Anda di halaman 1dari 29

Abortus dan Infanticide

Disusun oleh:
Ghaisani Awwanis
123810078

Pembimbing:
dr. H. Riza Rivani Machfudz., Sp. FM., M.HKes

Kepaniteraan Klinik KSM Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon
Rumah Sakit Umum Daerah Waled
2023
ABORTUS

 Dalam pengertian medis, abortus adalah gugur kandungan atau keguguran.


Keguguran itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan sebelum fetus dapat hidup
sendiri diluar kandungan. Batas umur kandungan yang dapat diterima sebagai
abortus adalah sebelum 28 minggu dan berat badan fetus kurang dari 1000g.

 Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu lahir


tanpa melihat usia kandungannya (adanya faktor kesengajaan).
Abortus
Spontanius
Abortus Terapeutikus/
Medicinalis
Abortus
Provokatus
Kriminalis
📎 📎
Abortus Spontanius Abortus Provokatus

Terjadi dengan sendirinya, biasanya Abortus yang sengaja dibuat dengan berbagai cara,
baik dilakukan oleh ibunya sendiri atau dibantu
disebabkan karena penyakit atau
oleh orang lain, contoh:
kelainan pada ibu atau janin. • Abortus yang dilakukan atas dasar pengobatan
(terapeutik/medis)
• Abortus yang dilakukan tanpa adanya alasan
medis yang dapat dipertanggung jawabkan
(kriminalis).
📎
ASPEK HUKUM
📎
TEKNIK ABORSI

1. Kekerasan Umum
 Aktifitas fisik berlebihan: berlari, loncat-loncat
2. Kekerasan Lokal
 Tanpa menggunakan alat: memijat/mengurut, meninju perut
bagian bawah atau kekerasan langsung pada perut atau uterus
 Dengan alat-alat medis: tang kuret, sonde
 Dengan alat-alat non medis: tongkat, batang kayu, dll
 Dengan zat-zat kimia: kreolin/lysol/carbol, zink clorida, air sabun
 Dengan obat-obatan: obat emetika, obat purgative atau laxantia,
pelancar haid, ecbolica atau obat perangsang otot rahim
📎
PEMERIKSAAN ABORTUS PROVOKATUS

PEMERIKSAAN KORBAN HIDUP

PEMERIKSAAN KORBAN MATI


PEMERIKSAAN KORBAN HIDUP

Mendapatkan tanda-tanda sisa kehamilan dan menentukan cara pengguguran yang


dilakukan serta sudah berapa lama melahirkan.
 Pemeriksaan tes kehamilan masih dapat dilakukan beberapa hari sesuadah bayi
dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada pemeriksaan payudara;
 Nyeri tekan didaerah perut;
 Kongesti pada labia mayora, minora dan serviks;
 Bila segera sesudah melahirkan mungkin masih bisa didapati sisa plasenta, luka,
peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim dalam vagina.
PEMERIKSAAN KORBAN MATI

Pemeriksaan post mortem sangat penting dilakukan terutama pada kasus


aborsi kriminal, yang dimana akan terungkap jika Wanita yang diaborsi
meninggal dunia. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan:
1. Ada/tidaknya tanda kehamilan
2. Adanya tanda-tanda upaya aborsi
3. Sebab-sebab kematian
1. Ada/tidaknya tanda kehamilan

 Payudara: membesar karena poliferasi kelenjar susu


 Uterus: besar, sisa janin, sel trophoblast dan sel decidua
 Ovarium: korpus luteum persisten
 Genitalia: pucat memar
 Tanda-tanda kehamilan dan persalinan lain: striae gravidarum, dinding
perut kendor, rahim teraba di atas simfisis pubis, robekan perineum, lochea
2. Adanya tanda-tanda upaya aborsi

 Tanda-tanda kekerasa local seperti memar, laserasi atau perdarahan pada


jalan lahir
 Infeksi akibat pemakaian alat-alat tidak steril
 Jika menggunakan zat-zat kimia, dapat ditemukan sisa-sisanya pada
vagina atau cavum uteri
3. Sebab-sebab kematian

 Apakah karena vagal reflex, perdarahan, sepsis, syok, emboli


udara, emboli cairan, gagal ginjal akut, dll.
📎
PENEMUAN PADA PEMERIKSAAN
POST MORTEM

BERDASARKAN CARA ABORSI


ABORSI DENGAN OBAT

Analisis toksikologi dapat mendeteksi obat dan menentukan


perkiraan secara kuantitatif, jika dilakukan segera mungkin.
Perubahan tubuh dapat sesuai dengan keracunan oleh
abortifacient, yang mengiritasi gastrointestinal.
ABORSI DENGAN INSTRUMEN

Bukti dicari berdasarkan adanya tanda-tanda robekan atau perforasi


jalan lahir. Perforasi pada forniks posterior vagina atau dinding posterior
atau lateral uterus, diikuti kematian akibat peritonitis atau inflamasi lokal
yang berat, kemungkinan dilakukan oleh operator yang tidak ahli.
Ruptur akibat penyakit harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan
pemeriksaan mikroskopis.
ABORSI DENGAN PENYEMPROTAN

 Tampak adanya cairan berbusa di antara dinding uterus dengan fetal


membran.
 Gelembung-gelembung udara dapat dilihat dan ditelusuri pada
pembuluh vena mulai dari rahim sampai ke bilik jantung kanan.
 Perforasi fundus uteri dapat dijumpai bila syiringe dipergunakan
untuk penyemprotan.
INFANTICIDE

Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya sendiri ketika
dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut
ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
📎
ASPEK HUKUM
 KUHP pasal 341 Kinderdoodslag
Seorang ibu yang karena takut ketauan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
 KUHP pasal 342 Kindermoord
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancamm karena melakukan pembunuhan anak sendiri
dengan rencana pidana penjara paling lama sembilan tahun.
 KUHP pasal 338 ayat 2, KUHP pasal 340 ayat 2 (pembunuhan)
 KUHP pasal 181 ayat 2 (menyembunyikan kelahiran dan kematian anak)
 KUHP pasal 308 (2), KUHP pasal 305 (2), KUHP pasal 306 (2).
📎 PEMERIKSAAN POST
MORTEM

1. Bayi viabel atau tidak


2. Bayi lahir hidup
3. Apakah ada tanda-tanda perawatan
4. Penyebab kematian
1. Viabilitas

 Kemampuan hidup bayi diluar kandungan tanpa perawatan khusus


 Bayi dikatakan viable jika memenuhi persyaratan:
- Umur kandungan paling tidak 28 minggu
- Tidak ada cacat berat seperti anencephalus, ectopia cordis, rakiskisis
 Tanda viabilitas → terukur dan tidak terukur.
Viabilitas

Terukur: Tidak terukur:


 Usia kehamilan >28 minggu  Alis, bulu mata, bulu badan
 Panjang badan ≤ 35 cm  Daun telinga
 Berat badan ≤ 1500 gr (2500-  Kuku telah melewati ujung jari
3000 gr)  Garis telapak kaki
 Lingkar kepala 33 cm  Inti penulangan sudah terbentuk,
minimal pada talus dan calcaneus
2. Lahir
Hidup

 Keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah


pemisahan, menunjukkan tanda kehidupan tanpa melihat usia gestasi.
 Tanda-tanda lahir hidup: terdapat udara pada paru-paru, terdapat
udara dalam lambung dan usus, terdapat makanan pada lambung.
Sistem Pernapasan

 Dada sudah mengembang, diafragma sudah turun sampai sela iga ke


4-5, tulang iga terlihat lebih mendatar dan melebar
 Paru menutupi sebagian besar kantung jantung
 Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pelura tegang, tepi
paru tumpul, konsistensi seperti pons dan terdapat derik udara
 Berat paru bertambah hingga dua kali atau kira-kira 1/35 x BB
 Uji apung paru (+)
Sistem Pencernaan

 Adanya udara dalam saluran cerna dapat dilihat dengan foto rontgen.
Udara dalam duodenum menunjukkan lahir hidup sekitar 6-12 jam,
bila usus besar 12-24 jam.
 Tes apung lambung-usus → dilakukan hanya bila jenazah bayi belum
membusuk:
- Bayi telah bernapas → lambung dan usus mengapung dalam air (+)
- Bayi belum bernapas → lambung dan usus tenggelam dalam air (-)
3. Tanda Perawatan

 Tali Pusat

Bayi dirawat Partus presipitatus

Bayi dirawat → dibersihkan


 Verniks Kaseosa
Bayi tidak dirawat → tidak dibersihkan, daerah lipatan kulit (+)

 Pakaian Bayi dirawat → pakaian (+)


4. Penyebab Kematian
Bayi
1. Trauma Kepala
Trauma lahir atau pemukulan kepala? → diketahui dengan pemerikaan otopsi
2. Kecelakaan
3. Penyakit
4. Pembunuhan → asfiksia
 Penutupan lubang saluran napas: pembekapan, penyumbatam
 Penekanan dinding sal. napas: penjeratan, pencekikan, gantung
 Penekanan dinding dada: trauma
 Saluran napas terisi air: ditenggelamkan
Daftar Pustaka

1. Idries, AM. Tjiptomartono, AL. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan.
2. Shepherd R. Simpson’s forensic medicine. 12th ed. Londin: Arnold. 2020.
3. Budiyatno dkk. Ilmu kedokteran forensic. Edisi 1. UI: 2020.

Anda mungkin juga menyukai