Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada tahun 1895, seorang ahli bedah Swiss, Fritz de Quervain, menerbitkan

lima laporan kasus pasien dengan nyeri karena penebalan kompartemen dorsal

pertama pada pergelangan tangan. Kondisi ini kemudian dinamakan sesuai dengan

nama penemunya yaitu de Quervain tenosynovitis. Hal yang sama dilaporkan pada

tahun 1893 dalam edisi grays anatomi dengan nama “washerwoman sprain”

disebabkan oleh penebalan selubung tendon pada kompartemen satu ekstensor

polisis brevis dan abduktor polisis longus, dapat terjadi akibat penggunaan yang

berlebihan tetapu dapat juga terjadi secara spontan, terutama pada wanita usia

pertengahan dan kadang-kadang selama kehamilan. Pada awalnya Fritz de

Quervain mendeskripsikan penyakit ini dengan apa yang kita kenal sebagai

tenovaginitis yaitu proliferasi jaringan fibrosa retinakulum otot-otot ekstensor dan

tendon sheath dari otot ekstensor polisis brevis dan otot abduktor polisis longus.

Beberapa tahun kemudian, terjadi stenosis tenosynovitis dari kedua tendon tersebut

(kompartemen dorsal pertama) hingga kemudian penyakit ini dikenal dengan nama

de Quervain tenosynovitis.1,2,6

Sindroma de Quervain atau dalam beberapa literature disebut sebagai de

Quervain tenosynovitis, merupakan gangguan yang ditandai dengan nyeri dan

bengkak pada sisi ibu jari pergelangan tangan pada prosesus styloideus radialis.3

Sindroma de Quervain merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah

prosesus stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abductor

Referat: De Quervain Syndrome 1


polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi radius distal dan jepitan pada

kedua tendon tersebut. Pasien dengan kondisi yang seperti ini biasanya datang

dengan nyeri pada aspek dorso lateral dari pergelangan tangannya dengan nyeri

yang berasal dari arah ibu jari atau lengan bawah bagian lateral.4,5,7

Gambar 1. Gambar skematis sindroma de Quervain

Gambar 2. Area nyeri pada sindroma de Quervain

Referat: De Quervain Syndrome 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. EPIDEMIOLOGI

Hingga saat ini belum ditemukan adanya korelasi yang nyata antara insiden

De Quervain Syndrome dengan sejumlah ras tertentu. Meskipun penyakit seperti

ini sering dijumpai pada pria dan wanita, tetapi De Quervain Syndrome

menunjukkan jumlah yang siknifikan dimana lebih banyak terjadi pada wanita

dibandingkan pada pria. Beberapa sumber bahkan memperlihatkan rasio yang

sangat tinggi pada wanita dibandingkan pada pria, yaitu 8:1. Menariknya, banyak

wanita yang menderita De Quervain Syndrome selama kehamilannya atau selama

periode postpartum.8

Dalam sebuah studi besar berbasis masyarakat di Inggris, prevalensi

terjadinya sindroma de Quervain rata-rata 0,5 persen untuk pria dan 1,3 persen

wanita di antara orang dewasa usia kerja pada populasi umum. Sindroma ini

diperkirakan telah menghasilkan hilangnya 2 juta hari kerja di Jerman per tahunnya.

Sindroma de Quervain paling sering didiagnosis di kalangan perempuan pada

dekade keempat atau kelima mereka.8

B. ETIOLOGI

Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi inflamasi tendo yang terjadi

berhubungan dengan gesekan yang berlebihan/berkepanjangan antara tendo dan

pembungkusnya, terjadi misalnya pada wanita yang pekerjaannya memeras kain.7

Referat: De Quervain Syndrome 3


Sindroma de Quervain relatif umum terjadi, terutama di kalangan orang-

orang yang melakukan aktivitas berulang menggunakan tangan mereka. Sekretaris

dan pekerja perakitan mewakili pasien yang khas.10

Gambar 3. Aktivitas berlebihan dan berulang pada tangan

Tendon dari otot abductor polisis longus dan ekstensor polisis brevis ditahan

oleh prosesus styloidus radialis dengan retinakulum ekstensor berada di atasnya.

Setiap penebalan tendon oleh karena trauma akut dan berulang menahan pergerakan

tendon melalui sarungnya. Upaya gerakan ibu jari, terutama bila dikombinasikan

dengan deviasi radial atau ulnar dari pergelangan tangan dapat menyebabkan rasa

sakit oleh karena peradangan dan pembengkakan.1

Gambar 4. Skematis pembengkakan dan peradangan pada sindroma de


Quervain

Referat: De Quervain Syndrome 4


C. ANATOMI

Gambar 5. Anatomi otot lengan bawah

Muskulus abductor policis longus dan muskulus extensor policis brevis

berasa ldari bagian dorsal radius dan ulna serta dari membrana interossea

anterbrachii. Tendo otot-otot ini berjalan melewati kanal pertama oseofibrosa. Saat

ibu jari berada pada posisi ekstensi, tendo M. ekstersor policis brevis dan M.

ekstensor policis longus membentuk tepi ruang di antaranya yang sering disebut

anatomical snuff box.11

Referat: De Quervain Syndrome 5


Gambar 6. Sarung tendo pada punggung tangan

Di bawah Retinoculum musculorum ekstensorum, tendo otot-otot ekstensor

berada dalam enam kanal osteofibrosa. Pada sebaguan besar manusia, tendo-tendo

dilapisi oleh sarung tendo untuk mengurangi friksi antara Retinaculum dan tulang

pergelangan tangan saat pergerakan tendo.11

D. PATOFISIOLOGI

Pembungkus fibrosa dari tendo abduktor polisis longus dan ekstensor

polisis brevis menebal dan melewati puncak dari prosesus stiloideus radius.

Penebalan yang terjadi ditandai dengan tanda-tanda peradangan. Bila sel-sel atau

jaringan-jaringan tubuh mengalami cidera atau mati, selama pejamu masih bertahan

hidup, jaringan hidup di sekitarnya membuat suatu respons mencolok yang disebut

peradangan. Yang lebih khusus, peradangan adalah reaksi vascular yang

Referat: De Quervain Syndrome 6


menimbulkan cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi dara ke jaringan-

jaringan interstisial di daerah cedera atau nekrosis. Penyebab-penyebab peradangan

banyak dan bervariasi, dan penting untuk memahami bahwa peradangan dan infeksi

tidak sinonim. Dengan demikan, infeksi (adanya mikro organisme hidup di dalam

jaringan) hanya merupakan salah satu penyebab peradangan. Peradangan dapat

terjadi dengan mudah dalam keadaan yang benar-benar steril, seperti pada saat

sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah.7,12

E. GAMBARAN KLINIS

Kelainan ini sering ditemukan pada wanita umur pertengahan. Gejala yang

timbul berupa nyeri bila menggunakan tangan, khususnya tendo abduktor polisis

longus dan ekstensor polisis brevis. Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan

pada daerah prosesus stiloideus radius, dapat teraba nodul akibat penebalan

pembungkus fibrosa serta rasa nyeri pada adduksi pasif dari pergelangan tangan

dan ibu jari. Bila tangan dan seluruh jari-jari dilakukan deviasi ulnar, penderita

merasa nyeri oleh karena jepitan kedua tendo diatas dan disebut uji Finskelstein

positif.7

Gambar 7. Uji Finskelstein pada penderita penyakit de Quervain

Referat: De Quervain Syndrome 7


F. MEKANISME DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Pasien sering mengeluh nyeri dan rasa tidak nyaman pada daerah prosesus

stiloideus radius, nyeri ini diperparah oleh gerakan pergelangan tangan dan ibu

jari, dan dengan mempertahankan postur pergelangan tangan untuk jangka

waktu yang lama. Kekuatan untuk mencubit dan menggenggam juga dapat

berkurang. Pasien mungkin juga mengalami gejala seperti mati rasa,

kesemutan, terbakar, dan kram.10

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Pemeriksaan harus dimulai dengan hati-hati yang pada pergelangan

tangan. Pembengkakan lokal mungkin terlihat di pergelangan tangan

lateralis posterior dekat prosesus stiloideus radius. Dengan telitih arus

mencari adakah kecacatan, kemerahan, perubahan kulit dan kontur saat

mengangkat pergelangan tangan.10

b. Palpasi

Palpasi untuk mencari nyeri tekan, bengkak, atau jaringan yang meradang

pada otot dan tendon pada kompartemen dorsal pertama pergelangan

tangan. 10

c. Tes Finkelstein

Mungkin temuan paling klasik pada sindroma de Quervain adalah tes

Finkelstein positif. Pasien diinstruksikan untuk membuat tinju dengan ibu

jari dibungkus jari lainnya. Pemeriksa kemudian melakukan deviasi ulnar

Referat: De Quervain Syndrome 8


pasif pada pergelangan tangan si pasien yang dicurigai di mana dapat

menimbulkan keluhan utama berupa nyeri pergelangan tangan daerah

dorsolateral. 10

Gambar 7. Uji Finskelstein

d. Pemeriksaan radiologi

Umumnya, pemeriksaan radiologi tidak diperlukan untuk tenosinovitis.

Pemeriksaan ini mungkin berguna untuk dalam menilai sendi jika ada

perubahan degeneratif atau untuk menyingkirkan diagnosa lainnya.

Pemeriksaan ini juga dapat membantu dalam mengesampingkan

rheumatoid arthritis (RA) karena dapat dikaitkan dengan sindroma de

Quervain.10

e. Tes laboratorium

Tidak ada penelitian laboratorium yang secara langsung mendukung

diagnosis sindroma de Quervain. Tes laboratorium dapat membantu dalam

Referat: De Quervain Syndrome 9


mengesampingkan rheumatoid arthritis atau gangguan inflamasi lain jika

diperlukan.10

G. DIAGNOSA BANDING

Menurut Dr. Jason D. Nyman dalam jurnalnya yang terbit tahun 2012, adapun

diagnosa banding dari sindroma de Quervain adalah sebagai berikut:

1. Ganglion dorsalis pada pergelangan tangan

2. Osteoarthritis

3. Kienbock disease

4. Arthritis degeneratif

5. Cervical radiculopathy

6. Sindroma terowongan karpal

7. Cheiralgia paresthetica atau neuropati pada sensorik dari nervus radial

8. Fraktur scaphoid yang tampak sebagai nyeri pada daerah snuff box pada

kompartemen dorsal pertama

9. Intersection syndrome

10. Subluksasi, disfungsi sendi atau iritasi tulang karpal termasuk skafoid dan

tulang lunatum.

H. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi rasa sakit dan mengembalikan

fungsi tangan. Perawatan suportif termasuk:13

1. Membatasi kegiatan ibu jari dan pergelangan tangan.

2. Terapi es untuk membantu meringankan pembengkakan.

Referat: De Quervain Syndrome 10


3. Bidai pada jempol untuk mendukung dan memungkinkan pergelangan tangan

untuk beristirahat

4. Obat seperti obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID)

Pada tahap awal diberikan analgesik atau injeksi lokal kortikostreoid serta

mengistirahatkan pergelangan tangan, tetapi kadang-kadang penyembuhan ini

hanya bersifat sementara. Operasi dilakukan pada penderita yang resisten atau

untuk meredakan nyeri secara permanen.7

I. PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini umumnya baik. Pada kasus-kasus dini, biasanya

berespon dengan baik pada terapi konservatif. Sedangkan pada kasus-kasus lanjut

dan tidak memberikan respon yang baik dengan terapi konservatif, dilakukan

tindakan bedah untuk dekompresi pada kompartemen dorsal pertama dari

pergelangan tangan. Umumnya berlangsung dengan baik, morbiditas yang dapat

terjadi jika terjadi komplikasi pasca operasi misalnya adhesi tendo atau subluksasi

volar pada tendon.14

Referat: De Quervain Syndrome 11


BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sindroma de Quervain merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah

prosesus stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abductor

polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi radius distal dan jepitan pada

kedua tendon tersebut.

Kelainan ini sering ditemukan pada wanita umur pertengahan. Pada

pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus stiloideus radius, dapat

teraba nodul akibat penebalan pembungkus fibrosa serta rasa nyeri pada adduksi

pasif dari pergelangan tangan dan ibu jari. Bila tangan dan seluruh jari-jari

dilakukan deviasi ulnar, penderita merasa nyeri oleh karena jepitan kedua tendo

diatas dan disebut uji Finskelstein positif.

Pada tahap awal terapi untuk sindroma de Quervain diberikan analgesik atau

injeksi lokal kortikostreoid serta mengistirahatkan pergelangan tangan. Operasi

dilakukan pada penderita yang resisten atau untuk meredakan nyeri secara

permanen.

Prognosis penyakit ini umumnya baik. Pada kasus-kasus dini, biasanya

berespon dengan baik pada terapi konservatif. Sedangkan pada kasus-kasus lanjut

dan tidak memberikan respon yang baik dengan terapi konservatif, dilakukan

tindakan bedah untuk dekompresi pada kompartemen dorsal pertama dari

pergelangan tangan.

Referat: De Quervain Syndrome 12


DAFTAR PUSTAKA

1. Meals, Roy. A, De Quervain Tenosynovitis, available at

http://emedicine.medscape.com/article/1243387-overview#showall, last

updated July 2016.

2. Foye, PM, de Quervain’s Tenosynovitis, available at

http://www.emedicine.com/pmr/topic36.htm, last updated April 2016.

3. Peters-Veluthamaningal C, van der Windt DAWM, Winters JC, Meyboom-

de Jong B. Corticosteroid injection for de Quervain's tenosynovitis.

Cochrane Database of Systematic Reviews 2009, Issue 3. Page 55.

4. Wright, PE. Carpal Tunnel, Ulnar Tunnel, and Stenosing Tenosynovitis

in Campbell-Operative Orthopaedics, 10th Edition Part XVIII, chapter

73, 2004.

5. Slviya A and Wilson N. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6. EGC, 2006.

6. Chaidir, M. Rizal. Tenosynovitis. Bag/UPF Orthopaedi & Traumatologi

FKUP/RSHS, Bandung, 1999.

7. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. PT. Yarsif

Watampone, Jakarta, 2012: 214 - 215.

8. Read HS, Hooper G, Davie R. Histological appearances in post-partum

de Quervain's disease. J Hand Surg [Br] 25 (1), 2000: 70–2.

Referat: De Quervain Syndrome 13


9. Stephane Stahl, et al. Systematic Review and Meta-Analysis on the

Work-Related Cause of de Quervain Tenosynovitis: A Critical

Appraisal of Its Recognition as an Occupational Disease. Article in

Plastic and Reconstructive Surgery. Germany, 2013.

10. Nyman, Jason D., de Quervain’s Tenosynovitis:A Clinical Review and

Novel Approach to Treatment Using Trigenics®. Available at

http://www.trigenics.com/trigenics/journals/de_Quervains_Tenosynovitis.

html, last updated December 2002.

11. F, Paulsen and J, Waschke. Sobotta, Atlas Anatomi Manusia: Anatomi

Umum dan Sistem Muskuloskeletal Jilid 1 Edisi 23, Jakarta: EGC, 2012.

Hal: 184 – 187.

12. Lane LB, Boretz RS, Stuchin SA. 2001. Treatment of de Quervain's

disease role of conservative management. J Hand Surg [Br]

Jun;26(3):258–260.

13. Polsdorfer, R, de Quervain’s Tenosynovitis, available at

http://healthlibrary.epnet.com, last updated November 2011.

14. Dewi, Fitri Kusuma. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi De

Quervain Syndrome Dextra dengan Modalitas Infra Red, Ultra Sound,

dan Terapi Latihan di Puskesmas Kartasura. Naskah Publikasi. Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2013.

Referat: De Quervain Syndrome 14

Anda mungkin juga menyukai