Anda di halaman 1dari 28

Neuritis Optik

Oleh : Nindya Abelina


Pembimbing : dr. Rosmeryati Manalu, Sp. M
NERVUS OPTIKUS

• Nervus optikus adalah saraf yang membawa rangsang dan


retina menuju otak.

• Saraf optik terdiri dari 1 juta lebih akson-akson yang


berasal dari lapisan sel ganglion retina yang memanjang
ke arah korteks oksipital.

• Panjang saraf optik berkisar antara 35-55 mm


(rata-rata 40 mm) dan secara anatomis terbagi menjadi
segmen intaokular, intraorbital, intrakanalikular dan
intakranial yang berakhir sebagai kiasma optik.
• Nervus optikus memiliki panjang sekitar 47-50 mm
• Intraocular (1 mm) : menembus sklera (lamina kribrosa),
koroid dan masuk ke mata sebagai papil disk.

• Intraorbital (30 mm) : memanjang dari belakang mata


sampai ke foramenoptik, dikelilingi oleh annulus zinn
dan origo dari ke empat otot rektus. Sebagian serat otot
rektus superior berhubungan dengan selubung saraf nervus
optikus dan berhubungan dengan sensasi nyeri saat
menggerakkan mata pada neuritis retrobulbar.

• Intrakanalikular (6-9 mm) : sangat dekat dengan arteri


oftalmika yang berjalan inferolateral dan melintasi secara
oblik

• Intrakranial (10 mm) : melintas di atas sinus kavernosus


kemudian menyatu membentuk kiasma optikum.
NEURITIS OPTIK
definisi
• peradangan atau demielinisasi saraf
optik akibat berbagai macam
penyakit.
• suatu inflamasi saraf optik yang
biasanya idiopatik dan dapat
disertai dengan multiple sklerosis
pada beberapa kasus.
Neuritis Optik
Neuritis retrobulbar Papilitis Neuroretinitis
oMemiliki gambaran oDitandai dengan o Ditandai dengan
diskus optik pada awal hiperemia dan edema papilitis dengan
penyakit karena proses pada diskus yang gambaran macular star
patologis tidak mengikut berkaitan dengan terdiri dari hard exudates.
sertakan papil optik. perdarahan berbentuk Lesi makula semakin
oMerupakan tipe api (flame-shaped) jelas terlihat dalam
tersering pada orang didaerah peripapil. beberapa hari-minggu
dewasa dan sering o Merupakan tipe dan bertambah jelas bila
berkaitan dengan tersering pada anak- edema pada diskus optik
multipel sklerosis (MS) anak. telah mereda.
oNeuroretinitis
merupakan tipe
terjarang dan sering
berkaitan dengan infeksi
virus dan penyakit cat-
scratch fever
Classification of optic neuritis
Retrobulbar neuritis Neuroretinitis
(normal disc) Papillitis (papillitis, macular star)
(hyperaemia and
oedema)

• Demyelination • Cat-scratch fever


( most common ) • Viral infections
• immunization • Lyme disease
• Sinus-related (ethmoiditis) in children (bilateral)
• Lyme disease
• Syphilis
• Demyelination (uncommon)
• Syphilis
Etiologi
• Demielinisasi, merupakan penyebab tersering.
• Parainfeksi, terjadi setelah infeksi virus atau
imunisasi.
• Infeksi, dapat berhubungan dengan sinus, atau
berhubungan dengan cat-scratch fever, sifilis,
penyakit Lyme, dan gondongan.
epidemiologi
• Insidensi neuritis optikus dalam populasi
per tahun diperkirakan 5 per 100.000 sedangkan
prevalensinya 115 per 100.000.
• Sebagian besar mengenai usia 20 sampai dengan
40 tahun.
• Wanita lebih umum terkena dari pada pria.
PATOFISIOLOGI
• Dasar patologi inflamasi, demielinisasi dari saraf optik
• Plak di otak dengan perivascular cuffing, edema pada
selubung saraf yang bermielin, dan pemecahan mielin
• Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat
mendahului demielinisasi
• demielinisasi yang terjadi pada neuritis optik diperantarai oleh
imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum
diketahui
• Aktivasi sistemik sel T pelepasan sitokin dan agen-agen
inflamasi yang lain.
• Aktivasi sel Bmelawan protein dasar mielin
Tanda & Gejala Klinis
• Gambaran akut:
• Hilang penglihatan
• Nyeri pada mata yang semakin memberat bila bola mata digerakkan
• Defek pupil aferen
• Defek lapang pandang  skotoma sentral
• Papilitis dengan hiperemia dan edema diskus optik
• Fotopsia
• Buta warna
• Perdarahan peripapil
Tanda & Gejala Klinis
• Gambaran kronik:
• Kehilangan penglihatan secara persisten.
• Defek pupil aferen relatif
• Desaturasi warna, terutama warna merah.
• Diskus optik terlihat mengecil dan pucat, terutama didaerah
temporal. Pucatnya diskus meluas sampai batas diskus ke serat
retina peripapil
Diagnosis
Anamnesis
• Pandangan berkabut atau visus yang kabur, kesulitan membaca,

adanya bintik buta, perbedaan subjektif pada terangnya cahaya,


persepsi warna yang terganggu,hilangnya persepsi dalam atau
kaburnya visus untuk sementara.
• Penglihatan yang kabur (visus turun) mendadak
• Riwayat demam atau imunisasi sebelumnya  anak, faktor
risikoleh sklerosis multipel  dewasa
• Rasa sakit pada mata, terutama ketika mata bergerak
Diagnosis
Pemeriksaan Fisis
• Pemeriksaan visus
• Pemeriksaan lapang pandang
• Setelah 7 bulan, 51 % kasus memiliki lapangan pandang yang
baik
• Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya
langsung yang menurun atau hilang
• Penglihatan warna
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Funduskopi
• Perubahan awal  papilitis, normal
• Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap
• Perubahan lanjut
• MRI (magnetic resonance imaging)
• nervus optikus dan korteks serebri
• Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah
• melihat proses infeksi atau inflamasi
• Slit lamp
Edema nervus optikus pada neuritis optikus
Neuritis optik parainfeksius
• Setelah infeksi viral: campak, mumps, cacar air, difteria, dan
demam glandular.
• Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
• Anak-anak lebih sering daripada dewasa
• 1 – 3 minggu setelah infeksi viral kehilangan visus mendadak
pada kedua mata
• Gejala neurologis yang lain: sakit kepala, kejang, atau
ataksia (meningoensefalitis) (+)
• Oftalmoskop: papilitis bilateral, neuroretinitis atau diskus
optikus yang normal
• Biasanya, sembuh sendiri dengan visus kembali normal
Neuritis optik infeksius
• Neuritis optik sinusitis: serangan unilateral terjadi berulang yang
disertai dengan sakit kepala hebat dan sinusitis etmoidalis akut
• Demam cat-scratch: infeksi sistemik swasirna dengan
limfadenopati regional yang didahului oleh cakaran kucing
• penyebannya Bartonella henselae,
• neuroretinitis unilateral maupun bilateral
• efektif dengan antibiotik rifampicin dan siprofloksasin
• pemulihan visus terjadi 1–4 minggu setelah terapi dimulai
• Sifilis: penyebab papilitis akut atau neuroretinitis pada stadium
pertama dan kedua, dapat unilateral maupun bilateral, disertai
vitritis ringan
Neuritis optik infeksius
• Penyakit Lyme: infeksi spirochaeta penyebab neuroretinitis,
dapat pula menyebabkan neuritis akut retrobulbar
• seftriakson intravena 2 g per hari selama 14 hari.8
• Meningitis kriptokokus: pasien AIDS, kehilangan visus akut
• Herpes zoster oftalmikus: vaskulitis maupun invasi neuron
secara langsung, prognosis buruk
• Neuromielitis optika (penyakit Devic’s): jarang, neuritis optik
bilateral dan mielitis tranversa, pada beberapa kasus merupakan
bentuk akut dan berat dari multipel sklerosis, 50% pasien
meninggal dalam dekade pertama karena paraplegia, prognosis
lebih baik pada pasien dengan multipel sklerosis
Neuritis Optik Papiledema Neuropati Optik
Iskemik
Gejala Visus Visus sentral hilang Visus tidak hilang; Defek akut lapang
cepat, progresif, kegelapan yang pandang; ketajaman
jarang ketajaman transien bervariasi – turun
dipelihara akut
Lain Bola mata pegal; Sakit kepala, mual, Biasanya nihil;
sakit bila muntah, tanda fokal
digerakkan; sakit alis neurologis lain
atau orbita
Sakit bergerak Ada Tidak ada Tidak ada
Bilateral Jarang pada orang Selalu bilateral Khas unilateral pada
dewasa; sering pada stadium akut
anak-anak
Gejala Tidak ada isokoria; Tidak ada isokoria; Tidak ada isokoria;
Pupil Reaksi sinar Reaksi normal Reaksi sinar
menurun pada sisi menurun pada sisi
neuritis infark disk
Penglihatan warna Turun Normal
Ketajaman visus Biasanya menurun Normal Bervariasi
Lapang pandang Skotoma sentral Membesar; ada blind Skotoma sentral
spot
Sel badan kaca Ada Tidak ada Tidak ada
Penatalaksanaan

• hasil MRI bila terdapat minimum 1 lesi demielinasi tipikal


regimen selama 2 minggu :
• 3 hari pertama beri Methylprednisolone 1kg/kg/hari i.v
• 11 hari setelahnya dilanjutkan dengan Prednisolone
1mg/kg/hari oral
• Tapering off dengan cara 20 mg prednisone oral untuk
hari pertama (hari ke 15 sejak pemberian obat) dan 10
mg prednisone oral pada hari ke-2 sampai ke-4
• hasil MRI bila 2 atau lebih lesi demielinasi
• Merujukan pasien ke spesialis neurologi untuk terapi
interferon -1intramuskular seminggu sekali selama
28 hari.

• Tidak ada lesi demielinasi dari hasil MRI


• Risiko terjadi MS rendah, kemungkinan terjadi sekitar
22% setelah 10tahun kemudian
• Intravena steroid dapat digunakan untuk mempercepat
pemulihan visual
• MRI lagi dalam 1 tahun kemudian
Prognosis
• Rasa sakit hilang dalam beberapa hari
• Pemulihan ketajaman penglihatan  92% pasien.
• Jarang yang mengalami kehilangan penglihatan
progresif
• Penglihatan tidak dapat sepenuhnya kembali normal

Anda mungkin juga menyukai