Disusun oleh:
Rd. Tiara Indah P 12100118186
Wildan 12100118123
Preseptor:
Ihsan W., dr., Sp.F
2.2 Epidemiologi
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus
dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara. Survei yang dilakukan di beberapa
klinik di Jakarta, Medan, Surabaya dan Denpasar menunjukkan bahwa abortus
dilakukan 89% pada wanita yang sudah menikah, 11% pada wanita yang belum
menikah dengan perincian: 45% akan menikah kemudian, 55% belum ada rencana
menikah. Sedangkan golongan umur mereka yang melakukan abortus: 34%
berusia antara 30-46 tahun, 51% berusia antara 20-29 tahun dan sisanya 15%
berusia di bawah 20 tahun.
2.3 Klasifikasi
Secara umum abortus dapat dibagi atas 2 macam, yaitu abortus alami
(natural, spontan) dan abortus buatan (provokatus), merupakan 80% dari semua
kasus abortus. Selanjutnya dikenal dua bentuk abortus provokatus yaitu: 1)
abortus provokatus terapetikus (legal); dan 2) abortus provokatus kriminalis.
Abortus kriminalis adalah tindakan pengguguran yang sengaja dilakukan
untuk kepentingan si pelaku, orang hamil dan yang membantu tanpa adanya
indikasi terapeutik. Secara hukum tindakan ini melanggar ketentuan yang berlaku.
Abortus kriminal dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri atau dengan
bantuan orang lain (dokter, bidan, perawat, dukun beranak dan lain-lain).
Tindakan ini biasanya dilakukan sejak yang bersangkutan terlambat datang bulan
dan curiga akibat hamil. Biasanya kecurigaan ini datang pada minggu ke-5 sampai
minggu ke-10. Kecurigaan adanya kehamilan dapat diketahui lebih dini karena
sudah ada alat tes kehamilan yang dapat mendiagnosa kehamilan secara pasti.
1. Dengan obat-obatan :
a. Antiprogestin
Dikenal dengan nama pil RU 486. Pil ini menimbulkan abortus dengan
mencairkan corpus luteum yang berfungsi mempertahankan kehamilan
muda. Biasanya digabung dengan prostaglandin.
b. Methotrexate.
Biasanya digabung dengan prostaglandin.
c. Prostaglandin.
Khasiatnya membuat rahim berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
e. Oksitosin.
Khasiatnya menyebabkan rahim berkontraksi.
Saat ini banyak dipakai obat-obat yang mengandung hormon estrogen dan
progestin untuk mereka yang terlambat haid. Sebenarnya obat-obat tersebut tidak
berkhasiat menggugurkan kandungan (abortus), tetapi hanya menimbulkan haid
bila tidak ada kehamilan. Jadi sifatnya hanya sebagam “tester”.
2. Dengan tindakan medik yaitu dengan:
a. Dilatasi dan Kuretase (D & K)
b. Penyedotan (suction curettage)
c. Dilatasi bertahap
d. Penggaraman (cairan garam hipertonik)
e. Histerotomi
3. Dengan cara tradisional yaitu seperti:
a. Melakukan kegiatan fisik yang berat/berlebihan seperti meloncat,
mengangkat barang berat.
b. Memasukkan daun atau batang tanaman tertentu ke dalam rahim.
c. Minum obat-obat tradisional seperti jamu.
Selain itu metode-metode yang dipergunakan biasanya disesuaikan dengan
umur kehamilan, semakin tua umur kehamilan semakin tinggi resikonya. Hal ini
perlu diketahui penyidik dalam kaitannya dengan pengumpulan barang-barang
bukti.
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada si-ibu adalah terjadinya
perdarahan hebat, kejang, infeksi dan kematian. Adapun komplikasi-komplikasi
tersebut diantaranya dikelompokkan:
a. Komplikasi Segera
(1) Syok dan Perdarahan: perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri,
sisa jaringan tertinggal, diastesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat
timbul pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.
(2) Refleks Vagal: Komplikasi ini hampir selalu terjadi pada tindakan abortus
yang dilakukan tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stres, gelisah dan
panik. Refleks vagal ini dappat menyebabkan henti jantung secara tiba-tiba.
(3) Emboli Udara: emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke
dalam uterus. Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan
juga gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan di saat yang sama
sistem vena endometrium dalam keadaan terbuka.
b. Komplikasi Tertunda
(1) Sepsis : sepsis dapat terjadi oleh lingkungan yang kotor, instrumen yang kotor,
dan adanya perforasi, Sepsis dapat diakibatkan oleh berbagai organisme
seperti Clostridium welchii, Clostridium tetani, E. Coli, golongan
staphylococcus dan streptococcus. Sepsis ini kemudian dapat menyebabkan
terjadinya hepatorenal failure.
(2) Tetanus: disebabkan oleh Clostridium tetani, dapat terjadi dalam 3 hari sampai
3 minggu.
(3) Komplikasi lain: seperti peritonitis
c. Komplikasi Jangka Panjang
Komplikasi ini terjadi jauh dikemudian hari seperti jaundice dan supresi
renal, endokarditis bakterial, emboli paru, pneumonia, empyema, meningitis, efek
racun obat-obatan yang digunakan untuk aborsi.
Kalau diteliti pasal 346 KUHP ini terdiri dari beberapa unsur. Unsur-unsur
tersebut dapat dibedakan menjadi unsur yang objektif dan unnsur yang subjektif.
Unsur objektifnya meliputi unsur Yang berkaitan dengn perbuatan yaitu adanya
perbuatan berupa menggugrkan atau mematikan kandungan. Disamping itu,
perbuatan tersebut dapat pula menyuruh orang lain melakukan penggguran atau
mematikan kandungan. Sedangkan unsur subjektifnya berkaitan dengan subjek
hukum yaitu pelaku. Dalam hal ini adalah seorang yang mempunyai niat atau
kehendak yang dikenal dengan pengertian sengaja. 8
Secara terperinci unsur-unsur pasal 346 KUHP ini adalah sebagai berikut :
- Seorang perempuan
- Dalam keadaan mengandung
- Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannnya
- Atau menyuruh untuk menggurkan atau mematikan kandungannya.
Seorang wanita itu baru bisa dikatakan menggugurkan kandungan apabila
adanya kesengajaan sebagaimana yang diisyaratkan oleh pasal 346 KUHP.
Sebaliknya apabila tidak ada kesengajaan, maka hal ini tidaklah bisa dikatakan
sebagai perbuatan menggugurkan. Hal ini lazimnya disebut sebagai keguguran
atau istilah medisnya dikenal dengan abortus spontan. 8
Unsur-unsur objektif dari pasal 347 ayat 1 KUHP adalah : (i) perbuatan
pengguguran atau mamatikan kandungan seorang wanita, (ii) kandungan tersebut
adalah kandungan orang lain, (iii) tanpa persetujuan wanita yang mengandung. 8
Unsur-unsur subjektifnya dapat diperinci sebagai berikut : (i) dilakukan
oleh seseorang, (ii) dengan sengaja.8
Kalau diteliti rumusan pasal 347 KUHP, maka yang dikenai sanksi adalah
yang melakukan perbuatan penggugguran tersebut, sedangkan wanita yang hamil
trsebut tidak dikenai sanksi pidana karena tidak mempunyai niat untuk
menggugurkan kandungannya. 8
Dalam hal orang-orang tersebut dia atas melakukan kejahatan berdasarkan pasal-
pasal tersebut di atas, berarti orang-orang tersebut melakukan perbuatan pidana
dengan melanggar suatu kewwajiban kasus dari jabatannya (profesinya).
Sebagaimana yang diisyaratkan oleh pasal 52 KUHP yang menyebutkan:
“Bilamana seorang pejabat karena melakukan perbuatan pidana melanggar suatu
kewajiban khusus dari jabatannya, atau pada waktu melakukan perbuatan pidana
memakai kekuasaan, kesempatan atau sarana yang diiberikan kepadanya karena
jabatannya, pidana dapat ditambah sepertiganya.”. Selain itu orang-orang tersebut
bisa dituduh melanggar kode etik. 8
Unsur-unsur pasal 299 ayat 1 KUHP dapat diperinci sebagai berikut : (i)
dengan sengaja merawat atau mengobati wanita yang hamil, (ii) menyuruh
melakukan atau melakukan sesuatu perbuatan terhadap wanita yang hamil, (iii)
dengan memberitahukan atau menerbitkan harapan padanya, (iv) untuk mencegah
kehamilannya. 8
Adanya pasal 299 KUHP perihal abortus, mempunyai tujuan agar
perbuatan abortus segera dapat dituntut tanpa harus menunggu sampai terjadinya
pengguguran.. 8
Pasal-pasal lain dalam KUHP yaitu seperti:
KUHP Pasal 283
Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan kandungan kepada anak
dibawah usia 17 tahun/dibawah umur, hukuman maksimum 9 bulan.
KUHP Pasal 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian
itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 80.
Barangsiapa dengan sengaja melakukan tindakan medik tertentu terhadap ibu
hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
2.8 Kesimpulan
Abortus atau penguguran kandungan adalah berakhirnya kehamilan,
sebelum fetus dapat hidup sendiri di luar kandungan. Abortus dapat dibagi atas 2
macam, yaitu : 1) Abortus alami (natural, spontan; dan 2) Abortus buatan
(provocatus), ada dua macam yaitu: 1) abortus provokatus terapetikus (legal); dan
2) abortus provokatus kriminalis.
Abortus provokatus kriminalis adalah tindakan pengguguran yang sengaja
dilakukan untuk kepentingan si pelaku, orang hamil dan yang membantu tanpa
adanya indikasi terapeutik. Secara hukum tindakan ini melanggar ketentuan yang
berlaku yaitu berdasarkan KUHP dan UU Kesehatan dan memerlukan pembuktian
salah satunya dengan pemeriksaan forensik. Pemeriksaan forensik yang dilakukan
yaitu pemeriksaan korban hidup, pemeriksaan korban mati (post-mortem), dan
pemeriksaan korban janin.
Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya ketika
dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia
melahirkan anak.
3.2 Undang-Undang
-Pasal 341 : Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada
saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling
lama 7 tahun.
-Pasal 342 : Seorang ibu, yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena
takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuahan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun.
-Pasal 343 : Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi
orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan dengan rencana.
3.5 Kesimpulan
• Bayi viable atau tidak
• Bayi lahir hidup atau lahir mati
• Apa sebab kematiannya
• Berapa lama bayi sempat hidup di luar kandungan
Contoh Bunyi Kesimpulan
• Telah diperiksa jenazah bayi perempuan yang baru lahir
• Bayi dalam keadaan mampu hidup di luar kandungan dan dilahirkan dalam
keadaan hidup
• Penyebab kematiannya adalah karena kekurangan oksigen akibat
pembekapan tidak lama setelah kelahirannya