongan darah ibu sama dengan
golongan darah dari ari-ari.
Pada ari-ari yang terpisah dari ibu :
a. Golongan darah tersangka ibu sama dengan golongan darah
dari ari-ari.
b. Pada ari-ari yang melekat pada ibu :
Golongan darah tali pusat sama dengan golongan darah bayi.
Penyebab Kematian
Sebagian besar kekerasan Pencekikan
tumpul daerah kepala dan
leher :
• Menggunakan alat
Pembekapan.
seadanya yang
Pencekikan.
ditemukan di TKP.
Penjeratan.
• Dapat pula ditemukan
kekerasan tajam di
daerah leher.

Penjeratan
Visum et
Repertum
Kesimpulan VeR menjawab:

1. Identifikasi mayat bayi (jenis kelamin,


golongan darah, usia dalam kandungan,
usia diluar kandungan).
2. Mampu hidup diluar kandungan/tidak.
3. Lahir hidup/mati.
4. Luka-luka dan jenis kekerasan
penyebabnya.
5. Sebab kematian dan mekanisme kematian
Daftar Pustaka
Dahlan S. Ilmu kedokteran forensik: Pedoman bagi dokter dan penegak
hukum.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2008.
Hadijah, siti 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan
Pembunuhan Bayi. UNDIP. 2011
Apuranto H. Hoediyanto. 2012. buku ajar keodekteran forensik dan
medikolegal. Universitas Aiarlangga. Surabaya.
Budiyanto dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997 edisi I. Cetakan kedua. UI
Hadidjah S. Penegakan hukum pidana dalam penanggulangan pembunuhan
bayi di wilayah DIY.
2008.http://eprints.undip.ac.id/18734/1/SUSI_HADIDJAH.pdf
Sampurna B, Samsu Z. Peranan ilmu kedokteran forensik dalam penegakan
hukum: sebuah pengantar. Jakarta: Pustaka Dwipar. 2007.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai